Unlimited Love - Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)

“Stanley, sejak kapan kamu tahu?”

Andrew Ling terkejut untuk sesaat, namun dengan cepat kembali tenang.

“Belum lama ini pengurus rumah yang sudah tua memberikanku sebuah buku harian yang ditulis ayahku waktu itu. Dari semenjak saat itulah aku baru tahu bahwa kamu adalah adik tiri yang seayah denganku. Di tubuh kita mengalir darah yang sama.”

“Kamu kira dengan memperjelas semuanya aku akan melepaskan kalian?”

“Sepertinya kamu salah akan satu hal. Yang harus kamu lepaskan adalah dirimu sendiri, karena dengan itu kamu akan menyelamatkan dirimu sendiri.”

Stanley Yan dengan sangat datar dan santai menatapnya, sudut bibirnya menyunggingkan senyum datar.

“Omong kosong.”

“Di dalam hatimu sendiri harusnya kamu yang paling tahu jelas apa yang telah kamu perbuat. Jangan kira karena Sara tidak bisa berbuat apa-apa padamu kamu bisa santai dan tenang.” Stanley Yan bangkit berdiri perlahan-lahan, “Menurutku, aku bisa menyuruh polisi untuk menyeretmu kapanpun aku mau. Selain itu, aku juga bisa jamin seumur hidupmu kamu tidak akan bisa keluar dari dalam penjara. Tapi sebagai usaha terakhir, aku tidak ingin berbuat demikian.”

“Kamu...” Andrew Ling menatap Stanley Yan dengan terkejut, ia menggigit bibirnya kuat-kuat karena sepertinya ia sangat tidak senang.

“Sebenarnya kamu sama sekali tidak perlu seperti ini. Keluarga Yan bangkrut, bendanya juga sudah ada di tanganmu, ada hal apa lagi yang tidak menyenangkan hatimu? Apakah kamu benar-benar mau membuatku sengsara seperti ikan yang dijala?” Stanley Yan menatap datar Andrew Ling, ia sedikit memalingkan bibir bawahnya, “Berpikir luruslah sedikit. Ikan memang pasti mati, tapi yang kuberikan ini sangat kuat. Harusnya kamu mengerti lebih mendalam daripada aku.”

Dari sudut pandang Andrew Ling, semua ini berubah menjadi sebuah ancaman. Jika diganti di lain waktu, Andrew Ling juga belum tentu bisa menerimanya. Tapi sekarang, ia hanya bisa berkompromi.

Sebelum ia tahu sebenarnya seberapa mengancamnya benda yang ada di genggaman Stanley Yan, ia tidak berani banyak bertindak.

“Baiklah, aku janji. Sekarang kalian bisa pergi.”

Andrew Ling bergumam untuk waktu yang cukup lama dan mengangguk menyetujui, namun Stanley Yan menggeleng, “Hanya seperti itu?”

“Kamu mau seperti apalagi?” Raut wajah Andrew Ling sedikit berubah, nada bicaranya juga menjadi dingin beberapa tingkat.

“Bersumpah. Bersumpahlah atas nama ibu kandungmu.”

“Kamu jangan keterlaluan menindas orang. Karena aku sudah berjanji padamu, aku tidak akan mengkhianatimu.” Saat ini Andrew Ling meledak seperti petir. Kalau ia benar-benar melakukan seperti apa yang Stanley Yan minta, tidak peduli apakah pria itu sedang mengerjainya atau tidak, ia tidak mungkin turun tangan lagi terhadap Stanley Yan dan Yesi Mo.

“Aku tidak memiliki kepercayaan yang begitu besar dengan orang sepertimu.”

“Kalau aku tidak bersumpah?” Andrew Ling menatap Stanley Yan lekat-lekat, ia menggertakkan giginya sampai bunyinya terdengar.

Stanley Yan mengeluarkan ponselnya, ia meluncurkan tangannya beberapa kali di layar ponsel dan kemudian menunjukkannya pada Andrew Ling, “Harusnya kamu masih ingat dengan orang ini, bukan? Sekarang ia ada di tanganku.”

Stanley Yan takut Andrew Ling tidak percaya, sehingga ia kembali memainkan sebuah video pendek dan memperlihatkannya pada pria itu.

Latar belakang yang ada di video adalah New York Times Square. Layar besar yang ada di belakang tubuh seorang pria itu dengan jelas menunjukkan waktunya, yaitu sore hari beberapa jam yang lalu.

Andrew Ling merasa terancam, sehingga ia pun bersumpah seperti permintaan Stanley Yan. Setelah menatap benci Stanley Yan dan Yesi Mo sekilas, ia menggeram dengan suara rendah, “Pergi. Mulai dari hari ini jangan sampai aku melihat kalian lagi.”

“Adik, jaga dirimu.”

Stanley Yan mengangguk, lalu menarik Yesi Mo untuk berbalik badan pergi.

Sedari awal sampai akhir, ekspresinya sangat tenang.

Sepanjang perjalanan pulang, raut wajah Yesi Mo tidak terlalu baik. Stanley Yan meliriknya sekilas kemudian mengernyit, “Kamu sedang menyalahkanku karena semudah itu melepaskan Andrew?”

“Entahlah.”

Tadi saat Stanley Yan dan Andrew Ling berbincang, walaupun mereka tidak bercakap-cakap dengan detail, namun Yesi Mo dapat dengan mudah menebak bahwa perbuatan tangan Andrew Ling-lah yang membunuh orangtua Sara Xue. Selain itu, bukti yang ada di tangan Stanley Yan cukup untuk membuat Andrew Ling mendekam di penjara.

Berdasarkan karakter Stanley Yan, walaupun Andrew Ling adalah adik seayah dan beda ibu dengannya, seharusnya ia tidak semudah itu melepaskannya.

Lagipula bagaimanapun, Sara Xue jauh lebih dekat dengan mereka dibandingkan Andrew Ling. Ditambah lagi dengan ratusan ribu rencana yang Andrew Ling rancangkan untuk membunuh mereka.

Sejenak, Yesi Mo merasa sangat bersalah pada Sara Xue. Suasana hatinya pun tentu saja menjadi tidak baik.

“Bodoh. Kamu benar-benar berpikir aku akan selembut itu pada orang lain?”

“Kalau begitu barusan kamu...” Yesi Mo dengan terkejut menatap Stanley Yan, sesaat ia tidak tahu sebenarnya apa yang menjadi fokus pria itu.

“Aku sedang membohonginya. Sebenarnya pria di foto yang ada di ponselku tadi sudah mati. Dan aku jugalah yang menyuruh orang untuk membuat video itu. Kalau bukan ahlinya, tidak akan ada orang yang tahu kekurangan dari video itu.”

Stanley Yan tersenyum getir tidak berdaya pada Yesi Mo. Sejenak, Yesi Mo dapat dibilang sudah mengerti poin-poin pentingnya. Tapi hal ini membuat Yesi Mo tiba-tiba berubah menjadi khawatir. “Kamu tidak takut ia sadar kalau kamu sedang menipunya?”

“Tentu saja takut. Makanya tadi aku berusaha sekuat tenaga untuk memaksanya bersumpah atas nama ibunya seperti itu. Walaupun orang ini liciknya keterlaluan, tapi ia sebenarnya sangat patuh. Ditambah lagi, ia juga mendapat kotak yang menjadi impian dan dambaannya. Walaupun ia masih memiliki niat untuk memusuhiku dan membenciku, ia akan sebisa mungkin menghentikannya. Ia tidak akan berulah apapun lagi.”

Saat ini, akhirnya Yesi Mo dapat menghembuskan napas lega yang panjang. Seketika itu juga ia merasa sangat lega, udara yang dihirupnya juga terasa sangat jernih dan segar.

Tiga hari kemudian, Stanley Yan dan Yesi Mo membawa Didi untuk pulang kembali ke negara asal mereka. Tatapan Robin Xiao, Katty Yun, Sara Xue, dan Rendy Mo sendiri yang mengantar mereka naik pesawat dengan tujuan penerbangan ke kota R.

Saat baru saja mendarat di kota R, mereka berdua mendapat sebuah berita yang tidak berani mereka percayai: Jennie Bai membunuh Andrew Ling. Dan karena Jennie Bai sendiri sudah cukup merasa kehilangan, ia pun menggelundung jatuh dari anak tangga. Walaupun ia menderita luka berat sampai-sampai membahayakan keselamatan dirinya, namun ia masih berhasil diselamatkan.

Stanley Yan memutuskan untuk langsung kembali ke Amerika. Yesi Mo awalnya ingin ikut dengannya, namun Stanley Yan bersikeras tidak setuju. Ia menyuruhnya untuk menjaga Didi baik-baik di kota R dan menunggunya pulang.

Penantian Yesi Mo kali ini memakan waktu tiga hari lamanya. Tapi yang ia tunggu ternyata malah berubah menjadi luka lubang peluru di sekujur tubuhnya. Berubah menjadi Stanley Yan yang koma dan kabar Jennie Bai yang meninggal.

Dari penjelasan yang diberikan Marson Luo tentang pesan kematian Jennie Bai, Yesi Mo secara garis besar dapat mengerti kejadian yang menimpa Stanley Yan itu berhubungan dengan Andrew Ling. Lebih tepatnya, berhubungan dengan benda yang ia ambil sendiri dari bank Swiss: kotak yang bahkan ia sendiri saja belum pernah membukanya dan tidak pernah melihat isinya.

Benda yang tersimpan di dalam kotak itu sama sekali bukanlah harta atau kunci untuk membuat keluarga Yan bisa bangkit dari keterpurukan, melainkan hanya secarik kertas yang tidak ada gunanya.

Hanya ada satu pepatah yang tertulis di kertas itu: Keluarga yang baik pasti memiliki kebaikan yang berlebih, keluarga yang jahat pasti memiliki malapetaka yang berlebih.

Ini adalah peringatan yang diberikan leluhur keluarga Yan kepada generasi selanjutnya dan juga merupakan asal-muasal keluarga Yan bisa berkembang besar dan merajalela seperti ini.

Jennie Bai kehilangan kontrol dan membunuh Andrew Ling karena kertas itu. Dirinya sendiri mengorbankan nyawanya jatuh dari anak tangga karena kertas itu. Begitu pula Stanley Yan yang tubuhnya terbujur kaku dan koma karena kertas itu.

Karena hal ini, hati Yesi Mo terluka untuk waktu yang lama. Ia telah mengerahkan berbagai macam cara, namun tak kunjung dapat membuat Stanley Yan sadar. Ia yang tak berdaya akhirnya perlahan-lahan menerima kenyataan ini.

Setidaknya, sekarang Stanley Yan dan Didi ada di sisinya. Mereka akan terus bersama-sama di setiap waktu, tidak perlu berpisah lagi.

...

Waktu bergulir perlahan dan dengan cepat sampai di penghujung tahun.

Di malam tahun baru, vila kediaman keluarga Yan penuh dengan dekorasi bahagia baik di dalam maupun di luar. Orang-orang yang berada di Amerika seperti Robin Xiao, Katty Yun, Tony, bahkan sampai ibunya Robin Xiao sengaja pulang lebih cepat untuk bersama-sama merayakan tahun baru. Pengurus rumah senior bersama dengan anak dan menantunya pun turut hadir, kehadiran mereka semua membuat suasana menjadi ramai dan meriah. Suara canda tawa terus terdengar sampai malam hari.

Melihat sekarang hanya tersisa 10 menit sebelum jam 12 tiba, ibunya Robin Xiao pun mengusulkan agar mereka bersama-sama pergi ke kamar Stanley Yan untuk menunggu lonceng tahun berbunyi supaya Stanley Yan yang sepanjang malam hanya sebatang kara terbujur kaku diatas ranjang dalam tidur pulasnya tidak merasa ksesepian.

Usulan ini mendapat persetujuan dari semua orang. Sebanyak belasan orang itu mengelilingi bagian depan ranjang Stanley Yan. Sambil tertawa lebar dan bahagia, mereka menatap TV yang ada di dinding di bagian kaki ranjang untuk menunggu tahun baru tiba.

“10... 9... 8... 7... 6... 5... 4... 3... 2...”

Tepat pada detik terakhir menjelang tahun baru, senyum di wajah Yesi Mo memudar. Ia menoleh menatap kedua mata Stanley Yan yang masih terpejam dan tidak bergerak sedikitpun diatas ranjang, bibirnya mengerut.

“1.”

Setelah hitungan mundur yang dipimpin oleh pembawa acara di TV selesai, semua orang yang berada di kamar itu pun saling mengucapkan ‘Selamat tahun baru’. Yesi Mo secara tidak sadar menoleh untuk merespon, namun dalam waktu yang sangat singkat itu, ia tiba-tiba bangkit berdiri dan mematung. Ia terlihat sangat terharu, tangannya yang gemetar hebat terjulur dan menunjuk ke arah ranjang Stanley Yan, “Kalian lihat... Cepat lihat... Stanley, ia... Ia barusan bergerak...”

Suara ricuh di kamar pun hening seketika. Semua orang menahan napasnya, dengan penuh harap mengarahkan pandangan mereka ke ranjang Stanley Yan dan tidak meluputkan detail apapun.

Di bawah sorot mata semua orang, Stanley Yan yang beberapa menit lalu tidak bergerak sedikitpun dan memejamkan rapat sepasang matanya, tiba-tiba bergerak. Kelopak matanya yang terpejam perlahan terbuka dengan kesusahan, menampilkan sepasang bola mata Stanley Yan yang kebingungan. Setelah ia terpukau selama beberapa saat, akhirnya sorot pandang Stanley Yan jatuh pada Yesi Mo dan Didi yang berjarak paling dekat dengannya. Tatapannya penuh dengan kerinduan yang sangat kentara dan tidak lagi dapat berpaling...

------TAMAT----

Penulis Merekomendasikan Novel "Istri Kesayangan / Suamiku Yang Terbaik"

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu