Unlimited Love - Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
Meskipun Yesi Mo baru tidur saat sudah larut malam, namun pagi-pagi benar ia sudah bangun.
Bukannya ia tidak ingin tidur lebih lama, namun sebenarnya adalah karena Didi sama sekali tidak membiarkannya tidur.
Pagi-pagi benar, Didi sudah ribut meminta Yesi Mo untuk menemaninya bermain. Hal ini malah sebenarnya bukan masalah yang terlalu besar bagi Yesi Mo.
Daripada bertahan untuk tidak menemani Didi bermain, Yesi Mo lebih takut kalau putranya akan mengungkit mengenai Stanley Yan. Ia takut Didi akan bertanya padanya kenapa ayahnya tidak ikut datang ke negara M, kenapa sudah sekian lama ayahnya tidak meneleponnya.
Tepat sebelum keluar rumah, telepon dari Sara Xue datang. Yesi Mo termangu sesaat, sebelum akhirnya mengangkat telepon itu.
“Sisi, kamu sudah bangun? Mau jalan-jalan bersama?”
“Aku mau menemani Didi pergi ke taman bermain.” Yesi Mo menjawab sambil menatap Didi yang sedang melompat dan berseru kegirangan di sampingnya.
“Tidak masalah. Aku juga merindukan Didi, aku akan ikut pergi menemani kalian.”
“Baiklah kalau begitu, sampai jumpa nanti.”
Yesi Mo menutup teleponnya dan baru saja hendak menggandeng Didi untuk keluar pintu ketika Robin Xiao yang sudah mengenakan satu setel jas berjalan turun dengan cepat dari lantai atas.
“Kakak ipar, kamu mau pergi keluar?”
“Menemani Didi pergi ke taman bermain sebentar. Kamu mau berangkat kerja? Bukankah hari ini akhir pekan?”
“Ada sesuatu yang harus kuurus di perusahaan. Oh ya, bawalah lebih banyak pengawal saat keluar. Aku takut terjadi apa-apa.” Robin Xiao memperingatkan dengan khawatir.
“Tidak perlu. Sara juga ikut, jadi tidak mungkin ada apa-apa.”
“Ia juga ikut?” Robin Xiao membelalakkan matanya dan mengernyit, “Begini saja, bagaimana kalau kamu tunggu sebentar? Aku dan Katty akan membawa Tony lalu pergi bersama kalian. Kebetulan Tony juga sudah lama tidak pergi bermain.”
“Bukannya kamu ada urusan di kantor?” Yesi Mo tersenyum pada Robin Xiao.
“Hanya masalah kecil, bisa diselesaikan oleh bawahanku.”
Robin Xiao menyahut santai sehingga Yesi Mo juga akhirnya mengiyakan. Ia lalu meminta Didi untuk naik ke atas dan melihat apakah Tony sudah bangun atau belum, lalu mengajaknya pergi bersama.
Ketika Didi sudah pergi, senyum di wajah Yesi Mo pun menghilang, “Robin, apa kamu yakin orang-orangmu di perusahaan bisa mengurusnya?”
“Tentu saja, apa aku mungkin membohongimu?”
“Kamu benar-benar tidak berubah pikiran mendadak karena Sara ikut pergi?” Yesi Mo menatap Robin Xiao lurus-lurus, nada suaranya terdengar dalam.
“Mana mungkin?” Robin Xiao tersenyum, tatapan matanya sedikit menghindar.
“Robin, sudah berapa lama kita saling mengenal?” Yesi Mo tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang acak.
“Kalau benar-benar dihitung, kurang lebih tujuh delapan tahun.” Robin Xiao terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya begitu?”
“Betul, tidak terasa kita sudah saling mengenal selama tujuh delapan tahun.” Yesi Mo tersenyum dan mengangguk, lalu menatap Robin Xiao, “Jadi, apa kamu masih berpikir bahwa aku tidak bisa melihat kebohonganmu?”
“Ini...” Robin Xiao tercenung, ia lupa mengenai sifat keras kepala Yesi Mo.
Mereka berdua sudah begitu dekat satu sama lain, apalagi mereka pernah menjadi pasangan di masa lalu dan bahkan hampir saja menikah. Setelah saling berhubungan sekian lama ditambah dengan kedekatan diantara mereka, Yesi Mo bisa langsung mengetahui apakah Robin Xiao berbohong atau tidak dalam sekali lihat.
Sialnya, selama ini Robin Xiao mengira ia bisa membodohi Yesi Mo, dan ternyata sekarang ia baru menyadari bahwa pikirannya itu terlalu naif.
“Baiklah, aku mengaku. Memang benar aku tiba-tiba berubah pikiran karena Sara.”
Sekarang setelah ketahuan, Robin Xiao pun mengaku secara terang-terangan.
Yesi Mo mengangguk puas lalu bertanya sambil tersenyum, “Kenapa?”
“Itu...” Robin Xiao terdiam ragu untuk waktu yang sangat lama, lalu akhirnya tersenyum pedih, “Kakak ipar, kamu jangan bertanya soal itu. Nanti juga kamu akan tahu.”
“Sebenarnya, aku bisa sedikit menebaknya meskipun kamu tidak memberitahuku.”
Ucapan Yesi Mo ini membuat Robin Xiao sangat terkejut. Namun karena ia menjabat di posisi yang tinggi untuk sekian lama, sehingga tidak terlihat perbedaan yang mencolok dalam ekspresi wajahnya. Namun, Yesi Mo sama sekali tidak mempedulikan hal itu dan malah mengucapkannya seperti bicara kepada dirinya sendiri.
“Pasti karena insiden hilangnya Didi yang terjadi sebelumnya bukan. Ada sosok Sara yang bekerja di belakang layar, atau mungkin lebih tepatnya dikatakan bahwa Sara-lah yang menyutradarai kejadian itu.”
Rahasia baru bisa disebut rahasia karena hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
Tapi karena sekarang Yesi Mo sudah mengetahuinya, maka hal itu bukan lagi sebuah rahasia. Robin Xiao juga tidak memiliki keharusan untuk terus menutupinya.
“Untuk saat ini, aku tidak berani mengatakan itu dengan pasti tapi aku yakin ia terlibat di dalamnya. Selama kurun waktu ini, aku berhasil menyelidiki orang-orang yang menculik Didi ternyata memiliki kontak dengan asisten wanitanya Sara. Apakah Sara tahu mengenai masalah ini atau tidak, aku belum bisa menjawabnya. Oh ya, kakak ipar, hanya sedikit sekali orang yang tahu mengenai masalah ini. Bagaimana kamu bisa tahu tentang ini? Aku tidak akan percaya kalau kamu bilang kamu benar-benar hanya menebaknya.”
Yesi Mo tersenyum dan mengangguk samar pada Robin Xiao, “Terima kasih untuk kejujuranmu. Terkait darimana aku mengetahui hal ini, kamu tidak perlu mengetahuinya untuk saat ini. Sudahlah, bukankah kamu mau ikut kami pergi ke taman bermain? Cepat siap-siap, masa kamu mau mengenakan setelan jas itu?”
“Karena kamu tahu apa yang kukhawatirkan, kalau begitu aku tidak perlu ikut denganmu. Apalagi, perusahaanku disana benar-benar membutuhkanku untuk turun tangan.” Robin Xiao tertawa, lalu mengangguk singkat pada Yesi Mo, “Kalau begitu, aku pergi dulu. Hati-hati.”
Yesi Mo menatap punggung Robin Xiao dan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecil.
“Ibu, paman sepupu pergi kemana? Bukankah ia bilang mau pergi bermain bersama kita?”
Entah sejak kapan Didi muncul di belakang Yesi Mo, kepalanya sedikit terteleng ke samping dan ia bertanya penasaran.
“Ada urusan yang sangat penting yang harus ia urus, jadi hari ini tidak bisa ikut pergi bersama kita.”
Yesi Mo menjawab sambil mengusap kepala Didi.
Didi juga tidak mempermasalahkannya lalu bertanya dengan semangat pada Yesi Mo kapan mereka akan pergi. Yesi Mo menatap ke arah tangga, “Kita tunggu Bibi Katty dan Tony turun serta sarapan, ya. Setelah itu, baru kita pergi.”
Kedua orang dewasa dan kedua anak kecil itu pun berjalan keluar. Ditambah dengan insiden penculikan Didi, kali ini pengawal yang pergi bersama mereka sangat banyak jumlahnya. Yesi Mo hanya melirik sekilas lalu menarik kembali pandangannya, ia tahu dengan jelas bahwa pengawalan ini diatur oleh Robin Xiao.
Yesi Mo dan Katty Yun pun membawa Didi dan Tony naik ke bagian paling depan dari mobil Bentley. Melihat mobil Bentley yang dinyalakan itu, para pengawal yang mengiringi pun saling masuk ke dalam mobil masing-masing.
Dari mobil komersil yang paling terakhir, Stanley Yan yang mengenakan kacamata hitam dan sedang menyamar pun muncul. Ia menarik pandangannya dari mobil Bentley dan masuk ke dalam sebuah mobil lain.
Mobil itu perlahan dinyalakan dan Stanley Yan tiba-tiba bertanya dengan raut tanpa ekspresi, “Semua sudah diatur?”
Marson Luo yang sedang menyamar menjadi seorang pengawal pun mengangguk sungguh-sungguh, “Jangan khawatir, semua sudah diatur dengan baik di taman bermain sana. Tidak akan ada kesalahan apapun.”
“Bagus. Bagaimana dengan Andrew?”
“Kabar terkini, setengah jam yang lalu ia sudah naik pesawat dan terbang menuju negara M. Kalau tidak ada masalah, ia akan sampai sebelum hari menggelap.”
“Suruh orang terus mengawasinya dan laporkan apapun yang terjadi secepatnya.”
Selesai berujar Stanley Yan memejamkan matanya dan menyenderkan tubuhnya untuk beristirahat.
Percakapan diantara mereka berdua terdengar jelas bagi para pengawal lain yang ada di dalam mobil, namun para pengawal itu bersikap seolah-olah mereka adalah patung. Mereka sama sekali tidak berkomentar apapun.
Semua orang ini adalah orang-orang yang dipilih secara hati-hati oleh Marson Luo. Mereka semua adalah orang-orang yang setia pada keluarga Yan. Mereka semua telah bersumpah setia pada Stanley Yan, jadi mereka sama sekali tidak mungkin mengkhianatinya.
Ketika Yesi Mo melihat Sara Xue di pintu masuk taman bermain, ia merasa sedikit terkejut.
“Ada apa? Kenapa melihatku begitu?” Sara Xue dengan cepat berjalan menghampiri dan bertanya sambil tersenyum.
“Kamu hari ini keluar hanya seorang diri? Mana pengawalmu?”
Yesi Mo bertanya santai.
“Kamu membawa begitu banyak pengawal, jadi apa aku masih perlu membawa pengawal juga?”
Sara Xue lalu mengedipkan sebelah matanya, “Kalau sampai ada apa-apa, bukannya masih ada orang-orangmu?”
“Benar juga.” Yesi Mo terkekeh kecil, lalu mengangguk dan berujar santai, “Tapi, apa kamu tidak membawa satupun asisten? Apa tidak melelahkan menenteng tas kemana-mana?”
“Kalau lelah ya apa boleh buat. Asistenku mengambil cuti panjang untuk mengurus sesuatu di daerah asalnya. Ia bilang ia harus kembali ke negara asal untuk melakukan perjodohan atau semacamnya. Kemarin malam ia meneleponku dan memberitahu bahwa ia baru akan kembali beberapa hari lagi. Barulah pada saat itu aku bisa bersantai.”
Sara Xue menjawab dengan setengah bercanda, membuat Yesi Mo diam-diam mengernyit.
Apakah kenyataannya memang seperti yang Sara Xue katakan? Atau ini hanyalah kedok yang sengaja ia lepaskan agar Yesi Mo tidak mencurigainya?
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaEverything i know about love
Shinta CharityThe Great Guy
Vivi HuangThe Revival of the King
ShintaSang Pendosa
DoniUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)