Unlimited Love - Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)

Bella Lan perlahan bangkit berdiri, dia tersenyum sambil menggeleng ke arah Stanley Yan, "Aku tidak senganggur itu. Aku tidak bisa tidur, maka datang ke sini, ingin melihat-lihat yang sepanjang malam tidak belum selesai kamu renungkan, apakah sudah selesai kamu pikirkan baik-baik. Menyetujui proposalku, kamu masih akan memiliki kedudukan sebagai presedir Yan Business Group, bahkan mungkin aku juga akan menjadikanmu salah seorang anggota direksi Perusahaan Mo. "

"Itu tidak perlu dipikirkan, aku menolak tawaranmu. "Stanley Yan menatap tajam Bella Lan.

"Sungguh sudah kamu pikirkan matang-matang? Tidak akan ada penyesalan? Kamu seharusnya paham, dengan menyetujui tawaranku, apa yang akan kamu peroleh. Seperti masalah yang sedang kamu hadapi sekarang. Nanti akan sering muncul, dan kamu tidak akan sanggup mengatasinya. "

"Kalau begitu kita sama-sama menunggu dan menyaksukan. "Stanley Yan menjawab dengan ketus, sikapnya yang keras itu membuat Bella Lan tidak senang hati.

"Ternyata begitu, baiklah kita tunggu saja. Aku juga ingin tahu, seberapa lama kamu bisa bertahan. "

Setelah berkata demikian, Bella Lan pergi, tanpa sedikitpun menunjukan sikap ingin tinggal lebih lama lagi di situ.

Begitu pintu tertutup, Mason Luo bertanya dengan hati-hati, "Tuan muda, apa dengan bersikap sekeras itu padanya tidak berbahaya? Kita sekarang tidak sekuat dia. "

Stanley Yan mengangkat cangkir kopinya dan mencecapnya, dia tersenyum dingin, "Aku mungkin tidak sanggup melawannya, tapi itu tidak berarti orang lain juga tidak sanggup. Ternyata dia begitu ingin bermain denganku, maka akan aku layani. "

Di luar kota Washington, Amerika, di dalam kamar Yesi Mo, istirahat sepanjang malam membuat Yesi Mo terbangun dengan baterai penuh.

Setelah mandi dan makan pagi, Yesi Mo sengaja menghubungi Didi dan Jennie Bai dengan video call, berbincang 2 jam lebih. Kira-kira di kota R sudah hampir pukul 11, dia baru dengan berat hati menutup teleponnya.

Meninggalkan kota R kurang dari 3 jam, Yesi Mo sudah rindu pada Stanley Yan dan Didi, maka saat dia menelepon Didi dan tidak menelepon Stanley Yan, karena dia tahu Stanley Yan sedang dalam masalah, dia tidak ingin mengganggunya, dan ingin membiarkannya menyelesaikan permasalahannya dengan tenang.

Seusai beristirahat sejenak, tiba waktu makan siang, kepala pelayan menghidangkan makanan untuknya.

Duduk di tengah ruang makan yang akrab dengannya, melihat tempat duduk di mana Wirawan Mo dan Levy Song sering duduk, Yesi Mo merasa sedih.

Kalau dia bisa, dia sangat berharap Wirawan Mo dan Levy Song masih hidup, dan menemaninya beberapa tahun kedepan lagi.

Berpisah 20 tahun lebih, disatukan hanya 3 tahun, Yesi Mo belum sempat membalas budi pada mereka, tapi mereka sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Ini adalah sebuah penyesalan terbesar Yesi Mo, penyesalan seumur hidupnya, sebuah penyesalan yang tidak akan bisa dia tebus selamanya.

Yesi Mo baru mulai makan, ketika seorang pembantu datang tergopoh-gopoh dan mengatakan di luar ada seorang wanita yang ingin bertemu dengannya, dia mengatakan dia adalah seorang teman.

"Temanku? Siapa? "Yesi Mo menyeritjkan dahinya, dia kemudian menyuruh pembantu itu untuk mempersilahkannya masuk.

Melihat Sara Xue, Yesi Mo seketika tersenyum lebar.

"Sara, kapan kamu sampai, kenapa kamu tidak pulang untuk beristirahat dan langsung datang ke sini? "

"Aku sudah tidur sangat lama di pesawat, lagipula ini masih pagi, aku mengira kamu belum makan, maka aku langsung datang ke sini, ingin mengajakmu makan, ternyata kamu sudah makan. Tampaknya aku hanya datang ke sini untuk bermain saja. "

Sara Xue tersenyum sambil mengatakan leluconnya, YEsi Mo bangkit berdiri dan menarik tangannya, "Tidak terlambat, tidak terlambat. Aku ini juga baru mulai makan, ayo, temani aku makan, seorang diri makan sungguh membosankan. "

Yesi Mo mendudukan Sara Xue, dan memberi isyarat pada pembantunya untuk mengambilkan mangkuk dan sumpit untuk Sara Xue.

Keduanya makan sambil berbincang-bincang, suasananya sangat hangat.

"Oh iya, Sisi, kamu baik-baik di kota R, kenapa mendadak ingin datang ke Amerika? Stanley Yan kenapa bisa sesantai itu melepasmu pergi seorang diri? "

"Aku datang untuk menyelesaikan sebuah masalah. Sama seperti halnya kamu, kenapa kamu secepat itu pulang, aku awalnya ingin mengajakmu makan setelah aku selesai dengan urusanku di sini. "

"Kamu sudah lupa? Perusahaanku sedang menemui masalah. "Sara Xue tertawa, lalu bertanya, "Benar juga, nanti sore, kamu ada acara apa? "

"Acara? Acara apa? "

"Kamu semudah itu datang ke Amerika, tidak pergi berjalan-jalan, tidak pergi spa, tidak pergi berenang, minum kopi, atau sekedar duduk-duduk nongkrong? "

"Kamu sendiri tahu, aku tidak sering pergi ke tempat seperti itu. "

"Kehidupanmu sungguh tidak menarik, yang tidak mengenalmu, tentu mengira kamu adalah seorang nenek-nenek usia 70-80 tahun, sedikit warna di hidup pun tidak ada. Nanti tunggu kamu berusia 70an tahun, kita bicarakan hal ini lagi. Sekarang, mumpung kamu masih muda, bersenang-senanglah, masa muda tidak akan datang untuk kedua kalinya. "

Yesi Mo tertawa tak berdaya, "Kamu ini, ingin aku menemanimu main, langsung saja katakan, jangan seperti itu, itu mempermalukanku, tahu? "

"Kalau begitu kamu setuju? Baiklah, nanti setelah makan, kita pergi jalan-jalan dulu, lalu pergi spa, setelah itu berenang, minum kopi, malamnya kita akan menyaksikan opera. Asistenku baru saja memesankan dua buah tiket opera Romeo dan Juliet, kabarnya opera itu sungguh bagus. "

Sara Xue melambaikan jarinya, dengan sangat terlatih dia menjadwalkan acara dari sore hingga malam, mendengarnya,Yesi Mo terkejut, "Kamu menyusun acaranya begitu banyak, apa akan keburu?"

"Tidak keburu tidak masalah, kalau tidak sempat pergi jalan-jalan, minum kopi, kita bisa langsung pergi spa, berenang, lalu malam ini kita akan makan di restoran Prancis lalu menonton opera. "

"Masalah menonton opera, nanti kita lihat lagi, aku tidak yakin aku punya waktu. "

"Baiklah, terserah kamu. "

Rumah kediaman keluarga Mo tergolong cukup jauh, walaupun keduanya setelah makan langsung pergi, masih membutuhkan waktu setidaknya 2 jam baru sampai ke kota.

Selesai spa, waktu sudah menunjukan hampir pukul 4 sore.

Awalnya Yesi Mo tidak ingin pergi berenang, tapi Sara Xue memaksanya, akhirnya Yesi Mo menurutinya.

Kolam renang dipenuhi orang banyak. Lelaki perempuan tua muda semua ada. Kebanyakan dari mereka berambut pirang dan berkulit pujtih, tentu ada orang kulit hitam dan juga orang Asia, hanya saja jumlah orang berkulit putih lebih banyak.

Ketika Sara Xue dan Yesi Mo sampai ke pinggir kolam renang, semua mata lelaki tertuju pada mereka.

Keduanya bertubuh proporsional, tubuh mereka bak gitar tak berdawai, ditambah lagi kulit orang Asia yang berkilauan, sangat susah untuk menghindari pusat perhatian publik.

Banyak dari mereka melihat secara langsung, seakan berusaha melihat menembus baju renang mereka.

Yesi Mo sangat jarang datang ke kolam renang umum, dihujani oleh sorotan mata orang sebanyak itu, kedua tangannya secara tidak sadar berusaha menutupi auratnya. Wajahnya merah padam.

Dia sedikit menyalahkan Sara Xue, kenapa harus membawakannya pakaian renang seseksi itu. Ditambahlagi dengan tatapan buas para lelaki yang ada di situ, dia tidak tahu lagi harus menaruh mukanya di mana.

Dibandingkan dengan Yesi Mo, Sara Xue malah terlihat santai dan sangat terbuka.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu