Unlimited Love - Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)

Marson Luo baru saja selesai berbicara, ketika sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Setelah mengangkat panggilan itu, senyum di wajah Marson Luo pun sirna dalam sekejap. Ia sontak bangkit berdiri, “Nyonya muda, ada masalah.”

“Ada apa?” Yesi Mo mengernyit penasaran.

“Orangku bilang Vivian membawa tuan muda keluar, sepertinya mereka mau pergi ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan mereka.”

“Mendaftarkan pernikahan? Bukankah seharusnya mereka baru pergi setelah selesai mengadakan perjamuan malam pernikahan?” Yesi Mo langsung mengernyit dan sontak teringat akan sesuatu, “Apa mungkin karena teleponku waktu itu...”

“Nyonya muda, sekarang kita tidak ada waktu untuk mengurus ini semua. Kita harus secepatnya menghentikan Vivian, ia tidak boleh sampai berhasil.”

Seolah terhipnotis, Yesi Mo pun mengangguk, “Ayo.”

Sambil mereka berdua berjalan keluar, Yesi Mo sambil bertanya apakah orang Marson Luo tahu kantor sipil mana yang mereka datangi. Ia harus secepatnya menyusul mereka.

Sepanjang perjalanan menuju kantor sipil, Marson Luo mengurus segala sesuatu berdasarkan arahan Yesi Mo untuk menghentikan Vivian Luo dan Stanley Yan mendaftarkan pernikahan mereka.

Di saat yang bersamaan, sebuah mobil mewah melaju keluar dari kediaman keluarga Luo. Stanley Yan yang kakinya masih dibalut gipsum berdiri di samping sambil menatap Vivian, “Kamu tergesa-gesa seperti ini mau membawaku pergi kemana?”

“Nanti kalau sampai kamu juga tahu.” jawab Vivian Luo asal.

Begitu laju mobil berhenti di depan pintu kantor catatan sipil, raut wajah Stanley Yan pun mengelam, “Vivian, sebenarnya apa yang mau kamu lakukan?!”

“Felix, tentu saja aku mau mendaftarkan pernikahan kita.”

“Tidak boleh.” balas Stanley Yan datar. Senyum di wajah Vivian Luo sontak membujur kaku, “Benar tidak boleh?”

Melihat tidak ada perubahan sedikitpun pada ekspresi Stanley Yan, Vivian Luo pun tiba-tiba tertawa, “Sudah kamu pikirkan baik-baik? Jangan sampai nanti kamu berlutut di depanku menangis tersedu-sedu dengan ingus yang mengalir dari hidungmu, memohon padaku untuk memberimu...”

“Kamu...!” Raut wajah Stanley Yan sontak berubah. Ia memejamkan matanya kemudian mengambil napas dalam, barulah perlahan rautnya kembali menghangat. Ia lalu tersenyum getir dan bertanya, “Kenapa kamu harus seperti ini? Kamu jelas-jelas tahu aku bukanlah Felix Lu. Bahkan walaupun kamu benar-benar mendaftarkan pernikahan diantara kita, ini tetap tidak bisa dianggap.”

“Dianggap atau tidak itu bukan berdasarkan pendapatmu, aku juga tidak peduli. Aku hanya ingin kamu menikahiku, hanya ingin Felix Lu memperistriku.”

Selesai bicara, Vivian Luo menatap Stanley Yan lekat-lekat dan tersenyum samar, “Lebih baik kamu pertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan matang. Jangan memutuskan segala sesuatu yang bisa membuatmu menyesal nantinya.”

“Tapi aku bukan Felix Lu. Aku tidak memiliki perasaan sedikitpun padamu.”

“Aku tahu. Aku tidak peduli dimana hatimu berada, aku hanya mau dirimu. Hanya mau kamu menjadi pria milikku, hanya mau kamu berada di sampingku. Aku tidak mau memikirkan segala hal lainnya?”

“Kenapa kamu harus bersikeras seperti ini?”

“Aku bukan bersikeras, aku hanya persisten. Sejak kecil, aku harus mendapatkan apapun yang aku inginkan. Kalau tidak, lebih baik aku menghancurkannya dan menghancurkan semua yang berhubungan dengannya.”

Tatapan mata Vivian Luo sangat dingin, nada suaranya membuat orang semakin gemetar ketakutan.

Stanley Yan memicingkan mata dan menatapnya untuk waktu yang cukup lama. Akhirnya ia hanya menghembuskan napas yang panjang dan mengangguk.

Saat Vivian Luo mendorong Stanley Yan yang duduk di kursi roda masuk ke aula kantor catatan sipil untuk mengurus surat pernikahan mereka, Yesi Mo dan Marson Luo yang duduk manis di mobil pun baru sampai di depan gerbang kantor catatan sipil. Mereka berdua melihat dengan mata kepala mereka sendiri saat kedua orang itu masuk ke dalam.

Yesi Mo melihat sekilas jam tangannya lalu memalingkan wajah dan menatap Marson Luo yang ada di sampingnya, “Kapan orang yang kamu cari bisa sampai?”

Marson Luo menghitung sejenak kemudian berkata, “Kalau dari perhitungan waktu, paling lama beberapa menit lagi seharusnya sampai. Nyonya muda, bagaimana kalau kamu sabar dan menunggu? Urusan surat pernikahan seperti ini bukanlah sesuatu yang dapat diurus dengan cepat.”

“Kalau begitu kita tunggu lagi.” Yesi Mo lalu memerintahkan pengawal yang ada di mobil. “Kamu turun dan lihatlah, aku mau menggenggam segala gerak-gerik mereka.”

Pengawal itu mengangguk. Ia membuka pintu mobil dan langusng berjalan menuju aula kantor catatan sipil tempat Vivian Luo dan Stanley Yan mengurus akta pernikahan.

Tapi, Yesi Mo yang duduk di mobil bertingkah seolah duduk diatas dudukan jarum. Setelah beberapa menit menunggu, ia pun tidak sabar lagi.

Pria yang ada di kantor catatan sipil itu adalah miliknya. Sekarang pria itu akan mendaftarkan pernikahan dengan wanita lain, bagaimana mungkin ia bisa bersikap seperti tidak terjadi apa-apa?

“Mana orangnya? Kenapa belum datang juga?”

Yesi Mo memang benar-benar gelisah. Stanley Yan dan Vivian Luo yang ada di aula sudah pergi memotret untuk keperluan foto di halaman depan buku akta pernikahan. Waktunya tidak bisa terulur lebih lama lagi. Kalau tidak, terlambat sudah.

“Aku tanya dulu.” Marson Luo juga ikut menjadi panik. Dengan keringat bercucuran di kepala ia pun menelepon, raut wajahnya berubah menjadi mendung dalam secepat kilat. Dengan suara rendah, ia memaki orang di ujung telepon, “Brengsek, kalian ini kerjanya bagaimana, sih?!”

Selesai memaki, Marson Luo langsung membanting ponselnya. Hati Yesi Mo pun langsng terasa hancur: Habis sudah, pasti orang yang mereka cari mengalami kendala di jalan dan tidak bisa datang. Apakah ia benar-benar dengan mata sendiri yang terbuka lebar harus melihat Stanley Yan dan Vivian Luo menyelesaikan dengan lancar semua prosedur ini?

Identitas yang digunakan Stanley Yan sekarang adalah Felix Lu. Apakah pernikahan mereka masih dapat diakui secara hukum atau tidak, ia juga tidak tahu. Tapi, Yesi Mo tetap tidak bisa membiarkan hal seperti ini terjadi.

Hati Yesi Mo sontak berhenti. Ia membuka pintu mobil, melompat turun, dan bergegas pergi ke pintu kantor catatan sipil.

Tidak peduli berapapun harga yang harus ia bayar, hari ini ia harus bisa menghentikan Stanley Yan dan Vivian Luo mendaftarkan pernikahan mereka.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu