Unlimited Love - Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)
“Stanley, sejak kapan kamu tahu?”
Andrew Ling terkejut untuk sesaat, namun dengan cepat kembali tenang.
“Belum lama ini pengurus rumah yang sudah tua memberikanku sebuah buku harian yang ditulis ayahku waktu itu. Dari semenjak saat itulah aku baru tahu bahwa kamu adalah adik tiri yang seayah denganku. Di tubuh kita mengalir darah yang sama.”
“Kamu kira dengan memperjelas semuanya aku akan melepaskan kalian?”
“Sepertinya kamu salah akan satu hal. Yang harus kamu lepaskan adalah dirimu sendiri, karena dengan itu kamu akan menyelamatkan dirimu sendiri.”
Stanley Yan dengan sangat datar dan santai menatapnya, sudut bibirnya menyunggingkan senyum datar.
“Omong kosong.”
“Di dalam hatimu sendiri harusnya kamu yang paling tahu jelas apa yang telah kamu perbuat. Jangan kira karena Sara tidak bisa berbuat apa-apa padamu kamu bisa santai dan tenang.” Stanley Yan bangkit berdiri perlahan-lahan, “Menurutku, aku bisa menyuruh polisi untuk menyeretmu kapanpun aku mau. Selain itu, aku juga bisa jamin seumur hidupmu kamu tidak akan bisa keluar dari dalam penjara. Tapi sebagai usaha terakhir, aku tidak ingin berbuat demikian.”
“Kamu...” Andrew Ling menatap Stanley Yan dengan terkejut, ia menggigit bibirnya kuat-kuat karena sepertinya ia sangat tidak senang.
“Sebenarnya kamu sama sekali tidak perlu seperti ini. Keluarga Yan bangkrut, bendanya juga sudah ada di tanganmu, ada hal apa lagi yang tidak menyenangkan hatimu? Apakah kamu benar-benar mau membuatku sengsara seperti ikan yang dijala?” Stanley Yan menatap datar Andrew Ling, ia sedikit memalingkan bibir bawahnya, “Berpikir luruslah sedikit. Ikan memang pasti mati, tapi yang kuberikan ini sangat kuat. Harusnya kamu mengerti lebih mendalam daripada aku.”
Dari sudut pandang Andrew Ling, semua ini berubah menjadi sebuah ancaman. Jika diganti di lain waktu, Andrew Ling juga belum tentu bisa menerimanya. Tapi sekarang, ia hanya bisa berkompromi.
Sebelum ia tahu sebenarnya seberapa mengancamnya benda yang ada di genggaman Stanley Yan, ia tidak berani banyak bertindak.
“Baiklah, aku janji. Sekarang kalian bisa pergi.”
Andrew Ling bergumam untuk waktu yang cukup lama dan mengangguk menyetujui, namun Stanley Yan menggeleng, “Hanya seperti itu?”
“Kamu mau seperti apalagi?” Raut wajah Andrew Ling sedikit berubah, nada bicaranya juga menjadi dingin beberapa tingkat.
“Bersumpah. Bersumpahlah atas nama ibu kandungmu.”
“Kamu jangan keterlaluan menindas orang. Karena aku sudah berjanji padamu, aku tidak akan mengkhianatimu.” Saat ini Andrew Ling meledak seperti petir. Kalau ia benar-benar melakukan seperti apa yang Stanley Yan minta, tidak peduli apakah pria itu sedang mengerjainya atau tidak, ia tidak mungkin turun tangan lagi terhadap Stanley Yan dan Yesi Mo.
“Aku tidak memiliki kepercayaan yang begitu besar dengan orang sepertimu.”
“Kalau aku tidak bersumpah?” Andrew Ling menatap Stanley Yan lekat-lekat, ia menggertakkan giginya sampai bunyinya terdengar.
Stanley Yan mengeluarkan ponselnya, ia meluncurkan tangannya beberapa kali di layar ponsel dan kemudian menunjukkannya pada Andrew Ling, “Harusnya kamu masih ingat dengan orang ini, bukan? Sekarang ia ada di tanganku.”
Stanley Yan takut Andrew Ling tidak percaya, sehingga ia kembali memainkan sebuah video pendek dan memperlihatkannya pada pria itu.
Latar belakang yang ada di video adalah New York Times Square. Layar besar yang ada di belakang tubuh seorang pria itu dengan jelas menunjukkan waktunya, yaitu sore hari beberapa jam yang lalu.
Andrew Ling merasa terancam, sehingga ia pun bersumpah seperti permintaan Stanley Yan. Setelah menatap benci Stanley Yan dan Yesi Mo sekilas, ia menggeram dengan suara rendah, “Pergi. Mulai dari hari ini jangan sampai aku melihat kalian lagi.”
“Adik, jaga dirimu.”
Stanley Yan mengangguk, lalu menarik Yesi Mo untuk berbalik badan pergi.
Sedari awal sampai akhir, ekspresinya sangat tenang.
Sepanjang perjalanan pulang, raut wajah Yesi Mo tidak terlalu baik. Stanley Yan meliriknya sekilas kemudian mengernyit, “Kamu sedang menyalahkanku karena semudah itu melepaskan Andrew?”
“Entahlah.”
Tadi saat Stanley Yan dan Andrew Ling berbincang, walaupun mereka tidak bercakap-cakap dengan detail, namun Yesi Mo dapat dengan mudah menebak bahwa perbuatan tangan Andrew Ling-lah yang membunuh orangtua Sara Xue. Selain itu, bukti yang ada di tangan Stanley Yan cukup untuk membuat Andrew Ling mendekam di penjara.
Berdasarkan karakter Stanley Yan, walaupun Andrew Ling adalah adik seayah dan beda ibu dengannya, seharusnya ia tidak semudah itu melepaskannya.
Lagipula bagaimanapun, Sara Xue jauh lebih dekat dengan mereka dibandingkan Andrew Ling. Ditambah lagi dengan ratusan ribu rencana yang Andrew Ling rancangkan untuk membunuh mereka.
Sejenak, Yesi Mo merasa sangat bersalah pada Sara Xue. Suasana hatinya pun tentu saja menjadi tidak baik.
“Bodoh. Kamu benar-benar berpikir aku akan selembut itu pada orang lain?”
“Kalau begitu barusan kamu...” Yesi Mo dengan terkejut menatap Stanley Yan, sesaat ia tidak tahu sebenarnya apa yang menjadi fokus pria itu.
“Aku sedang membohonginya. Sebenarnya pria di foto yang ada di ponselku tadi sudah mati. Dan aku jugalah yang menyuruh orang untuk membuat video itu. Kalau bukan ahlinya, tidak akan ada orang yang tahu kekurangan dari video itu.”
Stanley Yan tersenyum getir tidak berdaya pada Yesi Mo. Sejenak, Yesi Mo dapat dibilang sudah mengerti poin-poin pentingnya. Tapi hal ini membuat Yesi Mo tiba-tiba berubah menjadi khawatir. “Kamu tidak takut ia sadar kalau kamu sedang menipunya?”
“Tentu saja takut. Makanya tadi aku berusaha sekuat tenaga untuk memaksanya bersumpah atas nama ibunya seperti itu. Walaupun orang ini liciknya keterlaluan, tapi ia sebenarnya sangat patuh. Ditambah lagi, ia juga mendapat kotak yang menjadi impian dan dambaannya. Walaupun ia masih memiliki niat untuk memusuhiku dan membenciku, ia akan sebisa mungkin menghentikannya. Ia tidak akan berulah apapun lagi.”
Saat ini, akhirnya Yesi Mo dapat menghembuskan napas lega yang panjang. Seketika itu juga ia merasa sangat lega, udara yang dihirupnya juga terasa sangat jernih dan segar.
Tiga hari kemudian, Stanley Yan dan Yesi Mo membawa Didi untuk pulang kembali ke negara asal mereka. Tatapan Robin Xiao, Katty Yun, Sara Xue, dan Rendy Mo sendiri yang mengantar mereka naik pesawat dengan tujuan penerbangan ke kota R.
Saat baru saja mendarat di kota R, mereka berdua mendapat sebuah berita yang tidak berani mereka percayai: Jennie Bai membunuh Andrew Ling. Dan karena Jennie Bai sendiri sudah cukup merasa kehilangan, ia pun menggelundung jatuh dari anak tangga. Walaupun ia menderita luka berat sampai-sampai membahayakan keselamatan dirinya, namun ia masih berhasil diselamatkan.
Stanley Yan memutuskan untuk langsung kembali ke Amerika. Yesi Mo awalnya ingin ikut dengannya, namun Stanley Yan bersikeras tidak setuju. Ia menyuruhnya untuk menjaga Didi baik-baik di kota R dan menunggunya pulang.
Penantian Yesi Mo kali ini memakan waktu tiga hari lamanya. Tapi yang ia tunggu ternyata malah berubah menjadi luka lubang peluru di sekujur tubuhnya. Berubah menjadi Stanley Yan yang koma dan kabar Jennie Bai yang meninggal.
Dari penjelasan yang diberikan Marson Luo tentang pesan kematian Jennie Bai, Yesi Mo secara garis besar dapat mengerti kejadian yang menimpa Stanley Yan itu berhubungan dengan Andrew Ling. Lebih tepatnya, berhubungan dengan benda yang ia ambil sendiri dari bank Swiss: kotak yang bahkan ia sendiri saja belum pernah membukanya dan tidak pernah melihat isinya.
Benda yang tersimpan di dalam kotak itu sama sekali bukanlah harta atau kunci untuk membuat keluarga Yan bisa bangkit dari keterpurukan, melainkan hanya secarik kertas yang tidak ada gunanya.
Hanya ada satu pepatah yang tertulis di kertas itu: Keluarga yang baik pasti memiliki kebaikan yang berlebih, keluarga yang jahat pasti memiliki malapetaka yang berlebih.
Ini adalah peringatan yang diberikan leluhur keluarga Yan kepada generasi selanjutnya dan juga merupakan asal-muasal keluarga Yan bisa berkembang besar dan merajalela seperti ini.
Jennie Bai kehilangan kontrol dan membunuh Andrew Ling karena kertas itu. Dirinya sendiri mengorbankan nyawanya jatuh dari anak tangga karena kertas itu. Begitu pula Stanley Yan yang tubuhnya terbujur kaku dan koma karena kertas itu.
Karena hal ini, hati Yesi Mo terluka untuk waktu yang lama. Ia telah mengerahkan berbagai macam cara, namun tak kunjung dapat membuat Stanley Yan sadar. Ia yang tak berdaya akhirnya perlahan-lahan menerima kenyataan ini.
Setidaknya, sekarang Stanley Yan dan Didi ada di sisinya. Mereka akan terus bersama-sama di setiap waktu, tidak perlu berpisah lagi.
...
Waktu bergulir perlahan dan dengan cepat sampai di penghujung tahun.
Di malam tahun baru, vila kediaman keluarga Yan penuh dengan dekorasi bahagia baik di dalam maupun di luar. Orang-orang yang berada di Amerika seperti Robin Xiao, Katty Yun, Tony, bahkan sampai ibunya Robin Xiao sengaja pulang lebih cepat untuk bersama-sama merayakan tahun baru. Pengurus rumah senior bersama dengan anak dan menantunya pun turut hadir, kehadiran mereka semua membuat suasana menjadi ramai dan meriah. Suara canda tawa terus terdengar sampai malam hari.
Melihat sekarang hanya tersisa 10 menit sebelum jam 12 tiba, ibunya Robin Xiao pun mengusulkan agar mereka bersama-sama pergi ke kamar Stanley Yan untuk menunggu lonceng tahun berbunyi supaya Stanley Yan yang sepanjang malam hanya sebatang kara terbujur kaku diatas ranjang dalam tidur pulasnya tidak merasa ksesepian.
Usulan ini mendapat persetujuan dari semua orang. Sebanyak belasan orang itu mengelilingi bagian depan ranjang Stanley Yan. Sambil tertawa lebar dan bahagia, mereka menatap TV yang ada di dinding di bagian kaki ranjang untuk menunggu tahun baru tiba.
“10... 9... 8... 7... 6... 5... 4... 3... 2...”
Tepat pada detik terakhir menjelang tahun baru, senyum di wajah Yesi Mo memudar. Ia menoleh menatap kedua mata Stanley Yan yang masih terpejam dan tidak bergerak sedikitpun diatas ranjang, bibirnya mengerut.
“1.”
Setelah hitungan mundur yang dipimpin oleh pembawa acara di TV selesai, semua orang yang berada di kamar itu pun saling mengucapkan ‘Selamat tahun baru’. Yesi Mo secara tidak sadar menoleh untuk merespon, namun dalam waktu yang sangat singkat itu, ia tiba-tiba bangkit berdiri dan mematung. Ia terlihat sangat terharu, tangannya yang gemetar hebat terjulur dan menunjuk ke arah ranjang Stanley Yan, “Kalian lihat... Cepat lihat... Stanley, ia... Ia barusan bergerak...”
Suara ricuh di kamar pun hening seketika. Semua orang menahan napasnya, dengan penuh harap mengarahkan pandangan mereka ke ranjang Stanley Yan dan tidak meluputkan detail apapun.
Di bawah sorot mata semua orang, Stanley Yan yang beberapa menit lalu tidak bergerak sedikitpun dan memejamkan rapat sepasang matanya, tiba-tiba bergerak. Kelopak matanya yang terpejam perlahan terbuka dengan kesusahan, menampilkan sepasang bola mata Stanley Yan yang kebingungan. Setelah ia terpukau selama beberapa saat, akhirnya sorot pandang Stanley Yan jatuh pada Yesi Mo dan Didi yang berjarak paling dekat dengannya. Tatapannya penuh dengan kerinduan yang sangat kentara dan tidak lagi dapat berpaling...
------TAMAT----
Penulis Merekomendasikan Novel "Istri Kesayangan / Suamiku Yang Terbaik"
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohMeet By Chance
Lena TanPredestined
CarlyInventing A Millionaire
EdisonThat Night
Star AngelCinta Tapi Diam-Diam
RossieDon't say goodbye
Dessy PutriUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)