Unlimited Love - Bab 130 Melewati Batas (2)

Bella Lan bangkit berdiri dan menginjak kaki Jico Li, lalu berkata dengan dingin, "Semua yang aku lakukan apa perlu kamu atur? Jico Li, ingat baik-baik, di mata orang luar, kamu adalah asistenku, tapi bagiku, kamu ini hanyalah seekor anjing peliharaan. Satu-satunya hal yang perlu kamu lakukan adalah mendengarkan perintahku, dan jangan memberikan ide apa pun padaku. "

Setelah mengatakan demikian, dia menambahkan, "Sekarang, kamu boleh pergi. "

"Maafkan aku, boss, maaf. "Jico Li merangkak lalu berlari keluar. Bella Lan mengamati bayangannya, dari ujung bibirnya terurai sebuah senyum, "Dasar anjing, berani-beraninya kamu memberiku ide, kalau bukan karena kamu berguna, aku sudah dari awal membuangmu. "

Dalam perjalanan menuju ke kantor, Mason Luo bertanya dengan khawatir, "Tuan muda, perkataan anda barusan apa sungguh bisa membuat Bella Lan takut? Apa dia bisa-bisa hanya melihatnya dengan sebelah mata? Tapi ada satu pepatah, kalau bukan seekor naga perkasa, dia tidak akan berani melintasi sungai, dia pasti sudah sejak awal melakukan persiapan. "

"Kalau bukan seekor naga perkasa, tidak berani melintasi sungai? Hehe. "Stanley Yan tertawa sinis, semua yang baru saja dia katakan pada Bella Lan bukan hanya gertakan sambal, yang baru saja dia katakan, di sepanjang perjalanan menuju hotel, sudah dia pikirkan matang-matang.

Walaupun dia merasa tidak patut untuk mengancam, lebih-lebih terhadap seorang wanita, namun kalau sungguh terjadi sesuatu pada Yesi Mo, dia akan berani melakukannya.

Washington, Amerika, pinggiran kota, di rumah kediaman keluarga Mo, Robin Xiao melihat Yesi Mo yang masih dalam keadaan syok.

"Kenapa kamu datang ke sini? "

"Aku mendengar kabar, kamu mengalami kecelakaan, maka aku dengan segera datang ke sini. Kamu....apa kamu baik-baik saja? "Robin Xiao bertanya dengan tidak yakin pada Yesi Mo.

Yesi Mo menggelengkan kepalanya, "Setelah bangun tidur, aku sudah merasa jauh lebih baik. "

"Baguslah kalau begitu, beberapa hari ini beristirahatlah, jangan sembarangan keluar. Aku khawatir akan terjadi sesuatu lagi padamu. "

"Aku tahu, terima kasih. "

Yesi Mo berterima kasih pada Robin Xiao sambil mengangguk.

"Pergi beristirahatlah, sudah malam, aku harus pulang, kalau tidak Tony dan ibuku akan khawatir. "

Robin Xiao baru bangkit berdiri dan hendak berjalan keluar, ketika Yesi Mo membuka mulutnya untuk memanggilnya, mulutnya sudah terbuka lebar, tapi akhirnya dia tidak bersuara, dia hanya menyaksikan Robin Xiao melangkah pergi.

Beberapa hari berturut-turut, Yesi Mo tidak menginjakan kakinya ke luar rumah, dia terus berada di dalam area rumahnya.

Selama itu, Sara Xue datang mengunjunginya sekali, lalu dia belum datang lagi, Yesi Mo tahu dia sedang sibung menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi perusahaannya, dan tidak punya waktu untuk datang mengunjunginya.

Robin Xiao juga belakangan ini sangat sibuk, Yesi Mo meneleponnya beberapa kali, tapi sayang, dia tidak ada waktu untuk datang berkunjung.

Dalam sekejap mata, dia sudah berada di Amerika hampir satu minggu, hal yang ingin dia kerjakan belum mulai dia kerjakan, Yesi Mo merasa panik.

Satu minggu bukanlah waktu yang panjang, tapi bagi Yesi Mo itu sudah terlalu lama. Dia merindukan Didi, walaupun setiap harinya dia dapat melihat Didi melalui video call, namun, dia masih juga rindu.

Pagi ini, setelah makan pagi, Yesi Mo berpesan kepada kepala pelayan, dia ingin pergi ke kantor pusat Liancheng Group di kota dengan membawa beberapa pengawal.

Setelah menunggu di kantor presedir perusahaan beberapa saat, Robin Xiao melangkah masuk.

"Kenapa kamu ada di sini? "

"Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa kamu ada waktu?" Yesi Mo bertanya sambil tersenyum.

"Aku hanya punya waktu 10 menit, nanti aku harus pergi ke bandara."

"Pergi ke bandara untuk apa? "

"Kantor cabang di Eropa ada masalah, aku harus segera ke sana untuk menanganinya. "

"Ternyata begitu."Yesi Mo mengangguk, hatinya berkata ini bukan waktu yang tepat, Robin Xiao baru akan pergi bertugas ke luar negeri.

"Oh iya, kamu mencariku ingin berbincang mengenai apa? "Robin Xiao sambil menyuruh asistennya mempersiapkan dokumen yang dia perlukan sambil bertanya pada Yesi Mo dengan penasaran.

"Aku ingin berbicara padamu mengenai Katty Yun. Beberapa waktu yang lalu aku seperti melihatnya. Dia sampai sekarang masih seorang diri, aku harap kalian berdua bisa menikah lagi, dengan begitu, Tony... "

"Tunggu. "Robin Xiao mengangkat tangannya menghentikan Yesi Mo, wajahnya datar, dia menggeleng, "Jangan pernah mengucapkan nama wanita itu di hadapanku lagi. "

"Robin, aku tahu apa yang dia lakukan terhadapmu sungguh keterlaluan, tapi dia adalah ibu kandung Tony, apa kamu ingin...... "Yesi Mo ingin membujuknya, tapi kalimatnya baru sampai setengah, dan dia sudah tidak sanggup menyelesaikannya.

Di sela-sela perkataan Yesi Mo, Robin Xiao sudah berlari ke meja kantornya dan mengambil dokumen-dokumen.

"Apa kamu mendengarkanku? "Yesi Mo berjalan mendekatinya dan mengetuk pelan mejanya, wajahnya penuh dengan ketidakpuasan.

"Apa itu masalah? Toh aku sendiri tidak akan setuju. "

"Kamu...... "

Robin Xiao tampak mantap sekali seperti seekor babi yang tidak takut di rebus untuk dijadikan sup, Yesi Mo tidak tahu lagi harus mengatakan apa.

"Kalau kedatanganmu ke Amerika hanya untuk mengatakan hal ini padaku, aku beri saran sebaiknya kamu lebih baik pulang lebih awal. Jangan sampai kamu membuang-buang waktumu. Aku tidak akan mungkin menerima wanita yang dulu pernah membuang aku dan Tony itu. Dan lagi dia tidak pantas menjadi ibu Tony. "

Setelah berkata demikian, Robin Xiao bangkit berdiri, kemudian dengan nada meminta maaf dia berkata, "Maafkan aku, aku sudah harus pergi, takutnya aku tidak akan sempat mengejar pesawatku. "

Yesi Mo menjulurkan tangannya untuk menariknya, tapi langkah Robin Xiao sangatlah cepat, dia hanya menggapai udara kosong, saat dia mengejarnya keluar, sekertaris Robin Xiao menghadangnya.

"Maaf, tolong anda tunggu sebentar. "

"Ada apa? "Yesi Mo bertanya dengan bingung.

"Tidak ada apa-apa. "

"Kalau tidak ada apa-apa, tolong minggir, ada urusan yang ingin aku bicarakan dengan Robin Xiao. "Yesi Mo berkata dengan tegas, tapi sekertaris itu masih juga berdiri di depannya, "Aku tahu, tapi baru saja Presedir Xiao memberiku perintah, agar menyuruh anda untuk tidak mengganggu beliau. Maafkan aku. "

Ketika Yesi Mo menyuruh pengawalnya untuk menyingkirkan sekertaris Robin Xiao dan mengejarnya keluar, mobil Robin Xiao sudah menghilang, melaju menuju ke bandara.

Yesi Mo tidak ingin menyerah, dia mengejarnya sampai ke bandara, tapi dilihatnya sekeliling dan dia tidak menemukan Robin Xiao.

Dia juga tidak tahu apakah Robin Xiao sudah masuk ke dalam atau dia dari awal memang tidak pergi ke bandara, Yesi Mo mencibir, menarik nafas panjang, dan melangkah menuju ke gedung tempat parkir mobil.

Di dalam sebuah mobil, setelah Robin Xiao dengan mata dan kepalanya sendiri melihat Yesi Mo sudah pergi, barulah dia turun dari mobil dan mengurus tiketnya.

Sepanjang perjalanan pulang, Yesi Mo terus murung.

Robin Xiao sebandel itu, dia sungguh tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuatnya patuh.

Kalau dia dengan begini pulang, dia tidak akan lega, tapi kalau dia tidak pulang juga, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Apa dia harus menunggu? Menunggu sampai Robin Xiao pulang?

Hanya Yang Kuasa yang tahu apakah Robin Xiao sungguh bertugas keluar atau sengaja menghindarinya, menunggu bukanlah sebuah opsi yang bagus.

Ketika mobil sampai ke pekarangan rumahnya, Yesi Mo mendapat ide.

"Kepala pelayan, suruh orang untuk membantuku membereskan barang-barangku, dan pesankan sebuah tiket pesawat ke kota R untuk besok. "

"Nona, apa anda sudah akan pergi? Kenapa tidak tinggal di sini lebih lama? "

"Robin Xiao tidak mau menurut, keberadaanku di sini tidak berarti apa-apa. "Yesi Mo menghel nafas tak berdaya.

"Nona, apa sungguh sudah tidak ada cara lain? "

"Tidak ada. "Yesi Mo tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana kalau anda mencoba untuk menemui ibu Presedir Xiao dan anaknya, saya rasa, mereka mungkin bisa membantu anda meluluhkan hatinya. "

"Maksudmu? "Yesi Mo bertanya dengan penasaran.

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu