Unlimited Love - Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
Tidak ada satupun obat di dunia ini yang bisa mengobati penyesalan, sehingga Yesi Mo juga hanya bisa membiarkan apa yang terjadi mengalir.
Sepanjang perjalanan kembali ke kediaman keluarga Mo, langit perlahan menggelap. Yesi Mo memperkirakan Andrew Ling pastilah sudah turun dari pesawat sehingga ia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon pria itu.
Mendengar telepon tiba-tiba dari Yesi Mo, nada suara Andrew Ling terdengar sangat terkejut.
Setelah mengetahui bahwa tujuan Yesi Mo meneleponnya adalah untuk meminta kontak Jennie Bai, Andrew Ling pun terdiam sesaat sebelum akhirnya memberikan nomor yang Yesi Mo minta.
Begitu menutup telepon, Yesi Mo langsung menghubungi nomor yang diberikan Andrew Ling.
“Halo? Siapa ini?”
“Ini aku, Yesi.”
“Kakak Mo, kenapa kamu bisa memiliki nomor teleponku?”
“Aku memintanya pada Andrew. Sekarang kamu ada dimana? Bagaimana kondisi anakmu?”
“Sangat baik, sekarang kami ada di Meksiko.”
Yesi Mo sontak mengernyit, “Meksiko? Kenapa kamu pergi kesana? Apakah kamu tidak tahu keadaan disana sangat kacau? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu dan anakmu? Apa otak Andrew kemasukkan air? Bagaimana mungkin ia membiarkan kalian pergi kesana?”
Kalau ditanya daerah sekitar Amerika dimana yang paling tidak aman, maka Meksiko menempati urutan pertama.
Meksiko benar-benar adalah tempat yang penuh dosa. Tingkat kejahatan disana sangat tinggi. Perampokan dan perkelahian adalah mainan anak-anak. Merupakan kejadian yang tidak wajar jika tidak ada orang yang meninggal setiap harinya. Banyak sekali pelaku kejahatan disana sehingga hasilnya pun bisa diprediksi.
Yesi Mo tidak habis pikir kenapa Jennie Bai bisa memutuskan untuk pergi kesana. Begitu teringat akan situasi di Meksiko, hatinya pun langsung sangat khawatir.
“Ini tidak ada hubungannya dengannya, aku sendiri yang memutuskan untuk kesini. Beberapa hari sebelum datang juga sudah diatur sebaik mungkin olehnya. Sekarang sudah tiga hari kami disini dan keadaannya aman-aman saja.”
“Aman? Apanya yang aman? Dengarkan aku, kamu harus secepatnya meninggalkan tempat terkutuk itu!”
Jennie Bai adalah adik perempuan Stanley Yan. Meskipun bukan merupakan adik kandung, namun Stanley Yan menganggap Jennie Bai bahkan lebih penting daripada adik kandungnya sendiri.
Sekarang setelah kepergian Stanley Yan, Yesi Mo tidak akan membiarkan Jennie Bai tertimpa masalah.
Mungkin inilah yang disebut dengan ‘mencintai segala sesuatu tentang seseorang yang dicintai’.
“Begini saja, kamu berikan alamatmu padaku. Sekarang juga aku akan mengatur orang untuk pergi kesana, agar melindungimu dan anakmu sampai kalian pergi dari situ.”
“Tidak perlu, aku sudah ada di bandara sekarang. Sebentar lagi akan terbang ke Eropa.”
“Kamu yakin?”
Di ujung telepon sana, Jennie Bai harus memberikan serangkaian jaminan pada Yesi Mo. Barulah setelah itu Yesi Mo bisa menghela napas lega.
“Baiklah, hati-hati saja. Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku.”
“Baiklah. Kamu tidak usah khawatir.”
Setelah menutup telepon, hati Yesi Mo masih merasa tidak tenang. Ia pun langsung menelepon Andrew Ling dan memperingatkan pria itu dengan serius, baru memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantongnya.
Mobil itu pun melaju beriringan jalan di sepanjang jalan yang besar. Di dalam mobil komersil yang paling belakang, Marson Luo melepaskan headphonenya dan mengernyit menatap Stanley Yan, “Tuan muda, ada masalah.”
Stanley Yan sedikit memicingkan matanya dan menoleh menatap Marson Luo, “Apa yang Andrew lakukan?”
Stanley Yan sudah mengetahui sejak awal perihal Yesi Mo yang menelepon Jennie Bai dan Andrew Ling. Begitu mendengar bahwa terjadi masalah, orang yang pertama kali ia curigai adalah Andrew Ling.
“Nyonya muda melakukan dua panggilan. Pertama untuk Nona Bai dan yang kedua untuk Andrew.”
Stanley Yan mengangguk, mengisyaratkan Marson Luo untuk lanjut bicara.
“Mungkin kalau orang lain yang mendengarkan pembicaraan di kedua panggilan ini, tidak ada hal yang dirasa janggal. Tapi aku merasa ada sesuatu yang terselubung, terutama untuk telepon kepada Nona Bai.”
“Oh?” Rasa penasaran Stanley Yan pun tergelitik dan ia mengisyaratkan Marson Luo untuk memberikan headphone itu kepadanya.
Setelah cukup lama waktu berlalu, mata Stanley Yan pun terpicing tajam setelah mendengarkan rekaman pembicaraan antara Yesi Mo dan Jennie Bai melalui telepon.
“Memang ada sesuatu yang aneh.”
“Tuan muda, ternyata kamu juga menyadarinya. Bukankah menurutmu yang berbicara di telepon dengan nyonya muda bukanlah Nona Bai?”
Marson Luo menatap Stanley Yan dengan ragu dan bertanya.
“Mungkin saja. Luo, segera suruh orang untuk menyelidiki keberadaan Jennie dan jangan sampai ketahuan.”
“Aku akan segera mengaturnya.”
Melihat Marson mengangguk dan mulai menelepon untuk menjalankan perintah Stanley Yan, mata Stanley Yan pun dipenuhi kilat ragu. Mulutnya bergumam tidak jelas, “’Kakak Mo’? Bukankah Jennie selalu memanggil Yesi dengan sebutan ‘kakak ipar’? Apa ia memang sengaja melakukan itu atau memang itu bukanlah Jennie?”
Stanley Yan memiliki firasat kuat yang mengatakan bahwa masalah ini tidaklah sesederhana yang terlihat.
Ketika Stanley Yan menyadari detail ini, Yesi Mo juga menyadarinya di saat yang bersamaan.
Tapi ketika ia menelepon Jennie Bai lagi, sebutan untuknya sudah berubah menjadi ‘kakak ipar’ lagi. Tidak hanya itu, Jennie Bai juga menyangkal sudah memanggilnya ‘kakak Mo’ di telepon yang sebelumnya.
Sambil menjauhkan ponselnya dari telinga, mata Yesi Mo pun berkilat bingung: “Apa mungkin tadi aku benar-benar salah dengar? Masa iya?”
Ketika kembali ke mansion, Yesi Mo menemani Didi bermain sebentar setelah selesai makan malam lalu kembali ke kamarnya lebih awal dan memanggil Marson Luo datang.
“Nyonya muda, kamu mencariku?”
“Luo, tolong periksa apakah ada nama penumpang Jennie Bai di penerbangan dengan tujuan Meksiko-Eropa malam ini.”
Marson Luo termangu sesaat, “Nyonya muda, untuk apa kamu memeriksa hal ini?”
“Jennie bilang barusan ia terbang dari Meksiko ke Eropa. Aku agak tidak tenang dan aku ingin memastikan apakah ia sudah naik ke pesawat dengan selamat.”
“Baiklah, aku akan memeriksanya sekarang.”
Apa yang diperintahkan oleh Yesi Mo dan Stanley Yan tidak saling bertentangan sehingga Luo langsung menyanggupinya.
Marson Luo bekerja dengan sangat efisien. Hanya dalam waktu tiga jam ia bisa menyortir lusinan jadwal penerbangan dan menemukan nama Jennie Bai dalam daftar penumpang. Anehnya, tidak ada nama putra Jennie Bai dalam daftar itu.
Begitu menemukan fakta ini, Marson Luo langsung menemui Stanley Yan.
“Bagaimana bisa tidak ada? Maksudmu, Jennie meninggalkan anaknya seorang diri di Meksiko?” Alis Stanley Yan mengernyit tajam.
“Tuan muda, apakah menurutmu mungkin saja Nona Bai pergi ke Meksiko seorang diri?”
“Kalau melihat dari sifat Jennie, tidak mungkin ia pergi meninggalkan anaknya dan pergi seorang diri... Kecuali...” Mata Stanley Yan tiba-tiba membesar.
“Tuan muda, kecuali apa?”
Marson Luo tidak memberikan respon apapun dan menatap Stanley Yan dengan bingung.
“Aku paham, aku paham semuanya. Ternyata ini adalah akar dari semuanya.”
“Tuan muda, apa yang kamu maksud?”
Marson Luo menjadi lebih bingung, namun Stanley Yan tidak menjelaskan apapun. Ia mengambil daftar penumpang itu lalu langsung berjalan keluar.
“Tuan muda, kamu mau kemana?”
Marson Luo memanggil dari belakang Stanley Yan.
“Pergi menemuinya. Ini saatnya membongkar kebenaran.” Stanley Yan merapatkan bibirnya, senyum yang penuh percaya diri muncul di sudut mulutnya.
Selama beberapa hari ini, hati Stanley Yan terus merasa sakit saat melihat hati Yesi Mo yang diliputi kesedihan. Tapi Stanley Yan terus menahannya, memberikan respon yang dingin terhadap Yesi Mo.
Bukannya ia berdarah dingin dan tidak perhatian pada Yesi Mo, tapi karena ia tahu Yesi Mo akan baik-baik saja. Kalaupun terjadi sesuatu, Stanley Yan akan langsung bertindak untuk menjamin keselamatan Yesi Mo.
Jadi sebenarnya, Stanley Yan sengaja memutuskan untuk tetap berada di balik layar demi melihat taktik apa saja yang akan Andrew Ling mainkan dan apa tujuan akhir yang pria itu inginkan.
Sebelumnya, Stanley Yan yakin bahwa apa yang Andrew Ling inginkan adalah kotak yang ia cari selama sekian tahun. Tapi ternyata keyakinan itu salah karena sekarang Stanley Yan memiliki sebuah tebakan lain.
Berdiri di depan pintu kamar Yesi Mo, Stanley Yan menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu.
“Siapa?” Suara Yesi Mo yang penuh kewaspadaan terdengar dari dalam kamar.
Walaupun suaranya tidak kencang, namun Stanley Yan dapat mendengar dengan jelas rasa lelah yang terselubung dari suara Yesi Mo. Ia bisa mendengar suasana hati Yesi Mo yang buruk.
“Direktur Luo memintaku untuk memberikanmu sesuatu.”
Stanley Yan dengan sengaja mengubah suaranya sendiri. Ia tidak ingin ada satupun orang yang tahu bahwa ia datang untuk mencari Yesi Mo. Terlebih, ia tidak mau membiarkan orang lain selain Yesi Mo tahu bahwa ia masih hidup di dunia ini.
“Pintunya tidak terkunci.”
Stanley Yan menarik napas dalam-dalam dan dengan perlahan memutar kenop pintu, lalu membuka pintu itu...
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaDon't say goodbye
Dessy PutriMy Cold Wedding
MevitaWahai Hati
JavAliusWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMy Lady Boss
GeorgeUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)