Unlimited Love - Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)

“Benarkah? Kalau begitu aku akan menantikannya!” Stanley Yan meliriknya sejenak dengan datar, lalu menarik tangannya dengan kuat, membalikkan tubuhnya kembali ke tempat duduknya.

Raut wajah Rico Mu mengeras, ingin kembali menguapkan amarahnya, namun tiba-tiba Yesi Mo membuka matanya bertanya dengan penasaran, “Rico, apa yang kamu lakukan?”

“Bukan apa-apa!” Rico Mu memaksakan sebuah senyuman, menatap sekilas pada Stanley Yan yang berada di seberang kemudian berucap pada Yesi Mo, “Yesi, ayo kita bertukar tempat! Kamu duduk di dalam, aku duduk diluar!”

“Kenapa?” Yesi Mo bertanya dengan bingung, Rico Mu mengusap perutnya menundukkan kepala berucap dengan sungkan, “Sepertinya aku salah makan, mungkin nanti akan sering ke toilet. Sedikit merepotkan jika duduk di dalam!”

“Apa kamu baik-baik saja? Aku membawa obat, apa kamu mau memakannya?” Yesi Mo menatap Rico Mu dengan khawatir kemudian mengeluarkan sebotol obat dari dalam tasnya dan menuangkan satu butir memberikannya pada Rico Mu.

Tidak disangka Rico Mu bukannya menerimanya dengan tangan, tapi langsung membuka mulutnya, “Aku ingin kamu yang menyuapiku!”

Yesi Mo mengerutkan alisnya, tidak mengerti apa yang terjadi pada Rico Mu, hingga menginginkannya untuk menyuapinya, membuatnya merasa sedikit kesal.

Namun memikirkan dia yang sedang sakit sekarang, raut masam yang terpasang di wajahnya, hanya bisa memaksakan senyumnya lalu memasukkan butiran obat itu ke dalam mulut Rico Mu.

“Minumlah airnya, jangan sampai tersedak!”

Rico Mu menerima air yang diberikan oleh Yesi Mo kemudian menelannya, menyentuh tangan Yesi Mo kemudain berucap, “Yesi, kamu memperlakukanku dengan sangat baik!”

“Rico, apa yang kamu katakan! Aku ini tunanganmu, tentu saja harus memperlakukanmu dengan baik!”

Kedua orang itu bertukar pisisi, Yesi Mo kembali terlelap, tiba-tiba Rico Mu menolehkan kepalanya melihat ke arah Stanley Yan berucap dengan pelan, “Pria bermarga Yan!”

Stanley Yan menolehkan kepalanya menatapnya dengan mengerutkan alisnya, Rico Mu tersenyum menang padanya lalu berucap, “Tadi kamu sudah melihatnyakan? Apa iri? Sayangnya kamu tidak bisa merasa iri, Yesi adalah tunanganku, dan sebentar lagi akan menjadi istriku, usahamu tidak berguna!”

Stanley Yan tersenyum kecil menggelengkan kepalanya, tidak menggubrisnya, membuat raut wajah Rico Mu memburuk.

Penerbangan selama belasan jam sangat menyiksa, walaupun Stanley Yan sudah sering melakukan perjalanan seperti ini namun dia masih sedikit tidak terbiasa.

Saat pesawat mendarat di Washington Dulles International Airport, Stanley Yan merasa seluruh tubuhnya terasa seperti berlubang, karena sangat lelah.

Meninggalkan bandara, menuruni tangga, Stanley Yan menolehkan kepalanya melihat sekilas Yesi Mo yang masih membereskan barang bawaannya kemudian sedikit menundukkan kepala padanya, sebagai sapaan, kemudian langsung berjalan keluar.

Yesi Mo melihat punggung Stanley Yan, tersenyum menggeleng. Memberitahu Rico Mu jika mereka harus segera pergi.

Rico Mu tersenyum berucap, “Yesi, kamu keluar dulu, nanti aku akan segera menghampirimu!”

Yesi Mo tanpa mencurigainya, langsung bangkit dan berjalan keluar.

Rico Mu melihatnya yang sudah keluar dari bandara, melambaikan tangannya pada seorang pengawal yang sedang membawa kopernya.

“Bos!”

“Apa kamu mendengar ucapanku sebelumnya dengan pria bermarga Yan itu?”

“Dengar, Bos!”

“Bagus!” Rico Mu tersenyum mengangguk, “Masalah itu kuserahkan padamu! Lakukan dengan sempurna!”

Selesai berucap Rico Mu langsung berjalan keluar dengan langkah besar, mengejar Yesi Mo tersenyum dan bertanya, “Apa nanti mau pergi ke rumahku?”

“Tidak, kondisi ayahku tidak begitu baik! Aku tidak terlalu tenang, aku hanya ingin segera melihatnya!” Yesi Mo menggelengkan kepalanya, seketika Rico Mu mengerutkan alisnya, “Kalau begitu aku akan menemanimu!”

“Tidak perlu, sudah selama ini kamu tidak kembali ke perusahaan, pasti banyak urusan yang harus di selesaikan! Segera pulang dan istirahatlah, tunggu beberapa hari, aku akan mengunjungimu!”

Rico Mu menganggukkan kepalanya, “Baiklah, tapi kamu harus membiarkanku mengantarmu! Jika tidak aku tidak bisa tenang!”

“Untuk apa tidak tenang, lagipula aku bukan anak kecil!”

“Tentu saja kamu bukan anak kecil, kamu itu kesayangan hatiku! Aku ingin kamu selalu baik-baik saja, aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk!”

Mengahadapi ucapan Rico Mu yang seperti ini, wajah Yesi Mo sedikit memerah, “Baiklah! Aku mengikutimu saja!”

Seketika raut wajah Rico Mu dipenuhi dengan senyuman lalu menarik tangan Yesi Mu, langsung berjalan ke arah luar.

Sepanjang perjalanan, Yesi Mo terlihat sangat lelah, Rico Mu juga tidak membuka mulutnya lagi. Hingga mengantarkannya tiba di rumahnya, lalu dia pergi.

Saat memasuki pintu rumah, Yesi Mo melihat Levy Song sedang duduk di sofa dan memanggilnya, “Ibu, aku pulang!”

“Yesi, akhirnya kamu pulang! Ibu sangat merindukanmu!” Levy Song berlari kecil menghampirinya, lalu menarik Yesi Mo masuk ke dalam pelukannya.

“ibu. Aku juga merindukanmu!” Yesi Mo masuk ke dalam pelukan Levy Song, merasa sangat bahagia.

“Sini, biarkan ibu melihatmu apakah ada perubahan atau tidak!” sambil berucap Levy Song melepaskan pelukannya perlahan, menatap Yesi Mo dengan teliti beberapa saat, alisnya mengkerut perlahan, “Yesi, kamu menjadi kurus! Apa Rico menyiksamu? Beritahu Ibu. Ibu akan mecarinya membuat perhitungan!”

“Ibu, apa yang kamu katakan? Aku mana kurus? Berat badanku bertambah beberapa kilo, dan juga Rico tidak menyiksaku, dia sangat menjagaku!” Yesi Mo segera menjelaskan.

“Benarkah, kamu tidak membohongi Ibu?” tanya Levy Song sambil tertawa, membuat Yesi Mo memanyunkan bibirnya, “Yesi mana mungkin membohongi Ibu? Oh iya. Ibu, bagaimana dengan kondisi Ayah? Apakah parah?”

“Cukup baik! Bukan masalah besar!” Levy Song menganggukkan kepalanya menjelaskan.

“Apa sekarang Ayah ada di atas? Aku ingin melihat ayah!”

“Pergilah!” Levy Song tersenyum mengangguk, “Ibu akan menyuruh orang untuk memasak banyak makanan enak, merayakan putri kesayanganku sudah pulang dengan selamat!”

Membuka pintu kamar Wirawan Mo, Yesi Mo yang tidak menemukan dirinya, mengerutkan alisnya, membalikkan tubuhnya berjalan ke arah ruang baca, membuka pintu dan melihat Wirawan Mo yang sedang duduk di balik meja kerjanya dengan wajah yang pucat, satu tangannya memegang sebuah dokumen, dan satu tangannya lagi memegang sebuah pulpen, sedang menggoreskan pulpen itu di atas kertas.

Yesi Mo segera berlari menghampirinya, kemudain merebut pulpen yang ada di tangan Wirawan Mo dan melemparnya ke atas meja, berucap dengan wajah yang galak, “Ayah. Apa yang kamu lakukan! Kenapa tidak kembali beristirahat di atas ranjang!”

Wirawan Mo yang melihat Yesi Mo seketika tersenyum, “Aku kira siapa yang berani-beraninya merebut barangku? Ternyata putri kesayanganku sudah kembali! Bagaimana, apa Kota R menyenangkan?”

“Ayah, kamu jangan mengalihkan pembicaraan! Aku tanya padamu, kamu sedang sakit kenapa masih bekerja!” Yesi Mo sengaja berucap dengan mendatarkan wajahnya.

“Ayah tidak apa-apa, hanya sakit biasa ayah juga sudah minum obat! Lagipula belakangan ini ada satu projek yang sangat penting, aku harus memeriksanya langsung! Tunggu selesai membaca dokumen ini, aku akan kembali berbaring ke atas ranjang okay? Putriku yang manis?”

“Tidak bisa, sekarang kamu harus kembali berbaring ke atas ranjang!” Yesi Mo sengaja mendatarkan wajahnya, menarik tangan Wirawan Mo kemudian berjalan keluar.

“Baiklah! Baiklah! Jangan menarikku lagi, aku akan jalan sendiri! Aku akan jalan sendiri!”

Wirawan Mo segera melepaskan tangannya, biasanya dia adalah Presdir United Group yang sangat diandalkan, tidak ada orang yang bisa membantahnya, dan juga tidak ada orang yang bisa memaksanya untuk membuat keputusan.

Terkecuali untuk putri satu-satunya Yesi Mo, jika dia merasa kesal, maka Wirawan Mo akan mengangkat tangan menyerah, sesederhana itu.

Yesi Mo memapah Wirawan Mo kembali ke kamar dan berbaring di atas ranjang, membantunya menyelimutinya dan bertanya dengan khawatir, “Ayah, kamu baik-baik saja kan? Apa mau memeriksakannya ke rumah sakit?”

“Tidak apa-apa! Aku mengerti dengan tubuhku sendiri. Lagipula tadi aku sudah meminum obat, istirahat sebentar maka akan membaik!” Wirawan Mo tersenyum bertanya, “Bagaimana hubunganmu dengan Rico belakangan ini?”

“Sangat baik!” jawab Yesi Mo dengan ragu.

“Baguslah kalau begitu, oh iya.” Wirawan Mo berhenti sejenak kemudian bertanya, “Kamu dan Rico kapan berencana untuk menikah? Usiamu sudah cukup, dua atau tiga tahun lagi akan berusia tiga puluh, Ayah dan Ibu semakin hari semakin tua. Kami berharap bisa segera menimang cucu! Bagaimana jika begini saja, beberapa hari lagi aku akan mencari Paman Mu untuk membicarakannya, membantu kalian mencari hari yang baik?”

“Ayah, sekarang ini aku masih belum ingin menikah! Aku masih ingin menemanimu dan Ibu beberapa tahun lagi!” membicarakan pernikahan, senyuman Yesi Mo langsung menghilang.

“Siapa yang mengatakan jika sudah menikah, tidak bisa menemani ayah dan ibu lagi? Anak ini, jangan menjadikan ini sebagai alasan! Kamu kira ayah tidak tahu apa yang kamu pikirkan? Yesi, jika tidak bisa mengingat masa lalu maka biarkan saja! Untuk apa memikirkan masa lalu? Manusia, harus memandang ke depan!”

“Aku tahu!” Yesi Mo menganggukkan kepalanya, “Tapi aku selalu merasa melupakan sesuatu yang sangat penting! Apalagi kali ini setelah kembali dari Kota R, perasaan ini terasa semakin kuat!”

“Benarkah? Apa kamu tahu kenapa?” Wirawan Mo mengerutkan alisnya.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu