Unlimited Love - Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
"Stanley, jagalah Didi baik-baik dan cepat pulang. "Sebelum meninggalkan hotel, Yesi Mo menarik tangan Stanley Yan dan berpesan padanya.
Stanley Yan tersenyum menjawab, "Kamu sudah mengatakan demikian tidak tahu berapa kali. Baiklah, jangan khawatir, tidak akan ada apa-apa. "
Setelah berkata demikian, Stanley Yan menepuk lembut tangan Yesi Mo, lalu melambai pada Didi yang berdiri di sebelah Yesi Mo, "Didi, ayo kita pergi. "
"Ayah, aku tidak ingin pergi. Bolehkah aku tinggal di sini? "Didi memelas memohon.
"Dengar kata ayah, kita akan pulang lagi. Cepat ikut ayah, takutnya nanti tidak keburu. "
Didi melihat Stanley Yan yang bergeming tak bergerak, lalu dengan memelas meminta pada Yesi Mo sambil menarik bajunya, "Ibu. "
"Didi, dengarkan kata ayah, ibu akan berada di rumah menunggumu pulang. "Yesi Mo sedikit tidak tega, tapi tetap berkata demikian.
Acara pengakuan anggota keluarga malam ini, Didi sebagai tokoh utamanya harus hadir. Kalau tidak akan merepotkan, Yesi Mo tahu Didi tidak ingin hadir, bahkan dia tidak percaya kalau Didi akan hadir, tapi kenyataannya dia menghadirinya.
"Ayo. "Stanley Yan menjulurkan tangannya menarik Didi, Didi bersembunyi di belakang Yesi Mo, "Aku tidak mau. Aku tidak mau berpisah dengan ibu. "
"Didi, kenapa kamu tidak patuh? Apa kamu sudah lupa dulu ayah pernah berkata apa? "
"Aku tidak mau, aku mau ibu. "Didi memeluk kaki Yesi Mo erat-erat, enggan untuk melepaskan diri, Stanley Yan juga tidak berani bertindak kasar, dia hanya bisa berhenti memaksanya, yang jelas tidak berguna sama sekali.
Hari sudah mulai malam, kalau tidak juga pergi, tidak akan keburu, sikap Stanley Yan mulai berubah keras, membuat Didi menangis sejadi-jadinya.
Yesi Mo tidak tahan menyaksikan itu semua, dia dengan segera menarik tangan Stanley Yan, "Stanley, sudahlah, jangan buat Didi menangis. "
"Tapi... "Stanley Yan melihat tangisan Didi juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Yesi Mo membelai rambut Didi sambil berkata, "Didi anak baik, jangan menangis, ibu akan menemanimu pergi, ok? "
"Sungguh? "Didi segera menyeka ingusnya dan tersenyum, lalu mendongak dan menatap Yesi Mo dengan tidak yakin.
"Sungguh, ibu tidak akan berbohong pada Didi. "Yesi Mo tersenyum.
"Yang, kenapa kamu pergi, kalau sampai Rico Mu mendapati identitasmu yang asli, maka... "
Melihat Stanley Yan berkata padanya dengan dahi berkerut, Yesi Mo tersenyum memotong perkataannya, "Baiklah, Stanley, kamu tidak usah mengatakannya lagi. Aku akan lebih berhati-hati, dan berusaha sesedikit mungkin berbicara, seharusnya tidak akan ada masalah. "
"Tapi... "Stanley Yan masih sangat khawatir, namun Yesi Mo sudah menggandeng tangan Didi dan naik ke dalam mobil. Didi yang duduk di sebelahnya membuat Stanley Yan akhirnya menghela nafas tak berdaya dan ikut mereka naik ke mobil.
Di hotel, Wirawan Mo, Levy Song sudah sampai lebih awal. Rico Mu dan Bella Lan menyuruh mereka untuk beristirahat di ballroom, sedangkan Rico Mu dan Bella Lan menunggu kedatangan rombongan Stanley Yan.
"Untungnya kalian sudah datang, kalau sampai datang lebih terlambat dari ini, kalian akan melewatkan waktu yang paling bagus. "Rico Mu tersenyum sambil berkata.
"Ada sedikit masalah tadi di perjalanan, maka kita sedikit terlambat. Sudah hampir tiba saatnya, ayo. "Stanley Yan mengangguk, dan memberi isyarat untuk Yesi Mo yang sedang menggendong Didi, mengikutinya.
Rico Mu mempersiapkan acara pengakuan anggota keluarga itu. Dia mengundang banyak sekali tamu undangan, jumlah totalnya hampir sama dengan pernikahan Stanley Yan dan Yesi Mo beberapa tahun silam.
Saat baru memasuki ballroom, Wirawan Mo dan Levy Song tersenyum sambil bangkit berdiri, menyambut Stanley Yan dan rombongannya, dan menerima kedatangan Didi.
Sikap Didi yang menunjukan kepolosan mengurai senyum di wajah pasangan suami-istri Wirawan Mo.
Acara berlangsung dengan lancar, saat sampai waktunya untuk Didi memanggilnya ibu, Bella Lan secara khusus bersikap sangat tergerak olehnya, Rico Mu yang berdiri di sebelahnya, malah terlihat dingin, hanya tersenyum pada Didi, dan memberinya sejumlah besar uang dalam amplop merah padanya.
Melihat Rico Mu tidak menaruh curiga, Bella Lan menghela nafas panjang dan turun dari panggung lalu duduk di sebelah Yesi Mo, sambil melihat pertunjukan di atas panggung, sembari makan dan mengobrol.
Sesaat kemudian, Didi ingin buang air kecil, Yesi Mo mengantarnya ke toilet.
Yesi Mo berdiri di luar pintu toilet, menunggu dalam diam, tapi setelah lewat cukup lama, Didi tidak juga keluar dari situ, saat dia memanggilnya, tidak ada jawaban. Yesi Mo langsung mendobrak masuk, dicarinya Didi, tapi tidak diketemukannya, seketika dia menjadi panik.
Beberapa orang pengawal yang mendengar panggilannya, datang, "Nyonya muda, ada apa? "
"Didi hilang. "
"Apa? Tuan muda kecil menghilang? "Para pengawal itu seketika raut wajahnya berubah.
"Pasti dia, pasti dia. "Yesi Mo tiba-tiba teringat tadi ada seorang lelaki yang keluar dari toilet, dia berpikir, hilangnya Didi pasti ada hubungannya dengan orang itu.
"Nyonya muda, apa yang anda maksudkan adalah lelaki yang tadi keluar dari toilet? "
Setelah bertanya demikian, para pengawal itu segera berpencar dan mencari Didi.
Yesi Mo sendiri, segera berlari mencari Stanley Yan untuk memberitahunya kabar ini, hilangnya Didi membuat dia tidak bisa berpikir jernih.
Pasangan suami-istri Wirawan Mo juga ikut para pengawal untuk mencari Didi dalam kondisi panik, Rico Mu dan Bella Lan juga terlihat heboh.
Yesi Mo membawa Stanley Yan menuju ke toilet di mana Didi menghilang. Dia hanya perlu melihatnya sekali untuk memutuskan Didi dibawa kabur orang setelah dipingsankan dan kabur lewat jendela, kemudian da memanggil Mason Luo untuk menyuruh orang memeriksa kamera pengawas hotel.
Dengan segera, mereka mendapat kabar, Didi dibawa lari oleh seorang pria berjaket ke tempat parkir mobil, dan beberapa menit yang lalu di bawa pergi di dalam sebuah mobil van.
Stanley Yan segera mengejar dengan panik, Yesi Mo juga ingin ikut dengannya, tapi Stanley Yan menyuruhnya tinggal di hotel dan menunggunya kembali.
Pasangan suami-istri Wirawan Mo juga meminta Yesi Mo untuk tidak ikut dalam pengejaran itu. Yesi Mo hanya berdiam diri dengan dijaga oleh beberapa orang pengawal di hotel.
Dengan cepat, ballroom itu kosong, tersisa di dalamnya hanya Yesi dan beberapa orang pengawal.
Setengah jam berlalu, Yesi Mo masih belum mendapatkan berita mengenai hilangnya Didi. Saat dia meghubungi Stanley Yan, dia hanya mendapat kabar kalau dia sedang menyuruh orang untuk mencarinya.
Waktu berjalan semakin lama, Yesi Mo semakin merasa cemas, di saat seperti ini, ponselnya berdering.
"Kalau kamu masih menginginkan anakmu, datanglah ke kamar 1108. Ingat, datang seorang diri, kalau sampai ada orang lain yang ikut denganmu, aku berjanji seumur hidupmu kamu tidak akan bertemu dengan anakmu lagi. "
Orang yang meneleponnya itu, dari suaranya, dapat terdengar kalau dia adalah seorang lelaki. Setelah berkata demikian, dia menutup telepon.
Yesi Mo tidak tahu apakah itu sungguhan atau pura-pura, tapi itu cukup untuk membuatnya bangkit berdiri dengan segera, dan berjalan keluar ballroom.
"Nyonya muda, anda mau pergi ke mana? "
"Aku mau ke toilet sebentar. Kalian tunggu aku di sini. "Yesi Mo berkata sambil tersenyum.
"Tapi tuan muda memerintahkan kami untuk tidak sedetik pun membiarkan anda sendirian. "Seorang pengawal terlihat kebingungan mendengarnya, akhirnya Yesi Mo hanya bisa membiarkannya mengikutinya.
Setelah masuk ke dalam toilet, Yesi Mo menanti cukup lama baru bertemu dengan seorang wanita dengan dandanan yang cukup tebal berjalan masuk, dan sedang membehanni dandanannya di depan cermin.
Yesi dengan segera berjalan menghampirinya, "Nona, apa aku bisa meminta tolong padamu? '
"Apa kamu tidak melihat aku sedang sibuk? "Wanita dengan dandanan tebal itu melirik Yesi Mo, dan berkata dengan tidak sabar.
"Bantulah aku, maka aku akan memberikan semua ini padamu. "Yesi Mo berkata demikian sambil mengeluarkan sejumlah uang kas dari tasnya dan menyodorkannya pada wanita itu.
"Otakmu ada masalah!? "
Uang yang Yesi Mo keluarkan itu tidak terhitung banyak, hanya sekitar 4-6 juta, wanita itu tidak menggubrisnya.
Yesi Mo menggigit bibirnya, lalu mengeluarkan kartu-kartunya, "Ini juga buatmu. "
Wanita itu yang awalnya tidak terlihat tertarik, melihat kartu kredit yang Yesi Mo sodorkan, seketika matanya menjadi hijau, dia dengan segera menoleh dan memperhatikan dengan seksama, lalu tanpa ragu menyetujuinya.
Yesi Mo kali ini baru menghela nafas lega, tampaknya dia tidak pernah mengira uang bisa menyelesaikan semua masalah, ternyata dengan menggunakan beberapa lembar kartu, semua masalah bisa diselesaikan.
Bagi Yesi Mo beberapa kartu yang digenggamnya itu tak lain hanyalah beberapa lembar kartu biasa, tapi bagi wanita lain, kartu-kartu itu berharga lebih dari uang tunai.
Kartu-kartu yang Yesi Mo sodorkan itu diantaranya adalah kartu member VIP sebuah salon kecantikan, kartu diskon sebuah outlet barang mewah, sebuah kartu VIP klub privat, barang-barang ini bagi orang rata-rata tidak bisa didapatkan semudah itu walaupun dengan uang banyak.
Setelah bertukar penampilan, Yesi Mo dengan sederhana menambahkan dandanan, sampai dia merasa yakin dirinya terlihat beda, dia baru melangkah keluar.
Sesuai dengan yang dia harapkan, pengawal yang berjaga di luar, tidak mengenalinya.
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaCinta Yang Terlarang
MinnieLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAwesome Guy
RobinAsisten Bos Cantik
Boris DreyPrecious Moment
Louise LeeUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)