Unlimited Love - Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)

"Nona Yesi, apa maksudmu? Kenapa kamu lupa ingatan lagi?" Stanley Yan menyeritkan dahi menatapnya dan bertanya, "Apa kamu jangan-jangan juga tidak ingat dengan masa lalumu? "

"Benar! Kejadian 3 tahu yang lalu aku tidak mengingatnya sama sekali!" Yesi Mo tersenyum pahit.

Stanley Yan terperanjat mendengarnya, dia mengawasi sorot mata Yesi Mo yang mendadak berubah menjadi aneh.

"Tuan Yan, apa yang terjadi? "Yesi Mo bertanya dengan bingung, Stanley Yan dengan segera menggelengkan kepalanya lalu tersenyum dan berkata, "Tidak ada apa-apa, aku hanya melamun! "

"Oh! "Yesi Mo tidak meragukan jawabannya, dia tersenyum, "Tuan Yan datang ke sini untuk menemui ayahku bukan, dia sekarang sedang berada di dalam kamar, apa kamu ingin aku antar ke sana? "

"Tidak usah. Aku sendiri saja! "

Yesi Mo mengangguk, berbalik lalu pergi, Stanley Yan mengawasi bayangannya berjalan menjauh, dahinya menyerit semakin dalam, akhirnya dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, dan mengetuk pintu kamar Wirawan Mo lalu masuk ke dalam kamarnya.

Setengah jam berlalu, suara gelak tawa Stanley Yan dan Wirawan Mo terdengar keluar dari kamar, menuju ke ruang makan.

Levy Song sudah mempersiapkan semeja penuh hidangan untuk menjamu Stanley Yan, Yesi Mo juga sudah dipanggilnya turun.

Beberapa menit kemudian, semua orang duduk di tempat yang sudah disiapkan, sebagai tuan rumah, Wirawan Mo bercanda dan berbincang seru dengan tamunya, Stanley Yan, suasana di ruang makan itu pun terasa hangat.

Selesai makan, tidak lama, Stanley Yan berpamitan, dia dengan nada setengah bercanda mengundang Nona Yesi Mo untuk suatu hari nanti datang bermain ke kota R.

Yesi Mo mengangguk menyetujui, lalu menggantikan Wirawan Mo, mengantar Stanley Yan kembali ke ruang tamu. Mendengar Wirawan Mo dan Levy Song sedang membicarakan Stanley Yan, Yesi Mo tertawa lalu bertanya, "Ibu dan ayah, kalian sedang membicarakan apa? "

"China! Baru saja aku dan Stanley menandatangani surat kontrak kerja sama, dan aku sedang memikirkannya dengan serius. Kalau tidak ada masalah, kota R akan menjadi jembatan United Group dan Dataran Besar China nantinya, dan Yan Business Group akan menjadi mitra kerja pertama kita di China! "

Wirawan Mo menjelaskannya sambil tersenyum, Yesi Mo terbelalak mendengarnya, dia berkata, "Ayah, ayah ingin pergi ke tempat sejauh itu? Tidak boleh! Aku tidak mengijinkan ayah pergi! "

"Anak bodoh, ayah sudah membicarakannya dengan Stanley Yan! Bagaimana mungkin kamu tidak mengijinkannya, lalu ayah tidak jadi pergi? "Wirawan Mo tertawa pahit.

"Biarkan aku saja yang mewakilkan ayah pergi! "

"Kamu? "Wirawan Mo menyeritkan dahi, dia berpikir sejenak lalu menggelenkan kepala, "Kamu sepertinya tidak memungkinkan untuk mengurusnya, kamu belum pernah menangani hal-hal semacam ini, ayah khawatir kamu tidak akan sanggup! "

"Ayah, walaupun aku belum pernah mengurus semua ini, tapi kali ini juga ke sana untuk meninjau, aku hanya perlu mewakilkan ayah, kalu nanti ada masalah, pasti ada orang lain yang akan mengurusnya, apa lagi yang aku perlu kerjakan? "

Wirawan Mo menyeritkan dahinya lagi, berpikir, dan dia menolaknya.

"Ayah, biarkan aku menggantikan ayah pergi ke kota R! Aku tidak ingin ayah kelelahan! "

Menghadapi rengekan Yesi Mo seperti itu, Wirawan Mo berpikir lama sekali, setelah cukup lama tidak memberikan jawaban, Levy Song di sebelahnya berkata, "Wirawan, ini adalah bentuk pengabdian Yesi terhadap orang tuanya, apa lagi yang masih perlu kamu pertimbangkan? Dan lagi dia kan hanya mewakilkanmu saja, tanpa harus mengerjakan apa-apa, ditambah, kesehatanmu... "

Levy Song baru membuka mulutnya, Wirawan Mo sudah tidak bersikukuh lagi, dia mengangguk lalu berkata, "Baiklah! Lusa pagi, kamu akan berangkat! Setelah urusan selesai, cepatlah pulang, apa kamu paham? Jangan biarkan ayah dan ibumu khawatir! "

Sesampainya di kamar, Yesi Mo duduk di atas tempat tidurnya, matanya tak kunjung berhenti mengedip.

Membuat keputusan untuk pergi meninjau Yan Business Group, yang pertama karena dia tidak ingin ayahnya terlalu lelah, yang kedua adalah karena dia juga ingin mencaritahu apakah dia bisa mengingat sesuatu di sana.

Kalau benar seperti yang dikatakan Stanley Yan, mereka naik pesawat yang sama datang ke Amerika. Tapi dia tidak memiliki rekoleksi tentangnya sama sekali, mungkin Stanley Yan adalah kunci yang paling penting untuknya mendapatkan ulang ingatannya.

Lagipula dalam waktu tiga tahun ini, kehilangan ingatan bukanlah sesuatu yang dia rasa pernah terjadi pada dirinya.

Mendengar kabar Yesi Mo akan pergi ke China, pergi ke kota R untuk datang meninjau Yan Business Group milik Stanley Yan, Rico Mu langsung bergegas menghampiri.

"Yesi, aku ingin pergi bersamamu! "

"Untuk apa? Apa kamu sudah tidak ada kerjaan lain? "Yesi Mo bertanya dengan bingung.

"Aku tidak tenang kamu pergi seorang diri! "Rico Mu menjelaskan.

"Apa yang harus dikhawatirkan! Aku bukan anak kecil! "

"Bukan begitu maksudku, aku khawatir orang bermarga Yan itu akan mengganggumu lagi, apa kamu jangan-jangan lupa kejadian yang terjadi di kota R? "

"Tenang saja, itu tidak akan terjadi! "Setelah berkata demikian Yesi Mo tiba-tiba mendongak menatap Rico Mu, "Rico, apakah kita naik pesawat yang sama dengan Stanley Yan saat datang ke Amerika? Kenapa aku tidak mengingatnya sama sekali? "

"Mungkin kamu belakangan ini terlalu lelah! "Rico Mu menjawab sembarangan dengan acuh tak acuh.

"Mungkin saja! "Yesi Mo mengangguk sambil tersenyum, "Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan! Kamu juga tidak perlu khawatir, aku akan segera pulang! "

"Baiklah! Kamu sendiri juga sudah berkata demikian, aku bisa mengatakan apa lagi? "

Rico Mu tersenyum pahit menatapnya, setelah dia berpamitan dan beranjak pergi, Rico Mu langsung menyuruh asistennya, "Yesi akan pergi ke China, suruhlah orang untuk terus memantaunya, aku ingin terus mendapatkan laporan keberadaannya! "

"Siap bos! "

Stanley Yan tidak tahu masalah Yesi Mo yang akan mewakili Wirawan Mo untuk datang ke kota R. Saat dia sedang menunggu jemputan bandara, dia mendapati bukan Wirawan Mo yang muncul, melainkan Yesi Mo. Ini tentu membuatnya terkejut.

"Tuan Yan, apa kamu terkejut melihatku? "

Yesi Mo berjalan mendekat dan menyapa Stanley Yan, dia lantas menyuruh orang lain untuk mengerjakan yang lain terlebih dahulu.

"Aku benar-benar terkejut! "Stanley Yan mengangguk, kemudian bertanya dengan ragu, "Kenapa Direktur Mo belum datang? "

"Kesehatan ayahku tidak begitu baik, maka kali ini aku yang akan mewakilkannya melakukan peninjauan! "Yesi Mo tertawa, "Apa Tuan Yan tidak menyukainya? "

"Mana mungkin? Aku menyambut semua dengan senang hati!" Stanley Yan tersenyum sambil mengangguk

"Kalau begitu maafkan aku beberapa hari ini aku akan merepotkan Tuan Yan! "Yesi Mo tersenyum sambil mengangguk.

Setelah mengantar Yesi Mo sampai ke hotel, sebelum beranjak pergi, Stanley Yan tersenyum kemudian berkata, "Nona Yesi Mo, apakah kamu bersedia datang bertamu ke rumahku? "

"Ini... "Yesi Mo ragu sejenak, dia teringat dengan para pegawai yang ikut dengannya, dia kemudian dengan suara pelan menjawab, "Tapi mereka... "

"Tenang saja, aku akan menyuruh orang untuk menyambut mereka!" Stanley Yan tertawa. "Saat di Amerika Direktur Mo sudah menyambutku dengan sangat hangat, saat kamu datang ke kota R, aku sendiri juga harus menyambut Nona Yesi Mo dengan hangat pula! Dan lagi, Sandy sangat ingin bertemu denganmu! "

Awalnya Yesi Mo tidak ingin menyetujuinya, tapi begitu mendengar nama Sandy disebut, tidak tahu mengapa hatinya luluh. Dia pun mengangguk setuju.

Stanley Yan melihat waktu lalu berkata, "Sudah mulai malam, bagaimana kalau kita sekarang ke sana! "

Yesi Mo berpamitan dengan yang lain, lalu sambil membawa beberapa pengawal, ikut Stanley Yan meninggalkan hotel itu.

Di dalam perjalanan, Stanley Yan berpesan pada Marson Luo untuk menghubungi orang rumah, supaya mereka menyiapkan makan malam yang mewah.

Saat mobil yang mereka tumpangi masuk ke halaman rumah, Yesi Mo mendadak mendapatkan perasaan yang akrab terhadap suasana di situ, seakan dia dulu pernah datang ke situ.

Perasaan ini datang secara tiba-tiba, membuat Yesi Mo tidak sempat bereaksi.

Dia berani menjamin ini adalah pertama kalinya menginjakan kaki di rumah Stanley Yan, tapi kenapa bisa ada perasaan ini?

Yesi Mo berpikir keras, tapi tidak juga menemukan jawabannya.

"Nona Yesi Mo, ada apa? "

Melihat Yesi Mo menyeritkan dahi, Stanley Yan yang berada di sebelahnya bertanya dengan bingung.

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu