Unlimited Love - Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)

"Orang seperti apa yang anda butuhkan? "

"Hmm, kamu suruh bagian HRD untuk mengaturnya saja. "

Yesi Mo berkata dalam hati, toh nanti ketika tiba saatnya, pilihannya juga ada di tanganya, kalau satu pun tidak memenuhi kriterianya, tinggal menyuruh mereka untuk terus membuka lowongan.

Toh ini bukan sesuatu yang sangat mendesak, sementara ini Yesi Mo seorang diri masih bisa menanganinya seorang diri.

"Baiklah, nanti aku akan menyuruh bagian HRD untuk mengurusnya. "

Setelah berkata demikian Marson Luo tidak juga pergi, maka Yesi mo bertanya dengan bingung padanya, "Masih ada masalah apa lagi? "

"Menyangkut tuan muda. "

"Sudah ada kabar mengenai Stanley Yan? "Yesi Mo bangkit mendadak dari kursinya dengan girang dan tanpa sengaja menjatuhkan setumpuk dokumen dari atas mejanya, yang membuat dokumen-doklumen itu berserakan di atas lantai kantor.

Marson Luo baru berjongkok hendak memungut dokumen-dokumen itu, ketika Yesi Mo menghentikannya.

"Tidak usah kamu urus ini dulu, beritahu aku apa sudah ada kabar mengenai Stanley Yan. "

"Bukan begitu, ini mengenai Felix Lu. "Tanpa menunggu pertanyaan susulan dari Yesi mo, Marson Luo meneruskan, "Aku menyuruh orang untuk menyelidiki apa yang terjadi padanya, bisa dipastikan pada dasarnya dia bukanlah tuan muda. Data dia sudah aku kirim ke surel anda, anda bisa melihatnya saat ada waktu. "

"Apa kamu yakin? "

"Kalau benar adanya, Felix Lu bukanlah tuan muda. "

"Baiklah, aku tahu. Kamu boleh pergi. "

Yesi Mo merasa sedikit kecewa, dia bengong terduduk di kursi kerjanya. Setelah cukup lama, dia baru membuka komputernya dan memeriksa data Felix Lu.

Perburuan pekerjaan Felix Lu tidak berjalan lancar, dia sudah mengirimkan banyak sekali surat lamaran kerja tapi tidak menerima satu pun surat tanggapan.

Telepon berdering sepanjang hari, tapi kalau bukan dari perusahaan listrik, dari perusahaan asuransi, ini membuat Stanley Yan sebal, akhirnya dia mematikan ponselnya.

Vivian Luo merasa tidak enak, dia terus-terusan meminta maaf pada Stanley Yan, bak seorang anak yang berbuat kesalahan.

"Sudahlah, ini juga bukan salahmu, toh kamu juga sudah dengan niat baik membantuku. Sudahlah, kamu tidak usah mengurus masalah pekerjaanku lagi, biarkan aku sendiri yang mengurusnya. "

Keesokan paginya, Stanley Yan pergi keluar dan membeli beberapa koran, dia kemudian duduk di depan meja, dan mulai mencari.

Setelah cukup lama, matanya tertuju pada sebuah iklan lowongan pekerjaan, dia lantas berseru, "Ini dia! "

PT Keluarga Yan sedang membuka lowongan, dari bagian HRD, selama dua tiga hari ini baru menerima 20-30 surat lamaran pekerjaan, dan baru menerima belasan telepon.

Akhirnya dengan terpaksa mereka memanggil 10 orang untuk datang wawancara. Setelah proses wawancara yang memakan hampir seharian, akhirnya tersisa 6 orang kandidat.

Ketika Marson Luo mendatangi manajer bagian HRD, dia baru saja mengirim beberapa kandidat pergi.

"Bagaimana keadaan wawancara? "

"Biasa saja, Hanya beberapa yang tampaknya cukup mampu." Manajer bagian HRD itu berkata dengan wajah muram.

"Sini biar aku lihat surat lamaran beberapa dari mereka. "

Marson Luo membalik-baliknya, kemudian matanya tertuju pada sebuah surat lamaran dengan nama Felix Lu, seketika dia menyeritkan dahinya, "Orang ini, apa dia juga lulus wawancara? "

"Betul, dia adalah salah satu yang terbaik dari mereka. "

"Kenapa aku tidak melihat dia sebagai yang terbaik? "Setelah berkata demikian, Marson Luo lantas melempar surat lamaran Felix Lu ke dalam tempat sampah, lalu mengembalikan surat lamaran yang lain pada manajer bagian HRD, "Begini saja, suruh mereka datang ke kantor sore ini, nanti biarkan presedir yang menentukan. "

Sekeluarnya dari kantor HRD, Marson Luo pergi ke kantor Yesi Mo, dan melapor padanya dengan singkat.

Dia tidak menyinggung masalah Felix Lu yang datang melamar sebagai asisten presdir. Setelah dipastikan Felix Lu bukanlah Stanley Yan, Marson Luo tidak akan membiarkan Felix Lu berada di sekitar Yesi Mo.

Dia tidak ingin membuat Yesi Mo susah, dia lebih tidak ingin Stanley Yan yang sampai sekarang masih tidak diketahui keberadaannya, saat dia pulang nanti mendapat seorang saingan baru.

"Nanti sore, silahkan anda melihat sendiri, kalau anda merasa cocok, biarkan dia tinggal, kalau tidak ada yang cocok, maka saya akan menyuruh mereka terus membuka lowongan. "

Yesi Mo mengangguk tanpa bersuara.

Selesai makan siang dan beristirahat sejenak, Yesi Mo mulai membaca dokumen-dokumen lagi. Dalam waktu beberapa hari saja dia akhirnya menyelesaikan sebagian besar dokumen-dokumen itu, dan memahami perusahaan secara lebih mendalam, dia bahkan sudah menguasai beberapa hal yang perlu.

Terdengar suara pintu luar diketuk, manajer bagian HRD berjalan masuk dan berkata, "Presdir, para kandidat sudah datang, apa anda akan melihatnya sekarang atau nanti? "

"Sekarang saja. "

"Baiklah. "Manajer bagian HRD itu mengangguk, keluar lalu memanggil para kandidat untuk masuk.

Dari awal mereka masuk satu-per satu, Yesi Mo terlihat tenang, namun saat Stanley Yan yang masuk terakhir, ketenangannya pudar sudah.

"Ini adalah surat lamaran mereka, silahkan anda melihat-lihat. "

Yesi Mo melihat sekilas surat lamaran mereka, dan mewawancarai mereka satu per satu. Saat sampai ke Stanley Yan, Yesi Mo belum sampai membuka mulutnya, kening manajer bagian HRD disebelahnya sudah bermandikan pelih, debaran jantungnya yang kencang membuatnya terlihat akan meloncat keluar.

Kebetulan semua berjalan cukup lancar, setelah bertukar kata dengan Stanley Yan, dia menyuruh mereka semua keluar. Manajer bagian HRD bertanya padanya dengan hati-hati, "Presdir, apa anda rasa ada yang cocok dari orang-orang ini? "

Sorot mata Yesi Mo kembali ke dua lembar surat lamaran di tangannya, disapunya sekali lagi, keningnya berkerut, dia kemudian meraih satu surat lamaran dan menyerahkannya pada manajer bagian HRD.

"Dia saja. Kalau tidak ada masalah, besok pagi biarkan dia datang bekerja. "

Setelah manajer bagian HRD keluar, Yesi Mo bersandar di kursinya, matanya dipenuhi kerinduannya pada Stanley Yan.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu