Unlimited Love - Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
“Kenapa?”
“Kamu benar-benar tidak tahu?” Yesi Mo mengernyitkan alisnya sambil menatap Marson Luo. Melihat amarah masih berada di ubun-ubun pria itu, ia pun tersenyum getir tidak berdaya dan balik bertanya padanya, “Kalau kamu di posisi Vivian, apakah kamu akan bertindak bodoh dan memprovokasi amarah kita disaat seperti ini?”
“Ini...” Marson Luo termangu sejenak, raut wajahnya tiba-tiba berubah, “Nyonya muda, maksudmu Vivian sengaja?”
“Benar, ia pasti sengaja. Asal bukan orang bodoh, pasti tidak sulit menebak alasan kenapa kita bisa tiba-tiba muncul disini. Firasatku mengatakan Vivian sudah diam-diam mempersiapkan sekitarnya untuk menghalangi gerakanku supaya aku tidak dapat menghancurkan rencana mereka mengurus akta pernikahan. Selain itu, ia pasti masih memiliki gerakan cadangan yaitu sengaja memprovokasi kita berdua...”
“Dengan membuat kekacauan semakin besar sehingga mereka bisa memanggil polisi untuk mengikat gerakan kita dan memastikan ia bisa dengan mulus mengurus pernikahan dengan tuan muda.”
Tidak dapat dipungkiri, menjabat sebagai kepala manajer selama setengah tahun memberikan Marson Luo kesempatan untuk melatih diri. Membuatnya belajar menggunakan otaknya, membuatnya terbiasa menggunakan akalnya. Yesi Mo hanya perlu sedikit mengangkat kepalanya, namun ia bisa langsung mengetahui segala hal penting yang berhubungan dengan apa yang Yesi Mo inginkan.
“Nyonya muda, kalau begitu bagaimana? Kalau ternyata ia sudah mengantisipasinya juga memiliki rencana cadangan, apakah kita masih perlu melanjutkan rencana kita?” tanya Marson Luo ragu.
“Lanjutkan rencananya, walaupun dengan kondisi seperti ini sudah tidak terjamin. Aku harus mengatur rencana cadangan yang lain.”
Selesai bicara, Yesi Mo memberi isyarat untuk Marson Luo supaya terus menelepon dan mengatur rencana, sedagkan dirinya sendiri membuka pintu mobil. Ia lalu berjalan ke sebuah pojokan yang sunyi di area tempat parkir dan menelepon Sara Xue.
Saat Yesi Mo kembali, Marson Luo juga sudah menyelesaikan tugasnya. Ia yang penasaran pun bertanya pada Yesi Mo apa yang baru saja ia lakukan.
“Aku menelepon Sara untuk meminta bantuannya.”
Yesi Mo hanya menjawab singkat dan tidak bicara lagi. Ia lalu menelepon pengawalnya yang masih berada di aula kantor catatan sipil, menanyakan kemajuan proses Vivian Luo dan Stanley Yan dalam mengurus akta pernikahan mereka.
Menurut pengawal itu, mereka sudah mengambil nomor antrian dan sedang menunggu di ruang tunggu. Yesi Mo pun merasa sedikit lega.
Di dalam ruang tunggu pengambilan sertifikat di kantor catatan sipil, Vivian Luo tersenyum sambil menatap Stanley Yan yang duduk di sampingnya dan bertanya, “Menurutmu, apakah mereka sudah pergi?”
Stanley Yan hanya balas melihatnya sekilas, lalu menundukkan kepala dan tidak menyahut. Vivian Luo tidak marah dan suara tawanya semakin menyindir, ia bicara dengan diri sendiri, “Menurut tebakanku, mereka pasti masih berada di sekitar sini dan merencanakan bagaimana menghancurkan rencanaku. Sayang sekali, Yesi tidak tahu bahwa semua gerak-geriknya ada di bawah pengamatanku. Jadi ia pasti tidak akan berhasil. Menurutmu kasihan tidak?”
“Kamu...” Stanley Yan tiba-tiba mengangkat kepalanya untuk menatap Vivian Luo, giginya dieratkan kuat-kuat.
“Marah? Ini bukan hal yang baik. Kalau aku jadi dirimu, aku akan menerima jati diriku yang sekarang. Lalu banyak tersenyum padaku dan banyak memujiku. Dengan begini, hari-harimu akan terlewati dengan jauh lebih baik. Bukankah begitu, Felix?”
“Hah.” Stanley Yan mendengus dingin, lalu tidak bicara lagi.
Tepat pada saat orang baru yang dicari ulang oleh Marson Luo sudah sampai di kantor catatan sipil, Yesi Mo juga menerima telepon dari pengawal yang mengatakan bahwa sekrang adalah giliran Stanley Yan dan Vivian Luo untuk mulai mengurus prosesnya. Jika dihitung waktunya, mengurus prosedur ini-itu akan menghabiskan setidaknya 10 menit. Seharusnya waktunya masih keburu. Yesi Mo menyuruh Marson Luo untuk kembali menelepon orang suruhannya dan memintanya bergegas, lalu tidak bicara lagi setelah itu. Ia hanya menyuruh pengawal yang berada di aula kantor catatan sipil untuk terus mengawasi lekat-lekat. Kalau sampai orang suruhan Marson Luo tidak keburu, ia harus bisa menghentikan mereka, tidak peduli dengan cara apapun.
Vivian Luo yang duduk di depan konter pengambilan sertifikat dan mengisi formulir serta menandatanganinya pun secara tiba-tiba menoleh dan melihat sekilas ke arah pintu kantor catatan sipil. Ia lalu tersenyum pada Stanley Yan di sampingnya yang sedari tadi hanya memegang pulpen namun tidak kunjung menandatangani formulir itu, “Walaupun waktunya mepet, tapi ternyata keburu juga.”
Stanley Yan menoleh ke arah sorot mata Vivian Luo memandang, melihat sepasang kekasih dengan wajah bahagia turun dari taksi di pinggir jalan dan bergegas lari ke arah pintu masuk kantor catatan sipil. Tatapan mereka terpaku pada dirinya dan Vivian Luo.
Stanley Yan tidak bodoh, dalam sekali lihat ia langsung menyadari bahwa mereka pasti adalah pelaku onar yang dicari Yesi Mo. Secercah harapan secara spontan perlahan muncul dalam hati Stanley Yan.
Ia berharap rencana Yesi MO bisa berhasil, namun kata-kata Vivian Luo malah membuat hatinya runtuh sampai ke dasarnya.
“Bagaimana kalau kita bertaruh? Mereka sama sekali tidak bisa masuk.”
Baru saja Vivian Luo selesai berujar, terjadi suatu hal tidak terduga dari pasangan kekasih yang tiba-tiba melesat datang itu. Di jarak kurang dari satu langkah di depan pintu masuk kantor catatan sipil, mereka bertubrukan dengan sepasang suami istri paruh baya yang baru saja keluar dari pintu yang sama.
Suara rengekan, makian, dan suara minta tolong pun terlontar dari mulut wanita paruh baya yang terjatuh di tanah itu. Pasangannya sendiri juga memasang badan di hadapan sepasang kekasih itu, mencaci mereka dengan kata-kata kasar. Walaupun pria itu bertindak kasar, namun hatinya sebenarnya pengecut.
Selain meminta maaf, pasangan itu juga mengganti uang rugi. Mereka ingin segera menyelesaikan masalah ini, namun wanita paruh baya itu malah tidak melepaskan mereka dan semakin berkelit untuk menyulitkan posisi mereka. Melihat pasangan kekasih itu seperti ingin menerobos pergi, pasangan paruh baya itu memeluk erat kaki salah satu dari mereka supaya tidak bisa kabur. Sambil berteriak dengan keras, pria paruh baya itu sambil mengeluarkan ponselnya seperti sedang menelepon.
Orang-orang di sekitar mereka pun langsung mengerubungi dan membuat orang di pintu masuk kantor catatan sipil menjadi bertumpuk.
“Bagaimana? Apa yang kukatakan tidak salah, bukan?” Vivian Luo tersenyum angkuh pada Stanley Yan yang mengatupkan mulutnya rapat-rapat dengan raut wajah yang tidak senang hati. Tawa Vivian Luo pun semakin bertambah bangga, “Jangan buru-buru, belum selesai. Lihat orang itu, tidak?”
Vivian Luo dengan santai mengarahkan pandangannya ke seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi yang berada tak jauh dari situ, lalu mencibir, “Ia juga orangnya Yesi yang terus-menerus mengawasi kita. Harusnya ia akan berbuat sesuatu saat ada kendala, sayang ia tidak memiliki kesempatan itu lagi.”
Saat itulah Stanley Yan baru melihat ke arah yang dituju Vivian Luo. Ia melihat dua orang pengawal yang menemaninya dan Vivian Luo datang muncul di belakang orang itu tanpa suara. Selanjutnya dengan tanda isyarat yang diberikan Vivian Luo, kepala pria itu dipukul sehingga tidak sadarkan diri, lalu diseret pergi oleh kedua pengawal itu meninggalkan aula kantor catatan sipil.
“Mau kamu apakan ia? Kalau mati, kamu juga akan repot.” Stanley Yan merendahkan suarnaya dan mengernyitkan alisnya kuat-kuat menatap Vivian Luo.
“Felix, apa kamu sedang mengkhawatirkanku?” Vivian Luo mengulas senyum, “Jangan khawatir, aku hanya membuatnya tidur sebentar. Sekarang tidak ada lagi orang-orang atau hal apapun yang mengganggu kita. Apakah kamu masih berniat untuk terus mengulur-ulur waktu? Apa kita perlu menunggu sampai Yesi datang?”
Mendengar kata-kata ini, raut Stanley Yan langsung berubah. Ia memejamkan mata kemudian mengambil napas dalam-dalam, mengangkat pulpennya, dan secepat kilat menandatangani formulir itu.
Walaupun sampai sekarang ia masih belum bisa mengingat masa lalu yang ia lupakan, namun hal ini tidak menghalanginya untuk memahami apa yang terjadi selama ia amnesia.
Ia tahu bahwa sebelum ia hilang ingatan, ia sangat mempedulikan Yesi Mo. Ia memposisikan nyawa wanita itu diatas nyawanya sendiri.
Yang ada di hadapannya sekarang ini seperti gua harimau. Kalau Yesi Mo datang kesini, pasti akan sangat membahayakan untuknya. Stanley Yan tidak yakin apakah Vivian Luo akan turun tangan menjahatinya atau tidak, tapi ia tidak dapat membiarkan bahaya mendekati Yesi Mo.
Melihat Stanley Yan begitu bekerja sama, Vivian Luo pun mengangguk puas dan mengembalikan fokusnya untuk mengisi formulir di hadapannya.
Di sisi lain di parkiran mobil, Yesi Mo dan Marson Luo sudah mendapat informasi akan masalah yang terjadi di aula kantor catatan sipil. Tapi, sudah jelas mereka tidak akan keburu walaupun pergi sekarang.
Sesampainya disana, layaknya sayur yang sudah dingin, semua sudah terlambat.
“Nyonya muda, bagaimana ini? Apa aku suruh orang untuk bersikeras menerobos masuk?” Marson Luo sangat panik sampai matanya berwarna merah. Tangannya yang meremas ponsel pun sampai pucat karena tidak ada darah yang mengalir.
Asalkan ada perintah dari Yesi Mo, Marson Luo akan menyuruh pengawal lain yang sudah dipersiapkannya di depan pintu kantor catatan sipil untuk menerobos masuk apapun yang terjadi...
Tapi Yesi Mo ternyata malah menggeleng, “Tidak perlu. Apapun yang kita lakukan, itu tidak akan mengubah apa-apa.”
“Kalau begitu, apakah kita harus dengan mata terbuka melihat semua ini? Tidak bisa, tidak peduli bagaimanapun juga, aku harus mencobanya.”
Yesi Mo tidak menghentikan Marson Luo, ia juga tidak berdaya untuk menghentikannya. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menunggu. Atau lebih tepatnya lagi, bertaruh...
Setelah selesai mengisi formulir, Vivian Luo merebut formulir yang ada di tangan Stanley Yan kemudian memberikannya kepada petugas sambil tersenyum dan berkata, “Maaf merepotkan.”
Melihat petugas itu membolak-balikkan halaman formulir satu persatu, lalu akhirnya tersenyum dan mengangguk, kemudian jemarinya dengan lincah mengetik diatas keyboard, Stanley Yan pun memejamkan kedua matanya dengan lemas.
Saat ini, Vivian Luo malah menyunggingkan senyum. Ia sedikit memicingkan matanya yang penuh dengan sirat bangga: Tidak akan ada yang bisa merebut pria yang aku, Vivian Luo, inginkan.
Ia bersikap seolah sudah dapat melihat kekecewaan pada wajah Yesi Mo, seolah melihat Yesi Mo yang luluh lantak dalam keputusasaan.
Ia seolah dapat melihat belasan tahun kemudian dimana ia dan Stanley Yan dapat menua bersama sampai rambut mereka memutih. Mereka saling bergandengan tangan membawa cucu-cucu mereka yang masih kecil berlarian di taman di bawah sinar matahari yang terbenam. Telinganya seolah juga dapat mendengar suara anak-anak mereka yang bahagia...
Novel Terkait
My Only One
Alice SongDon't say goodbye
Dessy PutriMore Than Words
HannyBack To You
CC LennyCinta Yang Terlarang
MinnieCEO Daddy
TantoAkibat Pernikahan Dini
CintiaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)