Unlimited Love - Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
Stanley Yan menggendong Angie Qin dengan panik sambil berlari keluar, sambil berteriak memanggil orang untuk menyiapkan mobil pergi ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan perut Angie Qin semakin sakit, dirinya juga semakin tegang, mencnegkram tangan Stanley Yan dengan kuat dan keningnya penuh dengan keringat dingin.
Stanley Yan yang melihatnya seperti ini, hatinya terasa sangat sakit, namun satu-satunya yang bisa dia lakukan sekarang hanya menenagkan Angie Qin, membuatnya tidak terlalu merasa tegang, dan takut.
Di perjalanan Marson sudah menghubungi pihak rumah sakit, saat mobil berhenti para dokter dan suster langsung menghampiri mereka.
Melakukan pemeriksaan sejenak, dokter menyuruh orang untuk membawa Angie Qin memasuki ruang bersalin, Stanley Yan ingin ikut masuk ke dalam namun dihentikan oleh dokter.
Hanya bisa menunggu di depan ruang bersalin dengan khawatir, tidak lama kemudian terdengar suara teriakan Angie Qin yang memekakkan telinga, membuat hati Stanley Yan semakin kacau, hampir kehilangan akal sehatnya.
Nenek Yan tiba dengan cepat, sekitar setengah jam setelah Angie Qin dibawa masuk ke dalam ruang bersalin, Nenek Yan telah muncul di depan ruang bersalin.
Melihat Stanley Yan yang berjalan mondar-mandir dengan tidak tenang, Nenek Yan berjalan menghampiri menariknya dan berucap menenangkan, “Stanley, jangan khawtair, Angie dan anak kalian akan baik-baik saja!”
Stanley Yan menganggukkan kepalanya, tidak berucap apapun, iris matanya yang dalam terus menatap pintu ruang bersalin, telinganya terus mendengar suara teriakan Angie Qin yang tidak berhenti, kepalan tangan Stanley Yan juga semakin mengerat, hingga buku-buku jarinya memutih, dia juga tidak merasakan apapun, dalam pandangannya, dalam hatinya, sekarang hanya ada teriakan kesakitan Angie Qin di dalam ruang bersalin, hanya ada sebuah nyawa yang ada di dalam perut Angie Qin yang akan hadir di dunia ini.
Nenek Yan yang melihatnya seperti ini tahu jika dia telah gagal menenangkan Stanley Yan, namun dia tidak mempermasalahkannya, menggelengkan kepalanya berjalan ke bangku yang ada di lorong.
Sebagai orang yang berpengalaman. Dia sangat tahu dengan jelas melahirkan anak bukanlah hal yang sebentar, tidak boleh merasa panik, membutuhkan kesabaran yang cukup, dan juga membutuhkan kesadaran yang kuat.
Kesadaran Stanley Yan sangat kuat, hampir tidak pernah panik saat menghadapi masalah apapun, namun asalkan berhubungan dengan Angie Qin, dia seperti berubah menjadi orang lain, berbagai ekspresi yang biasanya sulit untuk terlihat maka semuanya akan terlihat di wajahnya.
Melihat Stanley Yan yang semakin mengeratkan kepalan tangannya. Bahkan Nenek Yan berpikir, jika Angie Qin terus berteriak seperti ini, mungkin Stanley Yan akan menerobos ke dalam tanpa memeperdulikan apapun, Nenek Yan menolehkan kepalanya menatap pengurus rumah sejenak.
“Nyonya besar, apa kamu ada suatu perintah?” pengurus rumah mendekat bertanya dengan pelan.
“Panggil beberapa orang untuk mengawasi Tuan muda, jangan biarkan bertindak bodoh!”
Selesai berucap tatapan Nyonya Yan jatuh pada pintu ruang bersalin, raut wajahnya sedikit tegang namun lebih dominan dengan harapan yang besar.
Saat Bibi Liu datang, jarak dari Angie Qin memasuki ruang bersalin sudah lewat dari setengah jam. Suara teriakan Angie Qin semakin melemah, seperti sudah berusaha sekuat tenaga, namun suara tangisan sang anak masih belum terdengar, Nenek Yan mengerutkan alisnya, tiba-tiba dia merasa sedikit tidak tenang.
“Nyonya besar, apa Nyonya muda belum melahirkan?” Bibi Liy menatap pintu ruang bersalin dengan khawatir dan bertanya dengan pelan.
“Hmm, sepertinya harus melakukan operasi sesar!” Nenek Yan menganggukkan kepalanya, berucap pelan. Entah apa dia berucap pada Bibi Liu atau berucap pada kepanikannya, pada Stanley Yan yang hampir kehabisan kesabarannya.
Baru saja selesai berucap, pintu ruang bersalin terbuka, muncul seorang suster berucap, “Siapa keluarganya?”
“Aku, aku suaminya!” Staney Yan langsung menghampirinya, bertanya dengan tegang, “Bagaimana keadaan istriku sekarang, kenapa anakku sampai sekarang belum lahir?”
“Situasinya cukup baik, kamu tidak perlu tertalu khawatir! Oh iya, ini surat persetujuan untuk operasi sesar, kamu lihat dengan teliti lebih dulu kemudian tanda tangani!” suster tersenyum sejenak kemudian menyerahkan sebuah kertas pada Stanley Yan.
Stanley Yan tidak menerimanya, alisnya berkerut dalam, “Kenapa harus operasi sesar? Apa tidak bisa melahirkan normal?”
“Sekarang ini sepertinya sedikit sulit, namun kamu tenang saja, kami akan berusaha untuk melahirkan normal, maka dari itu memintamu untuk menandatangani ini untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan.” sang suster kembali menjelaskan, “Bagaimanapun disaat seperti itu, waktu adalah nyawa! Aku percaya kamu juga tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkankan?”
Stanley Yan tentu saja tidak ingin terjadi hal apapun yang buruk, Angie Qin dan anaknya yang berada di dalam perut bagi Stanley Yan sangat penting, mereka adalah hidupnya, jika kehilangan salah satu dari mereka, dia tidak akan bisa menerimanya.
Membawa surat persetujuan operasi sesar yang ditandatangani Stanley Yan, sang suster membalikkan tubuhnya berlari masuk ke dalam, menutup kembali pintu menghalangi pandangan orang-orang.
Di dalam ruang bersalin, terdengar suara tangisan bayi yang mengharukan, di saat yang bersamaan Angie Qin telah kehilangan kesadarannya, bahkan tidak sempat melihat putranya dan Stanley Yan.
Dokter menyerahkan bayi yang penuh dengan darah pada kedua suster, menyuruh mereka untuk membersihkan dan mencatat berat badan bayi, kemudian menyerahkan bayi ini pada keluarganya.
Selesai melakukan hal yang harus dilakukan sang dokter melepaskan maskernya, berjalan keluar ruang bersalin.
Kedua suster memeluk bayi yang baru lahir itu dengan berhati-hati, setelah memandikan dan menimbang beratnya. Salah satu suster membungkus bayi mungil yang masih merah itu dengan kain lembut dan membawanya ke dalam pelukannya dengan perlahan.
Suster lainnya keluar memeriksa sejenak, memastikan dokter dan suster lainnya telah mengantarkan Angie Qin ke ruang rawat, di dalam ruang bersalin hanya ada mereka berdua, kemudian berjala ke sudut membuka sebuah kotak plastik yang besar, di dalamnya terdapat bayi yang sedang tertidur pulas, sepertinya juga belum lama lahir, kulitnya masih terlihat berkeriput.
Mengulurkan tangannya menggendong bayi ini, dia menyaratkan suster yang satunya lagi untuk bersembunyi.
Setelah menoleh tidak lagi terlihat bayangannya. Dia baru membawa bayi yang ada di pelukannya keluar dari ruang bersalin.
Orang-orang yang ada di depan pintu tidak menyadari apa yang terjadi dalam beberapa menit yang singkat itu, anak Stanley Yan dan Angie Qin telah ditukar oleh seseorang.
Melihat nyawa kecil yang berada dalam bedongan, kedua tangan Stanley Yan bergetar menerimanya, bersemangat hingga wajahnya memerah, bibirnya tersenyum dengan sangat lebar.
Nenek Yan yang duduk di sisi lorong segera berlari menghampiri, mengulurkan tangannya yang bergetar menggendong anak yang ada dalam pelukan Stanley Yan, “Stanley, biarkan Nenek menggendongnya! Cepat! Cepat!”
“Nenek. Kamu berhati-hatilah sedikit, jangan menjatuhkannya!” Stanley Yan sedikit tidak rela menyerahkan anak yang ada di pelukannya kepada Nenek Yan, dan mengingatkan dengan tegang.
“Tenang saja, bagaimana mungkin Nenek menjatuhkan cicit tersayangku!”
Nenek Yan menerima anak itu dengan perlahan, tersenyum dan menatapnya dengan lama, kemudian dengan tidak rela membiarkan Bibi Liu membawanya, segerombol suster membawa nyawa kecil ini ke kamar rawat Angie Qin dengan berhati-hati.
Dengan cepat pintu ruang bersalin menjadi sunyi, beberapa menit kemudian seorang suster berjalan keluar sambil memeluk sebuah kotak plastik. Menaiki lift seolah tidak terjadi apapun dan langsung berlari ke parkiran, menyerahkan kotak yang ada di tangannya pada pria yang mengenakan topi baseball, membiarkannya membawa kotak itu masuk ke dalam mobil van, dengan cepat meninggalkan area parkir rumah sakit.
Saat Angie Qin membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah seorang bayi mungil yang sedang tertidur disisinya.
Melihatnya untuk pertama kali, Angie Qin tahu jika ini adalah anaknya, anaknya dengan Stanley Yan.
Dia mengulurkan tangannya yang bergetar mengelus pipi anak ini yang masih berkerut, benaknya merasa tidak tenang.
Anak ini kenapa tidak terlihat seperti yang dia ketahui bayi yang berkulit lembut dan bersinar, malah sebaliknya terlihat seperti orang tua, terlihat beberapa garis di keningnya, wajah dan tubuhnya penuh dengan kerutan, dan penuh dengan kemerahan.
“Tuan muda, Tuan muda! Nyonya muda sudah sadar!”
Mendengar suara teriakan Bibi Liu, Stanley Yan yang sedang merapikan pakaian anak langsung meletakkan pekerjaan yang sedang dia lakukan dan berlari menghampiri, menarik tangan Angie Qin tersenyum bertanya, “Istriku, bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?”
Angie Qin menggelengkan kepalanya, sangat menikmati perhatian dari Stanley Yan, namun dengan cepat tatapannya kembali pada bayi yang ada disisinya, bertanya dengan panik, “Kenapa putra kita bisa menjadi seperti ini? Apa dia sakit?”
“Sakit? Sakit apa?” Stanley Yan menatap Angie Qin tidak mengerti, hingga Angie Qin menjelaskan dia baru merasa tidak bisa berkata apapun, tertawa pelan mengulurkan tangannya menyentuh ujung hidung Angie Qin berucap, “Istriku yang bodoh! Apa yang kamu pikirkan? Anak kita sangat baik, penyebabnya seperti ini karena terlalu lama terendam di dalam air ketuban, ditambah lagi dengan udara beberapa hari lagi akan membaik!”
“Benarkah?” Angie Qin masih saja tidak tenang, mengerutkan alisnya bertanya, “Bagaimana bisa kamu tahu?”
“Setiap anak seperti ini, semua ini aku membacanya di buku! Jika kamu tidak percaya, kamu bisa bertanya pada Bibi Liu, apa memang seperti in!”
Walaupun Stanley Yan berucap dengan sungguh-sungguh, namun Angie Qin masih merasa tidak tenang mengalihkan tatapannya pada Bibi Liu.
Bibi Liu tertawa pelan, “Nyonya muda, apa yang dikatakan Tuan muda benar! Semua anak saat lahir memang seperti ini, akan membaik dalam beberapa hari! Kamu tidak perlu khawatir!”
Penjelasan Bibi Liu ini, membuat Angie Qin akhirnya menghela nafas lega, dalam benaknya menertawakan dirinya sendiri: Aku terlalu tegang.
Awalnya Stanley Yan ingin membiarkan Angie Qin tidur dengan baik, namun terlalu bersemangat melihat bayi yang ada disisinya membuatnya tidak bisa tertidur, Stanley Yan juga tidak memaksakannya, menarik bangku duduk menemani mereka, sambil mengobrol bersama Angie Qin.
Perasaan semangat di awal itu menghilang perlahan-lahan, Angie Qin merasa sedikit mengantuk, menutup matanya perlahan-lahan tertidur.
Stanley Yan berjaga di samping sejenak, baru saja bangkit berdiri ingin pergi ke toilet, tiba-tiba anak disisi Angie Qin menangis.
Tidak hanya mengejutkan Angie Qin, tapi membuat Stanley Yan sedikit tanggap, dengan hati-hati dia memeluk dan membujuk anaknya, namun bagaimanapun membujuknya anak ini tetap menangis, dan juga menangis semakin keras.
Stanley Yan sudah dipenuhi dengan keringat, melihat anaknya yang menangis kencangya di pelukannya dengan hati yang sakit, membuatnya menjadi panik.
“Stanley, cepat berikan padaku! Mungkin jagoan ini merindukan ibunya!”
Novel Terkait
After The End
Selena BeeLove at First Sight
Laura VanessaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Yang Terlarang
MinnieUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)