Unlimited Love - Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)

Dari belakangnya terdengar langkah kaki, dan suara Stanley Yan yang melembut, Angie Qin menoleh menatap Stanley Yan dengan senyum tipis di wajahnya. “Stanley, kamu sebenarnya mau apa? Bilang pada mereka untuk minggir!”

“Kamu pikir aku akan membiarkanmu pergi sendirian di malam hari seperti ini?” Stanley Yan menarik tangan Angie, dengan lembut menggelengkan kepalanya, dan membawanya ke tempat tidur. “Sudah, jangan ribut lagi! nontonlah tv sebentar terus istirahat! Ya walaupun kamu mungkin tidak memikirkan dirimu sendiri, tapi setidaknya tolong pikirkan tentang anak yang ada di perutmu! Dia tidak akan kuat menerima semua ini, bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu dengannya?”

“Stanley, hentikan ya kepura-puraanmu itu! Kamu sebenarnya tidak peduli dengan hidup dan mati anak ini, dan sekarang kamu untuk apa berpura-pura peduli tentangnya, kamu memangnya begitu tidak lelah ya?”

Stanley Yan sekali membahas tentang anak, Angie Qin langsung emosi, menggertakan gigi menatap wajahnya dengan tersenyum dingin.

“Aku tidak mengerti maksudmu apa? Kamu bagaimana tahu kalau aku tidak peduli?” Stanley Yan mengerutkan dahinya, Angie Qin masih tersenyum dingin. “Pertanyaan ini harusnya kamu tanyakan sendiri pada dirimu sendiri! Huh!”

Angie Qin mendengus, menarik tangannya darinya, kembali duduk di atas kasur, menundukan kepala menahan emosi.

Dia tidak ingin membahas apa yang telah di perbuat Lia Ling, dan lebih tidak ingin memikirkannya, karena hanya memikirkannya saja bisa membuat dirinya meledak.

“Diantara kita mungkinkah ada kesalahpahaman? Atau mungkin apa yang pernah aku lakukan membuatmu salah paham mengira kalau aku tidak peduli denganmu dan anak kita? Istriku, katakanlah, aku bisa menjelaskan semuanya!”

Stanley Yan berjalan ke sisinya, ingin menarik tangannya.

“Sudah cukup, aku tidak mau mengatakannya, lebih tidak ingin mendengar penjelasanmu!” Angie Qin dengan wajah dingin menggelengkan kepala dan menepuk tangannya.

Tidak peduli bagaimana Stanley Yan bertanya, Angie Qin masih tidak mengatakan satu katapun, hingga akhirnya Stanley Yan hanya bisa menghela nafas, “Ya sudahlah, kalau kamu memang tidak mau mengatakannya, aku juga tidak bertanya lagi! Tapi aku ingin membuatmu tahu kalau posisi kamu dan anak kita di hatiku lebih itu lebih penting dari nyawaku sendiri, dan ini bukan bercandaan!”

Angie Qin mengerucutkan bibirnya, tidak meladeninya lagi.

Semakin Stanley Yan bersumpah dan terlihat begitu serius semakin membuat Angie Qin merasa kaua dia menjijikkan dan munafik, semakin enggan meladeninya.

Stanley Yan menatapnya dalam-dalam, matanya bersinar untuk waktu yang lama, hingga akhirnya berbalik badan dan pergi.

Marson Luo kebetulan datang dari lift dan bertanya dengan penasaran, “Tuan, kamu tidak pergi ke jalan Melati sana?”

Stanley Yan tidak menjawab pertanyaannya, tetapi mengerutkan dahi dan bertanya, “Marson, menurutmu aku peduli tidak dengan nyonya dan anak yang ada di perutnya?”

“Tuan, kamu sedang mengatakan apa? Cuma orang buta yang tidak bisa melihat kalau kamu sangat peduli dengan mereka!”

“Nah lalu Angie bagaimana bisa mengatakan kalau aku tidak peduli dengan hidup dan mati mereka?”

Dahinya semakin mengkerut, dan kepalanya terasa sakit.

“Tidak mungkin lah? Nyonya bagaimana bisa berpikir seperti itu? Mungkin tidak ada kesalahpahaman diantara semua ini? Tuan, kalau tidak kamu coba tanya nyonya lah, itu pasti lebih baik daripada kamu disini berpikir sendiri dan menebak yang tidak-tidak!”

“Kalau dia mau mengatakannya, aku pasti tidak ada disini dan stres seperti ini!” Stanley Yan tak berdaya tersenyum pahit, melambaikan tangan, “Ya sudah, tidak ada urusanmu lagi, pergi lah! Aku mau mencoba memikirkannya baik-baik!”

Stanley Yan masuk ke ruang tangga darurat, mengeluarkan sekotak rokok, dan mulai menghisap sebatang demi sebatang.

Satu malam ini, keduanya tidak tidur dengan baik, Angie Qin hanya berbalik sepanjang malam, dan Stanley Yan terus fokus berpikir keras sepanjang malam.

Keesokan paginya, Angie Qin pergi ke toko, dia mendengar kalau Sara Xue pergi keluar untuk mengerjakan sesuatu. Tapi setelah menunggu lama, dia masih tidak melihatnya kembali ke toko.

Melihat sudah hampir siang, bibi Liu menemaninya pergi makan siang, menemukan sebuah kafe dan memesan segelas jus, duduk di posisi dekat jendela sambil memandang kosong ke pejalan kaki yang berjalan di luar toko, dia tiba-tiba merasa iri. Mereka bebas melakukan apa yang mereka inginkan dan pergi ke mana pun mereka mau.

Dan dirinya saat ini, dia merasa kalau dia sekarang adalah burung kenari yang tinggal di dalam sangkar. Selain terlihat layak di mata orang luar, dia tidak memiliki kebebasan seperti pada orang umumnya, bahkan sekarang tidak memiliki orang yang dapat diajak berbicara dari hati ke hati.

Setelah duduk selama 2 jam dalam kebosanan, baru akan bangkit dan pergi. Pada saat ini, dia tiba-tiba melihat wajah sedih Katty Yun mendorong pintu kafe dan masuk ke dalam.

Angie Qin mengerutkan dahi, Katty Yun bukannya seharusnya berada di rumah keluarga Xiao, dia bagaimana bisa muncul di sini?

Setelah Katty Yun masuk, dia melihat ada sebuah tempat di sudut yang sepi dan duduk disana. Dia memesan secangkir kopi dan memandangi gelas kopinya yang ada di tangannya dengan bodoh. Matanya dipenuhi dengan kebingungan dan keengganan.

“Katty, kamu kenapa ada di sini? Telah terjadi sesuatu ya?”

Angie Qin berjalan dan duduk di seberangnya, bertanya dengan mengerutkan dahinya.

Melihat orang itu adalah Angie Qin, mata redup Katty Yun tiba-tiba seperti melihat cahaya, dan langsung mengambil tangan Angie Qin, “Angie, kamu harus membantuku! Aku benar-benar tidak mau membahayakanmu, tidak membahayakn anak di perutmu, Aku sungguh tidak bersalah!”

“Aku tahu. Kamu tenang dulu, bicara yang jelas apa yang telah terjadi!”

“Jadi begini, 2 hari yang lalu kan acara 1 bulan anakku dengan Robin, dan di tengah acara Stanley bukannya mengantarmu ke rumah sakit, setelah itu...”

Dari mulut Katty Yun, Angie Qin mengetahui beberapa hal yang sebelumnya tidak dia ketahui.

Stanley Yan datang ke rumah keluarga Xiao, di depan semua para tamu tanpa ampun bertanya semuanya pada Robin Xiao. Stanley Yan memberi keluarga Xiao tenggat waktu tiga hari untuk memberikan penjelasan, di makanan juga anggur merah di acara bagaimana bisa di masukkan obat dan lain-lainnya.

“Robin tidak mengetahui siapa yang melakukannya! Untuk memberikan penjelasan kepada Stanley, dia mengusirku dan mengatakan kalau semua itu motifku! Angie aku akui aku sebelumnya benar-benar membencimu, tetapi sejak aku tahu kalau kamu mengandung anak Stanley, aku tidak lagi membencimu! Bahkan aku berpikir untuk bisa kembali berbaikan denganmu, aku bagaimana bisa menyakiti anakmu! Membahayakan anakmu tidak ada untungnya untukku!”

Melihat penjelasan yang di ucapkan oleh Katty Yun begitu serius dan bersemangat, Angie Qin mengangguk setuju, “Aku percaya dengan perkataanmu! Kamu benar bukan orang yang telah melukai anakku!”

“Benarkah? Kamu mau percaya padaku? Terima kasih, terima kasih!”

“Sudah, tidak perlu berterima kasih! Kamu perlu aku bagaimana untuk bisa membantumu?”

“Aku mau pulang kesana, menjaga anakku, walaupun hanya sebagai seorang pembantu, aku hanya ingin melihat perkembangan anakku setiap hari, hanya begitu saja aku sudah puas! Angie, kamu bisa tidak menolongku mencari Stanley dan membujuknya? Robin pasti akan mendengarkan perkataannya!”

Katty Yun menarik tangannya, dengan ekspresi meminta belas melihatnya, ini membuat perasaan Angie Qin tidak enak.

“Ya sudah. Aku akan membantumu dalam masalah ini! Kamu tenang saja!”

“Benarkah? Baguslah, terima kasih, terima kasih Angie!” Sambil mengatakan itu air mata Katty Yun tidak tahu kapan mulai bercucuran, “Angie, aku bersalah padamu! Aku seharusnya dari awal...”

“Sudah, jangan katakan lagi! Semua sudah berlalu!”

Angie Qin tidak membiarkannya meneruskan perkataannya, meminta kontaknya lalu menyuruhnya untuk tetap tenang dan menunggu, kemudian bangkit dan pergi dari sana.

Di dalam mobil, bibi Liu mengerutkan kening bertanya, “Nyonya, kamu benar-benar mau membantunya? Kamu jangan hanya lihat dari wajah sedih dan meminta belas kasihnya itu saja, karena sejatinya dia adalah lampu yang tak pernah habis minyaknya! Mana tahu nanti...”

“Nanti? Masalah nanti memangnya siapa yang tahu?” Angie Qin tersenyum menggelengkan kepala, tatapan matanya terlihat mengandung arti.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu