Unlimited Love - Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)

Sesampainya di kantor, Marson Luo mengeluarkan ponselnya, mencari-cari kontak seseorang, lalu meneleponnya.

Marson Luo bangkit berdiri dan berjalan ke dekat jendela, dia melihat keluar jendela, berkata, "Wahai teman seperjuangan, bantu aku menyelidiki seseorang,...... Aku ingin mengetahui semua tentang dia. "

Setelah menutup telepon Marson Luo kembali duduk di belakang meja kantornya, menggenggam ponselnya dan bergumam, "Kalian beraninya berbuat demikian pada tuan muda, aku akan membuat kalian semua membayarnya. "

Sejak acara pernikahan Stanley Yan dan Vivian Luo, sudah berjalan 5 hari lamanya, Yesi Mo belum juga pergi untuk menemui Stanley Yan.

Bukan tidak ingin pergi, tapi dia tidak bisa. Paling tidak sebelum orang suruhan Vivian Luo berhenti mengikutinya, dia tidak bisa.

Dia sangat merindukan Stanley Yan. Setiap hari, di waktu yang sama, dia selalu menelepon Stanley Yan, dan berbincang singkat dengannya.

Walaupun sekarang Stanley Yan masih belum mengingat masa lalunya, tapi berbincang padanya selalu membuat Yesi Mo merasakan kepuasan yang dia miliki di masa lalu.

Banyak hal yang sebelum kamu kehilangan, kamu tidak akan bisa menghargainya.

Selama setengah tahun ini, tidak sedetik pun Yesi Mo lalui tanpa merindukan Stanley Yan, tidak sedetikpun tidak memikirkannya, di mana dia berada, dan kenapa dia tidak muncul juga di hadapannnya.

Sesungguhnya dia sedang menemui masalah apa, kenapa bahkan menelepon untuk berkabar pun tidak.

Pagi itu, baru saja Yesi Mo duduk di kursi kantornya belum sampai 1 jam, meja resepsionisnya menelepon untuk mengabarkan Vivian Luo sudah berada di lantai bawah dan ribut ingin bertemu dengannya.

Yang pertama kali ingin Yesi Mo lakukan adalah untuk tidak menemuinya, dia merasa tidak ada gunanya menemui Vivian Luo.

Stanley Yan bisa dibilang sudah kembali ke sisinya, dia tidak ingin berhubungan lagi dengan Vivian Luo, dia juga sudah menyuruh orang untuk membuat Vivian Luo pergi dari kota R, tidak akan lama lagi sebelum Vivian Luo menghilang dari kehidupan Yesi Mo.

Tapi tidak selang berapa lama, bagian resepsionis meneleponnya lagi.

"Presdir Mo, tidak baik, Nona Luo ingin menerobos masuk, apa yang harus saya lakukan? "

Yesi Mo menyeritkan dahinya, "Suruh orang untuk membawanya naik. "

Yesi Mo tidak tahu apa yang Vivian Luo inginkan darinya, tapi dia juga tidak ingin Vivian Luo membuat keributan di kantornya. Yang pertama karena itu akan memberi dampak negatif, kedua, dia sudah memikirkan, semisal Vivian Luo sudah mengetahui dialah yang menyuruh orang untuk menculik Stanley Yan darinya, tanpa bukti, dia juga tidak akan bisa melakukan apa-apa. Sesungguhnya tidak ada yang bisa dia perbuat dengan membuat keributan. Yesi Mo juga tidak perlu sungkan padanya.

Beberapa menit kemudian, di saat Vivian Luo akan segera datang menurut perkiraan Yesi Mo, pintu kantornya tiba-tiba ditendang seseorang terbuka.

Vivian Luo dalam keadaan heboh melangkah masuk, sesampainya di hadapan Yesi Mo, dia menekan meja kantor Yesi Mo dengan kedua tangannya dan berkata dengan marah padanya, "Nona Mo, kamu sungguh keterlaluan. "

Keterlaluan? Yesi Mo menyeritkan dahinya, dalam hati dia berpikir apa kedatangannya ke sini adalah untuk memulai pertikaian?

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. "Yesi Mo memutar otaknya tanpa menunjukan perubahan ekspresi wajahnya, nada bicaranya tenang.

"Tidak tahu? Kamu bisa-bisanya berkata tidak tahu! "

Vivian Luo seakan tidak takut sakit, dengan kedua tangannya yang mengepalkan tinju menggebrak meja Yesi Mo, nafasnya terengah-engah, dia secara keseluruh seperti seekor landak yang siap melontarkan duri-durinya, siaga siap menyerang.

"Aku sungguh tidak mengerti apa maksud perkataanmu, sebenarnya apa yang sudah aku perbuat sampai membuatmu seheboh ini? "

Yesi Mo menyeritkan dahinya, wajahnya dipenuhi kebingungan.

Tampaknya, ini bukan karena masalah Stanley Yan, paling tidak kalau memang karenanya dia tidak mungkin baru datang sekarang.

"Nona Mo, teruslah berpura-pura. "Vivian Luo berkata sambil terengah-engah, dia memelototi Yesi Mo, "Beraninya kamu berkata kamu tidak menyakiti ayahku. Kalau bukan karenamu, bagaimana mungkin ayahku ditangkap polisi? Nona Mo, kalau kamu menyimpan dendam, serang aku, kenapa kamu harus menyerang ayahku? KENAPA? "

Vivian Luo melolong dengan sangat lantang, mengejutkan banyak orang, di luar pintu kantor Yesi Mo yang masih terbuka, berkumpul banyak orang yang datang menyaksikan.

Yesi Mo menyeritkan dahinya, dia memberi isyarat padanya untuk tidak gegabah, dia berjalan dan menutup pintu, lalu berjalan menghampiri Vivian Luo dan berkata, "Tidak peduli apakah kamu mempercayainya, yang kamu katakan ini aku tidak mengetahuinya. "

"Sungguh tidak berhati, kamu kira berkata dengan datar bisa membuatmu terbebas darinya? "Vivian Luo tertawa dingin. "Tunggu saja, aku akan mencari bukti kamulah yang mencelakai ayahku. Waktu itu tiba, aku akan menyaksikan bagaimana kamu akan berpura-pura. "

Vivian Luo memberikan ancaman lalu langsung pergi tanpa menunggu Yesi Mo bereaksi.

Setelah cukup lama, Yesi Mo baru perlahan tersadar, dia menelepon sekertarisnya untuk memanggil Marson Luo.

Beberapa saat kemudian, sekertarisnya mengetuk pintu dan berjalan masuk, dia berkata Marson Luo sejak pagi itu sudah keluar dan belum pulang sampai sekarang.

Yesi Mo mencoba menelepon Marson Luo, namun Marson Luo tidak bisa dihubungi.

Dia mencoba menelepon sopir Marson Luo, tapi sopirnya juga tidak tahu dia pergi ke mana.

Yesi Mo hanya bisa menahan rasa curiga di hatinya untuk sementara waktu, menunggu Marson Luo pulang.

Sore saat sudah akan pulang kerja, Marson Luo baru kembali ke kantor, saat dia membuka pintu kantor Yesi Mo dan muncul di hadapannya, Yesi Mo menyeritkan dahinya, "Ke mana saja kamu seharian? "

"Mengurus urusan pribadi. "Marson Luo tersenyum menjawabnya, lalu bertanya, "Dengar-dengar, anda mencari saya? Presdir Mo, apa ada masalah? "

"Masalah Maxim Luo, itu kamu yang perbuat? "

Yesi Mo mengamati wajah Marson Luo, dia ingin memperhatikan ekspresinya ketika dia berbicara untuk megetahui apakah dia sedang berbohong.

Selama setengah hari, Yesi Mo mengetahui secara garis besar apa yang terjadi pada Maxim Luo.

Kabarnya, alasan utama Maxim Luo tertangkap polisi adalah karena dia membuat seseorang cacat dan membuka sebuah tempat perjudian. Tapi ini semua tidak terjadi barusan, melainkan 30an tahun yang lalu.

Kejadian yang terjadi selama itu, semisal semua memang benar adanya, juga seharusnya sudah hilang ditelan waktu. Sama sekali tidak akan bisa diungkit kembali.

Kedatangan Vivian Luo, ditambah Yesi Mo tiba-tiba teringat dengan perkataan Marson Luo yang ingin membuat perhitungan dengan Maxim Luo.

Yesi Mo awalnya mengira Marson Luo akan membantahnya, tapi dia tidak menyangka dia mengangguk mengakui, tanpa ragu.

Wajah Yesi Mo seketika berubah dingin, dia berkata, "Apa kamu sudah lupa dengan apa yang aku katakan kepadamu? Kenapa kamu berbuat demikian! "

"Karena...... "Marson Luo berhenti.

"Katakan! "Yesi Mo mulai emosi, dia melolong pada Marson Luo.

Kalau hari ini Marson Luo tidak bisa memberinya penjelasan yang membuatnya puas, Yesi Mo tidak menginginkan Marson Luo bekerja untuknya lagi.

Seseorang yang tidak bisa mendengarkan atasan, seseorang yang bertindak semaunya sendiri, bagi dia, bagi keluarga Yan, bagi perusahaan adalah sebuah bom waktu, terlalu berbahaya.

Marson Luo dapat melihat Yesi Mo mulai marah dan nada bicaranya juga sudah tidak santai. Setelah ragu beberapa waktu, Marson Luo mengangkat kepalanya dan dengan mata yang memerah berkata pada Yesi Mo, "Karena mereka telah membuat tuan muda...... "

"Apa? APA? Katakan yang jelas! "

Marson Luo meletakan jarinya di depan lubang hidungnya, lalu memeragakan gerakan menghirup sesuatau.

Melihatnya, Yesi Mo seakan tersambar petir, seketika tubuhnya mengeluarkan hawa kebencian.

Hawa kebencian itu tidak dia tujukan pada Marson Luo, melainkan Vivian Luo, Maxim Luo, dan bahkan semua orang dalam keluarga Luo.

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu