Unlimited Love - Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
“Apakah ia meminta jumlah yang sangat banyak?” Yesi Mo mengerutkan keningnya.
“Tidak hanya banyak, tapi juga tidak masuk akal. Uang dalam jumlah ini, jika diambil dari kekayaan perusahaan akan membuat perusahaan berada dalam masalah keuangan.”
Yesi Mo sangat mengerti berapa kekayaan perusahaan yang ia punya, maka ia tidak menanyakannya lagi.
“Apakah ia tidak mau diajak berdiskusi?” Yesi Mo mengerutkan kening, perusahaan adalah asetnya yang paling penting, dan satu-satunya harapan bagi Keluarga Yan untuk naik ke atas, ia tidak akan mengorbankan perusahaan sampai tidak ada jalan lain sama sekali, ia tidak mungkin mengorbankan perusahaan yang didalamnya berisi pegawai lama dari Perusahaan Mu yang sangat berkompeten.
“Orang ini tidak mudah diajak berdiskusi.” Marson Luo sepertinya menangkap kegelisahan hati Yesi Mo, ia langsung menambahkan, “Tidak perlu khawatir, aku akan mencari cara agar ia mau diajak berdiskusi, dan malah bisa jadi, sepeser uang pun tidak perlu diberikan kepadanya.”
Melihat tatapan Marson Luo yang tajam dan dingin, Yesi Mo mengerutkan kening, “Apakah kamu berencana mengancam…”
“Jika tidak bisa dengan cara yang halus, tentu aku akan menggunakan cara yang kasar. Jika aku tidak salah ingat, istri dan anaknya berada di kampung halamannya, aku bisa menjadi kejam jika dibutuhkan.”
Marson Luo sudah mengatakannya dengan sangat jelas, raut wajah Yesi Mo berubah menjadi dingin. “Tidak. Orang lain bisa melakukan hal seperti ini, namun tidak dengan kita. Kamu pikirkan cara lain, aku akan menemuinya sendiri secara langsung.”
“Presdir Mo, urusan ini, tidak perlu kamu pergi mengurusnya sendiri. Aku saja yang pergi mengurusnya.”
“Kamu ingin pergi? Pergi membawa keluarganya dan mengancamnya?”
Yesi Mo menatap Marson Luo dengan kesal, raut wajahnya terlihat lesu.
Marson Luo menundukkan kepalanya lama sekali, kemudian ia menarik napas panjang dan berkata, “Presdir Mo, aku mengerti apa maksudmu. Biar aku pikirkan lagi cara untuk menyelesaikan masalah ini, namun kamu jangan pergi, khawatir jika nanti akan menambah masalah.”
“Aku berharap kamu benar-benar mengerti, dan bukan hanya untuk membuatku tidak kepikiran tentang masalah ini.”
Yesi Mo melihatnya menjadi lebih lembut, nada bicaranya perlahan kembali menghangat.
Yesi Mo juga adalah seorang perempuan, ia adalah seorang istri dan memiliki anak, ia tidak mungkin menculik istri dan anak orang lain, ia juga tidak akan membiarkan orang di sekitarnya melakukan hal itu.
Bahkan jika karena keputusannya ini, pada akhirnya membuatnya dan Marson Luo terjebak, ia tidak akan mungkin melakukannya.
Atmosfer dalam ruangan itu terasa dingin, selang beberapa saat, Yesi Mo memecah keheningan dengan menanyakan situasi terbaru tentang Maxim Luo.
Marson Luo sangat memahami tentang hal ini. Ia menjelaskan tentang kondisi Maxim Luo dengan sangat rinci kepada Yesi Mo.
“Jika tidak ada kesalahan, kali ini ia akan habis, paling sedikit ia akan menjalani 20 sampai 30 tahun masa tahanan. Sampai waktunya ia boleh keluar dari penjara, aku tidak tahu apakah ia bisa berjalan lagi atau tidak.”
“Berapa lama bagi Vivian Luo untuk bisa mengambil uang itu?”
Ini adalah hal yang paling membuat Yesi Mo khawatir, jumlah uang itu tidak sedikit, itu adalah variable.
Di dunia ini banyak sekali orang yang gila harta, namun orang yang gila akan kekuasaan lebih banyak, sebagian orang tidak mungkin mengorbankan masa depannya hanya karena harta.
Namun tidak bisa dipastikan jika ada kejadian seperti itu, terlebih jika orang ini sudah tua dan memasuki usia pensiun dan dipaksa oleh Vivian Luo.
Entah jika tidak punya keahlian, atau jika ia sangat mahir, yang ditakutkan adalah masalah ini akan menjadi besar, bisa saja kali ini Maxim Luo kabur dari penjara.
“Paling cepat satu bulan, paling lambat dua sampai tiga bulan. Uang ini adalah bukti material dari kasus penipuan ini, jika kasusnya belum selesai, Vivian Luo tidak akan bisa menerima uang ini.
Yesi Mo mengangguk sembari tersenyum, inti dari ucapan Marson Luo adalah, kali ini Maxim Luo benar-benar hancur, ia tidak akan mempunyai kesempatan untuk kembali.
Jika Vivian Luo telah menerima uang ini, kemudian ia melarikan diri, kasus dari Maxim Luo pasti sudah diputuskan.
Sampai saat itu tiba, membantu Maxim Luo untuk melarikan diri dari kesalahannya memiliki risiko yang sangat besar, beberapa orang akan terlibat dan berada dalam kesusahan.
Beberapa hari ini, Yesi Mo pergi ke kantor setiap hari, namun Marson Luo sering tidak ada di kantor.
Yesi Mo sudah sangat ingin menanyakan tentang hasil diskusinya dengan orang itu, namun ia belum memiliki kesempatan.
Marson Luo pergi untuk mendiskusikan kerja sama yang penting dan menyelidiki sesuatu di kota sebelah.
Yesi Mo juga berpikir tentang menanyakan hal ini padanya lewat telepon, namun ia tidak melakukannya.
Di saat genting seperti ini, ia harus berhati-hati, siapa yang berani menjamin ada orang yang mendengar percakapannya dengan Marson Luo saat mereka berbicara di telepon?
Terlebih lagi, berbicara di telepon tidak terlalu jelas.
Akhirnya ia bertemu dengan Marson Luo di ruang baca lantai dua rumah keluarga Yan pada hari keempat Yesi Mo kembali ke Kota R.
Kali ini Marson Luo terlihat lusuh, wajahnya terlihat sangat lelah, Yesi Mo bertanya kepadanya, “Apakah pergi menyelidiki ke kota sebelah membuatmu lelah?”
Yesi Mo memiliki naluri yang luar biasa. Bukannya Yesi Mo tidak menyelidikinya, ia menyelidiki namun itu adalah hal yang buruk sekali.
Bagaimanapun juga, ia tidak bisa memahami kondisi Marson Luo saat ini, sedikitpun ia tidak penasaran, jika ia memiliki sepuluh menit waktu untuk berbicara dengan Marson Luo, mungkin saja ia bisa tertidur di sofa.
“Aku tidak pergi menyelidiki.”
“Kalau begitu kamu pergi kemana?”
“Aku pergi untuk menemui keluarganya.”
Dengan cepat Marson Luo menutup mulutnya, seketika kening Yesi Mo berkerut, “Untuk apa kamu menemui mereka?”
“Bukankah kamu tidak mengizinkanku menggunakan kekerasan dalam mengurus hal ini? Kalau begitu aku hanya bisa menggunakan cara yang bodoh, untuk memahami dengan perasaan dan menggerakkan dengan alasan.”
Marson Luo tertawa pahit, seketika Yesi Mo merasa bersalah dan menatap Marson Luo. “Maafkan aku.”
“Nyonya, kamu tidak perlu meminta maaf. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi jahat, yang lebih penting adalah bisa keluar dari masalah ini. Sebenarnya ada baiknya aku begini, aku terlihat letih, namun kita tidak perlu mengkhawatirkan apapun.”
Yesi Mo berpikir dalam-dalam kemudian mengangguk, lalu ia menanyakan padanya tentang hasilnya.
Marson Luo tersenyum, kemudian ia mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya, Yesi Mo menatap amplop itu keheranan, “Apa ini?”
“Surat yang ditulis oleh istri dan anaknya untuk orang itu.” Raut wajah Marson Luo terlihat percaya diri, “dengan adanya ini dan sedikit rayuan, kita akan bisa bekerja sama dengannya. Nanti aku akan menyuruh orang untuk mengurus agar ini bisa lewat. Kita santai sejenak sebelum mulai menghubunginya.”
“Kamu urus saja ini.” Yesi Mo mengangguk, “Waktu sudah sangat larut, kamu pergi saja dan beristirahat. Jangan terlalu memaksakan diri.”
“Nyonya, kalau begitu aku pulang dulu. Kamu juga beristirahatlah.”
Marson Luo meninggalkan tempat itu, beberapa hari ini, Yesi Mo merasa sedikit lega, sekarang yang harus ia lakukan adalah menunggu hasil dari menghubungi orang itu.
Malam berikutnya, Marson Luo membawa kabar gembira, orang itu setuju, dan tidak meminta uang sepeserpun, namun ia meminta syarat, ia menginginkan satu persen dari saham perusahaan Keluarga Yan.
Yesi Mo tahu jika pria ini bukannya tidak menginginkan uang, ia hanya menggunakan cara yang lain untuk mendapatkannya.
Bagi keluarganya, ini adalah cara yang paling aman yang bisa dilakukan.
Jika benar-benar mendapatkan uang dalam jumlah yang besar, itu bukanlah untuk keluarganya, namun itu berarti malah menyakiti mereka.
Pria yang tadinya lugu dan tidak bersalah, kini menjadi seorang kriminal.
Lebih baik seperti ini, uang dirubah menjadi saham, setiap tahun bisa diambil sebagai deviden.
Yesi Mo bukanlah orang yang kikir, orang itu meminta satu persen, Yesi Mo memberinya dua persen.
Jangan hanya dilihat ia bertambah satu angka saja. Ini adalah jumlah jarak yang sangat jauh berbeda.
Walaupun perusahaan yang Yesi Mo bangun ini bukanlah perusahaan yang sangat besar, keuntungannya juga tidak terlalu tinggi, berdasarkan data dari tiga perempat periode, saham sebesar dua persen hanya akan mendapat deviden sebesar puluhan juta saja.
Namun Yesi Mo bukan orang yang suka diam saja, Stanley Yan juga merupakan orang yang ambisius, bukanlah suatu mimpi belaka untuk membuat perusahaan menjadi lebih kuat dan besar.
Mungkin tiga sampai lima tahun, mungkin sepuluh atau delapan tahun, saham sebesar dua persen ini adalah kekayaan yang ingin diincar semua orang.
Yesi Mo tidak percaya jika ia tidak memperhitungkan jumlah uang ini, ia sudah meminta saham, pasti ia sudah memikirkannya matang-matang, ia tidak mungkin menyesalinya.
Kasus ini bisa dibilang sudah selesai, hal ini tidak mungkin akan melibatkan Yesi Mo maupun Marson Luo, Yesi Mo juga tidak ingin lagi membuang-buang waktu di Kota R, ia memberikan seluruh tanggung jawab kepada Marson Luo, kemudian ia meninggalkan Kota R dan kembali ke Amerika, kembali berkumpul bersama Stanley Yan dan Didi.
Saat memasuki Mansion Keluarga Mo, ia hanya melihat Stanley seorang diri. Kain di kepalanya sudah tidak ada, Yesi Mo bertanya padanya, “Dimana Didi?”
“Kamu lupa, libur sekolah Didi sudah usai, ia sekarang pergi ke sekolah.”
Stanley Yan tertawa dan berjalan ke hadapan Yesi Mo, kemudian ia mengusap lembut pipi Yesi Mo, “Aku telah mendengarnya dari Marson Luo, masalah di Kota R sudah selesai diatasi?”
“Sudah selesai kuatasi.” Yesi Mo mengangguk dan tersenyum.
“Kalau begitu sekarang aku bisa tenang dan pergi ke rumah sakit.”
“Ke rumah sakit? Mau melakukan apa?” Yesi Mo terbelalak dan bertanya padanya.
“Tentu saja pergi untuk operasi plastik, kamu tidak mungkin lupa bukan?” Stanley Yan tertawa dan balik bertanya.
“Apakah tidak bisa jika kamu tidak melakukan itu? Aku takut…”
“Percaya padaku, tidak ada hal yang membahayakan.” Kedua tangan Stanley Yan menyentuh pipi Yesi Mo. Setengah bercanda berkata, “Walaupun wajah ini bisa menjadi tampan, aku masih tetap menyukai wajah asliku. Aku Stanley Yan, dan tetap menjadi Stanley Yan, bukan Felix Lu, dan bukan orang lain.”
Yesi Mo tahu jika Stanley Yan telah yakin dengan keputusannya, tidak bisa diganggu gugat lagi.
Walaupun Yesi Mo telah terbiasa dengan wajah Stanley Yan yang sekarang, penolakan di hatinya juga telah menghilang, namun Yesi Mo memang tetap menyukai wajah asli Stanley Yan.
Ia hanya mengkhawatirkan jika terjadi kesalahan saat operasi.
Dua hari berikutnya, Yesi Mo perlahan melepaskan tangan Stanley Yan, melihatnya melangkah ke ruang operasi dengan percaya diri.
Saat pintu hendak ditutup, Stanley Yan menghentikan langkahnya, ia berbalik lan menatap Yesi Mo sambil tersenyum, “Sabarlah menunggu, dengan cepat, Stanley Yan mu akan kembali.”
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinTen Years
VivianNikah Tanpa Cinta
Laura WangMarriage Journey
Hyon SongThat Night
Star AngelHabis Cerai Nikah Lagi
GibranLelaki Greget
Rudy GoldCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)