Unlimited Love - Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)

“Kaki Angie terkilir, aku sedang memberinya minyak urut! Kebentulan kamu datang, aku masih ada sedikit urusan sisanya kuserahkan padamu!”

Andrew Ling menolehkan kepala tersenyum padanya, menurunkan kaki Angie Qin dengan hati-hati, bangkit berdiri menundukkan sedikit kepalanya pada Angie Qin, kemudian berjalan keluar.

Wajah Stanley Yan menggelap, terlihat sangat buruk.

“Kenapa kamu datang?” Angie Qin mengerutkan alisnya bertanya, Stanley Yan melihat sekilas ke arah pintu kemudian berucap dengan wajah sendunya, “Kalian seperti ini, apa aku bisa tidak datang?”

“Stanley, apa maksud ucapanmu? Kamu sedang menghinaku!”

Wajah Angie Qin mendingin, teringan dengan Stanley Yan yang tadi memapah Lia Ling, hatinya menjadi tidak tenang.

“Aku tidak memiliki maksud itu!” Stanley Yan melihat stocking Angie Qin yang terletak disamping, menipiskan bibirnya.

“Ada atau tidak hanya kamu yang tahu!” Angie Qin mendelikkan matanya, “Lagipula kuberitahu padamu kenyataannya seperti apa yang diucapkan Andrew, percaya atau tidak itu urusanmu!”

Selesai berucap Angie Qin mengambil stockingnya, menenteng sepatu haknya kemudian berjalan tertatih-tatih untuk keluar.

“Kamu mau keluar untuk apa?” Stanley Yan menghentikannya, menatap pergelangan kakinya yang sedikit memerah dan bengkak, “Cepat duduk kembali, aku akan memakaikan obat urut untukmu!”

“Tidak perlu!” Angie Qin langsung mendorongnya, menahan rasa sakit sambil berjalan keluar, baru berjalan dua langkah Stanley Yan langsung menggendongnya, Angie Qin berteriak padanya dengan tegang, “Stanley, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!”

Stanley Yan tidak menggubrisnya, menggendongnya berjalan ke sisi ranjang, menurunkannya kemudian langsung mengangkat kakinya, berucap dengan wajah suram, “Jangan bergerak! Tahan sedikit sakitnya!”

Angie Qin tertegun sejenak, saat kembali tersadar Stanley Yan sedang menuangkan minyak urut, tangan hangatnya sudah menekan pergelangan kakinya, memijatnya dengan kuat, membuat Angie Qin berkeringat dingin karena kesakitan, berteriak sakit tanpa henti, membuat Stanley Yan memelankan pijatannya.

“Nanti akan segera sembuh! Tahan sedikit!”

Stanley Yan mengangkat kepalanya menatapnya sekilas dengan tidak tega, kembali memijat dengan kuat, membuat Angie Qin kesakitan hingga menangis berucap dengan marah, “Stanley, kamu benar-benar brengsek! Akh”

Diluar pintu, Robin Xiao yang sedang mengangkat tangannya ingin mengetuk pintu tertegun sejenak, langsung mengepalkan tangannya, wajahnya memucat ingin langsung menerobos ke dalam, namun akhirnya dia memutuskan untuk menahannya. Menggertakkan giginya menatap tajam pintu kamar berucap pelan, “Brengsek, ternyata Stanley di rumahku, berani-beraninya melakukan hal yang keterlaluan!”

Baru saja Stanley Yan menurunkan kaki Angie Qin, mengangkat kepalanya tersenyum berucap, “Bangunlah coba berjalan!”

Angie Qin mendelik padanya sejenak, bangkit berdiri dan berjalan beberpa langkah, walaupun masih sedikit sakit, tapi lebih baik dari sebelumnya, asalkan tidak berjalan terlalu cepat, tidak akan mempengaruhi pergerakannya. Orang-orang juga tidak akan menyadari jika kakinya terkilir.

“Sepertinya, untuk sementara ini sudah tidak ada masalah lagi!” Stanley Yan menganggukkan kepalanya dengan puas, mengambil stocking yang ada di atas ranjang, menyuruhnya untuk kembali duduk, dan membantunya mengenakan stocking dan sepatunya.

Terdengar suara ketukan pintu membuat Stanley Yan mengerutkan alisnya, “Siapa?”

“Kakak, kakak ipar, ini aku, Robin!”

“Tunggu sebentar!” Stanley Yan menyahut sejenak kemudian mengatur stocking untuk memasuki kaki Angie Qin, Angie Qin langsung merebutnya dan berucap, “Aku bisa sendiri! Kamu lihatlah dia ada masalah apa!”

Stanley Yan mengangguk pergi membuka pintu. Bertanya dengan raut datarnya, “Ada apa?”

“Sudah waktunya untuk turun!” saat sedang berucap Robin Xiao berpura-pura tidak sengaja mengintip ke dalam, amarah yang tadi sudah ditekannya kembali meluap, tanpa sadar nafasnya menjadi memburu.

Stanley Yan menatapnya dengan bingung, iris matanya sedikit berkilat, saat menatapnya wajahnya mendingin, dan berucap “Aku tahu”, kemudian langsung menutup pintu meninggalkan Robin Xiao di depan pintu.

“Kenapa pintunya ditutup?” Angie Qin bangkit berdiri bertanya dengan penasaran.

“Aku takut kamu terkena angin! Sudah, kita sudah harus pergi!” selesai berucap Stanley Yan melingkarkan tangannya di pinggang Angie QIn kemudian membuka pintu keluar bersama.

Angie Qin ingin menyingkirkan tangannya, namun Stanley Yan menggelengkan kepalanya, berucap dengan pelan. “Jika kamu tidak ingin malu, maka menurutlah!”

“Kamu” Angie Qin mendelik tangannya, kemudian menarik kembali tangannya, membiarkan pria itu melingkarkan tangannya di pinggangnya.

Robin Xiao yang tadi masih berada di depan pintu sudah menghilang entah kemana, saat mereka turun ke bawah terlihat Robin Xiao yang berdiri tidak jauh di ruang tengah sedang menatap Stanley Yan yang berada di samping Angie Qin dengan dingin.

“Kenapa Robin menatapmu seperti itu? Apa yang terjadi?” Angie Qin menolehkan kepalanya bertanya dengan ragu.

Stanley Yan melirik Robin Xiao sejenak, berucap dengand datar, “Bagaiamana aku tahu?”

Angie Qin menatap ragu padanya beberapa detik, tidak terlihat apapun dari raut wajahnya, akhirnya dia mengalihkan tatapannya.

Saat kedua orang itu tiba di bawah, Nenek Yan tersenyum melambaikan tangannya menyuruh mereka untuk menghampirinya, bertanya pada Angie Qin apa yang dia lakukan, kenapa sedari tadi dia tidak melihatnya.

Angie Qin tersenyum menjelaskan jika tadi dia sedikit lelah, jadi naik ke atas untuk beristirahat sejenak.

“Lelah? Bagaimana jika nanti kita kembali lebih awal, kamu sekarang sedang hamil, tidak boleh terlalu lelah!” Nenek Yan menarik tangan Angie Qin berucap dengan tegang.

“Aku tidak apa-apa, setelah istirahat sebentar sudah jauh lebih baik!” Angie Qin tersenyum, melihat keramaian orang-orang, sangat ramai tidak seperti biasa, dan berucap, “Nenek, sebaiknya kita keluar juga!”

Angie Qin tidak menyukai tempat yang terlalu ramai, apalagi dia tidak mengenal hampir semuanya, menunggu beberapa saat di bawah, memakan beberapa hidangan, dengan Stanley Yan yang memapahnya dia kembali ke kamar tamu di lantai dua.

“Kamu pergilah, aku istirahat sebentar, nanti saat akan pergi ingat untuk memanggilku!”

Stanley Yan memapahnya duduk di sisi ranjang, Angie Qin melepaskan tangannya menasehati.

“Aku disini menemanimu!” Stanley Yan menggelengkan kepalanya, tersenyum menjelaskan, “Dibawah terlalu ribut!”

“Tidak perlu, jika kamu berada disini aku bahkan tidak bisa beristirahat dengan baik! Dan juga hari ini adalah hari penting, tidak bisa jika kamu tidak muncul! Bibi dan Paman pasti akan keberatan, cepat pergilah! Aku benar-benar tidak apa-apa!”

“Baiklah!” Stanley Yan mengerutkan alisnya berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepalanya, “Kalau begitu kamu istirahatlah! Jika tidak ada urusan usahakan jangan keluar, terlalu banyak orang jangan sampai kamu terluka!”

“Apa kamu sudah selesai bicaranya? Cepat pergilah, pergi!”

Angie Qin mengibaskan tangannya dengan tidak sabar, akhirnya Stanley Yan membalikkan tubuhnya keluar dengan pasrah.

“Tuan muda! Kenapa kamu tidak berada di dalam menemani Nyonya muda?”

Stanley Yan mendelik padanya, membuat Marson Luo terkejut hingga langsung menundukkan kepalanya.

“Kamu berjaga disini, jangan biarkan sembarangan orang masuk, mengerti?”

“Baik, Tuan muda!”

“Hmm!” Stanley Yan menganggukkan kepalanya, membalikkan tubuhnya melihat sejenak pintu kamar tamu, kemudian turun ke bawah.

Marson Luo seperti seorang dewa pintu yang terus menjaga pintu. Tatapannya terus menatap ke sekitar dengan waspada.

Angie Qin tidak tahu jika Stanley Yan menyuruh Marson Luo untuk berjaga di depan, setelah duduk sejenak di atas kasur, dia menghempaskan handphonenya, sangat membosankan, akhirnya dia duduk di sisi jendela, menatap bosan sekelompok orang yang sedang tertawa di bawah, membiarkan angin berhembus menyapu wajahnya.

Sepuluh menit kemudian, tiba-tiba Angie Qin merasa perutnya sedikit sakit, dia berpikir mungkin karena terkena angin, kemudian menutup jendelanya, berjalan ke atas ranjang. Menarik selimut menutupi perutnya.

Stanley Yan yang berada di bawah sedang bersenda gurau dengan beberapa orang yang sebaya dengannya, tiba-tiba handphone di kantungnya berdering, saat mengeluarkannya dia melihat Marson Luo yang meneleponnya, seketika raut wajahnya berubah, meninggalkan beberapa orang itu, langsung berlari ke dalam rumah.

“Ada apa dengan Tuan Yan? Sepanik ini, apa terjadi sesuatu?”

“Memangnya akan terjadi apa? Menurutku, pasti istrinya memanggilnya! Kalian tidak tahu saja bagaimana Tuan Yan yang selalu menunjukkan raut datarnya saat berada di hadapan istrinya”

“Bagaimana? Ayo katakan!”

“Kudengar Tuan Yan menyuruh banyak pengikut untuk mengikuti istrinya itu, terlihat sangat menyayanginya, seperti takut terjadi sesuatu padanya!”

“Apa sampai berlebihan seperti itu? Tuan Yan tidak terlihat seperti orang yang takut pada istrinya kan?”

“Kamu ini bukan istrinya, bagaimana bisa tahu jika dia bukan seperti itu?”

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu