Unlimited Love - Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)

Setelah selesai makan siang di rumah Edric Ling, keduanya pamit izin pulang.

Di jalan Stanley Yan tanpa sengaja melihat gelang giok di pergelangan tangan Angie Qin, alisnya terangkat, “Diberi bibi Ling?”

“Gimana? Bagus tidak?” Angie Qin tertawa mengangkat dan menggoyangkan tangannya di hadapan Stanley Yan, kedua mata Stanley Yan ikut tersenyum mengangguk, “Bagus, sangat cocok denganmu!”

“Bibi Ling juga bilang begitu, Stanley, bibi Ling sudah memberiku barang yang sangat berharga, menurutmu aku harus memberikan bibi Ling hadiah kembali yang seperti apa ya bagusnya?”

Melihat Angie Qin yang kebingungan, Stanley Yan tertawa, “Kalau aku tidak salah tebak ini harusnya hadiah sebagai bentuk awal pertemuan kan? Kalau benar, nah kamu ya tidak perlu memberinya hadiah kembali!”

“Ini, bolehkah? Lagi pula gelang giok ini sangat mahal dan bernilai tinggi, dengar bibi Ling bilang gelang ini bekas jaman kerajaan punya, bahkan kalau ada uang pun susah untuk membelinya!”

“Ada beberapa barang tidak bisa hanya dihitung dengan uang! Gelang ini kamu ambil saja, kalau memang merasa sangat tidak enak, sering-sering lah ke rumahnya temani bibi Ling ngobrol!” Tatapan Stanley Yan menjadi sendu, “Beberapa tahun ini bibi Ling hanya berada di atas kasur, di sisinya tidak ada orang yang pas diajak ngobrol, di tambah penyakitnya yang semakin parah, tidak tahu bibi masih bisa hidup berapa lama lagi! Ai..”

“Semua karena masalah Lia meninggalkan rumah kan? Tadi waktu di atas, bibi Ling sudah memberitahuku!”

“Dia bilang apa denganmu?” Wajah Stanley Yan jadi begitu serius, terlihat sedang mengkhawatirkan sesuatu.

“Ya tidak ada lah! Cuma cerita masalah Lia pergi dari rumah!” Angie Qin tersenyum, menyembunyikan pekataan nyonya Ling yang mengatakan Stanley Yan dan Lia Ling yang dulunya pernah menjadi sepasang kekasih.

“Dia tidak membicarakan hal lainnya padamu?” Stanley Yan tidak percaya, mengerutkan dahinya.

“Lainnya? Lainnya apa?” Angie Qin padahal jelas tahu apa yang dia maksud, tapi sengaja berpura-pura bodoh.

“Maksudku, bibi Ling tidak memintamu untuk membantunya membujuk Lia pulang ke rumah?” Stanley Yan tahu dia salah bicara, langsung mengalihkan topik, dia awalnya hanya basa-basi menanyakan itu, tapi tidak dia sangka, melihat Angie Qin mengangguk, kerutan di dahi Stanley Yan semakin dalam.

“Aku membantu bibi Ling, bukan karena dia memintaku, tapi karena aku sendiri yang bersedia! Usia paman Ling dan bibi Ling sudah tua. Dan keadaan bibi Ling sekarang seperti itu, aku sungguh tidak tega! Stanley, atau kalau tidak kita nanti ganti hari ajak nona Lia keluar makan, dan coba bujuk dia?”

“Kamu bodoh ya, sudah masalah ini tidak usah kamu urus! Aku yang akan menyelesaikannya!” Ucap Stanley Yan dengan pasti.

“Kamu? Tapi hal ini aku sudah berjanji pada bibi Ling, atas dasar apa menyuruhmu membantuku!” Angie Qin sedikit tidak senang.

“Kamu sungguh bodoh atau pura-pura bodoh? Kamu sungguh mengira bibi Ling benar-benar meminta bantuanmu untuk membujuk Lia ya? Dia itu berharap dengan melalui kamu bisa membuatku keluar membantunya.”

Stanley Yan hanya bisa pasrah tersenyum menjelaskan, “Lagi pula kamu dan Lia tidak dekat. Dia tidak akan mendengarkan kata-katamu! Dan kalau aku jelas berbeda, karena walau bagaimanapun aku dan dia...”

Bicara sampai disini Stanley Yan tiba-tiba menyadari kalau kata-katanya salah, dia berhenti sesaat lalu melanjutkan, “Tumbuh besar bersama! Dan hubungan kami juga baik, dia selama ini menganggapku sebagai kakak laki-laki dan aku menganggapnya sebagai adik perempuanku kata-kataku dia seharusnya akan mau mendengarkannya!”

Kakak adik? Benar hanya semudah dan sebiasa kakak adik kah?

Angie Qin dalam hati sedikit tidak senang, karena dia telah mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya sebelumnya, dan dia sudah menerima semua itu.

Lagi pula hubungan diantara mereka sudah berlalu, dan Stanley Yan juga sangat memperhatikan menjaga perasaannya, sangat jarang berhubungan dengan Lia Ling.

Tapi kata-kata kakak adik Stanley Yan ini, jelas telah menyembunyikan kebenaran hubungan mereka sebelumnya, apa maksudnya ini?

Mungkinkah dia masih belum melupakan Lia Ling, di belakangnya masih menjalin tali kasih dengan Lia Ling, dan berencana untuk kembali lagi? Atau dia sedang menjaga perasaannya, takut dia cemburu?

Dalam hati Angie Qin tidak ada jawaban, tapi dia memilih percaya pada kemungkinan nomor 1, karena kalau tidak dia kemarin malam mengapa pulang begitu larut, bukannya cuma pergi makan ya, bisa sampai larut malam? Dan saat pulang, dia bisa mencium jelas aroma parfum wanita di pakaiannya.

Kalau tidak salah ingat, bau itu adalah bau tubuh Lia Ling.

“Sedang memikirkan apa? Aku memanggilmu dari tadi tapi tidak di jawab-jawab?”

Stanley Yan menyenggolnya dengan tersenyum bertanya.

“Tidak ada, aku hanya sedang teringat dengan bibi Ling yang sudah berbaring di kasur begitu lama, ingin keluar jalan saja tidak bisa, jadi agak sedih!”

“Bodoh, ini juga kan karena tidak ada cara lain! Siapapun juga tidak ada yang mau dan terpikir bisa seperti ini!” Stanley Yan tidak mencurigainya, malah menghiburnya.

“Ya! Aku mengerti! Oh ya, mau tidak aku temani pergi cari Lianya?”

Stanley Yan mengerutkan dahi matanya bersinar tidak tahu sedang memikirkan apa, dia tidak memperhatikan kedua mata Angie Qin yang sedang memperhatikannya.

Sampai Stanley Yan sudah tersadar dan membuka mulut, Angie Qin sudah menundukan kepalanya.

“Tidak usahlah, aku sendiri saja! Orang sedikit lebih gampang dibicarakan!”

Angie Qin menganggukan kepala, bertanya lagi, “Nah kamu kapan mau mencarinya?”

“Nanti setelah mengantarmu pulang, aku akan langsung pergi mencarinya! Masalah ini semakin cepat selesa semakin baik, tubuh bibi Ling tidak tahu bisa bertahan sampai kapan!”

“Baik!”

Berdiri di depan vila keluarga Yan, melihat mobil Stanley Yan yang memutar balik, kedua mata Angie Qin langsung bersinar: Stanley, kamu ini buru-buru membujuk Lia Ling pulang, atau buru-buru agar bisa cepat bertemu dengannya? Kalian baru saja berpisah beberapa jam, kamu sudah tidak sabar ingin cepat bertemu dengannya, hm?

Angie Qin kembali ke kamarnya dan ingin tidur sebentar, tapi dia tidak bisa tidur, dia tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak berpikir macam-macam.

Ingin mengajak Sara Xue jalan-jalan, tapi dia tidak ada waktu, akhirnya dia hanya bisa sendirian di rumah dengan pikiran yang kemana-mana.

Stanley Yan sampai di hotel Matahari, baru tau kalau Lia Ling beberapa jam yang lalu keluar, mengenai pergi kemana, pihak hotel tidak mengetahuinya.

Dia menelepon Lia Ling, mengetahui kalau dia sedang menemani Andrew Ling keliling kota R, tidak berpikir macam-macam, juga tidak mencar mereka, berbalik badan pulang ke rumah.

Mendorong pintu kamar, melihat Angie Qin yang sedang memegang hp, duduk di atas ranjang dengan dahi yang mengkerut.

“Sedang memikirkan apa? Bisa bengong gitu?”

“Tidak memikirkan apa-apa, kamu bukannya pergi mencari Lia? Kok cepat sekali pulangnya?”

Angie Qin tersadar menatapnya dengan heran, Stanley Yan tersenyum pasrah, “Dia tidak ada di hotel. Setelah meneleponnya baru tahu kalau dia dari pagi pergi menemani Andrew jalan-jalan!”

“Nah kamu kok tidak pergi mencarinya?”

“Ada Andrew, tidak leluasa bicaranya!” Jawab Stanley Yan, berbalik badan membuka lemari baju mengganti baju.

Melihat punggungnya yang lebar, teringat dengan senyumannya yang pasrah, Angie Qin masih mengerutkan dahinya: Tidak leluasa membujuknya pulang atau tidak leluasa berduaan dengannya?

Stanley Yan, diantaramu dan Lia Ling benarkah tidak ada apa-apa?

Saat hari mulai gelap, nyonya besar Yan pulang ke rumah. Ketiganya selesai makan malam bersama, Stanley Yan menemani Angie Qin menonton tv di kamar.

Hp yang di letakannya di atas ranjang tiba-tiba berbunyi, Stanley Yan mengambil dan melihatnya, “Sih Lia, aku keluar angkat bentar!”

Angie Qin tidak menoleh hanya menjawab ya, Stanley Yan baru pergi keluar, Angie Qin tidak tahu mengapa, tidak bisa menahan diri untuk berlari kecil mengikutinya dan berhenti di depan pintu. Dia menempelkan telinganya ke dinding, tapi tidak mendengar apapun, dan detik selanjutnya pintunya terbuka, dan langsung menabrak dahinya, membuatnya langsung jatuh ke lantai.

“Sayang, gimana? Sakit ya?”

Stanley Yan langsung memapahnya berdiri, sambil mengurut pelan dahinya yang sedikit merah.

“Aku tidak apa-apa!”

“Benar tidak apa-apa! Nurut ya, tunggu disini sebentar, aku ambil kotak obat!”

Tak lama Stanley Yan dengan membawa kotak obat kembali ke kamar, dengan hati-hati mengobatinya, lalu dengan menyalahkan berkata, “Sayang, kamu tidak ada apa-apa kenapa berdiri di belakang pintu? Kalau tadi terluka parah bagaimana?”

“Aku mau minum teh, siapa yang tahu baru mau keluar, pintunya udah di dorong dari luar!”

Angie Qin dalam hati tidak mau mengakui kalau dia sengaja mendengar obrolan Stanley Yan dan sengaja berbohong.

“Ya sudah kamu disini saja, aku suruh orang antar teh ke atas!” Stanley Yan menutup kotak obat, berbalik badan pergi keluar.

“Tidak usahlah, aku sekarang tidak mau minum lagi! Oh ya, tapi si Lia meneleponmu ada apa?”

Angie Qin berlagak tidak ada apa-apa bertanya, Stanley Yan dengan tersenyum menjawab, “Sore tadi kan aku meneleponnya! Dia tadi tanya aku kenapa mencarinya, dia bilang dia sudah tidak sibuk! Masalah yang kamu tahu itu tidak bisa dibicarakan di telepon, jadi aku mengajaknya bertemu di kafe nanti! Sekalian membujuknya, kamu nanti tidur duluan ya, aku mungkin akan pulang malam!”

“Nah nanti hati-hati di jalan! Kalau ada apa-apa ingat telepon aku!”

Angie Qin dalam hati muncul kecurigaan, tapi dia masih tersenyum padanya.

Stanley Yan menghampirinya mencium dahinya, dengan tersenyum berkata, “Tenang saja, tidak akan ada apa-apa! Setelah selesai membicarakan semuanya aku akan langsung pulang!”

Bertukar baju, keluar dari rumah, Angie Qin berdiri di tepi jendela memandangi kepergian Stanley Yan, hingga mobilnya menghilang dari pandangannya dia baru kembali ke atas ranjang, dan tidak fokus melihat acara tvnya lagi.

Stanley Yan pergi ke kafe tempat janjian mereka menunggu Lia Ling, tapi setelah waktu perjanjian mereka telah lewat, Lia Ling masih belum juga muncul, baru merasa ada yang tidak beres, dia tiba-tiba menerima telepon dari Lia Ling, Lia Ling bilang dia sedang pilek, baru saja minum obat, tidak bisa kena angin, jadi mungkin tidak bisa pergi ke kafe itu.

“Kalau bukan hal yang penting, kita ganti hari saja baru bertemu?”

“Nah begini saja! Aku yang pergi mencarimu!”

Stanley Yan tidak ingin mengundur masalah ini semakin lama, dan tidak ingin semakin membuat Angie Qin salah paham dengan hubungan di antara mereka, jadi dia tentu saja ingin secepatnya mencarinya dan menyelesaikannya.

“Nah baiklah, aku nanti suruh Valensia menunggumu di loby hotel!”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu