Unlimited Love - Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
"Angie Qin, maafkan aku! Aku tahu waktu itu aku... "
Sara Xue berusaha menjelaskannya dengan berantakan, dia terlihat sangat kacau, Yesi Mo mengayunkan tangannya, "Kamu jangan mengatakan apa-apa sekarang, aku juga tidak ingin mendengarnya! Aku hanya ingin sendiri! "
Setelah berkata demikian Yesi Mo bangkit berdiri dan berjalan menuju ke kabin kapal. Sara Xue mengangguk, dia lalu berkata di belakang Yesi Mo, "Di dalam aku sudah menyiapkan pakaian bersih, kamu nanti jangan lupa bertukar baju! Jangan mengenakan pakaian yang basah itu terlalu lama! "
Yesi Mo tidak menanggapinya, dia masuk ke dalam kabin kapal dan menutup pintu, bayangan tubuhnya menghilang dari pandangan Sara Xue.
Sara Xue terus mengawasi pintu kabil kapal, dia merasa cemas.
Setelah berganti dengan pakaian kering, Yesi Mo duduk terdiam di sofa sambil menata ulang ingatannya yang teracak-acak.
Yang dia ingat tidak salah. Tapi karena ingatannya yang hilang cukup banyak, banyak sekali potongan ingatannya yang masih berantakan. Setengah jam kemudian, Yesi Mo baru selesai menata ingatannya dan mengingat semuanya, dia lantas bangkit berdiri dan berjalan keluar.
"Apa kamu tidak apa-apa, Angie Qin? Aku... "
Melihat Yesi Mo, Sara Xue bergegas berlari mendekat dan menatapnya dengan ragu.
"Sudahlah, jangan dibicarakan lagi! Yang sudah berlalu biarlah berlalu!" Yesi Mo memaksakan senyum, "Lagipula, aku sekarang adalah Yesi Mo, jangan pernah panggil aku Angie Qin lagi! "
"Kamu... "Sara Xue bingung menatap Yesi Mo, dia tidak mengerti apa maksud perkataannya, tapi dia mengangguk, "Baiklah! "
"Hari sudah mulai petang, ayo kita kembali ke dermaga! "Tatapan Yesi Mo perlahan menyapu ke langit yang mulai menjadi gelap, sambil berkata dengan lembut.
Sesampainya di pelabuhan, kedua orang itu turun dari kapal. Sara Xue bertanya padanya sekarang dia ingin pergi ke mana.
Yesi Mo menggigit bibirnya dan berkata, "Aku ingin pergi menemui Sandy!"
"Baiklah, aku akan menemanimu! "
Mendengar kabar Yesi Mo dan Sara Xue akan datang berkunjung, Nenek Yan merasa aneh, tapi dia tetap mempersilahkan mereka masuk.
"Nona Xue, Nona Mo, kenapa kalian bisa bersama? Apa kalian dulu pernah saling kenal? "
Nenek Yan menatap mereka dengan bingung lalu bertanya.
"Nek, dia... "Sara Xue baru akan mengatakan Yesi Mo adalah Angie Qin, istri Stanley Yan, ibu Sandy Yan, tapi mendadak Yesi Moa tertawa memotong perkataannya.
"Kami kenal belum lama, oh iya, Nenek Yan, apa Stanley Yan belum pulang? "
Yesi Mo berbasa-basi, sembarang menanyakan sesuatu.
Nenek Yan menggeleng, "Stanley dia berkata urusannya di Amerika belum selesai, dia masih akan berada di sana beberapa waktu lagi! "
"Begitu rupanya! Kami kira dia sudah pulang! "Yesi Mo tersenyum. Dia kemudian menoleh, melihat sekeliling lalu menyeritkan dahi, "Oh iya, kenapa aku tidak melihat Sandy cilik? "
"Sandy sedang sakit! Dia baru saja minum obat dan sedang beristirahat di kamarnya! "Kata Nenek Yan menjelaskan. Yesi Mo seketika merasa cemas, "Sakit? Bagaimana keadaannya? Apa ada masalah? Apa sakitnya parah? "
"Hanya masuk angin biasa, dan sedikit demam! Nenek kira dengan tidur dia akan sembuh dengan sendirinya! Nona Mo, kenapa kamu tiba-tiba begitu peduli terhadap Sandy cilik? "
Nenek Yan terus menatap Yesi Mo dengan bingung sambil bertanya demikian.
"Aku sangat menyukai Sandy, anak kecil ini, mendengar dia sedang sakit, aku merasa cemas! Nyonya besar, apa aku boleh menjenguknya?"
Yesi Mo kembali tenang dan bertanya sambil tersenyum.
"Boleh! Aku akan mengantar kalian ke atas! "
"Tidak perlu, kaki nenek tidak begitu kuat! Biarkan kepala pelayan saja yang mengantar kita naik! "Yesi Mo bangkit berdiri sambil mengisyaratkan Nenek Yan untuk tidak mengantar mereka, Nenek Yan mengangguk, dia kemudian berkata, "Baiklah, kepala pelayan, antar mereka berdua ke kamar tuan muda kecil! "
"Baiklah Nyonya Besar! "
Sesampainya di depan kamar Sandy, Yesi Mo dan Sara Xue masuk satu per satu, kepala pelayan mengikuti mereka dalam diam.
Melihat wajah Sandy yang terbaring di atas tempat tidurnya sedikit memerah, Yesi Mo seketika merasa tergerak hatinya, hatinya mendadak terasa tersayat.
Dia berjalan menuju ke tepian tempat tidur kemudian menjulurkan tangannya untuk membelai pipi Sandy, Yesi Mo merasa sangat bersalah, dia sudah tidak mampu lagi untuk mempertahankan aktingnya.
Kepala pelayan melihat semua ini dengan bigngung, sorot matanya menyapu.
Beberapa saat kemudian, Yesi Mo baru bangkit berdiri dan bertanya pada kepala pelayan mengenai keadaan Sandy, dia lantas menjulurkan tangannya lagi untuk membelai keningnya, memeriksa suhu tubuhnya, kali ini dia baru perlahan menghela nafas lega.
Kening Sandy sudah tidak lagi terasa panas. Obat yang dikonsumsinya berfungsi dengan baik, berhasil menurunkan demamnya.
Melihat wajahnya yang kekanak-kanakan, Yesi Mo tanpa sadar teringat kejadian sebulan yang lalu saat dia bertemu dengan Sandy untuk pertama kalinya, dia teringat Sandy yang memanggilnya ibu.
Membayangkan beberapa tahun ini Sandy tidak memiliki ibu, dan diejek oleh teman-teman sebayanya, Yesi Mo semakin merasa bersalah.
"Nona Yesi Mo, tuan muda kecil harus beristirahat! "
Menyadari dia di situ sudah sangat lama, dan Yesi Mo tidak menunjukan tanda-tanda akan beranjak pergi, kepala pelayan mengingatkannya dengan lembut.
"Baiklah! "Yesi Mo menarik tangannya dari wajah Sandy dengan berat hari, dia kemudian menggigit bibirnya dan berjalan keluar.
Kepala pelayan seakan melihat sesuatu dari wajah Yesi Mo, tapi pada akhirnya yang dia lihat hanyalah wajah datar dan tenang Yesi Mo.
Setelah berbasa-basi beberapa saat dengan Nenek Yan, Yesi Mo dan Sara Xue pamit undur diri. Di perjalanan pulang, Sara Xue bertanya dengan cemas, "Yesi Mo, apa kamu tidak apa-apa? "
"Tidak apa-apa! "Yesi Mo memaksakan sebuah senyum untuknya.
"Sungguh? "Sara Xue menaikan alis, "Tadi kenapa kamu tidak membiarkanku untuk memberitahu mereka kamu adalah... "
"Sekarang belum waktunya! "
"Belum waktunya? "
Melihat tatapan Sara Xue yang kebingungan, Yesi Mo mengangguk, "Hmph! Aku sekarang ingin bertemu dengan Stanley Yan terlebih dahulu, masalah yang lain, bisa dibicarakan nanti lagi! "
"Baiklah! "
Sesampainya di tempat tinggal mereka, Yesi Mo dan Sara Xue memesan tiket pesawat ke Amerika yang paling awal.
Beberapa belas jam kemudian, pesawat yang mereka tumpangi, mendarat di Washington Dulles International Airport.
Di tengah perjalanan menuju ke hotel tempat Stanley Yan menginap, Sara Xue mendapat sebuah telepon, dan dengan tergesa-gesa pergi.
Yesi Mo bergegas ke hotel, saat dia baru sampai di lobi, dari kejauhan dia melihat Stanley Yan sedang berjalan bersama dengan dua orang polisi, dengan borgol di kedua tangannya, wajahnya masih terlihat tenang.
Mendapati Yesi Mo berada di situ, wajah Stanley Yan yang tanpa ekspresi seketika dipenuhi dengan tanda tanya.
"Apa yang sedang terjadi? '
Yesi Mo berlari mendekat, dan menghalangi Stanley Yan di depannya, lalu sambil memelototi borgol di tangannya, bertanya.
"Kenapa kamu datang ke sini? "Stanley Yan bertanya tanpa menghiraukan pertanyaan Yesi Mo.
"Kamu tidak perlu memperdulikan kedatanganku ke sini, beri tahu aku terlebih dahulu kenapa kamu bisa seperti ini! "Yesi Mo menaikan alisnya dan bertanya.
"Felix sudah meninggal! "
Stanley Yan hanya menjawab dengan satu kalimat.
"Felix sudah mati? "Yesi Mo terbelalak, tidak bisa mempercayainya, dia masih ingin menanyakan pertanyaan lain padanya, tapi polisi sudah membawanya pergi, di waktu yang bersamaan, selain Stanley Yan, polisi itu juga memborgol dan membawa Mason Luo, Bella Lan, dan juga pengawal-pengawal yang mengikuti mereka.
Melihat mereka semua digiring masuk ke dalam mobil polisi, Yesi Mo menggigit bibirnya kuat-kuat, lalu berkata dengan pelan, "Stanley, aku tidak akan membiarkanmu seperti ini! "
Di tengah perjalanan dari hotel, yang pertama kali Yesi Mo lakukan adalah menyuruh pengawalnya untuk mencari tahu tentang Felix.
Sesampainya di rumahnya, Yesi Mo mendapatkan informasi lengkap mengenai kejadian itu.
Seminggu yang lalu, Felix dibuat terluka parah oleh orang suruhan Stanley Yan, sampai nyawanya dalam bahaya, setelah mendapat pertolongan, beberapa jam kemudian, dia berhasil diselamatkan.
Bekas lukanya juga perlahan menjadi stabil, kalau dilihat perkembangannya, luka-luka Felix seharusnya akan semakin membaik.
Tapi tidak tahu apa yang terjadi, beberapa hari ini luka Felix semakin bertambah parah, sampai-sampai dia harus beberapa kali dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Semalam, Felix tiba-tiba dikabarkan meninggal di ruang instalasi darurat, kabarnya, bekas lukanya terlalu parah, sehingga menimbulkan kerusakan organ tubuh.
Begitu Felix meninggal, pihak kepolisian langsung mengeluarkan surat perintah penangkapan, dan setelah itu, munculah Yesi Mo.
Sesuatu seperti ini terjadi, seseorang hanya bisa membayangkan betapa sulitnya ini.
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeMy Perfect Lady
AliciaThis Isn't Love
YuyuMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlPejuang Hati
Marry SuUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)