Unlimited Love - Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)

“Kamu menikah dengan cucuku Stanley, menjadi ibu untuk Sandy, bagaimana pendapatmu?” Nenek Yan langsung mengatakan maksudnya, tanpa kesulitan dia menjelaskan maksudnya.

“Menikah dengan cucumu Stanley?” raut wajah Yesi Mo mendingin, melirik Nenek Yan kemudian tersenyum berucap, “Nenek, langit bahkan masih terang!”

Maksud lain dari ucapannya adalah Nenek Yan sedang bermimpi di siang bolong, seketika raut wajah Nenek Yan menjadi dingin.

“Kamu” Nenek Yan tertegun menatap Yesi Mo, raut wajahnya mendingin.

“Aku sangat sibuk, maaf tidak bisa menemanimu!” Yesi Mo langsung memotong ucapannya kemudian bangkit berdiri berjalan keluar dari kafe.

Saat melewati meja bar, Yesi Mo melihat sekilas punggung Sandy Yan, kemudian menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar.

Selesai Sandy Yan memesan makanan manis saat datang dia tidak melihat Yesi Mo kemudian bertanya pada Nenek Yan dengan penasaran, “Ibu pergi kemana?”

“Dia ada sedikit urusan jadi pergi lebih dulu! Anak pintar, kemari. Temani Nenek buyut duduk!” Nenek Yan mengulurkan tangannya menarik Sandy Yan, namun tiba-tiba Sandy Yan membalikkan tubuhnya berlari keluar dari kafe, sambil berlari, sambil memanggil Yesi Mo yang akan naik ke dalam mobil, “Ibu, Ibu, tunggu aku!”

Melihat bayangan tubuh kecil yang sedang berusaha mengejarnya dari belakang, entah mengapa hati Yesi Mo merasa sakit, baru saja ingin menyuruh supir untuk menghentikan mobilnya, tiba-tiba dia melihat pengurus rumah membawa dua orang pengawal menghentikan Sandy Yan, ucapan yang sudah berada di ujung bibirnya akhirnya dia telan kembali.

“Ibu, Ibu!”

Sandy Yan menatap mobil Yesi Mo yang semakin menjauh, air matanya terus mengalir membasahi wajahnya, terus memberontak dalam dekapan pengawal, pengurus rumah yang terus menasehatinya pun tidak membantu.

Nenek Yan ikut berjalan keluar, melihat Sandy Yan yang sesedih ini, hatinya merasa sangat tidak nyaman, berucap dengan pelan, “Tenanglah Sandy, jangan menangis! Nenek buyut menyayangimu!”

Mengelurkan tangannya ingin memeluk Sandy Yan, namun Sandy Yan terus memberontak, tidak ingin dipeluk olehnya, terus berteriak, “Aku ingin Ibu, aku ingin Ibu!”

Nenek Yan memeluk Sandy Yan dengan erat, “Tenanglah Sandy, jangan menangis! Jika kamu terus menangis, hati Nenek buyut akan hancur!”

Setelah membujuknya dengan cukup lama, akhirnya Sandy Yan mulai tenang, membiarkan Nenek Yan membawanya kembali ke kafe, menundukkan wajahnya dengan sedih masih terisak kecil.

Hati Nenek Yan merasa sangat sedih, memaksakan senyumannya kemudian membawa pesanannya ke hadapannya dan berucap, “Sandy ayo makan! Nanti akan menjadi tidak enak lagi!”

Sandy Yan menggelengkan kepalanya, beberapa saat kemudian mengangkat kepalanya kemudian bertanya dengan mata berkaca-kaca, “Nenek buyut. Apa Ibu tidak menginginkan Sandy?”

“Bagaimana mungkin? Sandy sangat baik, bagaimana mungkin Ibu tidak menginginkanmu? Jangan berpikir yang tidak-tidak!” Nenek Yan mengulurkan tangannya mengusap kepala Sandy Yan menenangkan.

“Kalau begitu kenapa tadi Ibu tidak memperdulikanku?”

“Ibu pasti tidak mendengarnya! Dan juga ibu sedang ada urusan penting, nanti setelah selesai dengan urusannya, dia akan kembali lagi menemui Sandy!”

“Benarkah? Nenek buyut, apa kamu tidak membohongiku?” Sandy Yan menatap ragu pada Nenek Yan.

“Bagaimana mungkin Nenek buyut membohongimu? Apa kamu tidak percaya dengan ucapan Nenek?” Nenek Yan menenangkannya dengan cukup lama, akhirnya Sandy Yan tidak lagi menanyakan Yesi Mo, duduk dengan tenang memakan pesanannya, namun jika dilihat dia masih terlihat tidak ceria.

Nenek Yan menghela nafas pasrah, melihat Sandy Yan yang mengerutkan alisnya, tiba-tiba benaknya membuat sebuah keputusan.

Kembali ke hotel, Rico Mu masih berada di dalam kamar, samar-samar terdengar suaranya yang sedang berbicara.

Yesi Mo tahu jika dia masih belum menyelesaikan urusannya, jadi dia duduk sejenak di ruang tengah kemudian kembali ke kamarnya sendiri.

Setengah jam kemudian, Rico Mu datang mengetuk pintunya, bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu kembali secepat ini?”

“Aku sudah lelah, jadi pulang untuk istirahat!” Yesi Mo tersenyum bertanya, “Urusan perusahaan sudah selesai?”

“Sudah! Kamu pasti lapar, aku akan membawamu makan makanan enak!” Rico Mu tersenyum menggandeng tangan Yesi Mo berjalan keluar, Yesi Mo menolak menggeleng kepalanya, “Tidak, sebaiknya makan di kamar saja! Selesai makan aku ingin segera beristirahat!”

“Baiklah kalau begitu, kamu tunggu sebentar, sekarang aku akan menyuruh orang untuk memesan makanan, kamu ingin makan apa?”

“Apa saja, asalkan bisa mengenyangkan perut!”

Rico Mu mengangguk kemudian berjalan keluar, selesai mereka berdua makan, melihat Yesi Mo yang langsung kembali ke kamar untuk istirahat. Rico Mu memanggil seorang pengawal.

“Bos!”

“Tadi siang apa yang terjadi? Kenapa Yesi bisa menjadi seperti ini?” tanya Rico Mu sambil menatap kamar Yesi Mo dengan alis berkerut.

“Setelah kamu pergi, seorang Nenek datang membawa anak ini menghampiri Nona Yesi kemudian berbincang sejenak, kemudian Nona Yesi langsung kembali! Oh iya, saat pergi raut wajah Nona Yesi terlihat tidak begitu baik!”

“Oh?” Rico Mu mengerutkan alisnya. “Siapa dia? Apa yang mereka bicarakan?”

“Tidak tahu, tapi sepertinya anak itu yang kemarin memberikan anting mutiara pada Nona Yesi!”

Mendengar jawaban pengawal, Rico Mu menganggukkan kepalanya. Mengibaskan tangannya menyuruhnya pergi, mengerutkan alisnya, raut wajahnya sedikit mendingin.

Duduk di ruang tengah sejenak, kemudian pergi mengetuk pintu Yesi Mo, menanyakan apakah dia sudah tertidur atau belum.

Yesi Mo yang berada di dalam kamar menjawab sudah berbaring, Rico Mu membiarkannya istirahat dengan tenang di kamarnya, akhirnya membalikakn tubuhnya kembali ke kamarnya sendiri.

Mengeluarkan handphonenya kemudian menelepon seseorang. Dengan wajah yang dingin bergumam, “Berani membuat Yesiku menjadi tidak senang? Besar juga nyali keluarga Yan!”

Selesai Stanley Yan menyelesaikan pekerjaannya, saat kembali ke rumah sudah sangat larut, baru saja pergi beristirahat, tiba-tiba Marson Luo berlari menghampirinya, “Tuan muda, ada sesuatu yang harus kulaporkan padamu!”

“Ikuti aku!”

Stanley Yan menganggukkan kepalanya membuka pintu ruang bacanya. Duduk di hadapan meja kerjanya berucap dengan raut datar, “Katakan! Ada masalah apa?”

“Tentang Nyonya besar dan Nona Yesi! Siang tadi, Nyonya besar membawa Tuan muda kecil menemui Nona Yesi, sepertinya terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan diantara mereka berdua!”

Stanley Yan mengerutkan alisnya, “Untuk apa nenek menemuinya?”

“Berdasarkan pengawal yang mengikuti Nyonya besar dan Tuan muda kecil, mereka mengatakan sepertinya Nyonya besar ingin Nona Yesi menikah denganmu, dan menjadi ibu untuk Tuan muda kecil!”

“Apa-apaan ini!” Stanley Yan langsung menggebrak mejanya, dengan wajah mengeras langsung berjalan keluar, Marson Luo mengejarnya bertanya, “Tuan muda, kenapa kamu pergi?”

“Bukan urusanmu!” Stanley Yan mendelik padanya sekilas, dengan cepat berjalan ke kamar Sandy Yan dan mengetuknya, pengurus rumah yang membuka pintu melihat raut wajah Stanley Yan yang datar mengerutkan alisnya bertanya, “Tuan muda. Apa ada masalah?”

Melalui celah pintu, Stanley Yan melihat Nenek Yan sedang membacakan cerita agar Sandy Yan tertidur, tatapannya berkilat berucap, “Beritahu Nyonya besar, aku menunggunya di ruang baca!”

Selesai berucap tanpa menunggu balasan dari pengurus rumah, dia langsung membalikkan tubuhnya menuju ruang baca Nenek Yan.

Sepuluh menit kemudian, Nenek Yan masuk ke dalam, dengan wajah yang lembut bertanya pada Stanley Yan, “Stanley, ada apa mencari Nenek?”

“Kamu pergi menemui Nona Yesi?” tanya Stanley Yan dengan alis mengkerut.

“Benar!” Nenek Yan menganggukkan kepalanya, “Sandy sejak kecil tidak memiliki ibu, sehingga menganggap Yesi sebagai ibunya, aku sebagai nenek buyutnya tentu saja berharap”

“Nenek, dia bukan Angie!” Stanley Yan berucap menegaskan, “Bukan ibunya Sandy!”

“Aku tahu, tapi”

“Nenek, kamu jangan mengatakan apapun lagi! Aku mengerti maksudmu, tapi aku kecewa dengan niat baikmu ini! Yang aku cintai adalah Angie, bagiku wanita lain tidak berarti apapun. Walaupun dia sangat mirip dengan Angie, tapi dia bukan Angie!” Stanley Yan mengibaskan tangannya memotong ucapan Nenek Yan, menghela nafas berat.

“Stanley. Nenek tahu kamu tidak bisa melupakan Angie, tapi kamu juga tidak bisa egois seperti ini, kamu juga harus memikirkan Sandy! Apa kamu tahu saat tadi Yesi pergi, dia menangis dengan sangat menyedihkan? Dia tidak bisa tidak memiliki ibu!”

“Sandy memiliki ibu, ibunya bernama Angie!”

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu