Unlimited Love - Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
Stanley Yan terus bicara sampai akhirnya menyadari bahwa sedari tadi Yesi Mo tidak menanggapinya sedikitpun. Ia lalu berhenti berbicara dan bertanya pada Yesi Mo dengan penasaran, “Presdir Mo, kamu kenapa?”
“Tidak apa-apa.”
Yesi Mo hanya menyunggingkan seulas senyum sambil menggeleng. Ia menyembunyikan kecurigaannya dalam hatinya dan berujar, “Tidak ada apa-apa, lanjutkan bicaramu.”
Stanley Yan mengangguk, tatapannya berubah menjadi sangat dalam, “Jadi, aku curiga aku sama sekali bukanlah Felix Lu. Aku hanya berganti identitas.”
“Kamu langsung curiga Vivian membohongimu hanya berdasarkan sebuah percakapan, bukankah ini terlalu tidak adil untuknya?”
Yang ingin Yesi Mo katakan sebenarnya sama sekali bukan seperti ini, namun kata-kata yang berada di ujung lidahnya tiba-tiba berubah.
Apakah ia harus memberitahu Stanley Yan bahwa ada kemungkinan dirinya adalah suaminya yang telah hilang jejak selama setengah tahun?
Jangan bilang pria itu bisa percaya atau tidak. Hanya dengan kalimat seperti ini, sangat mungkin Stanley Yan akan meragukan maksud hatinya.
Stanley Yan sama sekali tidak tahu semua yang dipikirkan Yesi Mo dalam benaknya ini, ia tersenyum getir dan berujar, “Aku tahu ini tidak adil untuknya, tapi aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri untuk tidak memikirkannya. Aku adalah seseorang tanpa masa lalu, apa kamu bisa membayangkan betapa takut dan tidak tenangnya hati seseorang yang tidak memiliki masa lalu?”
“Aku bisa.” Yesi Mo menganggukkan kepalanya dengan mantap. Jawabannya membuat Stanley Yan merasa sedikit terkejut, namun ketidakpercayaan tertulis jelas dalam matanya.
“Tidak percaya?” Yesi Mo terkekeh, lalu tersenyum getir dan menggeleng, “Kalau kamu mau tahu, aku juga pernah kehilangan ingatanku. Aku bahkan hilang ingatan selama tiga tahun lebih. Lupa dengan suami sendiri, lupa kalau di dunia ini aku memiliki seorang putra, dan hampir saja berjalan memasuki pesta pernikahan dengan seorang pria asing yang terus membohongiku.”
“HA?” Mata Stanley Yan membelalak lebar-lebar, mulutnya tidak bisa terkatup untuk jeda waktu yang cukup lama.
“Sekarang kamu tahu bukan kenapa aku bisa mengerti perasaanmu?” Yesi Mo pun menghela napas dengan tidak berdaya. “Dibandingkan dengan tiga tahun yang aku alami, kamu yang baru kehilangan ingatan selama setengah tahun ini sama sekali bukan apa-apa.”
“Presdir Mo, maaf.”
Stanley Yan dapat menyadari dengan jelas suasana hati Yesi Mo yang terpuruk. Ini juga membuatnya merasa kehilangan semangatnya seperti tubuh yang kehilangan jiwanya.
“Tidak apa, lagipula semua itu sudah berlalu. Setelah aku dapat mengingat kembali semuanya, aku bisa kembali ke sisi suamiku dan putraku.” Yesi Mo kembali tersenyum, “Sebenarnya, langit masih berbaik hati padaku, bukan begitu?”
Stanley Yan mengangguk, hati kecilnya tiba-tiba merasa sangat iri dengan Yesi Mo. Ia iri dengan Yesi Mo yang setelah kehilangan ingatan ternyata tetap bisa kembali ke dirinya sendiri, iri dengan Yesi Mo yag tidak kehilangan dua orang terpenting dalam hidupnya karena hilang ingatan.
“Andai saja aku bisa mengingat semua kejadian yang dulu.” Stanley Yan menghela napas, “Dengan begitu, aku pasti bisa tahu sebenarnya siapa aku ini. Aku bisa tahu sebenarnya apa yang terjadi di masa laluku seperti yang dibicarakan Vivian, tahu bagaimana aku bisa berubah menjadi seperti ini.”
“Suatu hari nanti pasti kamu akan mendapatkan ingatanmu kembali.” Yesi Mo menyemangati Stanley Yan sambil menatapya, “Kalau begitu, apa rencanamu sekarang?”
“Aku ingin secepatnya tahu dengan jelas identitas asliku, ini sangat penting bagiku.” Ekspresi Stanley Yan sangat serius, nada bicaranya bahkan terdengar lebih serius dibandingkan sebelumnya.
“Apa aku perlu membantumu melakukan sesuatu? Mungkin aku bisa menyuruh orang untuk menyelidiki apakah ada orang yang hilang selama setengah tahun belakangan ini?” tanya Yesi Mo menyelidik.
“Untuk saat ini belum perlu, mari kita bicarakan lagi setelah aku bisa memastikan dengan benar apakah aku Felix Lu atau bukan. Mungkin suaraku yang asli bukanlah seperti yang sekarang. Mungkin terjadi sesuatu sebelum aku hilang ingatan yang menyebabkan suaraku berubah.”
“Baiklah kalau begitu, beritahu aku saja kalau kamu membutuhkan bantuan. Tidak perlu sungkan, aku pasti akan membantumu sekuat tenaga.” Yesi Mo mengangguk dan tersenyum pada Stanley Yan.
Walaupun ia curiga bahwa Felix Lu di hadapannya ini adalah Stanley Yan, namun Yesi Mo tidak ingin campur tangan. Terlebih lagi, ia tidak mau mengutarakan kecurigaannya. Ia tidak mau mengatakan tentang Stanley Yan.
Menurut pengamatannya, sekarang waktunya masih terlalu dini. Kalau Felix Lu memang benar adalah Stanley Yan, kalau Felix Lu benar-benar bisa memastikan apakah dirinya bukan Felix Lu yang seperti Vivian Luo katakan, walaupun Yesi Mo tidak mengatakan apa-apa, namun pria itu pasti akan mempertaruhkan nyawa untuk mencari masa lalu dan jati dirinya yang sebenarnya.
Setelah semua menjadi jelas nanti, secara alami pria itu akan bisa kembali menjadi pribadi sebelumnya.
Stanley Yan menatap Yesi Mo dengan terkejut, ia dapat dengan jelas merasakan niat tulus Yesi Mo yang ingin membantunya.
Ia bingung dan berhitung dengan sungguh-sungguh. Yesi Mo baru mengenalnya sebentar saja. Walaupun ia sekarang adalah asisten Yesi Mo, namun rasanya tidak sampai ke tahap dimana wanita itu akan begitu memperhatikannya. Terlebih lagi, ia masih mengatakan janji semacam itu.
“Kenapa?” tanya Yesi Mo penasaran.
“Tidak apa, aku hanya sedikit penasaran.”
“Penasaran kenapa aku mau membantumu seperti ini?” Tatapan Yesi Mo dapat langsung menembus lubuk hati Stanley Yan, dengan gamblang mengutarakan keraguan dalam hati pria itu. Tanpa menunggu Stanley Yan bicara, Yesi Mo lalu menjelaskan singkat, “Mungkin karena aku pernah mengalami hal yang sama denganmu, jadi aku bisa merasakan sama seperti apa yang kamu rasakan.”
“Presdir Mo, terima kasih.”
Melihat wajah Stanley Yan yang dipenuhi rasa syukur, Yesi Mo pun menggeleng dan sambil tersenyum berkata, “Sepertinya masih terlalu awal bagimu untuk mengucapkan terima kasih padaku sekarang, bukan? Aku bahkan belum membantu apapun.”
“Presdir telah banyak membantuku. Kalau bukan presdir yang mengijinkanku masuk ke kantor dan menjadi asistenmu, kalau bukan pagi itu kamu menyuruhku untuk segera pulang dan beristirahat di rumah, aku juga tidak mungkin bertemu dengan teman SMA Felix dulu dan juga tidak mungkin...”
“Sudah, sudah. Kalau kamu terus melanjutkannya, malam ini kita tidak ada waktu untuk istirahat. Sekarang sudah larut, pergilah tidur. Besok kita masih harus bekerja.”
Yesi Mo memotongnya dan menyuruhnya naik ke lantai atas sambil tersenyum.
“Presdir Mo juga cepatlah istirahat. Selamat malam.”
Stanley Yan mengangguk dan berpamitan dengan Yesi Mo, lalu beranjak naik ke lantai atas.
Yesi Mo duduk sebentar disitu, ia memutar kepalanya dan melihat sekilas ke arah lantai dua. Sudut matanya menyiratkan tawa yang samar. Ia mematikan televisi, bangkit berdiri, dan berjalan naik ke lantai atas.
Seorang pelayan wanita kebetulan saja lewat. Melihat Yesi Mo yang begitu awal naik ke atas, ia pun secara otomatis melihat jam yang tergantung di dinding. Baru jam 10 lewat sedikit. Seketika itu juga ia pun menjadi curiga dan bergumam, “Ada apa dengan nyonya muda hari ini? Kenapa tiba-tiba seawal ini naik ke atas? Apakah mungkin tuan muda sudah ketemu?”
Setiap malam Yesi Mo duduk di ruang tamu lantai bawah sampai tengah malam seperti sedang menunggu seseorang. Tindakannya ini sama sekali bukan rahasia di kediaman keluarga Yan.
Semua orang yang sudah lama di kediaman keluarga Yan tahu bahwa Yesi Mo sedang menunggu Stanley Yan. Melihat kebiasaan Yesi Mo yang tiba-tiba berubah, tidak mungkin kalau hatinya tidak bertanya-tanya.
Keesokan paginya, setelah Yesi Mo bangun, ia menyadari suasana di dalam rumah hari ini ada yang tidak tepat.
Sepertinya suasana hati semua orang sangat baik, semua orang tidak dapat menyembunyikan kesenangannya.
Setelah selesai makan, Yesi Mo berangkat kerja ke kantor. Jennie Bai juga membawa Stanley Yan ke kantor.
Di perjalanan, Yesi Mo yang penasaran pun bertanya pada pengawal yang menyetir, “Ada hal menggembirakan apa di rumah?”
“Nyonya muda, bukankah nyonya muda sendiri juga sudah tahu?”
Pengawal itu menatap Yesi Mo dengan tatapan penuh senyum dari kaca spion.
“Aku tahu?” Yesi Mo mengernyitkan dahi, dengan linglung ia bertanya, “Apa yang aku tahu?”
“Nyonya muda, nyonya muda benar-benar tidak tahu? Tidak mungkin.” Pengawal itu mengernyitkan dahi dengan ragu.
“Apa yang tidak mungkin?”
“Apakah nyonya muda belum menemukan keberadaan tuan muda? Kalau begitu, kenapa nyonya muda seamalam begitu cepat naik ke atas?”
Yesi Mo akhirnya mengerti apa yang terjadi setelah mendengar perkataan pengawal itu.
Ternyata karena alasan ini. Yesi Mo semakin merasa terharu saat tahu bahwa para bawahannya di rumah diam-diam semakin memahami dirinya.
Orang-orang di kediaman keluarga Yan ini sama sekali bukanlah anggota marga Yan, namun mereka senang dan sedih bersama. Apakah ada hal lain yang lebih menghangatkan hati dan lebih mengharukan daripada ini?
“Nyonya muda, sekarang tuan muda ada dimana? Apakah ia baik-baik saja? Apakah tubuhnya sehat-sehat saja?”
Pengawal itu melihat Yesi Mo yang terus tersenyum tapi tidak berkata apapun sehingga ia pun langsung menanyai beberapa hal mengenai Stanley Yan.
Yesi Mo tersenyum datar dan berkata, “Nanti kalian juga tahu.”
Melihat kekhawatiran pengawal itu, Yesi Mo pun kembali menambahkan, “Tenang, kondisinya cukup baik.”
Yesi Mo tidak menyangka bahwa hal ini akan tersebar begitu cepat, bahkan sampai ke telinga Marson Luo yang masih dalam perjalanan bisnisnya. Mobilnya belum juga sampai di kantor, namun telepon dari Marson Luo sudah masuk.
Begitu menerima panggilannya, Yesi Mo langsung bertanya apakah yang ingin ditanyakan oleh pria itu adalah mengenai kabar Stanley Yan. Yesi Mo kemudian mengulur waktu dan mengatakan tidak terlalu jelas jika dibicarakan melalui telepon. Marson Luo yang berada di ujung telepon sana langsung menjadi sangat bersemangat, sampai-sampai ia ingin langsung melepaskan pekerjaan yang ada di tangannya dan langsung bergegas kembali ke kota R.
Yesi Mo banyak mengatakan basa-basi, dan barulah akhirnya bisa menahan keinginan pria itu.
Saat masuk ke ruangan kantornya, Stanley Yan sudah menunggu di depan pintu.
Yesi Mo tidak langsung menyuruhnya bekerja, melainkan menyuruhnya mencari Jennie Bai. Ia menyuruh Jennie Bai untuk membawa Stanley Yan mengenal lebih akrab masing-masing divisi perusahaan, berkenalan dengan orang-orang, dan mengenali wajah mereka. Sekarang ia adalah asisten Yesi Mo, ke depannya kesempatan ia berinteraksi dengan masing-masing divisi di perusahaan akan sangat banyak. Kalau hal mendasar seperti ini saja tidak ia pahami dengan jelas, maka ini akan menjadi kerugian baginya untuk bisa berkembang dan akan menghambat pekerjaan karirnya.
Setelah akhirnya Stanley Yan menjadi akrab dengan masing-masing divisi dan bertemu tatap muka dengan setiap orang di departemen, waktu sudah menunjukkan hampir jam makan siang.
Melihat Stanley Yan mengetuk pintu dan masuk dengan wajah yang tenang namun matanya menyiratkan tatapan lelah, Yesi Mo pun tersenyum, “Bagaimana perasaanmu? Lelah?”
“Cukup baik.” jawab Stanley Yan datar. Ia lalu kembali menaikkan semangatnya dan bertanya, “Presdir Mo, apa aku perlu melakukan sesuatu?”
Yesi Mo mengangkat kepalanya untuk menatap jam yang tergantung di dinding kemudian menggeleng, “Tidak perlu, kamu pergi makan siang dulu saja.”
“Makan? Sedini ini? Sekarang bahkan belum sampai jam istirahat siang.”
Jam istirahat siang di kantor adalah jam 12 sampai jam dua siang. Sekarang baru jam 11 lewat 40 menit.
“Tidak masalah, hari ini adalah hari pertamamu bekerja. Ini adalah berkat yang diberikan kepada karyawan yang baru masuk kerja.” Yesi Mo tersenyum lalu mengusirnya keluar, “Pergi, pergi. Lagipula tidak ada yang bisa kamu kerjakan. Setelah selesai makan, carilah tempat untuk istirahat. Nanti sore akan sangat sibuk.”
Novel Terkait
Pergilah Suamiku
DanisHidden Son-in-Law
Andy LeeRahasia Istriku
MahardikaSi Menantu Buta
DeddyIstri ke-7
Sweety GirlGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)