Unlimited Love - Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
“Benarkah? Kalau begitu aku akan menantikannya!” Stanley Yan meliriknya sejenak dengan datar, lalu menarik tangannya dengan kuat, membalikkan tubuhnya kembali ke tempat duduknya.
Raut wajah Rico Mu mengeras, ingin kembali menguapkan amarahnya, namun tiba-tiba Yesi Mo membuka matanya bertanya dengan penasaran, “Rico, apa yang kamu lakukan?”
“Bukan apa-apa!” Rico Mu memaksakan sebuah senyuman, menatap sekilas pada Stanley Yan yang berada di seberang kemudian berucap pada Yesi Mo, “Yesi, ayo kita bertukar tempat! Kamu duduk di dalam, aku duduk diluar!”
“Kenapa?” Yesi Mo bertanya dengan bingung, Rico Mu mengusap perutnya menundukkan kepala berucap dengan sungkan, “Sepertinya aku salah makan, mungkin nanti akan sering ke toilet. Sedikit merepotkan jika duduk di dalam!”
“Apa kamu baik-baik saja? Aku membawa obat, apa kamu mau memakannya?” Yesi Mo menatap Rico Mu dengan khawatir kemudian mengeluarkan sebotol obat dari dalam tasnya dan menuangkan satu butir memberikannya pada Rico Mu.
Tidak disangka Rico Mu bukannya menerimanya dengan tangan, tapi langsung membuka mulutnya, “Aku ingin kamu yang menyuapiku!”
Yesi Mo mengerutkan alisnya, tidak mengerti apa yang terjadi pada Rico Mu, hingga menginginkannya untuk menyuapinya, membuatnya merasa sedikit kesal.
Namun memikirkan dia yang sedang sakit sekarang, raut masam yang terpasang di wajahnya, hanya bisa memaksakan senyumnya lalu memasukkan butiran obat itu ke dalam mulut Rico Mu.
“Minumlah airnya, jangan sampai tersedak!”
Rico Mu menerima air yang diberikan oleh Yesi Mo kemudian menelannya, menyentuh tangan Yesi Mo kemudain berucap, “Yesi, kamu memperlakukanku dengan sangat baik!”
“Rico, apa yang kamu katakan! Aku ini tunanganmu, tentu saja harus memperlakukanmu dengan baik!”
Kedua orang itu bertukar pisisi, Yesi Mo kembali terlelap, tiba-tiba Rico Mu menolehkan kepalanya melihat ke arah Stanley Yan berucap dengan pelan, “Pria bermarga Yan!”
Stanley Yan menolehkan kepalanya menatapnya dengan mengerutkan alisnya, Rico Mu tersenyum menang padanya lalu berucap, “Tadi kamu sudah melihatnyakan? Apa iri? Sayangnya kamu tidak bisa merasa iri, Yesi adalah tunanganku, dan sebentar lagi akan menjadi istriku, usahamu tidak berguna!”
Stanley Yan tersenyum kecil menggelengkan kepalanya, tidak menggubrisnya, membuat raut wajah Rico Mu memburuk.
Penerbangan selama belasan jam sangat menyiksa, walaupun Stanley Yan sudah sering melakukan perjalanan seperti ini namun dia masih sedikit tidak terbiasa.
Saat pesawat mendarat di Washington Dulles International Airport, Stanley Yan merasa seluruh tubuhnya terasa seperti berlubang, karena sangat lelah.
Meninggalkan bandara, menuruni tangga, Stanley Yan menolehkan kepalanya melihat sekilas Yesi Mo yang masih membereskan barang bawaannya kemudian sedikit menundukkan kepala padanya, sebagai sapaan, kemudian langsung berjalan keluar.
Yesi Mo melihat punggung Stanley Yan, tersenyum menggeleng. Memberitahu Rico Mu jika mereka harus segera pergi.
Rico Mu tersenyum berucap, “Yesi, kamu keluar dulu, nanti aku akan segera menghampirimu!”
Yesi Mo tanpa mencurigainya, langsung bangkit dan berjalan keluar.
Rico Mu melihatnya yang sudah keluar dari bandara, melambaikan tangannya pada seorang pengawal yang sedang membawa kopernya.
“Bos!”
“Apa kamu mendengar ucapanku sebelumnya dengan pria bermarga Yan itu?”
“Dengar, Bos!”
“Bagus!” Rico Mu tersenyum mengangguk, “Masalah itu kuserahkan padamu! Lakukan dengan sempurna!”
Selesai berucap Rico Mu langsung berjalan keluar dengan langkah besar, mengejar Yesi Mo tersenyum dan bertanya, “Apa nanti mau pergi ke rumahku?”
“Tidak, kondisi ayahku tidak begitu baik! Aku tidak terlalu tenang, aku hanya ingin segera melihatnya!” Yesi Mo menggelengkan kepalanya, seketika Rico Mu mengerutkan alisnya, “Kalau begitu aku akan menemanimu!”
“Tidak perlu, sudah selama ini kamu tidak kembali ke perusahaan, pasti banyak urusan yang harus di selesaikan! Segera pulang dan istirahatlah, tunggu beberapa hari, aku akan mengunjungimu!”
Rico Mu menganggukkan kepalanya, “Baiklah, tapi kamu harus membiarkanku mengantarmu! Jika tidak aku tidak bisa tenang!”
“Untuk apa tidak tenang, lagipula aku bukan anak kecil!”
“Tentu saja kamu bukan anak kecil, kamu itu kesayangan hatiku! Aku ingin kamu selalu baik-baik saja, aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk!”
Mengahadapi ucapan Rico Mu yang seperti ini, wajah Yesi Mo sedikit memerah, “Baiklah! Aku mengikutimu saja!”
Seketika raut wajah Rico Mu dipenuhi dengan senyuman lalu menarik tangan Yesi Mu, langsung berjalan ke arah luar.
Sepanjang perjalanan, Yesi Mo terlihat sangat lelah, Rico Mu juga tidak membuka mulutnya lagi. Hingga mengantarkannya tiba di rumahnya, lalu dia pergi.
Saat memasuki pintu rumah, Yesi Mo melihat Levy Song sedang duduk di sofa dan memanggilnya, “Ibu, aku pulang!”
“Yesi, akhirnya kamu pulang! Ibu sangat merindukanmu!” Levy Song berlari kecil menghampirinya, lalu menarik Yesi Mo masuk ke dalam pelukannya.
“ibu. Aku juga merindukanmu!” Yesi Mo masuk ke dalam pelukan Levy Song, merasa sangat bahagia.
“Sini, biarkan ibu melihatmu apakah ada perubahan atau tidak!” sambil berucap Levy Song melepaskan pelukannya perlahan, menatap Yesi Mo dengan teliti beberapa saat, alisnya mengkerut perlahan, “Yesi, kamu menjadi kurus! Apa Rico menyiksamu? Beritahu Ibu. Ibu akan mecarinya membuat perhitungan!”
“Ibu, apa yang kamu katakan? Aku mana kurus? Berat badanku bertambah beberapa kilo, dan juga Rico tidak menyiksaku, dia sangat menjagaku!” Yesi Mo segera menjelaskan.
“Benarkah, kamu tidak membohongi Ibu?” tanya Levy Song sambil tertawa, membuat Yesi Mo memanyunkan bibirnya, “Yesi mana mungkin membohongi Ibu? Oh iya. Ibu, bagaimana dengan kondisi Ayah? Apakah parah?”
“Cukup baik! Bukan masalah besar!” Levy Song menganggukkan kepalanya menjelaskan.
“Apa sekarang Ayah ada di atas? Aku ingin melihat ayah!”
“Pergilah!” Levy Song tersenyum mengangguk, “Ibu akan menyuruh orang untuk memasak banyak makanan enak, merayakan putri kesayanganku sudah pulang dengan selamat!”
Membuka pintu kamar Wirawan Mo, Yesi Mo yang tidak menemukan dirinya, mengerutkan alisnya, membalikkan tubuhnya berjalan ke arah ruang baca, membuka pintu dan melihat Wirawan Mo yang sedang duduk di balik meja kerjanya dengan wajah yang pucat, satu tangannya memegang sebuah dokumen, dan satu tangannya lagi memegang sebuah pulpen, sedang menggoreskan pulpen itu di atas kertas.
Yesi Mo segera berlari menghampirinya, kemudain merebut pulpen yang ada di tangan Wirawan Mo dan melemparnya ke atas meja, berucap dengan wajah yang galak, “Ayah. Apa yang kamu lakukan! Kenapa tidak kembali beristirahat di atas ranjang!”
Wirawan Mo yang melihat Yesi Mo seketika tersenyum, “Aku kira siapa yang berani-beraninya merebut barangku? Ternyata putri kesayanganku sudah kembali! Bagaimana, apa Kota R menyenangkan?”
“Ayah, kamu jangan mengalihkan pembicaraan! Aku tanya padamu, kamu sedang sakit kenapa masih bekerja!” Yesi Mo sengaja berucap dengan mendatarkan wajahnya.
“Ayah tidak apa-apa, hanya sakit biasa ayah juga sudah minum obat! Lagipula belakangan ini ada satu projek yang sangat penting, aku harus memeriksanya langsung! Tunggu selesai membaca dokumen ini, aku akan kembali berbaring ke atas ranjang okay? Putriku yang manis?”
“Tidak bisa, sekarang kamu harus kembali berbaring ke atas ranjang!” Yesi Mo sengaja mendatarkan wajahnya, menarik tangan Wirawan Mo kemudian berjalan keluar.
“Baiklah! Baiklah! Jangan menarikku lagi, aku akan jalan sendiri! Aku akan jalan sendiri!”
Wirawan Mo segera melepaskan tangannya, biasanya dia adalah Presdir United Group yang sangat diandalkan, tidak ada orang yang bisa membantahnya, dan juga tidak ada orang yang bisa memaksanya untuk membuat keputusan.
Terkecuali untuk putri satu-satunya Yesi Mo, jika dia merasa kesal, maka Wirawan Mo akan mengangkat tangan menyerah, sesederhana itu.
Yesi Mo memapah Wirawan Mo kembali ke kamar dan berbaring di atas ranjang, membantunya menyelimutinya dan bertanya dengan khawatir, “Ayah, kamu baik-baik saja kan? Apa mau memeriksakannya ke rumah sakit?”
“Tidak apa-apa! Aku mengerti dengan tubuhku sendiri. Lagipula tadi aku sudah meminum obat, istirahat sebentar maka akan membaik!” Wirawan Mo tersenyum bertanya, “Bagaimana hubunganmu dengan Rico belakangan ini?”
“Sangat baik!” jawab Yesi Mo dengan ragu.
“Baguslah kalau begitu, oh iya.” Wirawan Mo berhenti sejenak kemudian bertanya, “Kamu dan Rico kapan berencana untuk menikah? Usiamu sudah cukup, dua atau tiga tahun lagi akan berusia tiga puluh, Ayah dan Ibu semakin hari semakin tua. Kami berharap bisa segera menimang cucu! Bagaimana jika begini saja, beberapa hari lagi aku akan mencari Paman Mu untuk membicarakannya, membantu kalian mencari hari yang baik?”
“Ayah, sekarang ini aku masih belum ingin menikah! Aku masih ingin menemanimu dan Ibu beberapa tahun lagi!” membicarakan pernikahan, senyuman Yesi Mo langsung menghilang.
“Siapa yang mengatakan jika sudah menikah, tidak bisa menemani ayah dan ibu lagi? Anak ini, jangan menjadikan ini sebagai alasan! Kamu kira ayah tidak tahu apa yang kamu pikirkan? Yesi, jika tidak bisa mengingat masa lalu maka biarkan saja! Untuk apa memikirkan masa lalu? Manusia, harus memandang ke depan!”
“Aku tahu!” Yesi Mo menganggukkan kepalanya, “Tapi aku selalu merasa melupakan sesuatu yang sangat penting! Apalagi kali ini setelah kembali dari Kota R, perasaan ini terasa semakin kuat!”
“Benarkah? Apa kamu tahu kenapa?” Wirawan Mo mengerutkan alisnya.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleCinta Dan Rahasia
JesslynCintaku Pada Presdir
NingsiPergilah Suamiku
DanisCinta Tapi Diam-Diam
RossieMy Perfect Lady
AliciaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)