Unlimited Love - Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
"Yesi, apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah cukup lama mencarimu! "Rico Mu tiba-tiba muncul di belakang Yesi Mo, bertanya dengan khawatir, "Kamu tidak apa-apa bukan? "
Suasana hati Yesi Mo sekarang sedang sangat tidak baik, saat dia menatap Rico Mu dia berusaha memaksakan senyum, "Tidak apa-apa! "
"Sungguh? Apa jangan-jangan om belum keluar dari kondisi kritisnya? "
Rico Mu mengawasi pintu ruang operasi dengan cemas, Yesi Mo menggeleng dan berkata, "Ayah sudah melewati masa kritis, sekarang dia sudah berada di ruang rawat di lantai atas! "
Rico Mu bengong menatapnya, dia menunjuk ke pintu ruang operasi lalu bertanya, "Lantas, siapa yang berada di ruang operasi? "
"Tuan Yan! "
"Tuan Yan? "
"Hmph! "Yesi Mo mengangguk, dia melihat Rico Mu menyeritkan dahinya, dia bertanya, "Rico, apa kamu bisa menjawab satu pertanyaanku? "
"Ada pertanyaan apa pun, tanyakan saja. Asalkan aku mengetahui jawabannya, aku pasti akan memberitahumu! "Rico Mu mengangguk kemudian tersenyum menjawab.
Yesi Mo mengangguk, berterima kasih, lalu melihat ke dalam ruang operasi, dia menaikan alisnya dan bertanya, "Aku dulu pernah bertemu dengan Tuan Yan, apa itu benar? "
"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya demikian? "Rico Mu menyertikan dahi dalam-dalam dengan cemas, dia bertanya dan menatap Yesi Mo dengan bingung.
"Aku punya firasat, sepertinya aku dulu pernah mengenalnya! Dan juga sangat akrab, tadi saat aku melihat seluruh tubuhnya berlumuran darah dan di bawa masuk ke dalam ambulans, aku merasa hatiku bersedih, sangat sedih! Tapi aku tidak tahu kenapa, apa kamu bisa memberitahuku?" Setelah bertanya demikian, raut wajah Yesi Mo tiba-tiba berubah, "Rico, katakan padaku, apa jangan-jangan aku ini...."
"Jangan-jangan apa? Penerbangan kamu terlalu lama, kamu pasti kelelahan! Ditambah lagi dengan kondisi ayahmu, semuanya tidak membuatmu tenang, maka kamu baru bisa mengada-ngada seperti ini! "
Rico Mu menarik tangannya dan menjelaskan, Yesi Mo menatap Rico Mu dengan bingung, dia bertanya dengan tidak yakin, "Apa benar begitu? "
"Pasti! Apa kamu rasa aku akan membohongimu? "
Yesi Mo menggeleng, "Aku tahu kamu tidak akan membohongiku, tapi aku selalu merasa ada yang tidak beres! Apa mungkin, tunggu aku nanti mengingat semua yang terlupakan, maka semua akan menjadi jelas! "
"Yang kamu katakan ada benarnya juga! "Rico Mu menyeritkan dahi berpikir, lalu bertanya, "Begini saja, besok pagi-pagi saat Berto Chen sudah pulang, biarkan dia mengobatimu lagi, kita liaht apakah dia bisa membantumu mengembalikan ingatanmu yang hilang! "
"Berto Chen akan pulang dari Shanghai? Bukankah yang lalu kamu berkata dia masih perlu menghadiri seminar medis untuk beberapa hari?" Yesi Mo bertanya dengan bingung, saat di kota R, Rico Mu pernah berkata dia ingin menyuruh Berto Chen untuk mengobati Yesi Mo, tapi kali ini Berto Chen sangat sibuk, jadi semuanya harus ditunda terlebih dahulu.
"Kalau seminarnya sudah selesai, Berto Chen akan pulang dengan sendirinya! Kalau begitu besok sore, kamu tunggu aku dan Berto Chen di rumah, jangan pergi ke mana-mana! "
"Baiklah! "Yesi Mo mengangguk, "Terima kasih. Rico! Kamu selalu baik padaku! "
"Bodoh, kamu adalah calon istriku, aku baik terhadapmu itu memang sudah sewajarnya! Lalu kenapa sungkan seperti itu kepadaku? Ayo, temani aku menjenguk ayahmu! "
"Ayahku sekarang sedang beristirahat, bagaimana kalau besok saja?" Kata Yesi Mo setelah ragu sejenak.
"Baiklah kalau begitu! Aku sekarang juga akan mengantarmu pulang untuk beristirahat! "
Rico Mu tidak memaksa lagi, dia menggandeng tangan Yesi Mo berjalan menuju ke luar ruamh sakit. Yesi Mo menoleh ke ruang operasi untuk terakhir kalinya, menggigit-gigit bibirnya kemudian berbalik dan berjalan keluar.
Sesampainya di rumah, Yesi Mo berbaring di tempat tidur, yang melayang-layang di dalam kepalanya hanyalah bayangan Stanley Yan yang sekujur tubuhnya berlumuran darah, dia tidak bisa menepis bayangan itu pergi.
Dia baru berhasil terlelap saat langit sudah mulai terang. Dia terbangun tengah hari.
Setelah menata tempat tidurnya, dia bergegas menuju ke rumah sakit, saat dia akan beranjak pulang dari ruang rawat Wirawan Mo, di tengah jalan, tanpa sengaja dia melihat Stanley Yan yang sedang duduk di atas tempat tidur pasien, tangannya dibalut perban, tidak tahu dia berdiri berdiam di situ berapa lama, tiba-tiba tanpa disadari dia melangkah masuk.
"Tuan Yan, apa kamu baik-baik saja! "
"Aku baik-baik saja! Oh iya, Nona Yesi Mo! "Stanley Yan menatap Yesi Mo, mengerutkan dahinya, "Kenapa kamu bisa berada di sini? "
"Aku datang untuk menjenguk ayahku, kebetulan aku melihatmu di sini, maka aku masuk menghampiri! "Yesi Mo memperhatikan perban di sekujur tubh Stanley Yan, lalu bertanya dengan cemas, "Apa kamu sungguh tidak apa-apa? Kemarin aku lihat kamu terluka sangat parah! "
"Kemarin? "Stanley Yan mengangkat alisnya.
"Hmph! Kemarin malam saat kamu dimasukan ke dalam ruang operasi, aku tanpa sengaja melihatmu! Oh iya. Kamu kenapa bisa terluka seperti ini? "
"Aku mengalami kecelakaan kecil! "Stanley Yan menjawab dengan acuh tak acuh, tapi tidak menyinggung Rico Mu berhubungan dengan semua ini.
"Oh! Kalau begitu istirahatlah! Aku masih ada urusan dan harus pamit! "Yesi Mo tahu Stanley Yan tidak ingin banyak berbincang, ditambah lagi mereka berdua tidak begitu akrab, maka dia tidak bertanya lagi dan langsung berpamitan.
Berdiri di koridor di depan ruangan, hati Yesi Mo mendadak merasa lega.
Tidak tahu apa itu semua karena dia mengetahui luka yang dialami Stanley Yan tidak parah.
Saat dia sampai di rumah, Rico Mu dan Berto Chen belum juga datang, setelah menunggu beberapa saat, mereka baru datang.
"Yesi. Sudah menunggu lama? "Rico Mu meminta maaf sambil memberi penjelasan, "Tadi hampir saja terjebak kemacetan, maka kita terlambat! "
"Tidak masalah! "Yesi Mo tersenyum sambil mengangguk, dia melihat Berto Chen dengan rambutnya yang sudah memutih seluruhnya berdiri di samping Rico Mu, lantas menyapanya, "Berto, maaf, aku hari ini sudah merepotkan anda! "
"Apa maksud Nona Yesi Mo? Ini semua sudah jadi tanggung jawabku!" Berto Chen tersenyum sambil mengangguk, lalu bertanya, "Kapan kita bisa mulai? "
"Sekarang bisa kita mulai! Ikuti aku! "
Setelah berkata demikian Yesi Mo menatap Rico Mu sejenak lalu berkata. "Rico, tolong tunggu kami sebentar di ruang tamu! "
Rico Mu mengangguk sambil tersenyum, kemudian menggunakan sorot matanya mengantar kedua orang itu, dari sudut bibirnya terukir sebuah senyum datar, setengah jam kemudian, Berto Chen berjalan turun dengan wajah kelelahan, dia lantas duduk di sebelah Rico Mu di sofa.
"Berto, bagaimana keadaannya? "
"Lumayan! "
Mendengar jawabannya, Rico Mu mengangguk dengan puas, "Baguslah kalau begitu! Silahkan minum! "
Sambil berkata demikian dia menyodorkan secangkir teh pada Berto Chen, Berto Chen juga tidak sungkan-sungkan, dia mengangkat cangkir itu ke bbibirnya, dan meneguknya, tersenyum, "Tehnya enak! "
Terdiam sejenak, Rico Mu kemudian bertanya, "Kali ini, kira-kira kapan dia bisa bangun? "
"Tidak ada komplikasi, dalam setengah jam sekiranya dia akan terbangun! Tapi, Tuan Rico Mu ini... "Berto Chen melihat pembantu wanita yang berada tidak jauh dari situ lalu menghentikan kalimatnya.
Rico Mu memahaminya, dia lalu menoleh dan berkata pada pembantu itu, "Di sini tidak ada yang perlu dikerjakan, pergilah mengerjakan yang lain! "
"Baiklah. Tuan Rico! "
Setelah pembantu itu pergi, Rico Mu seketika mengangkat alisya, "Berto Chen, apa yang perlu anda sampaikan? "
"Sebaiknya aku langsung berkata sejujurnya! Keadaan Nona Yesi Mo sepertinya lebih merepotkan dari yang aku kira, tidak tahu apa alasannya, ingatannya seakan pulih sendiri! Anda sebaiknya mempersiapkan diri, tidak tahu kapan, tapi suatu hari nanti dia akan terbangun dan mengingat semuanya! "
"Apa tidak ada cara lain untuk mengontrolnya? "Rico Mu menyeritkan dahi bertanya.
"Menurut apa yang aku tahu, sementara ini tidak ada cara lain! "Berto Chen menggelengkan kepala tak berdaya, "Tapi anda juga jangan terlalu mengkhawatirkannya, keadaan sekarang ini tidak terlalu parah! Dalam waktu dekat, dia tidak akan semudah itu teringat dengan masa lalunya! "
"Aku paham! "Rico Mu mengangguk.
Ketika Yesi Mo turun, Berto Chen sudah pergi. Rico Mu tersenyum menyambutnya, "Yesi, bagaimana keadaanmu? "
"Sangat baik! "Yesi Mo menambahkan, "Sangat enak, oh iya, aku tertidur berapa lama? "
"Tidak terlalu lama, tidak sampai setengah jam! "Rico Mu dengan berhati-hati bertanya pada Yesi Mo, "Yesi, apa kamu berhasil mengingat masa lalumu? "
Yesi Mo menggeleng dengan kecewa. "Tidak! "
Rico Mu diam-diam menghela nafas lega, dia tersenyum menenangkannya, "Tidak masalah, suatu hari nanti kamu akan mengingat semuanya! "
"Hmph! "
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaLoving The Pain
AmardaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineDewa Perang Greget
Budi MaYour Ignorance
YayaHis Soft Side
RiseThe Sixth Sense
AlexanderUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)