Unlimited Love - Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
"Tentu saja, bukankah kita baru bertemu siang ini!" Stanley Yan dari bibirnya mengeluarkan senyum yang menawan.
Dia tidak mengenal Yesi Mo, dia belum pernah bertemu dengannya sebelum hari ini, tapi dia tidak tahu mengapa hatinya terasa gembira saat dia melihat wanita itu, perasaan yang muncul tiba-tiba itu membuatnya terhenyak.
Ini bukan pertama kalinya dia merasa seperti itu.
"Siang ini? "
Yesi Mo bengong, lelaki di hadapannya itu agak berbeda dengan lelaki yang dia kenal.
"Benar sekali. Siang ini aku dan Vivian pergi makan suki di sebuah rumah makan, saat keluar dari situ, kamu terus mengejar kita, seakan sedang mengejar seseorang. Waktu itu aku dan Vivian mengira kamu adalah orang gila. "Stanley Yan tertawa setelah berkata demikian.
"Maafkan aku, sudah membuatmu tertawa. Oh iya, apa kita pernah bertemu sebelumnya? "
"Mungkin pernah, mungkin belum pernah. "Stanley Yan berpikir dengan serius lalu menggeleng, dia kemudian menjelaskan, "Setengah tahun yang lalu aku hilang ingatan. Baiklah, aku sudah harus pergi. Selamat tinggal. "
Setelah berpamitan Stanley Yan pergi. Yesi Mo mengawasi bayangannya menghilang di kejauhan sambil bergumam, "Setengah tahun yang lalu hilang ingatan? Setengah tahun yang lalu? "
Stanley Yan tepat setengah tahun yang lalu menghilang, Yesi Mo semakin curiga yang baru dia lihat tadi adalah Stanley Yan, karena terlalu banyak hal yang sama.
"Kakak ipar, kenapa kamu begitu lama? "Jennie Bai melihat Yesi Mo kembali, bertanya dengan cemas, "Tidak terjadi apa-apa bukan? "
"Tidak. "Yesi Mo tersenyum dan menjawab sembarangan, "Oh iya, apa acaranya sudah akan dimulai? "
"Sudah hampir dimulai. "Jennie Bai melihat waktu, lalu tersenyum dan berkata, "Sepertinya masih 10 menit lagi. "
Yesi Mo mengangguk lalu duduk di sebelah Jennie Bai lalu memainkan sumpit di atas meja, hati dan pikirannya terbang entah ke mana.
Di sebuah ruang tunggu di sebelah ballroom, Vivian Luo yang mengenakan gaun putih sedang menunggu Stanley Yan. Saat dilihatnya muncul di mulut pintu, seketika dia bangkit berdiri dan menghampirinya, lalu menarik tangannya sambil bertanya, "Felix, kenapa kamu sekarang baru muncul? Sebentar lagi acaranya akan segera dimulai. "
"Acara? Acara apa? "
Stanley Yan dengan bingung bertanya padanya, dia begitu keluar dari lift langsung pergi ke toilet, dia sama sekali belum melihat foto dua orang itu di ballroom.
"Acara lamaran. Acara lamaran kita, apa kamu tahu? Ayahku sudah merestui hubungan kita berdua, apa kamu senang? "Vivian Luo dengan semangat menarik tangan Stanley Yan dan bertanya padanya.
Stanley Yan dalam hati merasa tidak senang, dia menyeritkan dahi.
"Felix, kamu sekiranya tidak marah aku sudah mempersiapkan acara tunangan ini bukan? "
Perkataan Vivian Luo itu menusuk hati Stanley Yan. Walaupun dia lupa ingatannya selama 20 tahun terakhir, tapi dia tetaplah Stanley Yan dengan harga diri yang tinggi, dia sangat tidak senang orang lain mengatur hidupnya.
Tapi dia juga tidak bisa menunjukannya, terutama saat dia tahu betapa cintanya Vivian Luo pada Felix Lu.
"Bukan begitu, aku hanya merasa acara seperti ini sebenarnya tidak perlu, terlalu menghabiskan uang. "
"Tapi aku rasa ini sangat perlu. Dua hari lagi kamu akan pergi bekerja, setelah itu kamu pasti banyak wanita cantik yang mengelilingimu, aku ini sedia payung sebelum hujan, kalau para wanita itu tahu kamu sudah bertunangan, mereka tidak akan berani terang-terangan mendekatimu. "
Stanley Yan tertawa tak berdaya, "Kamu ini, aku tidak tahu lagi. Kamu pikir saja, mobil tak punya, uang tak punya, identitas diri tak punya, latar belakang keluarga juga hanya orang biasa, mana ada orang yang menyukaiku? "
"Itu belum tentu, bukankah aku menyukaimu, dan lagi akan dengan segera menikah denganmu! "
Bantahan Vivian Luo masuk akal, itu membuat Stanley Yan tidak mampu mendebatnya.
"Sudahlah, terserah kamu. Selanjutnya juga tidak terkecuali. Tapi kalau nanti kamu bertindak sesuatu sendiri tanpa sepengetahuanku, aku tidak akan setuju. "Stanley Yan berkata dengan wajah datar.
"Semua itu tergantung padamu. Sudah hampir saatnya, segeralah ganti pakaian, nanti kita akan keluar bersama. "
Vivian Luo mengangkat gaunnya yang terjuntai dan menarik Stanley Yan ke dalam kamar mandi, lalu membantunya bertukar baju. Stanley Yan segera menyuruhnya keluar, dia tidak ingin dirinya yang tidak berbaju dilihat oleh Vivian Luo.
Sebelum dia mengingat semuanya, dia tidak ingin hubungannya dengan Vivian Luo terlalu dekat.
Dia takut kalau-kalau semua yang Vivian Luo katakan padanya hanyalah kebohongan, kalau benar begitu, maka leluconnya akan lebih besar lagi.
Acara pertunangan sudah dimulai. Sejak Stanley Yan dan Vivian Luo berjalan memasuki ruangan, keduanya menjadi pusat perhatian, semua mata tertuju pada mereka.
Kebanyakan dari tatapan mereka turut merasa bahagia, beberapa dari mereka perasaan itu bercampur dengan perasaan lain.
Kagum, cemburu. Identitas Stanley Yan yang sekarang ini adalah Felix Lu, sekarang ini menjadi calon suami Vivian Luo, seketika membuat hidupnya berubah 180 derajat, harga dirinya naik berlipat-lipat, bahkan bisa dibilang melonjak sampai ke langit.
Di tengah perasaan-perasaan dari mereka itu yang bercampur aduk, ada dua wanita yang di dalam hatinya muncul sebuah perasaan lain.
Mason Luo dan Jennie Bai awalnya juga ikut bahagia, tapi saat Stanley Yan dan Vivian Luo berjalan di depan mereka, saat memunggungi mereka, mereka tanpa sadar mengusap-usap mata mereka, dan saling bertukar pandang.
"Nona Bai, apakah kamu juga merasa Felix Lu ini dari belakang sangat mirip dengan tuan muda? "
"Bukan mirip lagi, itu sama persis. kalau bukan karena wajahnya tidak sama, aku pasti mengira dia adalah kakakku. "Setelah berkata demikian, dia berpaling melihat Yesi Mo yang terpaku mengamati bayangan Stanley Yan, "Kakak ipar, bagaimana menurutmu? "
Jennie Bai memanggilnya beberapa kali, dia baru tersadar dan bertanya dengan kaget, "Apa yang barusan kamu katakan? "
"Kakak ipar, apa kamu juga merasa Felix Lu ini sangat mirip dengan kakak? "
"Sungguh mirip. Dan kemungkinan besar dia adalah Stanley Yan." Yesi Mo berkata dengan pelan. Jennie Bai seketika menegang, menoleh dan menatap Stanley Yan, dia kemudian berkata dengan tidak percaya, "Kak, apa kamu ini sedang bercanda? "
"Apa kamu lihat aku ini sedang bercanda? "Yesi Mo tersenyum pahit. "Sebenarnya lelaki yang aku kejar siang ini adalah dia. Dan tadi saat aku pergi ke toilet aku bertemu dengannya. "
"kak, apa menurutmu dia yang berpostur dan bersuara mirip dengannya adalah kakak? Tapi ini juga tidak bisa membuktikan kalau dialah kakak. "
Jennie Bai masih tidak bisa mempercayainya. Yesi Mo menggangguk, "Yang kamu katakan benar, tapi kalau kamu tahu setengah tahun yang lalu dia kehilangan ingatannya, kamu tidak akan berpikiran seperti itu. "
"Kalau begitu dia adalah kakak? "Jennie Bai terbelalak, dia kemudian berkata, "Kakak ipar, kalau begitu, kamu sedang menunggu apa lagi? Segera cegah pertunangan ini. Apa kamu ingin melihat sendiri kakak bersama dengan wanita lain? "
Sejak Stanley Yan berjalan masuk tadi, Yesi Mo dilema ingin mengacaukan pertunangan ini atau tidak.
Tapi saat Stanley Yan berjalan menaiki panggung acara di hadapan semua orang, Yesi Mo mengurungkan niatnya.
"Aku tidak bisa berbuat demikian. "Yesi Mo menggelengkan kepalanya, Jennie Bai tanpa sadar bertanya, "Mengapa? "
Tanpa menunggu Yesi Mo buka mulu, Mason Luo yang berada di sebelahnya langsung menjelaskan, "Nona Bai, aku rasa aku tahu apa yang dipikirkan nyonya muda. Nyonya muda sekarang masih belum benar-benar yakin Felix Lu adalah tuan muda, dan juga untuk mengacaukan acara pertunangan seseorang itu adalah hal yang tidak bermoral. Ditambah lagi ini adalah pertunangan anak perempuan partner kerja perusahaan kita yang paling penting. "
"Tapi bagaimana kalau dia adalah kakak? "Jennie Bai tidak juga menyerah, Mason Luo seketika tersenyum lalu menjawab, "Semisal Felix Lu sungguh adalah tuan muda, sebenarnya tidak perlu gugup. Toh mereka sekarang ini baru bertunangan, bukan menikah. "
Mason Luo sangat mengerti Yesi Mo, yang dia katakan itu seakan mewakili isi hati Yesi Mo.
"Rasanya aku sekarang sudah mengerti maksud kalian. "
Setelah memiliki pengalaman kerja setengah tahun lebih, Jennie Bai sekarang sudah tidak sepolos dulu lagi, dia sekarang dapat dengan cepat menangkap maksud Yesi Mo.
"Kita saksikan dalam diam. "Yesi Mo tersenyum pada mereka berdua, lalu berkata, "Jangan bertindak sembarangan. "
Acara pertunangan berjalan dengan lancar, saat ayah Vivian Luo mengajak Vivian Luo dan Stanley Yan, juga seluruh hadirin bersulang, juga tidak ada yang terjadi.
Saat mereka berjalan ke meja Yesi Mo, orang yang duduk di sekitar meja itu bergegas berdiri, dengan segelas champagne terangkat di tangan mereka.
Beberapa saat kemudian, ayah Vivian Luo, Maxim Luo, mempersilahkan para tamu hadirin untuk menikmati hidangan yang sudah disediakan.
Yesi Mo baru akan duduk, ketika dia melihat Mason Luo menghampirinya, dia menyeritkan dahi dan bertanya, "Ada apa? "
"Nyonya muda, aku baru saja mengamati dengan cermat, Felix Lu kemungkinan besar adalah tuan muda. "
"Oh? "Yesi Mo menatap Mason Luo dengan bingung, "Dari mana kamu tahu? "
"Saat dia mengangkat gelasnya, jari telunjuknya sesekali mengetuk pelan gelasnya, kebiasaan ini dimiliki oleh tuan muda. "Mason Luo menoleh melihat ke arah Felix Lu, "Kalau menghiraukan wajahnya, postur tubuh, suara, dan kebiasaannya, dia sungguh mirip dengan tuan muda, aku percaya dialah tuan muda. "
"Sekarang masih terlalu diniuntuk memutuskannya, sudahlah, jangan bahas hal ini lagi, mari kita makan dengan tenang. "
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusMy Secret Love
Fang FangAfter The End
Selena BeeBack To You
CC LennyCantik Terlihat Jelek
SherinMenunggumu Kembali
NovanUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)