Unlimited Love - Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)

Sekarang mereka sudah sampai ketahap akhir pembelian, apakah Andrew Ling akan menyerah hanya karena Jennie Bai?

Pengaruh Jennie Bai tidaklah begitu besar. Bahkan apabila pengaruhnya besar pun, Andrew Ling tidak mungkin lepas tangan. Tidak dengan Bella Lan yang menekannya dari atas.

“Kalau tidak dicoba bagaimana bisa tahu? Kakak ipar, tolong biarkan aku mencobanya.”

Yesi Mo tidak ingin mematahkan semangat Jennie Bai, lagipula apa yang ia ucapkan ada benarnya.

“Kalau kamu memang ingin pergi, pergilah. Tapi kalau ternyata memang tidak bisa, tidak usah dipaksa. Kamu juga tidak perlu menyanggupi apapun permintaannya, ia bukan seseorang yang pbisa dipercaya.” ujar Yesi Mo dengan serius.

“Aku tahu. Kakak ipar, kamu jangan khawatir. Kalau begitu, aku pergi dulu.”

Ketika Jennie Bai menemukan Andrew Ling, pria itu sedang minum teh sambil duduk diatas sofa ruang tamunya. Raut wajahnya terlihat tenang dan santai.

“Katanya kamu mencariku? Ada apa?”

Andrew Ling mendiamkan Jennie Bai selama beberapa menit, sebelum akhirnya meletakkan cangkir tehnya, ia meliriknya sekilas kemudian bertanya perlahan padanya.

“Bisakah kamu...”

“Tidak bisa.” Jennie Bai belum sempat menyelesaikan kalimatnya, namun Andrew Ling tanpa perasaan langsung memotongnya dan menolak.

“Aku bahkan belum bilang untuk urusan apa.” Jennie Bai menatap Andrew Ling dengan kesal, namun pria itu balik mencibirkan bibirnya, “Tanpa perlu kamu bilangpun aku juga tahu kamu kesini demi Yan Business Group. Hari ini, aku menepati perkataanku. Aku akan mengakuisisi Yan Business Group dan tidak ada yang bisa menghentikannya.”

“Apa benar-benar tidak ada ruang untuk negosiasi?”

Jennie Bai tetap tidak menyerah, namun Andrew Ling balas tersenyum, “Tentu saja, bukannya tidak ada. Suruh Yesi datang sendiri mengantarkan barang yang aku mau ke tanganku, aku hanya menginginkan kotak itu. Kalau aku sudah mendapatkan barangnya, aku akan melepaskan Yan Business Group dan juga memperbolehkanmu bertemu Sonson kapanpun. Bahkan aku akan mengijinkanmu tinggal bersamanya.”

Andrew Ling takut Jennie Bai tidak berusaha sebaik yang ia bisa, itu sebabnya ia kembali melemparkan umpan. Sesuai dengan dugannya, Jennie Bai menjadi begitu bersemangat setelah mendengarkan ucapannya. Tapi dengan cepat ia kembali menundukkan kepalanya.

Masalah ini sangat sulit dan kelihatannya mustahil untuk diselesaikan.

Jennie Bai pernah bertanya tentang kotak itu, namun keluarga Yan tidak memiliki kotak yang diinginkan Andrew Ling.

Dalam kurun waktu ini, Jennie Bai bahkan bertanya pada para tetua keluarga Yan, namun tidak satupun dari mereka pernah mendengar tentang kotak itu.

“Apa kamu tidak bisa mengubah syaratnya? Aku yakin keluarga Yan tidak memiliki kotak itu.”

“Apakah menurutmu bisa?”

Andrew Ling menatap Jennie Bai tidak peduli dan balas bertanya dengan dingin.

Jennie Bai masih ingin mencoba berdebat, namun Andrew Ling sudah mengibaskan tangannya dan menyuruhnya pergi.

Begitu kembali ke kediaman keluarga Yan dan melihat Yesi Mo, Jennie Bai dengan rasa bersalah langsung meminta maaf.

Yesi Mo tersenyum dan menggeleng, menunjukkan pada Jennie Bai bahwa ia tidak perlu terlalu memusingkannya, “Aku masih memikirkan solusi untuk masalah ini.”

Jennie Bai adalah seseorang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah ini, namun ia berusaha sekuat tenaga untuk membantunya dan Yan Business Group. Sebagai istri Stanley Yan, bagaimana mungkin Yesi Mo tidak ikut berusaha sekuat tenaga? Bukankah itu berarti ia kalah dengan orang luar yang tidak ada hubungannya?

“Kakak ipar, kamu terpikirkan solusi seperti apa?” tanya Jennie Bai penasaran.

“Kalau masalah ini dianalisis, memang akar masalahnya ada di Perusahaan Mu, jadi aku akan bergerak mulai dari sana. Sudah, sudah, kamu tidak perlu memusingkan masalah ini. Aku bisa mengurusnya dengan baik.”

“Baik..lah...” Jennie Bai sebenarnya tidak percaya Yesi Mo terpikirkan solusi, namun ia hanya mengangguk dan tidak bertanya apa-apa lagi.

Kemudian ia beralih bertanya kondisi Didi, Jennie Bai pun mengetahui bahwa Didi baru saja mendapatkan perawatan psikis dan baru akan bangun beberapa jam lagi. Jennie Bai lalu bertanya pada Yesi Mo apakah ia mau pergi ke atas menengok Didi.

“Kurasa aku tidak memiliki waktu sekarang.” Yesi Mo mengangkat tangannya dengan tidak berdaya.

“Kalau begitu biar aku yang naik. Aku akan meminta orang untuk memanggilmu kalau butuh apa-apa.” ujar Jennie Bai dengan penuh pengertian, lalu berjalan naik.

Yesi Mo menatap pungung Jennie Bai dengan penuh rasa syukur, lalu menghela napas. Ia kemudian berjalan ke ruang kerja nyonya besar Yan, mendorong pintunya terbuka, dan berjalan masuk.

Yesi Mo menghitung waktu yang tepat kemudian menelepon Sara Xue. Begitu mendengar keadaan Yan Business Group yang buruk, Sara Xue pun sangat terkejut.

“Dalam kurun waktu ini, ia terus-terusan sibuk mengurusi masalah perusahaannya sendiri sehingga ia tidak menaruh perhatian pada situasi di kota R. Mendengar kabar seperti ini secara tiba-tiba membuatnya sangat khawatir, “Apa rencanamu?”

“Aku sedang memikirkannya, namun kalau memang tidak ada cara lain, apakah lebih baik pergi memohon pada Bella saja?”

“Memohon padanya? Tidak perlu. Atau lebih tepatnya, sia-sia saja memohon padanya.”

Kata-kata Sara Xue ini membuat Yesi Mo sedikit bingung. Kenapa sia-sia saja memohon pada Bella Lan?

Apakah mustahil Bella Lan akan melepaskan Yan Business Group atau wanita ini tidak berhak mengintervensi masalah ini?

Setelah dipikirkan bolak-balik, Yesi Mo merasa Bella Lan menolak untuk melepaskan. Tapi jawaban yang keluar dari mulut Sara Xue adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

“Posisi Bella sendiri sudah tidak aman dan kurang dari dua hari lagi, ia akan ditendang keluar dari Perusahaan Mu. Aku rasa daripada mengandalkan memohon pada Bella, lebih baik kalau memohon pada orang lain.”

“Siapa?” tanya Yesi Mo dengan penasaran. Bibir Sara Xue di ujung telepon sana pun mengucapkan sebuah nama, “Rendy Mu.”

“Rendy Mu? Sepertinya aku pernah mendengar nama ini, apakah ia salah satu anggota keluarga Mu?” tanya Yesi Mo dengan ragu.

“Lebih tepatnya, ia adalah sepupu laki-laki Rico. Tapi, mungkin kamu belum pernah bertemu dengannya.”

Setelah selesai berujar, Sara Xue menjelaskan tentang perubahan yang terjadi di Perusahaan Mo dalam kurun waktu ini belakangan ini.

Setelah Bella Lan kembali ke Amerika. Di hadapan serentetan keraguan, ia terlihat tenang dan responnya tidak bercela.

Sangat disayangkan, pada akhirnya ia tetap terjerumus dalam titik lemah. Kecelakaan mobil yang mendadak tidak hanya membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama semalam, namun berita kegugurannya juga dibeberkan di hadapan orang banyak.

Kalau bukan karena wasiat orangtua Rico Mu, ini mungkin saja bukanlah masalah besar untuknya.

Sangat disayangkan wasiat orangtua Rico Mu dengan jelas mengatakan bahwa Perusahaan Mu hanya bisa dimiliki oleh keluarga Mu. Setelah darah daging Rico Mu yang berada di dalam kandungan Bella Lan gugur, ia tidak memiliki kartu andalan apapun lagi di tangannya.

Kabarnya Rendy Mu akan meminta pengacara untuk membacakan isi wasiat orangtua Rico Mu di hadapan jajaran direksi Perusahaan Mu satu hari lagi. Pada saat itu, riwayat Bella Lan pasti tamat sudah.

“Bagaimana? Apa kamu merasa tertarik untuk datang melihat kekeramaian ini? Sekalian bisa bertemu dengan Rendy? Aku pernah beberapa kali berhadapan dengannya, aku bisa membantu mengatur pertemuanmu dengannya.”

“Baik, tunggu aku.”

Jawaban Yesi Mo sangat sederhana. Setelah menutup telepon, ia langsung menyuruh orang untuk memesankannya tiket pesawat ke Amerika.

Mendengar Yesi Mo dan Didi akan pergi ke Amerika, Andrew Ling tidak terlalu memikirkannya.

Ia tahu dengan jelas apa yang sedang terjadi di Perusahaan Mu, itu sebabnya ia mempercepat proses akuisisi Yan Business Group. Ia harus mendapatkan Yan Business Group sebelum Bella Lan ditendang keluar dari jajaran direksi Perusahaan Mu dan kehilangan segalanya. Setidaknya, semua keperluan untuknya harus dipersiapkan dengan baik.

Ini juga salah satu keuntungan untuk dirinya snediri. Lagipula, siapapun yang menjadi pimpinan Perusahaan Mu, mereka tetap akan melihat kepala manajer yang mampu mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Andrew Ling yakin bahwa selama ia melakukannya dengan rapi dan bersih, posisinya sebagai kepala manajer di Perusahaan Mu tidak akan tergoyahkan.

Di Washington Dulles International Airport, langit sudah gelap saat Yesi Mo sampai. Robin Xiao dan Katty Yun datang bersama untuk menjemputnya.

Melihat keduanya berpegangan tangan, Yesi Mo pun tersenyum dan tidak bisa menahan rasa bahagianya.

“Selamat untuk kalian, akhirnya kalian bisa bersatu kembali sebagai sepasang suami istri.”

“Terima kasih. Kalau bukan karenamu...”

Katty Yun hendak mengutarakan perasaan syukurnya, namun Yesi Mo menyelanya. Ia tersenyum sambil menggeleng, “Aku tidak melakukan apapun, ini semua adalah hasil kerja kerasmu sendiri. Bukankah begitu, kakak sepupu?”

Robin Xiao menatap Yesi Mo dengan mata yang membelalak besar dan bertanya, “Kamu memanggilku apa?”

“Kakak sepupu. Kalau bukan, lalu apa? Apa kamu mau aku memanggilmu Robin Xiao? Atau memanggilmu Robin sama seperti Katty?” Yesi Mo tertawa, lalu dengan setengah bercanda berujar, “Aku tidak mau membuat Katty salah paham.”

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu