Unlimited Love - Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)

“Apakah ia meminta jumlah yang sangat banyak?” Yesi Mo mengerutkan keningnya.

“Tidak hanya banyak, tapi juga tidak masuk akal. Uang dalam jumlah ini, jika diambil dari kekayaan perusahaan akan membuat perusahaan berada dalam masalah keuangan.”

Yesi Mo sangat mengerti berapa kekayaan perusahaan yang ia punya, maka ia tidak menanyakannya lagi.

“Apakah ia tidak mau diajak berdiskusi?” Yesi Mo mengerutkan kening, perusahaan adalah asetnya yang paling penting, dan satu-satunya harapan bagi Keluarga Yan untuk naik ke atas, ia tidak akan mengorbankan perusahaan sampai tidak ada jalan lain sama sekali, ia tidak mungkin mengorbankan perusahaan yang didalamnya berisi pegawai lama dari Perusahaan Mu yang sangat berkompeten.

“Orang ini tidak mudah diajak berdiskusi.” Marson Luo sepertinya menangkap kegelisahan hati Yesi Mo, ia langsung menambahkan, “Tidak perlu khawatir, aku akan mencari cara agar ia mau diajak berdiskusi, dan malah bisa jadi, sepeser uang pun tidak perlu diberikan kepadanya.”

Melihat tatapan Marson Luo yang tajam dan dingin, Yesi Mo mengerutkan kening, “Apakah kamu berencana mengancam…”

“Jika tidak bisa dengan cara yang halus, tentu aku akan menggunakan cara yang kasar. Jika aku tidak salah ingat, istri dan anaknya berada di kampung halamannya, aku bisa menjadi kejam jika dibutuhkan.”

Marson Luo sudah mengatakannya dengan sangat jelas, raut wajah Yesi Mo berubah menjadi dingin. “Tidak. Orang lain bisa melakukan hal seperti ini, namun tidak dengan kita. Kamu pikirkan cara lain, aku akan menemuinya sendiri secara langsung.”

“Presdir Mo, urusan ini, tidak perlu kamu pergi mengurusnya sendiri. Aku saja yang pergi mengurusnya.”

“Kamu ingin pergi? Pergi membawa keluarganya dan mengancamnya?”

Yesi Mo menatap Marson Luo dengan kesal, raut wajahnya terlihat lesu.

Marson Luo menundukkan kepalanya lama sekali, kemudian ia menarik napas panjang dan berkata, “Presdir Mo, aku mengerti apa maksudmu. Biar aku pikirkan lagi cara untuk menyelesaikan masalah ini, namun kamu jangan pergi, khawatir jika nanti akan menambah masalah.”

“Aku berharap kamu benar-benar mengerti, dan bukan hanya untuk membuatku tidak kepikiran tentang masalah ini.”

Yesi Mo melihatnya menjadi lebih lembut, nada bicaranya perlahan kembali menghangat.

Yesi Mo juga adalah seorang perempuan, ia adalah seorang istri dan memiliki anak, ia tidak mungkin menculik istri dan anak orang lain, ia juga tidak akan membiarkan orang di sekitarnya melakukan hal itu.

Bahkan jika karena keputusannya ini, pada akhirnya membuatnya dan Marson Luo terjebak, ia tidak akan mungkin melakukannya.

Atmosfer dalam ruangan itu terasa dingin, selang beberapa saat, Yesi Mo memecah keheningan dengan menanyakan situasi terbaru tentang Maxim Luo.

Marson Luo sangat memahami tentang hal ini. Ia menjelaskan tentang kondisi Maxim Luo dengan sangat rinci kepada Yesi Mo.

“Jika tidak ada kesalahan, kali ini ia akan habis, paling sedikit ia akan menjalani 20 sampai 30 tahun masa tahanan. Sampai waktunya ia boleh keluar dari penjara, aku tidak tahu apakah ia bisa berjalan lagi atau tidak.”

“Berapa lama bagi Vivian Luo untuk bisa mengambil uang itu?”

Ini adalah hal yang paling membuat Yesi Mo khawatir, jumlah uang itu tidak sedikit, itu adalah variable.

Di dunia ini banyak sekali orang yang gila harta, namun orang yang gila akan kekuasaan lebih banyak, sebagian orang tidak mungkin mengorbankan masa depannya hanya karena harta.

Namun tidak bisa dipastikan jika ada kejadian seperti itu, terlebih jika orang ini sudah tua dan memasuki usia pensiun dan dipaksa oleh Vivian Luo.

Entah jika tidak punya keahlian, atau jika ia sangat mahir, yang ditakutkan adalah masalah ini akan menjadi besar, bisa saja kali ini Maxim Luo kabur dari penjara.

“Paling cepat satu bulan, paling lambat dua sampai tiga bulan. Uang ini adalah bukti material dari kasus penipuan ini, jika kasusnya belum selesai, Vivian Luo tidak akan bisa menerima uang ini.

Yesi Mo mengangguk sembari tersenyum, inti dari ucapan Marson Luo adalah, kali ini Maxim Luo benar-benar hancur, ia tidak akan mempunyai kesempatan untuk kembali.

Jika Vivian Luo telah menerima uang ini, kemudian ia melarikan diri, kasus dari Maxim Luo pasti sudah diputuskan.

Sampai saat itu tiba, membantu Maxim Luo untuk melarikan diri dari kesalahannya memiliki risiko yang sangat besar, beberapa orang akan terlibat dan berada dalam kesusahan.

Beberapa hari ini, Yesi Mo pergi ke kantor setiap hari, namun Marson Luo sering tidak ada di kantor.

Yesi Mo sudah sangat ingin menanyakan tentang hasil diskusinya dengan orang itu, namun ia belum memiliki kesempatan.

Marson Luo pergi untuk mendiskusikan kerja sama yang penting dan menyelidiki sesuatu di kota sebelah.

Yesi Mo juga berpikir tentang menanyakan hal ini padanya lewat telepon, namun ia tidak melakukannya.

Di saat genting seperti ini, ia harus berhati-hati, siapa yang berani menjamin ada orang yang mendengar percakapannya dengan Marson Luo saat mereka berbicara di telepon?

Terlebih lagi, berbicara di telepon tidak terlalu jelas.

Akhirnya ia bertemu dengan Marson Luo di ruang baca lantai dua rumah keluarga Yan pada hari keempat Yesi Mo kembali ke Kota R.

Kali ini Marson Luo terlihat lusuh, wajahnya terlihat sangat lelah, Yesi Mo bertanya kepadanya, “Apakah pergi menyelidiki ke kota sebelah membuatmu lelah?”

Yesi Mo memiliki naluri yang luar biasa. Bukannya Yesi Mo tidak menyelidikinya, ia menyelidiki namun itu adalah hal yang buruk sekali.

Bagaimanapun juga, ia tidak bisa memahami kondisi Marson Luo saat ini, sedikitpun ia tidak penasaran, jika ia memiliki sepuluh menit waktu untuk berbicara dengan Marson Luo, mungkin saja ia bisa tertidur di sofa.

“Aku tidak pergi menyelidiki.”

“Kalau begitu kamu pergi kemana?”

“Aku pergi untuk menemui keluarganya.”

Dengan cepat Marson Luo menutup mulutnya, seketika kening Yesi Mo berkerut, “Untuk apa kamu menemui mereka?”

“Bukankah kamu tidak mengizinkanku menggunakan kekerasan dalam mengurus hal ini? Kalau begitu aku hanya bisa menggunakan cara yang bodoh, untuk memahami dengan perasaan dan menggerakkan dengan alasan.”

Marson Luo tertawa pahit, seketika Yesi Mo merasa bersalah dan menatap Marson Luo. “Maafkan aku.”

“Nyonya, kamu tidak perlu meminta maaf. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi jahat, yang lebih penting adalah bisa keluar dari masalah ini. Sebenarnya ada baiknya aku begini, aku terlihat letih, namun kita tidak perlu mengkhawatirkan apapun.”

Yesi Mo berpikir dalam-dalam kemudian mengangguk, lalu ia menanyakan padanya tentang hasilnya.

Marson Luo tersenyum, kemudian ia mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya, Yesi Mo menatap amplop itu keheranan, “Apa ini?”

“Surat yang ditulis oleh istri dan anaknya untuk orang itu.” Raut wajah Marson Luo terlihat percaya diri, “dengan adanya ini dan sedikit rayuan, kita akan bisa bekerja sama dengannya. Nanti aku akan menyuruh orang untuk mengurus agar ini bisa lewat. Kita santai sejenak sebelum mulai menghubunginya.”

“Kamu urus saja ini.” Yesi Mo mengangguk, “Waktu sudah sangat larut, kamu pergi saja dan beristirahat. Jangan terlalu memaksakan diri.”

“Nyonya, kalau begitu aku pulang dulu. Kamu juga beristirahatlah.”

Marson Luo meninggalkan tempat itu, beberapa hari ini, Yesi Mo merasa sedikit lega, sekarang yang harus ia lakukan adalah menunggu hasil dari menghubungi orang itu.

Malam berikutnya, Marson Luo membawa kabar gembira, orang itu setuju, dan tidak meminta uang sepeserpun, namun ia meminta syarat, ia menginginkan satu persen dari saham perusahaan Keluarga Yan.

Yesi Mo tahu jika pria ini bukannya tidak menginginkan uang, ia hanya menggunakan cara yang lain untuk mendapatkannya.

Bagi keluarganya, ini adalah cara yang paling aman yang bisa dilakukan.

Jika benar-benar mendapatkan uang dalam jumlah yang besar, itu bukanlah untuk keluarganya, namun itu berarti malah menyakiti mereka.

Pria yang tadinya lugu dan tidak bersalah, kini menjadi seorang kriminal.

Lebih baik seperti ini, uang dirubah menjadi saham, setiap tahun bisa diambil sebagai deviden.

Yesi Mo bukanlah orang yang kikir, orang itu meminta satu persen, Yesi Mo memberinya dua persen.

Jangan hanya dilihat ia bertambah satu angka saja. Ini adalah jumlah jarak yang sangat jauh berbeda.

Walaupun perusahaan yang Yesi Mo bangun ini bukanlah perusahaan yang sangat besar, keuntungannya juga tidak terlalu tinggi, berdasarkan data dari tiga perempat periode, saham sebesar dua persen hanya akan mendapat deviden sebesar puluhan juta saja.

Namun Yesi Mo bukan orang yang suka diam saja, Stanley Yan juga merupakan orang yang ambisius, bukanlah suatu mimpi belaka untuk membuat perusahaan menjadi lebih kuat dan besar.

Mungkin tiga sampai lima tahun, mungkin sepuluh atau delapan tahun, saham sebesar dua persen ini adalah kekayaan yang ingin diincar semua orang.

Yesi Mo tidak percaya jika ia tidak memperhitungkan jumlah uang ini, ia sudah meminta saham, pasti ia sudah memikirkannya matang-matang, ia tidak mungkin menyesalinya.

Kasus ini bisa dibilang sudah selesai, hal ini tidak mungkin akan melibatkan Yesi Mo maupun Marson Luo, Yesi Mo juga tidak ingin lagi membuang-buang waktu di Kota R, ia memberikan seluruh tanggung jawab kepada Marson Luo, kemudian ia meninggalkan Kota R dan kembali ke Amerika, kembali berkumpul bersama Stanley Yan dan Didi.

Saat memasuki Mansion Keluarga Mo, ia hanya melihat Stanley seorang diri. Kain di kepalanya sudah tidak ada, Yesi Mo bertanya padanya, “Dimana Didi?”

“Kamu lupa, libur sekolah Didi sudah usai, ia sekarang pergi ke sekolah.”

Stanley Yan tertawa dan berjalan ke hadapan Yesi Mo, kemudian ia mengusap lembut pipi Yesi Mo, “Aku telah mendengarnya dari Marson Luo, masalah di Kota R sudah selesai diatasi?”

“Sudah selesai kuatasi.” Yesi Mo mengangguk dan tersenyum.

“Kalau begitu sekarang aku bisa tenang dan pergi ke rumah sakit.”

“Ke rumah sakit? Mau melakukan apa?” Yesi Mo terbelalak dan bertanya padanya.

“Tentu saja pergi untuk operasi plastik, kamu tidak mungkin lupa bukan?” Stanley Yan tertawa dan balik bertanya.

“Apakah tidak bisa jika kamu tidak melakukan itu? Aku takut…”

“Percaya padaku, tidak ada hal yang membahayakan.” Kedua tangan Stanley Yan menyentuh pipi Yesi Mo. Setengah bercanda berkata, “Walaupun wajah ini bisa menjadi tampan, aku masih tetap menyukai wajah asliku. Aku Stanley Yan, dan tetap menjadi Stanley Yan, bukan Felix Lu, dan bukan orang lain.”

Yesi Mo tahu jika Stanley Yan telah yakin dengan keputusannya, tidak bisa diganggu gugat lagi.

Walaupun Yesi Mo telah terbiasa dengan wajah Stanley Yan yang sekarang, penolakan di hatinya juga telah menghilang, namun Yesi Mo memang tetap menyukai wajah asli Stanley Yan.

Ia hanya mengkhawatirkan jika terjadi kesalahan saat operasi.

Dua hari berikutnya, Yesi Mo perlahan melepaskan tangan Stanley Yan, melihatnya melangkah ke ruang operasi dengan percaya diri.

Saat pintu hendak ditutup, Stanley Yan menghentikan langkahnya, ia berbalik lan menatap Yesi Mo sambil tersenyum, “Sabarlah menunggu, dengan cepat, Stanley Yan mu akan kembali.”

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu