Unlimited Love - Bab 160 Di Luar Kendali (2)

Sebelum masuk ke pesawat, Yesi Mo menelepon Stanley Yan dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja, kemudian ia juga menelepon Robin Xiao dan Katty Yun, menyuruh mereka untuk menjaga Stanley Yan saat ia pergi.

Yesi Mo kembali ke Kota R sedikit terburu-buru, ia terlambat dan tidak bisa membeli tiket first class, ia hanya bisa membeli tiket ekonomi.

Ruang dalam kelas ekonomi sangat sempit, jarak antara tempat duduk penumpang juga sangat sempit sehingga tidak bisa meluruskan kaki, rasanya seperti berada dalam pasar tradisional.

Ini pertama kalinya Yesi Mo duduk di kelas ekonomi, ia merasa sangat tidak terbiasa, namun bagaimanapun juga, ia harus membiasakannya.

Urusan di Kota R sangat mendesak, ia tidak bisa menundanya.

Sebelum pesawat lepas landas, tempat duduk di sebelah Yesi Mo masih kosong, saat Yesi Mo mengira tidak akan ada orang yang duduk disana, tiba-tiba seorang pria berperawakan tinggi dan besar berjalan mendekat, dan berhenti di sebelah Yesi Mo.

Yesi Mo hendak berdiri dan mempersilakannya untuk pergi ke tempat duduk, namun siapa sangka, pria itu malah mengerutkan kening dan menatapnya dengan penuh keheranan, “Nyonya Mo? Bagaimana kamu ada disini?”

“Kamu mengenalku?”

Yesi Mo mengerutkan kening, menatap pria itu dengan penuh keheranan.

Pria itu mengangguk, ia tersenyum lalu berkata, “Aku adalah pengawal Direktur Ling, suatu kehormatan bisa bertemu kamu.”

Yesi Mo hanya ber-oh saja, ia mengangguk dan tidak mengatakan apapun lagi.

Setelah pesawat lepas landas, dan telah mencapai ketinggian tertentu, sudah mulai ada penumpang yang berjalan-jalan, pengawal Andrew Ling berdiri kemudian berjalan menuju ke depan, Yesi Mo mengira ia akan pergi ke kamar mandi, namun selang beberapa menit, orang itu menggiring seorang pria lain berjalan mendekat.

Yesi Mo sudah berkali-kali bertemu pria yang datang bersamanya, seperti saat Andrew Ling muncul, orang ini selalu berada di belakangnya dan mendorong kursi roda, orang ini pasti pengawal Andrew Ling yang paling dapat dipercaya.

“Nyonya Mo, Direktur Ling mempersilakan kamu.”

“Mempersilakan aku?” Yesi Mo mengerutkan kening, “Ada urusan apa?”

“Untuk urusan ini, aku tidak terlalu paham.”

Yesi Mo penasaran dan mengikuti pengawal itu untuk berjalan sampai ke ruangan first class, dari kejauhan ia sudah melihat Andrew Ling tersenyum kepadanya, ia memberi isyarat pada Yesi Mo untuk duduk di kursi sebelahnya yang kosong.

“Kudengar kamu mencariku? Ada apa?”

Yesi Mo bertanya dengan penuh keheranan.

“Tidak ada urusan apa-apa, aku hanya berpikir orang sepertimu tidak akan nyaman duduk di kelas ekonomi. Oh iya, mengapa kamu tidak memesan tiket first class dan malah membeli tiket ekonomi? Kita terbang beberapa belas jam, apa kamu akan bisa duduk berdempetan di kursi ekonomi?”

“Tidak ada cara lain, aku sedang terburu-buru, lalu kehabisan tiket.”

Yesi Mo tersenyum pasrah.

“Kalau begitu begini saja, kamu duduk disini.”

“Bukankah ini tidak pantas?”

Yesi Mo menolaknya, namun Andrew Ling tetap tidak membiarkan Yesi Mo kembali ke kursi ekonomi.

Yesi Mo menolaknya berkali-kali, lalu ia menyerah.

Sejujurnya, seperti apa yang dikatakan Andrew Ling, jika ia menekuk tubuhnya dan berdempet-dempetan di kelas ekonomi selama belasan jam, walaupun tubuhnya tidak hancur, itu pasti melelahkan.

Lupakan saja hal-hal yang biasa ia lakukan, sekarang Marson Luo telah ditangkap oleh polisi. Marson Luo sedang menunggunya untuk memikirkan bagaimana cara untuk membebaskannya, Yesi Mo tidak mungkin membuang waktunya hanya untuk istirahat.

“Oh iya, mengapa kamu terburu-buru kembali? Apakah terjadi sesuatu di Kota R?”

Menghadapi pertanyaan Andrew Ling, Yesi Mo ragu sejenak, lalu ia menjelaskan tentang kejadian Marson Luo ditangkap oleh polisi.

Yesi Mo tidak perlu menutupi masalah ini, cepat atau lambat, Andrew Ling pasti akan mengetahui tentang ini jika sudah sampai di Kota R.

“Apakah ini karena masalah Vivian Luo?” Andrew Ling mengerutkan kening.

Yesi Mo mengangguk, Andrew Ling juga mengangguk, “Ternyata begitu, apakah ada yang bisa aku bantu?”

Yesi Mo menggelengkan kepala. “Aku bisa mengatasinya sendiri.”

“Jika kamu menemukan kesulitan, katakan saja padaku, aku akan membantumu jika aku bisa melakukannya. Lagi pula, aku sangat menyoroti masalah ini.”

Yesi Mo menatap Andrew Ling dengan keheranan, namun ia kemudian mengangguk dan tidak mengatakan apapun lagi.

Di sisa waktu perjalanan, mereka menghabiskannya dalam diam, Yesi Mo yang tidak bisa tidur dengan nyenyak semalaman, langsung tertidur di kursi penumpang, saat ia bangun, pesawat sudah hampir mendarat.

Asisten Song menjemput Yesi Mo di luar bandara, Yesi Mo berpamitan dengan Andrew Ling. Di perjalanan menuju rumah Keluarga Yan, Yesi Mo bertanya pada Asisten Song tentang keadaan terbaru saat ini.

Walaupun Asisten Song adalah karyawan Marson Luo, namun ia tidak terlalu mengetahui tentang Stanley Yan.

Yesi Mo juga tidak bisa berbicara banyak hal dengannya, mana ia tidak bertanya apapun lagi.

“Presdir Mo, apakah menurutmu, Direktur Luo akan bisa keluar penjara dengan aman?”

Saat memasuki gerbang utama menuju rumah Keluarga Yan, Asisten Song yang diam selama perjalanan bertanya dengan gugup.

Yesi Mo menoleh dan menatapnya sekilas, ia tersenyum dan berkata, “Bisa.”

Di ruang tamu rumah Keluarga Yan, Yesi Mo menyuruh Asisten Song untuk memperhatikan kondisi perusahaan, jika terjadi suatu hal ia harus menghubunginya segera, lalu ia menyuruh Asisten Song pergi.

Saat Asisten Song pergi, ia masih terlihat khawatir, melihat punggungnya yang menjauh, dalam hati Yesi Mo mengetahui: Asisten Song sangat peduli pada Marson Luo, ia teringat bahwa Marson Luo yang kini sudah berusia lebih dari tiga puluh tahun masih belum memiliki pasangan, Tiba-tiba Yesi Mo berpikir bahwa ia sangat jarang mempedulikan urusan pribadi Marson Luo.

Tunggu sampai Marson Luo keluar dari penjara, Yesi Mo akan mencoba mendekatkannya dengan Asisten Song.

Marson Luo telah ditangkap, orang yang bisa dipercaya oleh Yesi Mo juga tidak banyak, setelah berpikir sejenak, akhirnya Yesi Mo menemukan orang yang tepat untuk ia gunakan.

Dulu, Keluarga Yan memiliki seorang asisten bernama Kenny Song, dulu ia adalah anak buah Marson Luo. Seluruh hal yang bisa dilakukan Marson Luo, ia juga bisa melakukannya.

Orang itu mendatangi Yesi Mo, belum sempat Yesi Mo membuka mulut, ia telah menyerahkan berkas-berkas dan dokumen di depan Yesi Mo.

“Kapan kamu menyiapkan semua ini?” Yesi Mo melihat dokumen yang ia bawa sembari bertanya padanya.

“Saat Direktur Luo ditangkap hari itu, aku langsung menyuruh orang untuk menyiapkan ini.”

Yesi Mo menatapnya sekilas, lalu bertanya padanya tentang keadaan Marson Luo, apakah ia merasa tersiksa di dalam penjara.

“Nyonya tenang saja, saat Direktur Luo masuk penjara, aku sudah menyuruh orang untuk mengawasinya, tidak akan ada orang yang bisa menyulitkannya, tapi…”

“Tapi apa?” Yesi Mo mengerutkan kening.

“Namun waktu telah berlalu, kini aku tidak yakin. Kita harus segera memikirkan cara untuk membebaskan Direktur Luo.”

“Apakah kamu memiliki cara?” Yesi Mo mengangguk menatap Kenny Song.

“Aku pernah mendengar Direktur Luo berkata, Tuan pernah memberikanmu daftar nama, meminta bantuan pada mereka mungkin ada baiknya.”

Ucapan Kenny Song ini ada benarnya, Yesi Mo mengangguk, “Segera hubungi mereka, katakan pada mereka jika aku mengundang mereka makan malam di Sheraton Mansion, dan juga…”

Yesi Mo terdiam sejenak, “Kamu pikirkan cara, agar aku dapat bertemu dengan Marson Luo.”

“Baik Nyonya, akan aku kerjakan.”

Yesi Mo menggenggam dokumen-dokumen itu, ia membaca tiap kata dan kalimat di dalamnya.

Semakin ia membacanya, ia semakin mengerutkan dahinya. Semakin ia membacanya, rasa heran dan penasaran di hatinya semakin dalam.

Jelas-jelas ia menyetujui syarat yang diajukan oleh orang itu, namun mengapa orang itu berubah pikiran, lalu menipu Marson Luo?

Ini sangat tidak masuk akal, jangan-jangan ada orang lain di balik ini semua?

Siapa orang ini?

Kinerja Kenny Song sangat efektif dan efisien, baru saja selesai makan siang, urusan untuk mengunjungi Marson Luo sudah beres.

Di rumah tahanan kelas satu di Kota R, Yesi Mo menemui Marson Luo.

Marson Luo terlihat bersemangat, terlihat dalam satu hari ini di rumah tahanan, tidak ada orang yang menyulitkannya.

Ketika Yesi Mo melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Marson Luo baik-baik saja, ia merasa sedikit lega.

“Nyonya, bagaimana keadaan Tuan? Apakah operasinya berjalan lancar?”

“Keadaannya baik. Operasinya berhasil. Dokter mengatakan bahwa ia harus dirawat selama beberapa waktu, tunggu sampai ada hasilnya, baru bisa mengetahui apakah perlu melakukan operasi kedua.”

“Baguslah kalau begitu. Soal aku yang masuk penjara ini, Tuan tidak tahu bukan?”

Yesi Mo menggeleng, “Sampai saat ini ia tidak tahu, aku tidak berani memberitahunya.”

“Tuan tidak tahu soal ini juga ada bagusnya.” Marson Luo mengangguk, lalu tersenyum pada Yesi Mo, “Jangan sampai Tuan juga ikut khawatir karena ini.”

“Marson Luo, tenang saja, aku sudah memikirkan cara, aku tidak akan membiarkanmu tinggal disini lama-lama.”

“Nyonya, kamu terlalu merepotkan diri. Jika tidak ada urusan lain, kamu pulang saja dulu, disini bukanlah tempat yang pantas kamu kunjungi.”

Yesi Mo mengangguk, matanya melihat Marson Luo berdiri dan beranjak pergi, saat Marson Luo hendak pergi, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, menoleh menatap Yesi Mo dan berkata, “Tidak perlu memaksakan hal yang tidak bisa terjadi.”

Yesi Mo mengangguk perlahan, menandakan bahwa ia telah mengerti.

Ucapan Marson Luo mengingatkannya pada ucapan Stanley Yan saat itu: “Jika diharuskan, kita bisa mengorbankan Marson Luo.”

Sepertinya, Marson Luo sudah mempersiapkan hatinya.

Namun jika menyuruh Yesi Mo untuk diam saja dan tidak melakukan apapun, ia sungguh tidak bisa melakukannya.

Bahkan jika kemungkinannya sangat kecil, Yesi Mo akan tetap memikirkan cara agar Marson Luo bisa bebas dari penjara.

Saat meninggalkan rumah tahanan, matahari hampir terbenam di ufuk barat, ia menarik napas panjang, lalu masuk ke dalam mobil dan menyuruh sopir untuk pergi ke Sheraton Mansion.

Sheraton Mansion adalah tempat yang didesain sangat mewah, Yesi Mo bertemu dua orang dari daftar nama yang diberikan oleh Stanley Yan.

Ia menunggu sampai pukul delapan malam, ia tidak melihat ada orang lain yang datang, Yesi Mo tahu bahwa tidak akan ada orang lain lagi yang datang.

Kelihatannya dua orang ini memiliki wewenang dan kekuatan yang besar. Jika mereka mau mengeluarkan kemampuan mereka, mengeluarkan Marson Luo dari penjara bukanlah perkara besar.

Namun Yesi Mo memandang rendah sikap mereka, mereka makan dan minum alkohol, mereka juga mendatangi pesta malam, setelah sibuk berpesta semalaman, tidak satupun dari mereka yang memberikannya kepastian.

Mereka hanya berkata dengan ragu-ragu jika hal ini sulit dilakukan, mereka harus mengerti situasinya terlebih dahulu.

Yesi Mo tahu orang-orang ini tidak akan bertindak jika tidak ada imbalan, bahkan jika mereka telah lama bekerja dengan Keluarga Yan dan pernah dibantu oleh Stanley Yan, jika tidak ada keuntungan yang berarti bagi mereka, mereka tidak akan membantunya.

Lagi pula untuk mendapat posisi seperti mereka saat ini juga tidak mudah, harus selalu berhati-hati.

Sampai pada malam pertemuan ketiga, dan karena dorongan dan bujukan dari Yesi Mo, akhirnya lawan bicaranya menyetujui untuk mencoba membantunya.

Meskipun ada keraguan dalam ucapan mereka, namun Yesi Mo tahu, mereka pasti sudah yakin jika mereka telah menyanggupinya.

Benar saja, setelah beberapa waktu berlalu, Marson Luo yang dipenjara, akhirnya bisa bebas.

Ia hanya harus membayar uang denda sebesar seratus juta, Marson Luo juga tidak boleh meninggalkan Kota R, dengan hal ini Yesi Mo sudah sangat puas.

Hal yang selanjutnya ingin ia urusi adalah tentang alasan orang yang ia ajak kerja sama tiba-tiba mengkhianatinya.

Namun Yesi Mo terlalu menganggap sebelah mata masalah ini, malam hari saat Marson Luo baru saja keluar dari penjara, terjadi kebakaran di rumah tahanan.

Orang yang disuruh menipu kasus Vivian Luo terbakar hidup-hidup.

Saat itu juga tersebar video di internet, saat Yesi Mo mengajak dua orang pria untuk bertemu di Sheraton Mansion, kedua pria yang bersamanya saat itu kini juga sedang diinvestigasi.

Saat ia bangun di pagi hari, Yesi Mo langsung mendengar kabar ini, seluruh tubuhnya menjadi kaku karena terkejut.

Ia langsung mengerti bahwa kali ini, masalahnya menjadi sangat rumit, tidak hanya Marson Luo yang terseret, namun kali ini ia juga akan terseret dalam kasus ini.

Masalah ini benar-benar sudah di luar kendali…

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu