Unlimited Love - Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)

“Apa? Sakit perut?” Stanley Yan teringat dengan jus yang diantarkan pelayan ke dalam kamar bayi, seketika wajahnya menegang, langsung menggendong Angie Qin berjalan ke arah mobil yang terparkir tidak jauh.

“Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku!” Angie Qin memberontak ingin turun, Stanley Yan menundukkan kepalanya mengerutkan alis dengan tegang kemudian berucap, “Jangan bergerak! Aku akan segera mengantarmu ke rumah sakit sekarang! Jika terlambat, aku takut anak kita tidak bisa bertahan.”

“Apa?”

Mendengarnya yang berucap seperti itu, Angie Qin juga menjadi tegang, tiba-tiba merasa perutnya terasa lebih sakit daripada yang tadi.

Baru saja Stanley Yan mengendarai mobilnya mengantarkan Angie Qin ke rumah sakit, Nenek Yan dan Melinda Yan yang ada di dalam langsung mengetahuinya.

Nenek Yan tiba-tiba bangkit berdiri menatap Melinda Yan dengan dingin kemudian berucap, “Jika anak yang berada di dalam perut cucu menantuku, terjadi sesuatu, aku akan membuat perhitungan denganmu!”

Selesai berucap dia langsung meninggalkan Melinda Yan dengan wajah tidak bersalah kemudian segera keluar.

Melinda Yan tertegun beberapa detik, dengan wajah yang gelap memanggil seorang pengawal, “Awasi Katty Yun, tanpa ijinku jangan biarkan dia keluar dari kamar bayi sedikitpun!”

Selesai berucap dia juga segera keluar terburu-buru, disaat yang bersamaan Jefri Xiao dan Robin Xiao juga mendapatkan berita ini, hatinya merasa sangat khawatir ingin segera menuju rumah sakit.

Seluruh keluarga Xiao juga ikut menjadi panik.

Handphone Stanley Yan yang berada di dalam mobil terus berdering, membuatnya kesal hingga langsung mematikan handphonenya, menyetir sambil sesekali melirik Angie Qin dengan tegang, menenangkan perasaan Angie Qin.

“Tidak apa, jangan takut! Kita akan segera sampai di rumah sakit!”

Angie Qin menekan perutnya yang agak sakit, melihat wajah Stanley Yan yang tegang, takut terjadi sesuatu, menekan rasa takut di hatinya kemudian tersenyum berucap, “Stanley, aku tidak apa! Kamu jangan tegang, kurangi kecepatan, ini terlalu berbahaya!”

“Hmm!” Stanley Yan menjawab sejenak, namun kecepatan mobil tetap tidak berkurang, Angie Qin tidak berani mengatakan apapun lagi padanya, takut dia kehilangan fokus menyetirnya.

Suara debuman mobil terdengar memasuki rumah sakit, berhenti di depan ruang gawat darurat. Stanley Yan langsung turun dari mobil menggendong Angie Qin.

Dengan cepat menerobos masuk ke dalam, “Dokter” “Dokter” berteriak dengan kencang, saat Angie Qin dibawa masuk ke dalam ruang gawat darurat, Stanley Yan dihentikan, berdiri di depan menatap pintu ruang gawat darurat dengan khawatir.

Angie Qin berbaring di atas ranjang pasien, seorang dokter perempuan berusia sekitar empat puluhan segera datang bertanya dengan tenang, “Nona, kamu merasa bagian mana yang sakit?”

“Perutku” Angie Qin melihat perutnya yang terus dipeluknya. Kemudian mengerutkan alisnya dengan raut wajah yang bingung, “Kenapa sekarang sudah tidak sakit lagi?”

Dokter sedikit mengerutkan alisnya, “Tadi kamu mengatakan perutmu sakit, lalu sekarang sudah tidak sakit? Bisakah menjelaskan bagaimana rasa sakitnya?”

Angie Qin berpikir sejenak kemudain berucap, “Nyeri yang samar-samar, tidak terlalu parah!”

Dokter menganggukkan kepalana, memanggil seorang suster baru saja ingin memerintahnya, Angie Qin segera menambahkan. “Oh iya, dokter aku sedang hamil!”

Dokter menyuruh suster untuk menunggu sejenak, membungkukkan tubuhnya melakukan pemeriksaan padanya.

Angie Qin merasa sangat tegang hingga tidak berani menghembuskan nafasnya, dengan cepat dokter itu menegakkan tubuhnya tersenyum berucap, “Tidak terjadi apapun pada anakmu, tidak perlu terlalu tegang! Namun sakit perut pada ibu hamil bukanlah masalah kecil, nanti aku akan menyuruh orang untuk membawamu melakukan pemeriksaan, untuk melihat apa penyebabnya.”

Selesai berucap dokter menyuruhnya untuk berbaring istirahat sejenak. Kemudian membalikkan tubuhnya untuk keluar.

“Siapa keluarga dari Angie?”

“Aku! Aku suaminya!” mendengar suster yang berteriak, Stanley yan segera menghampirinya, bertanya dengan tegang, “Bagaimana istriku sekarang? Tadi dia terus mengatakan sakit perut, oh iya, dia juga sedang hamil!”

“Tuan, kamu tenang, istrimu dan anakmu baik-baik saja! Ini biaya pemeriksaan dokter, tolong anda melakukan pembayaran lebih dulu!”

Mendengar suster yang berucap seperti itu, Stanley Yan merasa sedikit lebih tenang, sisanya dia harus menunggu kepastian jika Angie Qin dan anak di dalam perutnya memang baik-baik saja dia baru merasa tenang.

Baru saja Stanley Yan menyelesaikan pembayaran mengantar Angie Qin ke kamar VIP B, Nenek Yan dan Melinda Yan berlari menghampiri.

Nenek Yan merasa tegang hingga kepalanya dipenuhi dengan keringat, bertanya pada Stanley Yan mengenai kondisi Angie Qin dan anak mereka.

Mendengar tidak terjadi apapun, untuk memastikan dia sedang melakukan pemeriksaan, Nenek Yan akhirnya menghela nafas lega, Melinda Yan yang berada di samping juga ikut menghela nafas lega.

Untung saja Angie Qin dan anak di perutnya tidak terjadi apapun, jika tidak akibatnya akan sangat fatal, hingga dia dan seluruh keluarga Xiao tidak bisa menahannya.

Saat Jefri Xiao dan Robin Xiao tiba, Angie Qin sudah selesai melakukan pemeriksaan yang sederhana, dan semuanya normal.

“Dokter, ini tidak benar! Jika semuanya normal, kenapa dia bisa tiba-tiba sakit perut?”

Stanley Yan mengerutkan alisnya dalam dengan wajah yang terlihat tidak percaya.

Dokter itu tersenyum, “Kamu jangan terlalu tegang! Hasil pemeriksaan tidak akan salah, mengenai sakit perut yang kamu katakan mungkin karena terkena angin, sedikit masuk angin, bagaimanapun hari ini angin cukup kencang, ditambah lagi dia ibu hamil. Lain kali lebih berhati-hati lagi maka tidak akan terjadi apapun!”

Semua orang benar-benar menghela nafas dengan lega, merasa semua ini hanyalah kepanikan yang berlebihan.

Angie Qin tidak ingin berlama-lama di rumah sakit, tidak terbiasa mencium aroma obat-obatan, ingin segera pulang, baru saja Stanley Yan ingin memapahnya untuk keluar, Nenek Yan menggelengkan kepalanya. “Karena sudah datang, tidak perlu buru-buru pergi! Sekalian saja lakukan pemeriksaan seluruhnya, jika ada suatu masalah maka bisa ditemukan dengan cepat!”

Walaupun Angie Qin tidak ingin, namun Stanley Yan sangat menyetujui hal itu, membuatnya tidak bisa menolak.

Jefri Xiao, Melinda Yan dan keluarganya melihat tidak terjadi apapun, mengatakan ingin kembali untuk mempersiapkan pesta satu bulanan, dan pamit untuk pulang.

Namun Robin Xiao tidak ingin pergi. Melinda Yan menariknya dengan wajah dingin, berucap dengan suara rendah, “Untuk apa kamu tetap tinggal? Cepat kembali denganku, jangan mencari kesempatan!”

“Tapi”

Robin Xiao melihat Angie Qin yang dipapah oleh Stanley Yan untuk melakukan pemeriksaan, meragu sejenak.

“Jangan tapi-tapian, sekarang dia itu kakak iparmu, cucu menantu nenekmu, diperutnya juga sedang mengandung anak Stanley. Kamu tidak bisa lagi memikirkannya!” Melinda Yan mengerti dengan maksud Robin Xiao, sehingga menyerangnya dengan tanpa perasaan.

Robin Xiao menundukkan kepalanya terdiam sejenak, mengangkat kepalanya perlahan-lahan, “Aku tahu, Ibu! Masih ada sedikit urusan di perusahaan, aku tidak pulang bersamamu, kamu dan ayah berhati-hatilah di jalan!”

Robin Xiao mengantarkan Melinda Yan dan Jefri Xiao hingga ke depan pintu rumah sakit, melihat mobil mereka yang mejauh. Dirinya baru berjalan menghampiri mobil Porche biru miliknya, sebelum pergi Robin Xiao menatap gedung rumah sakit sejenak, bergumam dengan tatapan yang tegas, “Aku tidak akan menyerah!”

Nenek Yan, Stanley Yan, dan Angie Qin berjalan keluar dari rumah sakit, saat tiba di rumah Robin Xiao hari sudah sore.

Dalam beberapa jam yang singkat, rumah keluarga Xiao sudah berubah.

Dimana-mana terdengar suara tawa, di atas rumput terpajang banyak meja panjang dengan taplak meja, di atasnya penuh dengan wine dan kudapan, tamu yang berdatangan juga tidak sedikit, berkumpul dan berbincang bersama, tidak lama lewat seorang pelayan membawa nampan yang berisikan gelas wine, menyapa dengan senyuman.

Angie Qin tertegun sejenak, awalnya dia mengira keluarga Xiao akan memasang puluhan meja di ruang tengah dan taman, untuk minum dan makan bersama. Namun tidak disangka ternyata sebuah acara satu bulanan berbentuk buffet, terlihat baru dari biasanya.

Tamu yang diundang keluarga Xiao tidak begitu banyak, bagaimanapun bisa dikatakan anak Robin Xiao dan Katty Yun adalah anak haram, tidak pantas untuk diadakan terlalu besar, tapi bagaimanapun seperti ini sudah termasuk sangat meriah.

Para tamu yang berkumpul dan saling melontarkan candaan, Angie Qin hampir tidak mengenali semua tamu ini, mengikuti Stanley Yan berkeliling menyapa beberapa orang, dia tidak ingin berada lebih lama lagi, dia merasa sedikit tidak nyaman.

Stanley Yan memiliki firasat yang tajam, melihatnya yang tidak senang, tersenyum menyuruhnya untuk beristirahat dulu di ruang tengah, kemudian menyuruh Marson Luo untuk mengantarnya.

Angie Qin bejalan memasuki ruang tengah, namun ditarik oleh Nenek Yan dan diperkenalkan pada orang-orang yang sedang duduk, setelah menyapa sejenak, Angie Qin beralasan ingin pergi melihat bayi Robin XIao, kemudian memutar tubuhnya naik ke atas.

Baru saja tiba di lantai dua, tanpa diduga Angie Qin melihat Robin Xiao keluar dari sebuah kamar yang tidak jauh dari kamar bayi, di belakangnya terlihat Lia Ling dan Andrew Ling yang mengikutinya dengan wajah tersenyum.

“Nona Angie, kita bertemu lagi!” Andrew Ling berjalan menghampirinya dan menyapanya.

“Tuan Ling, apa kabar! Kamu juga datang menghadiri acara ini?” Angie Qin merasa sedikit bingung, sepertinya dia tidak ingat Andrew Ling memiliki hubungan apa dengan Robin Xiao..

“Benar! Direktur Xiao sudah mengundang, tentu saja aku harus datang!” selesai berucap Andrew Ling langsung menundukkan sedikit kepalanya pada Robin Xiao yang menampilkan raut datar.

“Kakak ipar! Kenapa kamu tidak berada di bawah menemani nenek dan yang lainnya mengobrol?”

Raut wajah Robin Xiao terlihat sedikit aneh, namun memaksakan diri untuk tersenyum dan bertanya.

“Yang mereka bicarakan itu, aku bahkan tidak bisa mengikuti pembicaraan mereka! Hanya duduk juga membosankan, jadi aku berencana untuk melihat Katty dan anak kalian!” selesai berucap Angie Qin langsung menundukkan sedikit kepalanya pada Lia Ling yang tidak jauh dari sana, menyapanya.

“Benar juga! Aku juga tidak akan tahan!” Robin Xiao tertawa kemudian berucap pada Lia Ling dan Andrew Ling, “Bagaimana jika kita juga melihatnya?”

“Ide bagus!”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu