Unlimited Love - Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?

Selama hampir sepanjang hari, Yesi Mo terus berusaha untuk beberapa kali mengobrol basa-basi namun ia belum bisa mengambil kesimpulan yang akurat.

Setelah makan siang di luar, Didi yang kelelahan pun tertidur sehingga Yesi Mo juga membatalkan rencananya mengajak Didi kembali bermain sorenya.

Entah disengaja atau tidak, namun di saat yang bersamaan, Katty Yun juga bilang bahwa ia memiliki urusan sore nanti sehingga ia ingin membawa Tony kembali. Setelah memikirkannya sesaat, Yesi Mo pun mempercayakan Didi dan menyerahkannya kepada Katty Yun.

Begitu kedua anak kecil itu pergi, tinggallah Yesi Mo dan Sara Xue berdua saja beserta beberapa pengawal pribadi.

“Sara, kita akan pergi kemana sore ini?”

Yesi Mo bertanya sambil tersenyum, bersikap tetap seperti biasa sebelum ia bisa menarik kesimpulan dengan benar.

Mereka berdua terlihat seperti sepasang kakak-adik yang sangat akrab. Sara Xue pun menjawab sambil tertawa, “Tentu saja belanja. Aku dengar ada beberapa toko barang-barang mewah yang baru buka di Blok Da Wade. Apa kamu tertarik untuk menemaniku pergi melihat-lihat?”

“Tentu saja, kalau begitu ayo kita pergi.”

Mereka berdua pun lalu naik mobil dan bergegas pergi ke Blok Da Wade. Dalam perjalanan, Yesi Mo mendadak teringat akan Jennie Bai dan bertanya penasaran, “Oh ya, Sara, apa akhir-akhir ini kamu pernah bertemu dengan Jennie dan anaknya?”

“Kenapa kamu tiba-tiba terpikir akan hal ini?” Sara Xue balas bertanya dengan terkejut.

“Sudah lama aku tidak mendengar kabar tentang mereka. Karena mereka tidak ikut datang ke negara M, mau tak mau aku jadi teringat dengan mereka.”

“Aku juga sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Tapi aku pernah bertanya pada Andrew dan ia bilang Jennie sedang pergi menemani anaknya tamasya. Menurut saran dokter, banyak berjalan membantu mempercepat pemulihan anaknya.”

“Tamasya? Anak itu belum lama ini baru saja operasi, apa tubuhnya bisa makan dengan benar?” tanya Yesi Mo sedikit khawatir.

“Aku juga tidak tahu soal itu, tapi seharusnya tidak ada masalah. Kita kan tahu karakter asli Andrew, ia tidak mungkin bertindak sembarangan dalam hal semacam ini. Kamu tidak perlu terlalu khawatir.”

Sara Xue tersenyum dan menghibur. Yesi Mo memikirkannya sejenak dan merasa bahwa pastilah itu yang terjadi. Ia pun tidak lagi mengungkit masalah anak Jennie Bai.

“Oh ya, apa kamu punya nomor Jennie? Sudah lama aku tidak menghubunginya, aku jadi sedikit merindukannya.”

“Bukankah kamu punya nomornya? Kenapa malah bertanya padaku?”

Sara Xue menaikkan sebelah alisnya dan bertanya bingung.

“Nomornya tidak aktif, sepertinya akhir-akhir ini sudah tidak digunakan lagi. Aku rasa ia sudah mengganti nomor teleponnya. Apa mungkin firasatku salah, ia tidak mengganti nomor teleponnya?”

Yesi Mo tiba-tiba merasa hatinya mengetat, jangan-jangan terjadi sesuatu?

“Aku tidak tahu soal ini. Yang jelas, aku tidak mendengar ia mengganti nomor teleponnya. Kalau kamu memang ingin menghubunginya, kenapa tidak menelepon Andrew? Kalau yang lain tidak bisa menghubungi Jennie, tidak mungkin Andrew juga sampai tidak bisa menghubunginya bukan?”

Mendengar saran dari Sara Xue, Yesi Mo pun sontak mengeluarkan ponselnya dan menelepon Andrew Ling.

Panggilan itu awalnya tersambung, tapi ternyata malah dimatikan oleh pihak di ujung sana.

“Kenapa ia tiba-tiba mematikan ponselnya? Apa terjadi sesuatu?”

“Aku rasa tidak. Mungkin ia sedang berada di ruang bawah tanah atau semacamnya jadi sinyalnya tidak bagus. Atau mungkin ia sedang ada di pesawat? Kamu tahu bukan, dilarang menyalakan ponsel saat berada dalam penerbangan domestik? Kalau tidak, coba lagi saja nanti?”

“Ba...iklah kalau begitu.”

Yesi Mo mengangguk dan memasukkan kembali ponselnya, namun tiba-tiba muncul kegelisahan dalam hatinya. Ia merasa sepertinya ada suatu hal buruk yang terjadi.

Tapi bagaimanapun ia memikirkannya, Yesi Mo juga tidak terpikirkan hal buruk apa yang bisa terjadi. Ia akhirnya hanya bisa melupakannya sesaat.

Ketika seorang wanita berbelanja, maka itu lebih menakutkan daripada para bandit yang menjarah sebuah desa. Apalagi kedua wanita itu sama sekali tidak kekurangan uang.

Hanya dalam waktu dua jam, Sara Xue dan Yesi Mo sudah mengisi beberapa mobil dengan belanjaan.

Tidak hanya disesakkan kedalam mobil yang mereka berdua gunakan, namun juga mobil komersil yang dikendarai oleh para pengawal. Bahkan setelah dipaksakan barang belanjaan sampai tidak bisa dimasukkan semua ke dalam mobil.

Sara Xue masih ingin lanjut, namun Yesi Mo yang merasa lelah pun mengusulkan untuk beristirahat sebentar.

Mereka lalu masuk ke dalam sebuah kedai kopi yang terletak di sudut jalan, kemudian saling duduk berhadapan dan menikmati secangkir kopi.

Melihat Sara Xue yang terus memainkan ponselnya, Yesi Mo pun tersenyum menatapnya dan bertanya, “Oh ya, Sara, bukankah terakhir kali kamu bilang akan segera menikah dengan Rendy? Kenapa sampai sekarang belum ada kelanjutan kabarnya?”

“Apa kamu harus mengungkitnya? Aku jadi muram.” Sara Xue menyesap kopinya lalu menggeleng, “Awalnya, kami sudah menentukan tanggalnya. Undangan pun sudah siap, hanya tinggal disebar saja. Tapi terjadi suatu masalah besar di cabang Afrika dan Rendy harus turun tangan sendiri. Awalnya ia bilang semua masih baik-baik saja dan akan kembali dalam beberapa hari. Ternyata ia harus pergi selama setengah bulan, jadi terpaksa pernikahannya diundur. Sekarang kami harus mencari tanggal lagi, benar-benar mengesalkan.”

“Pernikahan adalah suatu hal yang besar, tidak bisa dianggap sepele. Tidak perlu buru-buru.”

Yesi Mo tersenyum menghibur, namun dalam hatinya bertanya-tanya apakah mungkin masalah yang terjadi itu benar-benar hanya kebetulan semata.

“Bagaimana mungkin aku tidak buru-buru? Lihat saja kamu, putramu sudah berusia lima enam tahun. Lalu aku? Aku masih seorang diri saja sekarang. Kalau aku tidak menggunakan kesempatan sebaik mungkin, saat aku nanti menikah dan memiliki anak, Didimu sudah akan masuk sekolah dasar.”

Raut getir dan benci mewarnai wajah Sara Xue, ia benar-benar terlihat emosional.

“Biarpun kamu bilang begitu, tapi tetap saja kamu tidak perlu terburu-buru. Rendy begitu mencintaimu, kenapa kamu takut ia tidak akan menikahimu? Menurutku, sekarang ini Rendy malah merasa lebih terburu-buru dibandingkan dirimu.”

Yesi Mo tersenyum dan menghibur, namun Sara Xue menghela napas, “Bagus sekali kalau memang begitu. Tapi, kamu tidak tahu seberapa besar rasa cinta pria itu terhadap pekerjaannya. Tidak ada hal lain yang ia pedulikan selain pekerjaannya. Untuk tanggal pernikahan sebelumnya juga aku sendiri yang menyewa orang. Mulai dari persiapan pernikahan sampai memilih gaunnya, hotelnya, undangannya, dan juga pemotretannya. Ia juga hanya meluangkan waktunya selama dua jam untuk pemotretan. Hah... Semua orang jadi bertanya-tanya apa aku memang akan menikah atau ini semua bohongan.”

“Mana mungkin begitu?”

Yesi Mo membelalakkan matanya dan menatap Sara Xue dengan tidak percaya.

“Apanya ‘mana mungkin begitu’? Apa aku mungkin berbohong soal hal semacam ini? Kalaupun aku ingin berbohong, aku tidak mungkin berbohong di depan wajahmu. Kamu adalah sahabat terbaikku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, tidak ada rahasia diantara kita.”

Sara Xue kembali menghela napas dan menatap Yesi Mo dengan berapi-api.

“Sara, aku tidak tahu apa aku harus mengatakan ini atau tidak...”

Yesi Mo berpura-pura ragu dan terlihat malu.

“Kenapa bingung? Diantara kita, langsung katakan saja apa yang mau dikatakan.” Sara Xue tertawa menatap Yesi Mo, matanya penuh dengan kasih sayang.

“Menurutmu...” Yesi Mo sengaja berhenti berujar sesaat, “Apa mungkin dalam hati Rendy ada wanita lain?”

“Kenapa kamu berpikir begitu?” Sara Xue sontak mengangkat kepalanya dan menatap Yesi Mo.

“Aku juga hanya asal menebak. Bagi pria yang sudah berusia 30 lebih dan sebentar lagi 40, sepenting apapun pekerjaan, namun tetap saja tidak mungkin lebih penting daripada pernikahan dan memiliki anak. Anggap saja ia tidak terburu-buru, tapi apa mungkin orangtuanya juga tidak ingin secepatnya menimang cucu? Lagipula walaupun pernikahan bisa dikatakan merepotkan, tapi sebenarnya sebagian besar hal bisa saling dikerjakan oleh satu sama lain. Kalau seorang pria benar-benar ingin menikahi seorang wanita dengan tulus, sesibuk apapun pria itu, ia pasti akan meluangkan satu hari penuh untuk mengadakan pernikahan yang luar biasa dengan wanita pilihannya.”

Sara Xue menundukkan kepalanya dan merenungkan ucapan Yesi Mo baik-baik. Semakin ia renungkan, raut wajahnya semakin terlihat tidak tepat. Akhirnya, wajahnya malah terlihat pias.

“Sara, apa kamu baik-baik saja? Kamu jangan menakutiku! Barusan aku hanya asal bicara saja! Rendy memperlakukanmu dengan begitu baik, jadi mana mungkin ada wanita lain dalam hatinya? Mana mungkin ia sengaja tidak mau menikahimu?”

“Sisi, kamu tidak perlu menghiburku. Aku memiliki penilaianku sendiri.”

Ada sebuah kilat cahaya yang tidak teridentifikasi dalam mata Sara Xue, ia terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu.

Yesi Mo tidak menyangka umpan yang ia lemparkan akan berakhir seperti ini. Benar-benar tidak ia sangka.

Beberapa saat kemudian, Sara Xue pamit pulang duluan dengan dalih ada urusan.

Melihat sosoknya yang menghilang dari pandangan Yesi Mo, ia pun menarik pandangannya kembali dan menghela napas. Ia lalu bertanya ragu pada dirinya sendiri, “Kalau semua bukan seperti yang aku pikirkan, bukankah ucapanku barusan secara tidak langsung menghancurkan hubungan Sara dan Rendy?”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu