Mr Lu, Let's Get Married! - Bab 145 Memanjakannya

“Menyerangku?” Jefferson Lu mengerutkan alisnya dan berpikir sejenak. Dia merasa hal ini tidak begitu sederhana.

Dia juga tidak bisa mengatakan mana yang salah. Tetapi, dia selalu ada firasat bahwa apa yang diinginkan Andreas Zhuo bukan hanya pasar Vogue Bonds Co., Jefferson Lu merasa dia perlu berkomunikasi lagi dengan orang Golden Company International.

Dan pertemuan kebetulan seperti ini adalah keahlian Jaxon Nan.

“Aku dengar Tuan Liu sangat suka bermain golf.” Setelah Jaxon Nan selesai makan jeruk dan membuat lingkaran dengan kulit jeruk di atas meja kopi, dia pun berjalan keluar dari kantor ruangan Jefferson Lu.

Setelah Jefferson Lu membaca beberapa dokumen, dia menelepon nomor Jasmine Zhao ketika dia melihat sudah waktunya pulang kerja.

“Sudah selesai bekerja?”

“Ya……” Jasmine Zhao mengunci pintu studio. Dia tidak tahu harus berkata apa, berkata bertemu di tempat parkir? Kedengarannya seperti mereka sedang pacaran diam-diam.

Sebuah suara tawa pria terdengar dari ponsel Jasmine Zhao, nada bicara pria itu sangat lembut dan mempesona, “Kalau begitu, ayo pulang bersama.”

Hati Jasmine Zhao menjadi luluh setelah mendengar kalimat ini. Dia merasa tekanan yang dia rasakan hari ini juga langsung menghilang.

Keduanya diam-diam saling memahami dan tidak mengungkit masalah rumor tersebut.

Jefferson Lu tidak bertanya karena dia tidak ingin memberi jaminan kepada Jasmine Zhao tanpa ada hasil. Oleh karena itu, dia hanya bisa diam-diam melindungi Jasmine Zhao dengan sekuat tenaganya.

Sementara itu, Jasmine Zhao tidak tahu bagaimana dia harus mengungkapkannya. Kadang-kadang, semua orang memahami dan masalah hanya akan semakin rumit jika dikatakan. Dia percaya bahwa waktu akan menyelesaikan segalanya.

Menu makanan malam hari ini adalah makanan kesukaan Jasmine Zhao yaitu rebung. Jika dipikir-pikir, ketika mereka bersama, Jefferson Lu selalu mengingat makanan yang Jasmine Zhao bilang enak.

Pria seperti ini, bagaimana mungkin hatinya tidak tergerak.

“Aku telah membuat janji di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaanmu besok. Aku akan menemanimu ke sana.” Jefferson Lu berkata sambil merapikan mangkuk dan sumpit.

Jasmine Zhao mengangguk dan mengiyakan.

Jasmine Zhao sekarang telah bisa menerima perlakuan baik dari Jefferson Lu kepada dia dan bayinya. Dia juga harus mengakui bahwa keberadaan Jefferson Lu telah meringankan banyak bebannya. Jika dia ingin bekerja dengan tenang dan menjaga bayinya dengan baik, dia pasti akan merasa sangat lelah memikul semua beban ini.

Selesai mandi, Jasmine Zhao baru saja bersiap-siap hendak kembali ke kamarnya, Jefferson Lu menyodorkan segelas susu ke tangannya, “Habiskan.”

“Kalau makan terus, apakah asupan nutrisi bisa terlalu berlebihan? Aku dengar, asupan nutrisi ibu hamil sekarang biasanya……” Suara Jasmine Zhao semakin mengecil karena Jefferson Lu terus menatapnya. Tatapannya seolah-olah tidak membiarkan Jasmine Zhao menolaknya.

Jasmine Zhao mengambil susu tersebut dan meneguknya.

Selanjutnya, dia melihat Jefferson Lu menujukkan ekspresi yang puas, mengusap kepalanya dan kemudian berbalik berjalan ke dalam ruang dapur.

Jasmine Zhao tiba-tiba merasa seperti telah menjadi hewan perliharaan seseorang. Jasmine Zhao naik ke tempat tidur dan mendengar langkah kaki Jefferson Lu. Dia menutup lampu dan berjalan kembali ke kamar tidurnya.

Sudut bibir Jasmine Zhao sedikit terangkat. Perlahan-lahan, dia pun tertidur.

Jasmine Zhao sedang bermimpi. Sepertinya dia telah kembali ke masa ketika dia merawat Jefferson Lu tiga tahun lalu. Tetapi, dia tidak koma dalam mimpi itu dan sudah lama terbangun. Mereka sarapan bersama dan berjemur matahari di taman bersama……

Dia sedang berlari dan mengejar Jefferson Lu sambil meneriaki namanya di dalam mimpi.

Ketika dia membuka mata, waktu sudah menunjukkan jam delapan pagi. Jasmine Zhao tersenyum pahit setelah teringat akan mimpi semalam. Dia berdiri dan merasa mual. Jasmine Zhao pun segera memakai sandalnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Mendengar suara dari dalam kamar Jasmine Zhao, Jefferson Lu segera meletakkan panci goreng dan berjalan ke dalam dengan cemas, “Ada apa? Tidak enak badan?”

Kali ini, Jasmine Zhao bukan hanya mual, tetapi dia benar-benar muntah. Lambungnya terasa tidak nyaman dan air matanya terus mengalir keluar. Jasmine Zhao baru bisa berdiri sambil menopang pada dinding setelah dia memuntahkan segala sesuatu dari dalam lambungnya.

Jefferson Lu memegang pinggangnya dan menopangnya dengan hati-hati.

“Masih ingin muntah?” Jefferson Lu dengan lembut menyeka mulut Jasmine Zhao. Dia takut kalau Jasmine Zhao tidak mempunyai tenaga untuk berjalan dan langsung menggendongnya ke tempat tidur. Melihat Jasmine Zhao menderita seperti ini, Jefferson Lu juga sakit hati.

“Sudah tidak apa-apa……” Jasmine Zhao membuka mulutnya, suaranya sangat serak dan lemah.

Jasmine Zhao juga tidak tahu bagian mana yang terasa tidak nyaman. Dia juga tidak yakin apakah karena kehamilannya sehingga membuat dia sama sekali tidak ada selera setelah mencium bau sarapan di ruang makan. Setelah dia beristirahat selama satu setengah jam, dia baru memaksakan dirinya untuk memakan sedikit bubur.

Setelah Jasmine Zhao memiliki sedikit tenaga, Jefferson Lu baru membawanya ke rumah sakit.

Dalam perjalanan, tangan Jasmine Zhao terus meraba perut kecilnya sendiri. Meskipun anaknya masih sangat kecil di perutnya, tetapi dia percaya bahwa dia memiliki koneksi dengan bayinya karena Jasmine Zhao terus berbicara dengannya dari dalam hati.

Jasmine Zhao berbicara kepada bayinya agar dia patuh dan mendengarnya serta mempercayainya.

Jefferson Lu tampaknya bisa melihat kecemasan Jasmine Zhao. Dia menjulurkan tangannya memegang ujung jari Jasmine Zhao, “Sudah hampir tiba.”

Karena mereka kebetulan telah membuat janji, ketika Jasmine Zhao dan Jefferson Lu tiba, Fiona Gu telah selesai bersiap-siap dan sedang menunggu mereka.

“Kondisinya lebih rumit dari yang diduga. Ini adalah beberapa indikator yang kurang stabil dan masih perlu melakukan pemeriksaan lagi. Selain itu, aku juga telah melihat diet Jasmine Zhao dan semuanya tidak ada masalah karena sesuai dengan resep yang telah ditentukan. Tetapi, ibu hamil lainnya sangat jarang memiliki kasus muntah parah seperti ini dan bahkan mual saja juga jarang.”

Fiona Gu bertanya lebih detail mengenai kebiasaan Jasmine Zhao akhir-akhir ini dan masih tidak dapat menemukan penyebabnya.

“Apakah kamu masih bekerja?” Fiona Gu tiba-tiba teringat, “Apakah intensitas pekerjaanmu terlalu besar akhir-akhir ini atau apakah lingkungan kerjamu mengalami perubahan? Kadang-kadang, faktor-faktor ini juga bisa mempengaruhi kondisi tubuh ibu hamil.”

Jasmine Zhao berpikir dengan serius, “Aku telah menyesuaikannya, mungkin saja bukan karena hal ini.”

Jefferson Lu yang berada di sisinya melihatnya. Dia juga kelihatannya sedang memikirkan sesuatu.

“Kalau begitu, setelah kamu kembali, kamu harus lebih berhati-hati. Jika situasi ini terjadi lagi, kamu harus segera menghubungiku. Bagaimanapun, kamu masih dalam trimester pertama, berbagai faktor bisa mempengaruhi kamu dan bayimu. Kamu harus lebih berhati-hati.” Fiona Gu mengatur beberapa prosedur pemeriksaan lagi, Jasmine Zhao juga kooperatif dan Jefferson Lu menemaninya sepanjang prosedur.

Kadang-kadang, ada orang yang menatapnya dengan cemburu tercampur dengan beberapa suara perdebatan iri.

“Dia sungguh bahagia bisa menemukan suami yang begitu tampan dan perhatian.”

“Makanya.”

Ketika Jasmine Zhao mendengar perkataan ini, wajahnya terlukis sebuah kebahagiaan dan juga ketidakberdayaan. Situasi dia saat ini, apakah ini termasuk kebahagiaan atau penderitaan?

Ketika mereka meninggalkan rumah sakit, tangan Jefferson Lu penuh dengan kantongan besar dan kecil. Selain makanan bergizi, ada juga buku-buku tentang kehamilan dan bayi. Jasmine Zhao telah mengukir sosok Jefferson Lu yang sedang serius memilih buku di dalam benaknya, dia ingin sekali mengambil ponselnya untuk memotret adegan tadi.

Dalam perjalanan pulang, Jasmine Zhao terus memikirkan satu hal. Jika dia melahirkan anak ini, kelak hubungan dia dan Jefferson Lu akan berubah menjadi seperti apa?

Sesampainya di rumah, Jefferson Lu membiarkan Jasmine Zhao untuk naik ke atas dulu. Lalu, dia berjalan kembali ke bawah untuk membawa barang-barang tersebut. Dia bersikeras untuk tidak membiarkan Jasmine Zhao membawa satu barang berat pun, Jasmine Zhao juga tidak bisa mengalahkannya dan hanya bisa mengkuti kemauan Jefferson Lu.

Ketika Jefferson Lu turun ke bawah, dia menelepon sekretarisnya dan menyuruh mereka segera membersihkan studio dan kantor ruangan Jasmine Zhao, bahkan seluruh lantai gedung juga harus dipastikan ventilasi udara dan kebersihannya.

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu