Unlimited Love - Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
Selama hampir sepanjang hari, Yesi Mo terus berusaha untuk beberapa kali mengobrol basa-basi namun ia belum bisa mengambil kesimpulan yang akurat.
Setelah makan siang di luar, Didi yang kelelahan pun tertidur sehingga Yesi Mo juga membatalkan rencananya mengajak Didi kembali bermain sorenya.
Entah disengaja atau tidak, namun di saat yang bersamaan, Katty Yun juga bilang bahwa ia memiliki urusan sore nanti sehingga ia ingin membawa Tony kembali. Setelah memikirkannya sesaat, Yesi Mo pun mempercayakan Didi dan menyerahkannya kepada Katty Yun.
Begitu kedua anak kecil itu pergi, tinggallah Yesi Mo dan Sara Xue berdua saja beserta beberapa pengawal pribadi.
“Sara, kita akan pergi kemana sore ini?”
Yesi Mo bertanya sambil tersenyum, bersikap tetap seperti biasa sebelum ia bisa menarik kesimpulan dengan benar.
Mereka berdua terlihat seperti sepasang kakak-adik yang sangat akrab. Sara Xue pun menjawab sambil tertawa, “Tentu saja belanja. Aku dengar ada beberapa toko barang-barang mewah yang baru buka di Blok Da Wade. Apa kamu tertarik untuk menemaniku pergi melihat-lihat?”
“Tentu saja, kalau begitu ayo kita pergi.”
Mereka berdua pun lalu naik mobil dan bergegas pergi ke Blok Da Wade. Dalam perjalanan, Yesi Mo mendadak teringat akan Jennie Bai dan bertanya penasaran, “Oh ya, Sara, apa akhir-akhir ini kamu pernah bertemu dengan Jennie dan anaknya?”
“Kenapa kamu tiba-tiba terpikir akan hal ini?” Sara Xue balas bertanya dengan terkejut.
“Sudah lama aku tidak mendengar kabar tentang mereka. Karena mereka tidak ikut datang ke negara M, mau tak mau aku jadi teringat dengan mereka.”
“Aku juga sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Tapi aku pernah bertanya pada Andrew dan ia bilang Jennie sedang pergi menemani anaknya tamasya. Menurut saran dokter, banyak berjalan membantu mempercepat pemulihan anaknya.”
“Tamasya? Anak itu belum lama ini baru saja operasi, apa tubuhnya bisa makan dengan benar?” tanya Yesi Mo sedikit khawatir.
“Aku juga tidak tahu soal itu, tapi seharusnya tidak ada masalah. Kita kan tahu karakter asli Andrew, ia tidak mungkin bertindak sembarangan dalam hal semacam ini. Kamu tidak perlu terlalu khawatir.”
Sara Xue tersenyum dan menghibur. Yesi Mo memikirkannya sejenak dan merasa bahwa pastilah itu yang terjadi. Ia pun tidak lagi mengungkit masalah anak Jennie Bai.
“Oh ya, apa kamu punya nomor Jennie? Sudah lama aku tidak menghubunginya, aku jadi sedikit merindukannya.”
“Bukankah kamu punya nomornya? Kenapa malah bertanya padaku?”
Sara Xue menaikkan sebelah alisnya dan bertanya bingung.
“Nomornya tidak aktif, sepertinya akhir-akhir ini sudah tidak digunakan lagi. Aku rasa ia sudah mengganti nomor teleponnya. Apa mungkin firasatku salah, ia tidak mengganti nomor teleponnya?”
Yesi Mo tiba-tiba merasa hatinya mengetat, jangan-jangan terjadi sesuatu?
“Aku tidak tahu soal ini. Yang jelas, aku tidak mendengar ia mengganti nomor teleponnya. Kalau kamu memang ingin menghubunginya, kenapa tidak menelepon Andrew? Kalau yang lain tidak bisa menghubungi Jennie, tidak mungkin Andrew juga sampai tidak bisa menghubunginya bukan?”
Mendengar saran dari Sara Xue, Yesi Mo pun sontak mengeluarkan ponselnya dan menelepon Andrew Ling.
Panggilan itu awalnya tersambung, tapi ternyata malah dimatikan oleh pihak di ujung sana.
“Kenapa ia tiba-tiba mematikan ponselnya? Apa terjadi sesuatu?”
“Aku rasa tidak. Mungkin ia sedang berada di ruang bawah tanah atau semacamnya jadi sinyalnya tidak bagus. Atau mungkin ia sedang ada di pesawat? Kamu tahu bukan, dilarang menyalakan ponsel saat berada dalam penerbangan domestik? Kalau tidak, coba lagi saja nanti?”
“Ba...iklah kalau begitu.”
Yesi Mo mengangguk dan memasukkan kembali ponselnya, namun tiba-tiba muncul kegelisahan dalam hatinya. Ia merasa sepertinya ada suatu hal buruk yang terjadi.
Tapi bagaimanapun ia memikirkannya, Yesi Mo juga tidak terpikirkan hal buruk apa yang bisa terjadi. Ia akhirnya hanya bisa melupakannya sesaat.
Ketika seorang wanita berbelanja, maka itu lebih menakutkan daripada para bandit yang menjarah sebuah desa. Apalagi kedua wanita itu sama sekali tidak kekurangan uang.
Hanya dalam waktu dua jam, Sara Xue dan Yesi Mo sudah mengisi beberapa mobil dengan belanjaan.
Tidak hanya disesakkan kedalam mobil yang mereka berdua gunakan, namun juga mobil komersil yang dikendarai oleh para pengawal. Bahkan setelah dipaksakan barang belanjaan sampai tidak bisa dimasukkan semua ke dalam mobil.
Sara Xue masih ingin lanjut, namun Yesi Mo yang merasa lelah pun mengusulkan untuk beristirahat sebentar.
Mereka lalu masuk ke dalam sebuah kedai kopi yang terletak di sudut jalan, kemudian saling duduk berhadapan dan menikmati secangkir kopi.
Melihat Sara Xue yang terus memainkan ponselnya, Yesi Mo pun tersenyum menatapnya dan bertanya, “Oh ya, Sara, bukankah terakhir kali kamu bilang akan segera menikah dengan Rendy? Kenapa sampai sekarang belum ada kelanjutan kabarnya?”
“Apa kamu harus mengungkitnya? Aku jadi muram.” Sara Xue menyesap kopinya lalu menggeleng, “Awalnya, kami sudah menentukan tanggalnya. Undangan pun sudah siap, hanya tinggal disebar saja. Tapi terjadi suatu masalah besar di cabang Afrika dan Rendy harus turun tangan sendiri. Awalnya ia bilang semua masih baik-baik saja dan akan kembali dalam beberapa hari. Ternyata ia harus pergi selama setengah bulan, jadi terpaksa pernikahannya diundur. Sekarang kami harus mencari tanggal lagi, benar-benar mengesalkan.”
“Pernikahan adalah suatu hal yang besar, tidak bisa dianggap sepele. Tidak perlu buru-buru.”
Yesi Mo tersenyum menghibur, namun dalam hatinya bertanya-tanya apakah mungkin masalah yang terjadi itu benar-benar hanya kebetulan semata.
“Bagaimana mungkin aku tidak buru-buru? Lihat saja kamu, putramu sudah berusia lima enam tahun. Lalu aku? Aku masih seorang diri saja sekarang. Kalau aku tidak menggunakan kesempatan sebaik mungkin, saat aku nanti menikah dan memiliki anak, Didimu sudah akan masuk sekolah dasar.”
Raut getir dan benci mewarnai wajah Sara Xue, ia benar-benar terlihat emosional.
“Biarpun kamu bilang begitu, tapi tetap saja kamu tidak perlu terburu-buru. Rendy begitu mencintaimu, kenapa kamu takut ia tidak akan menikahimu? Menurutku, sekarang ini Rendy malah merasa lebih terburu-buru dibandingkan dirimu.”
Yesi Mo tersenyum dan menghibur, namun Sara Xue menghela napas, “Bagus sekali kalau memang begitu. Tapi, kamu tidak tahu seberapa besar rasa cinta pria itu terhadap pekerjaannya. Tidak ada hal lain yang ia pedulikan selain pekerjaannya. Untuk tanggal pernikahan sebelumnya juga aku sendiri yang menyewa orang. Mulai dari persiapan pernikahan sampai memilih gaunnya, hotelnya, undangannya, dan juga pemotretannya. Ia juga hanya meluangkan waktunya selama dua jam untuk pemotretan. Hah... Semua orang jadi bertanya-tanya apa aku memang akan menikah atau ini semua bohongan.”
“Mana mungkin begitu?”
Yesi Mo membelalakkan matanya dan menatap Sara Xue dengan tidak percaya.
“Apanya ‘mana mungkin begitu’? Apa aku mungkin berbohong soal hal semacam ini? Kalaupun aku ingin berbohong, aku tidak mungkin berbohong di depan wajahmu. Kamu adalah sahabat terbaikku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, tidak ada rahasia diantara kita.”
Sara Xue kembali menghela napas dan menatap Yesi Mo dengan berapi-api.
“Sara, aku tidak tahu apa aku harus mengatakan ini atau tidak...”
Yesi Mo berpura-pura ragu dan terlihat malu.
“Kenapa bingung? Diantara kita, langsung katakan saja apa yang mau dikatakan.” Sara Xue tertawa menatap Yesi Mo, matanya penuh dengan kasih sayang.
“Menurutmu...” Yesi Mo sengaja berhenti berujar sesaat, “Apa mungkin dalam hati Rendy ada wanita lain?”
“Kenapa kamu berpikir begitu?” Sara Xue sontak mengangkat kepalanya dan menatap Yesi Mo.
“Aku juga hanya asal menebak. Bagi pria yang sudah berusia 30 lebih dan sebentar lagi 40, sepenting apapun pekerjaan, namun tetap saja tidak mungkin lebih penting daripada pernikahan dan memiliki anak. Anggap saja ia tidak terburu-buru, tapi apa mungkin orangtuanya juga tidak ingin secepatnya menimang cucu? Lagipula walaupun pernikahan bisa dikatakan merepotkan, tapi sebenarnya sebagian besar hal bisa saling dikerjakan oleh satu sama lain. Kalau seorang pria benar-benar ingin menikahi seorang wanita dengan tulus, sesibuk apapun pria itu, ia pasti akan meluangkan satu hari penuh untuk mengadakan pernikahan yang luar biasa dengan wanita pilihannya.”
Sara Xue menundukkan kepalanya dan merenungkan ucapan Yesi Mo baik-baik. Semakin ia renungkan, raut wajahnya semakin terlihat tidak tepat. Akhirnya, wajahnya malah terlihat pias.
“Sara, apa kamu baik-baik saja? Kamu jangan menakutiku! Barusan aku hanya asal bicara saja! Rendy memperlakukanmu dengan begitu baik, jadi mana mungkin ada wanita lain dalam hatinya? Mana mungkin ia sengaja tidak mau menikahimu?”
“Sisi, kamu tidak perlu menghiburku. Aku memiliki penilaianku sendiri.”
Ada sebuah kilat cahaya yang tidak teridentifikasi dalam mata Sara Xue, ia terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu.
Yesi Mo tidak menyangka umpan yang ia lemparkan akan berakhir seperti ini. Benar-benar tidak ia sangka.
Beberapa saat kemudian, Sara Xue pamit pulang duluan dengan dalih ada urusan.
Melihat sosoknya yang menghilang dari pandangan Yesi Mo, ia pun menarik pandangannya kembali dan menghela napas. Ia lalu bertanya ragu pada dirinya sendiri, “Kalau semua bukan seperti yang aku pikirkan, bukankah ucapanku barusan secara tidak langsung menghancurkan hubungan Sara dan Rendy?”
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanMy Only One
Alice SongPenyucian Pernikahan
Glen ValoraEverything i know about love
Shinta CharityCinta Tapi Diam-Diam
RossieIstri Pengkhianat
SubardiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)