Unlimited Love - Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku

Meskipun Yesi Mo baru tidur saat sudah larut malam, namun pagi-pagi benar ia sudah bangun.

Bukannya ia tidak ingin tidur lebih lama, namun sebenarnya adalah karena Didi sama sekali tidak membiarkannya tidur.

Pagi-pagi benar, Didi sudah ribut meminta Yesi Mo untuk menemaninya bermain. Hal ini malah sebenarnya bukan masalah yang terlalu besar bagi Yesi Mo.

Daripada bertahan untuk tidak menemani Didi bermain, Yesi Mo lebih takut kalau putranya akan mengungkit mengenai Stanley Yan. Ia takut Didi akan bertanya padanya kenapa ayahnya tidak ikut datang ke negara M, kenapa sudah sekian lama ayahnya tidak meneleponnya.

Tepat sebelum keluar rumah, telepon dari Sara Xue datang. Yesi Mo termangu sesaat, sebelum akhirnya mengangkat telepon itu.

“Sisi, kamu sudah bangun? Mau jalan-jalan bersama?”

“Aku mau menemani Didi pergi ke taman bermain.” Yesi Mo menjawab sambil menatap Didi yang sedang melompat dan berseru kegirangan di sampingnya.

“Tidak masalah. Aku juga merindukan Didi, aku akan ikut pergi menemani kalian.”

“Baiklah kalau begitu, sampai jumpa nanti.”

Yesi Mo menutup teleponnya dan baru saja hendak menggandeng Didi untuk keluar pintu ketika Robin Xiao yang sudah mengenakan satu setel jas berjalan turun dengan cepat dari lantai atas.

“Kakak ipar, kamu mau pergi keluar?”

“Menemani Didi pergi ke taman bermain sebentar. Kamu mau berangkat kerja? Bukankah hari ini akhir pekan?”

“Ada sesuatu yang harus kuurus di perusahaan. Oh ya, bawalah lebih banyak pengawal saat keluar. Aku takut terjadi apa-apa.” Robin Xiao memperingatkan dengan khawatir.

“Tidak perlu. Sara juga ikut, jadi tidak mungkin ada apa-apa.”

“Ia juga ikut?” Robin Xiao membelalakkan matanya dan mengernyit, “Begini saja, bagaimana kalau kamu tunggu sebentar? Aku dan Katty akan membawa Tony lalu pergi bersama kalian. Kebetulan Tony juga sudah lama tidak pergi bermain.”

“Bukannya kamu ada urusan di kantor?” Yesi Mo tersenyum pada Robin Xiao.

“Hanya masalah kecil, bisa diselesaikan oleh bawahanku.”

Robin Xiao menyahut santai sehingga Yesi Mo juga akhirnya mengiyakan. Ia lalu meminta Didi untuk naik ke atas dan melihat apakah Tony sudah bangun atau belum, lalu mengajaknya pergi bersama.

Ketika Didi sudah pergi, senyum di wajah Yesi Mo pun menghilang, “Robin, apa kamu yakin orang-orangmu di perusahaan bisa mengurusnya?”

“Tentu saja, apa aku mungkin membohongimu?”

“Kamu benar-benar tidak berubah pikiran mendadak karena Sara ikut pergi?” Yesi Mo menatap Robin Xiao lurus-lurus, nada suaranya terdengar dalam.

“Mana mungkin?” Robin Xiao tersenyum, tatapan matanya sedikit menghindar.

“Robin, sudah berapa lama kita saling mengenal?” Yesi Mo tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang acak.

“Kalau benar-benar dihitung, kurang lebih tujuh delapan tahun.” Robin Xiao terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya begitu?”

“Betul, tidak terasa kita sudah saling mengenal selama tujuh delapan tahun.” Yesi Mo tersenyum dan mengangguk, lalu menatap Robin Xiao, “Jadi, apa kamu masih berpikir bahwa aku tidak bisa melihat kebohonganmu?”

“Ini...” Robin Xiao tercenung, ia lupa mengenai sifat keras kepala Yesi Mo.

Mereka berdua sudah begitu dekat satu sama lain, apalagi mereka pernah menjadi pasangan di masa lalu dan bahkan hampir saja menikah. Setelah saling berhubungan sekian lama ditambah dengan kedekatan diantara mereka, Yesi Mo bisa langsung mengetahui apakah Robin Xiao berbohong atau tidak dalam sekali lihat.

Sialnya, selama ini Robin Xiao mengira ia bisa membodohi Yesi Mo, dan ternyata sekarang ia baru menyadari bahwa pikirannya itu terlalu naif.

“Baiklah, aku mengaku. Memang benar aku tiba-tiba berubah pikiran karena Sara.”

Sekarang setelah ketahuan, Robin Xiao pun mengaku secara terang-terangan.

Yesi Mo mengangguk puas lalu bertanya sambil tersenyum, “Kenapa?”

“Itu...” Robin Xiao terdiam ragu untuk waktu yang sangat lama, lalu akhirnya tersenyum pedih, “Kakak ipar, kamu jangan bertanya soal itu. Nanti juga kamu akan tahu.”

“Sebenarnya, aku bisa sedikit menebaknya meskipun kamu tidak memberitahuku.”

Ucapan Yesi Mo ini membuat Robin Xiao sangat terkejut. Namun karena ia menjabat di posisi yang tinggi untuk sekian lama, sehingga tidak terlihat perbedaan yang mencolok dalam ekspresi wajahnya. Namun, Yesi Mo sama sekali tidak mempedulikan hal itu dan malah mengucapkannya seperti bicara kepada dirinya sendiri.

“Pasti karena insiden hilangnya Didi yang terjadi sebelumnya bukan. Ada sosok Sara yang bekerja di belakang layar, atau mungkin lebih tepatnya dikatakan bahwa Sara-lah yang menyutradarai kejadian itu.”

Rahasia baru bisa disebut rahasia karena hanya sedikit orang yang mengetahuinya.

Tapi karena sekarang Yesi Mo sudah mengetahuinya, maka hal itu bukan lagi sebuah rahasia. Robin Xiao juga tidak memiliki keharusan untuk terus menutupinya.

“Untuk saat ini, aku tidak berani mengatakan itu dengan pasti tapi aku yakin ia terlibat di dalamnya. Selama kurun waktu ini, aku berhasil menyelidiki orang-orang yang menculik Didi ternyata memiliki kontak dengan asisten wanitanya Sara. Apakah Sara tahu mengenai masalah ini atau tidak, aku belum bisa menjawabnya. Oh ya, kakak ipar, hanya sedikit sekali orang yang tahu mengenai masalah ini. Bagaimana kamu bisa tahu tentang ini? Aku tidak akan percaya kalau kamu bilang kamu benar-benar hanya menebaknya.”

Yesi Mo tersenyum dan mengangguk samar pada Robin Xiao, “Terima kasih untuk kejujuranmu. Terkait darimana aku mengetahui hal ini, kamu tidak perlu mengetahuinya untuk saat ini. Sudahlah, bukankah kamu mau ikut kami pergi ke taman bermain? Cepat siap-siap, masa kamu mau mengenakan setelan jas itu?”

“Karena kamu tahu apa yang kukhawatirkan, kalau begitu aku tidak perlu ikut denganmu. Apalagi, perusahaanku disana benar-benar membutuhkanku untuk turun tangan.” Robin Xiao tertawa, lalu mengangguk singkat pada Yesi Mo, “Kalau begitu, aku pergi dulu. Hati-hati.”

Yesi Mo menatap punggung Robin Xiao dan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecil.

“Ibu, paman sepupu pergi kemana? Bukankah ia bilang mau pergi bermain bersama kita?”

Entah sejak kapan Didi muncul di belakang Yesi Mo, kepalanya sedikit terteleng ke samping dan ia bertanya penasaran.

“Ada urusan yang sangat penting yang harus ia urus, jadi hari ini tidak bisa ikut pergi bersama kita.”

Yesi Mo menjawab sambil mengusap kepala Didi.

Didi juga tidak mempermasalahkannya lalu bertanya dengan semangat pada Yesi Mo kapan mereka akan pergi. Yesi Mo menatap ke arah tangga, “Kita tunggu Bibi Katty dan Tony turun serta sarapan, ya. Setelah itu, baru kita pergi.”

Kedua orang dewasa dan kedua anak kecil itu pun berjalan keluar. Ditambah dengan insiden penculikan Didi, kali ini pengawal yang pergi bersama mereka sangat banyak jumlahnya. Yesi Mo hanya melirik sekilas lalu menarik kembali pandangannya, ia tahu dengan jelas bahwa pengawalan ini diatur oleh Robin Xiao.

Yesi Mo dan Katty Yun pun membawa Didi dan Tony naik ke bagian paling depan dari mobil Bentley. Melihat mobil Bentley yang dinyalakan itu, para pengawal yang mengiringi pun saling masuk ke dalam mobil masing-masing.

Dari mobil komersil yang paling terakhir, Stanley Yan yang mengenakan kacamata hitam dan sedang menyamar pun muncul. Ia menarik pandangannya dari mobil Bentley dan masuk ke dalam sebuah mobil lain.

Mobil itu perlahan dinyalakan dan Stanley Yan tiba-tiba bertanya dengan raut tanpa ekspresi, “Semua sudah diatur?”

Marson Luo yang sedang menyamar menjadi seorang pengawal pun mengangguk sungguh-sungguh, “Jangan khawatir, semua sudah diatur dengan baik di taman bermain sana. Tidak akan ada kesalahan apapun.”

“Bagus. Bagaimana dengan Andrew?”

“Kabar terkini, setengah jam yang lalu ia sudah naik pesawat dan terbang menuju negara M. Kalau tidak ada masalah, ia akan sampai sebelum hari menggelap.”

“Suruh orang terus mengawasinya dan laporkan apapun yang terjadi secepatnya.”

Selesai berujar Stanley Yan memejamkan matanya dan menyenderkan tubuhnya untuk beristirahat.

Percakapan diantara mereka berdua terdengar jelas bagi para pengawal lain yang ada di dalam mobil, namun para pengawal itu bersikap seolah-olah mereka adalah patung. Mereka sama sekali tidak berkomentar apapun.

Semua orang ini adalah orang-orang yang dipilih secara hati-hati oleh Marson Luo. Mereka semua adalah orang-orang yang setia pada keluarga Yan. Mereka semua telah bersumpah setia pada Stanley Yan, jadi mereka sama sekali tidak mungkin mengkhianatinya.

Ketika Yesi Mo melihat Sara Xue di pintu masuk taman bermain, ia merasa sedikit terkejut.

“Ada apa? Kenapa melihatku begitu?” Sara Xue dengan cepat berjalan menghampiri dan bertanya sambil tersenyum.

“Kamu hari ini keluar hanya seorang diri? Mana pengawalmu?”

Yesi Mo bertanya santai.

“Kamu membawa begitu banyak pengawal, jadi apa aku masih perlu membawa pengawal juga?”

Sara Xue lalu mengedipkan sebelah matanya, “Kalau sampai ada apa-apa, bukannya masih ada orang-orangmu?”

“Benar juga.” Yesi Mo terkekeh kecil, lalu mengangguk dan berujar santai, “Tapi, apa kamu tidak membawa satupun asisten? Apa tidak melelahkan menenteng tas kemana-mana?”

“Kalau lelah ya apa boleh buat. Asistenku mengambil cuti panjang untuk mengurus sesuatu di daerah asalnya. Ia bilang ia harus kembali ke negara asal untuk melakukan perjodohan atau semacamnya. Kemarin malam ia meneleponku dan memberitahu bahwa ia baru akan kembali beberapa hari lagi. Barulah pada saat itu aku bisa bersantai.”

Sara Xue menjawab dengan setengah bercanda, membuat Yesi Mo diam-diam mengernyit.

Apakah kenyataannya memang seperti yang Sara Xue katakan? Atau ini hanyalah kedok yang sengaja ia lepaskan agar Yesi Mo tidak mencurigainya?

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu