Unlimited Love - Bab 171 Ia Selalu Disini
Begitu Didi melihat Yesi Mo berjalan menghampiri, ia langsung menyentakkan tangannya yang sedang digandeng Katty Yun dan dengan tidak sabar terbang berlari menghampiri ibunya.
“Ibu!”
Yesi Mo sontak berlutut untuk merengkuh Didi masuk ke dalam pelukannya, ia sampai harus berputar di tempat untuk menahan tubrukan yang terjadi.
Melihat Didi yang terlihat begitu membutuhkannya dan sekarang berada dalam pelukannya, kesedihan yang tertumpuk karena kematian Stanley Yan dalam hati Yesi Mo pun dengan segera menghilang.
Ibu dan anak itu sudah lama tidak bertemu, jadi tentu saja ada banyak sekali hal yang ingin mereka bicarakan. Tapi karena sekarang situasinya tidak tepat, Yesi Mo pun hanya berujar singkat pada Didi dan menurunkannya kembali. Ia lalu menggandeng tangannya dan berjalan menghampiri Robin Xiao yang menunggu mereka.
Setelah menyapa singkat Robin Xiao dan Katty Yun, Sara Xue pun menarik Rendy Mu mendekat.
“Sisi, sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?”
Sara Xue berdiri di hadapan Yesi Mo dan bertanya sambil tersenyum.
“Lumayan baik. Bagaimana denganmu?”
“Kabarku juga baik.” Sara Xue tersenyum dan menarik tangan Yesi Mo, lalu bertanya, “Kali ini, berapa lama rencananya kamu akan tinggal disini?”
“Entahlah, tergantung situasi dan kondisi.”
Yesi Mo menarik tangannya secara spontan dan berujar sesantai mungkin.
Senyum Sara Xue membeku sesaat, sebelum kembali tersungging lebar dan cerah seolah-olah ia tidak mempedulikan apa yang baru saja terjadi.
“Nona Mo, kita bertemu lagi.”
Dibandingkan dengan Sara Xue yang bertindak secara impulsif, perilaku Rendy Mu justru lebih kaku. Ia hanya mengangguk pada Yesi Mo lalu menyapanya singkat, kemudian kembali bergeser ke samping.
Melihat sikapnya, Yesi Mo pun bertanya-tanya dalam hati.
Sepertinya pria itu tidak memiliki ketertarikan apapun terhadapnya, apakah dugaannya sebelumnya keliru?
Tepat saat ragu menyerang Yesi Mo, matanya menangkap kerlingan kagum yang dalam di balik tatapan Rendy Mu padanya. Ini membuat hatinya yang semula goyah pun kembali yakin.
Sepertinya dugaannya tidak salah, hanya saja Rendy Mu terlalu pintar menyembunyikannya.
Kalau tidak memperhatikannya dengan betul, maka gairah dibalik kesopanan pria itu sama sekali tidak akan terlihat.
Kedatangan Yesi Mo ke negara M disambut meriah oleh teman-temannya. Robin Xiao dan Katty Yun memesan sebuah restoran terbaik dan istimewa untuk menjamu Yesi Mo.
Tentu saja Sara Xue dan Rendy Mu juga ikut diundang.
Terlepas dari kondisi yang sebenarnya terjadi pada beberapa orang di balik layar, namun mereka semua tampak sangat harmonis dari luar.
Ditambah dengan kehadiran dua anak kecil, yakni Didi dan Tony, suasana makan malam itu pun sangat hidup.
Sedari awal sampai akhir, perhatian semua orang tertuju pada kedua anak itu. Yesi Mo sebagai tokoh utama pun tidak diacuhkan.
Yesi Mo sama sekali tidak menyangka ini akan terjadi, namun sebaliknya ia merasa senang.
Karena tidak ada yang memperhatikannya, Yesi Mo pun dapat dengan mudah mengamati Sara Xue dan Rendy Mu secara diam-diam.
Tapi yang membuatnya merasa kecewa adalah karena selama dua jam lebih menyantap makan bersama, pada akhirnya ia tetap tidak menemukan apapun yang mencurigakan dari Sara Xue dan Rendy Mu.
Sara Xue bersikap seolah-olah tidak pernah ada apapun yang terjadi, ia menikmati perjamuan makan dan minumnya. Rendy Mu awalnya bersikap hati-hati, namun seiring dengan acara makan yang berlanjut, ia pun menjadi lebih santai. Ia berulang kali bersulang dengan Robin Xiao, matanya sangat jarang melirik Yesi Mo kecuali saat mereka berdua bersulang.
Kalau bukan karena Yesi Mo menangkap kekagumannya yang terpendam dalam pandangannya saat di bandara tadi, ia pasti sudah berpikir otaknya tidak waras karena bisa-bisanya mencurigai Rendy Mu. Ia adalah seorang pria yang sopan dan tahu adat, ia mencintai segala sesuatu di sekitar Sara Xue termasuk dirinya karena ia adalah sahabat wanita itu.
Ketika makan malam usai, hari sudah sangat larut.
Setelah semua orang keluar dari hotel dan Yesi Mo berjanji pada Sara Xue untuk berjalan-jalan bersama keesokan harinya, ia dan Robin Xiao pun mengantarkan Sara Xue dan Rendy Mu ke mobil mereka. Kemudian, mereka kembali ke mansion keluarga Mo di pinggiran Washington.
Awalnya Robin Xiao dan Katty Yun bermaksud untuk membawa Tony pulang ke apartemen mereka, namun siapa sangka ternyata ia dan Didi tidak mau saling berpisah. Yesi Mo juga ingin bertanya pada Robin Xiao tentang suatu hal, sehingga ia membujuk mereka untuk tinggal bersamanya.
Setelah berhasil membujuk Didi untuk tidur, waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam. Entah kenapa Yesi Mo tidak bisa tidur, jadi ia mengenakan sandal tidurnya dan membuka pintu untuk turun ke lantai bawah. Ia lalu duduk diatas sofa ruang tamu.
Sambil menyesap cappuccino yang dibuatkan oleh pelayan, benak Yesi Mo pun mengingat kembali segala jejak waktu yang ia lewati bersama Stanley Yan di mansion ini.
Perlahan, suasana hati Yesi Mo pun mengelam. Entah kapan kakinya melepaskan sandalnya lalu tertekuk diatas sofa, sekujur tubuhnya bergelung diatas sofa.
Cappuccino panas yang diletakkan diatas meja ruang tamu sudah tidak lagi panas, namun Yesi Mo tetap tidak bergerak sedikitpun.
Jam besar di pojok ruang tamu tiba-tiba berdentang sebanyak tiga kali, mengingatkan Yesi Mo betapa larutnya sekarang.
Suara dentang di tengah malam itu menarik Yesi Mo kembali dari nostalgianya, ia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah jam besar. Seulas senyum pedih tersungging dan Yesi Mo kembali mengenakan sandalnya, perlahan menapaki anak tangga satu persatu untuk kembali ke kamarnya di lantai atas.
Saat melewati kamar tamu yang ditinggali oleh Robin Xiao sekeluarga, Yesi Mo samar-samar mendengar suara dari dalam kamar itu dan secara tidak sadar menghentikan langkahnya. Detik berikutnya, pintu kamar itu terbuka dan Robin Xiao yang sedang memegang cangkir teh melangkah keluar. Begitu melihat Yesi Mo di depan pintu kamar, ia pun mengernyitkan alisnya.
“ “Kamu... Kenapa belum tidur saat sudah selarut ini?”
“Tidak bisa tidur. Selamat malam.” Setelah tercenung sesaat, Yesi Mo akhirnya mengulas senyum singkat dan hendak berjalan pergi.
“Apa kamu masih merindukan kakak sepupu?”
Kata-kata Robin Xiao yang dipenuhi keraguan terdengar dari belakang Yesi Mo. Yesi Mo sangat ingin menyangkalnya, sangat ingin terlihat tegar di hadapan Robin Xiao. Tapi ia menyadari bahwa ia sama sekali tidak mampu melakukan itu.
Melihat Yesi Mo yang berdiri mematung di bawah temerang redup lampu dengan punggungnya yang terlihat sangat kurus, lemah dan tidak berdaya, hati Robin Xiao pun menjadi sangat pedih.
“Kalau ia bisa berbicara dari dunia kematian, ia pasti tidak ingin melihat kondisimu yang seperti sekarang.”
Yesi Mo perlahan membalikkan tubuhnya, sepercik harapan menyinari matanya yang tidak bersemangat dan sebuah pertanyaan meluncur dari bibirnya yang terkatup rapat.
“Robin, menurutmu... Apa di dunia ini benar-benar ada arwah? Benar-benar ada dunia kematian?”
“Ada.”
Robin Xiao adalah seorang ateis, tapi saat ini, ia harus bisa meyakinkan Yesi Mo meskipun itu melawan kehendak hatinya.
Ia tidak bisa hanya berpangku tangan saja dan diam saat melihat Yesi Mo yang setiap harinya bertambah depresi. Ia tidak bisa membiarkan kematian Stanley Yan semakin melukai Yesi Mo.
Walaupun sekarang Yesi Mo adalah istri kakak sepupunya dan janda Stanley Yan, namun ia dulu pernah mencintai wanita itu dengan dalam.
“Sungguh? Kamu tidak sedang membohongiku?”
“Bagaimana mungkin aku bisa membohongimu untuk hal semacam ini? Bahkan untuk pertanyaanmu barusan, sebenarnya para ilmuwan sudah memastikan bahwa arwah itu ada. Kalau untuk keberadaan dunia kematian, mungkin saja memang ada. Hanya saja, tentu tangan-tangan dari dunia itu tidak akan terjulur sampai ke negara M.”
Demi membangkitkan kembali suasana hati Yesi Mo, Robin Xiao bahkan sampai melucu walaupun ia jarang melakukannya.
“Ya. Aku juga percaya begitu.”
Entah karena suasana mansion yang sangat hening atau karena malam yang sudah begitu larut saat bumi diselimuti kegelapan, yang jelas ini adalah waktu paling sibuk di dunia lain sana. Yesi Mo tiba-tiba tersenyum, “Aku bisa merasakan sosok Stanley di sisiku, ia sama sekali tidak pernah pergi.”
Mendengar itu, Robin Xiao pun mengernyitkan alisnya. Tapi karena ia tidak bisa menyangkalnya, ia akhirnya hanya balas tersenyum tidak berdaya, “Baguslah kalau kamu berpikir begitu.”
“Kamu tidak percaya?” Yesi Mo dapat merasakan keraguan Robin Xiao dan rautnya menjadi sedikit bersemangat, “Robin, Stanley selalu berada di sisiku. Bahkan saat aku berada di pusat penahanan sebelumnya, aku bisa dengan jelas merasakan kehadirannya. Bahkan aku samar-samar bisa mendengar suara langkahnya.”
Semakin berujar, kata-kata Yesi Mo terdengar semakin berhalusinasi. Robin Xiao hanya bisa mengikuti alur kata-katanya. Namun benaknya diam-diam mulai mempertanyakan kondisi mental Yesi Mo.
Beberapa saat kemudian, percakapan kedua orang itu pun berakhir dan mereka kembali masuk ke dalam kamar masing-masing. Begitu pintu ditutup, keheningan kembali menyelimuti seisi mansion.
Stanley Yan melangkah keluar dari sebuah pojok gelap di lantai bawah dan menatap pintu kamar Yesi Mo yang tertutup, lalu bergumam, “Istriku, apa yang kamu katakan itu betul. Aku selalu berada di sisimu.”
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriThis Isn't Love
YuyuMy Goddes
Riski saputroNikah Tanpa Cinta
Laura WangWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineBeautiful Lady
ElsaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)