Unlimited Love - Bab 174 Kesalahan Yang Jelas

Tidak ada satupun obat di dunia ini yang bisa mengobati penyesalan, sehingga Yesi Mo juga hanya bisa membiarkan apa yang terjadi mengalir.

Sepanjang perjalanan kembali ke kediaman keluarga Mo, langit perlahan menggelap. Yesi Mo memperkirakan Andrew Ling pastilah sudah turun dari pesawat sehingga ia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon pria itu.

Mendengar telepon tiba-tiba dari Yesi Mo, nada suara Andrew Ling terdengar sangat terkejut.

Setelah mengetahui bahwa tujuan Yesi Mo meneleponnya adalah untuk meminta kontak Jennie Bai, Andrew Ling pun terdiam sesaat sebelum akhirnya memberikan nomor yang Yesi Mo minta.

Begitu menutup telepon, Yesi Mo langsung menghubungi nomor yang diberikan Andrew Ling.

“Halo? Siapa ini?”

“Ini aku, Yesi.”

“Kakak Mo, kenapa kamu bisa memiliki nomor teleponku?”

“Aku memintanya pada Andrew. Sekarang kamu ada dimana? Bagaimana kondisi anakmu?”

“Sangat baik, sekarang kami ada di Meksiko.”

Yesi Mo sontak mengernyit, “Meksiko? Kenapa kamu pergi kesana? Apakah kamu tidak tahu keadaan disana sangat kacau? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu dan anakmu? Apa otak Andrew kemasukkan air? Bagaimana mungkin ia membiarkan kalian pergi kesana?”

Kalau ditanya daerah sekitar Amerika dimana yang paling tidak aman, maka Meksiko menempati urutan pertama.

Meksiko benar-benar adalah tempat yang penuh dosa. Tingkat kejahatan disana sangat tinggi. Perampokan dan perkelahian adalah mainan anak-anak. Merupakan kejadian yang tidak wajar jika tidak ada orang yang meninggal setiap harinya. Banyak sekali pelaku kejahatan disana sehingga hasilnya pun bisa diprediksi.

Yesi Mo tidak habis pikir kenapa Jennie Bai bisa memutuskan untuk pergi kesana. Begitu teringat akan situasi di Meksiko, hatinya pun langsung sangat khawatir.

“Ini tidak ada hubungannya dengannya, aku sendiri yang memutuskan untuk kesini. Beberapa hari sebelum datang juga sudah diatur sebaik mungkin olehnya. Sekarang sudah tiga hari kami disini dan keadaannya aman-aman saja.”

“Aman? Apanya yang aman? Dengarkan aku, kamu harus secepatnya meninggalkan tempat terkutuk itu!”

Jennie Bai adalah adik perempuan Stanley Yan. Meskipun bukan merupakan adik kandung, namun Stanley Yan menganggap Jennie Bai bahkan lebih penting daripada adik kandungnya sendiri.

Sekarang setelah kepergian Stanley Yan, Yesi Mo tidak akan membiarkan Jennie Bai tertimpa masalah.

Mungkin inilah yang disebut dengan ‘mencintai segala sesuatu tentang seseorang yang dicintai’.

“Begini saja, kamu berikan alamatmu padaku. Sekarang juga aku akan mengatur orang untuk pergi kesana, agar melindungimu dan anakmu sampai kalian pergi dari situ.”

“Tidak perlu, aku sudah ada di bandara sekarang. Sebentar lagi akan terbang ke Eropa.”

“Kamu yakin?”

Di ujung telepon sana, Jennie Bai harus memberikan serangkaian jaminan pada Yesi Mo. Barulah setelah itu Yesi Mo bisa menghela napas lega.

“Baiklah, hati-hati saja. Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku.”

“Baiklah. Kamu tidak usah khawatir.”

Setelah menutup telepon, hati Yesi Mo masih merasa tidak tenang. Ia pun langsung menelepon Andrew Ling dan memperingatkan pria itu dengan serius, baru memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantongnya.

Mobil itu pun melaju beriringan jalan di sepanjang jalan yang besar. Di dalam mobil komersil yang paling belakang, Marson Luo melepaskan headphonenya dan mengernyit menatap Stanley Yan, “Tuan muda, ada masalah.”

Stanley Yan sedikit memicingkan matanya dan menoleh menatap Marson Luo, “Apa yang Andrew lakukan?”

Stanley Yan sudah mengetahui sejak awal perihal Yesi Mo yang menelepon Jennie Bai dan Andrew Ling. Begitu mendengar bahwa terjadi masalah, orang yang pertama kali ia curigai adalah Andrew Ling.

“Nyonya muda melakukan dua panggilan. Pertama untuk Nona Bai dan yang kedua untuk Andrew.”

Stanley Yan mengangguk, mengisyaratkan Marson Luo untuk lanjut bicara.

“Mungkin kalau orang lain yang mendengarkan pembicaraan di kedua panggilan ini, tidak ada hal yang dirasa janggal. Tapi aku merasa ada sesuatu yang terselubung, terutama untuk telepon kepada Nona Bai.”

“Oh?” Rasa penasaran Stanley Yan pun tergelitik dan ia mengisyaratkan Marson Luo untuk memberikan headphone itu kepadanya.

Setelah cukup lama waktu berlalu, mata Stanley Yan pun terpicing tajam setelah mendengarkan rekaman pembicaraan antara Yesi Mo dan Jennie Bai melalui telepon.

“Memang ada sesuatu yang aneh.”

“Tuan muda, ternyata kamu juga menyadarinya. Bukankah menurutmu yang berbicara di telepon dengan nyonya muda bukanlah Nona Bai?”

Marson Luo menatap Stanley Yan dengan ragu dan bertanya.

“Mungkin saja. Luo, segera suruh orang untuk menyelidiki keberadaan Jennie dan jangan sampai ketahuan.”

“Aku akan segera mengaturnya.”

Melihat Marson mengangguk dan mulai menelepon untuk menjalankan perintah Stanley Yan, mata Stanley Yan pun dipenuhi kilat ragu. Mulutnya bergumam tidak jelas, “’Kakak Mo’? Bukankah Jennie selalu memanggil Yesi dengan sebutan ‘kakak ipar’? Apa ia memang sengaja melakukan itu atau memang itu bukanlah Jennie?”

Stanley Yan memiliki firasat kuat yang mengatakan bahwa masalah ini tidaklah sesederhana yang terlihat.

Ketika Stanley Yan menyadari detail ini, Yesi Mo juga menyadarinya di saat yang bersamaan.

Tapi ketika ia menelepon Jennie Bai lagi, sebutan untuknya sudah berubah menjadi ‘kakak ipar’ lagi. Tidak hanya itu, Jennie Bai juga menyangkal sudah memanggilnya ‘kakak Mo’ di telepon yang sebelumnya.

Sambil menjauhkan ponselnya dari telinga, mata Yesi Mo pun berkilat bingung: “Apa mungkin tadi aku benar-benar salah dengar? Masa iya?”

Ketika kembali ke mansion, Yesi Mo menemani Didi bermain sebentar setelah selesai makan malam lalu kembali ke kamarnya lebih awal dan memanggil Marson Luo datang.

“Nyonya muda, kamu mencariku?”

“Luo, tolong periksa apakah ada nama penumpang Jennie Bai di penerbangan dengan tujuan Meksiko-Eropa malam ini.”

Marson Luo termangu sesaat, “Nyonya muda, untuk apa kamu memeriksa hal ini?”

“Jennie bilang barusan ia terbang dari Meksiko ke Eropa. Aku agak tidak tenang dan aku ingin memastikan apakah ia sudah naik ke pesawat dengan selamat.”

“Baiklah, aku akan memeriksanya sekarang.”

Apa yang diperintahkan oleh Yesi Mo dan Stanley Yan tidak saling bertentangan sehingga Luo langsung menyanggupinya.

Marson Luo bekerja dengan sangat efisien. Hanya dalam waktu tiga jam ia bisa menyortir lusinan jadwal penerbangan dan menemukan nama Jennie Bai dalam daftar penumpang. Anehnya, tidak ada nama putra Jennie Bai dalam daftar itu.

Begitu menemukan fakta ini, Marson Luo langsung menemui Stanley Yan.

“Bagaimana bisa tidak ada? Maksudmu, Jennie meninggalkan anaknya seorang diri di Meksiko?” Alis Stanley Yan mengernyit tajam.

“Tuan muda, apakah menurutmu mungkin saja Nona Bai pergi ke Meksiko seorang diri?”

“Kalau melihat dari sifat Jennie, tidak mungkin ia pergi meninggalkan anaknya dan pergi seorang diri... Kecuali...” Mata Stanley Yan tiba-tiba membesar.

“Tuan muda, kecuali apa?”

Marson Luo tidak memberikan respon apapun dan menatap Stanley Yan dengan bingung.

“Aku paham, aku paham semuanya. Ternyata ini adalah akar dari semuanya.”

“Tuan muda, apa yang kamu maksud?”

Marson Luo menjadi lebih bingung, namun Stanley Yan tidak menjelaskan apapun. Ia mengambil daftar penumpang itu lalu langsung berjalan keluar.

“Tuan muda, kamu mau kemana?”

Marson Luo memanggil dari belakang Stanley Yan.

“Pergi menemuinya. Ini saatnya membongkar kebenaran.” Stanley Yan merapatkan bibirnya, senyum yang penuh percaya diri muncul di sudut mulutnya.

Selama beberapa hari ini, hati Stanley Yan terus merasa sakit saat melihat hati Yesi Mo yang diliputi kesedihan. Tapi Stanley Yan terus menahannya, memberikan respon yang dingin terhadap Yesi Mo.

Bukannya ia berdarah dingin dan tidak perhatian pada Yesi Mo, tapi karena ia tahu Yesi Mo akan baik-baik saja. Kalaupun terjadi sesuatu, Stanley Yan akan langsung bertindak untuk menjamin keselamatan Yesi Mo.

Jadi sebenarnya, Stanley Yan sengaja memutuskan untuk tetap berada di balik layar demi melihat taktik apa saja yang akan Andrew Ling mainkan dan apa tujuan akhir yang pria itu inginkan.

Sebelumnya, Stanley Yan yakin bahwa apa yang Andrew Ling inginkan adalah kotak yang ia cari selama sekian tahun. Tapi ternyata keyakinan itu salah karena sekarang Stanley Yan memiliki sebuah tebakan lain.

Berdiri di depan pintu kamar Yesi Mo, Stanley Yan menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu.

“Siapa?” Suara Yesi Mo yang penuh kewaspadaan terdengar dari dalam kamar.

Walaupun suaranya tidak kencang, namun Stanley Yan dapat mendengar dengan jelas rasa lelah yang terselubung dari suara Yesi Mo. Ia bisa mendengar suasana hati Yesi Mo yang buruk.

“Direktur Luo memintaku untuk memberikanmu sesuatu.”

Stanley Yan dengan sengaja mengubah suaranya sendiri. Ia tidak ingin ada satupun orang yang tahu bahwa ia datang untuk mencari Yesi Mo. Terlebih, ia tidak mau membiarkan orang lain selain Yesi Mo tahu bahwa ia masih hidup di dunia ini.

“Pintunya tidak terkunci.”

Stanley Yan menarik napas dalam-dalam dan dengan perlahan memutar kenop pintu, lalu membuka pintu itu...

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu