Unlimited Love - Bab 81 Tanda Lahir (1)

"Apa kamu yakin? "

"Apa kamu rasa di dunia ini ada 2 orang yang benar-benar identik satu sama lainnya? Menanggapi keraguan orang di telepon itu, Bella Lan menolak untuk menjawabnya, "atau mungkin ada, tapi aku tidak percaya kebetulan seperti itu! "

"Aku paham! "

"Apa kamu tidak berencana melakukan apa pun? "Bella Lan bertanya setelah beberapa saat.

"Itu urusanmu, bukan urusanku! "Selesai berkata demikian, orang itu menutup telepon.

Bella Lan meremas ponselnya begitu kuat sampai jari tanganya berubah putih, dia menatap layar ponselnya dengan kesal, "Bajingan! "

Sesampainya di hotel, Yesi Mo duduk di atas tempat tidur, melamun, dia mengingat kembali semua yang terjadi di rumah kediaman keluarga Yan, dirinya perlahan memasuki alam semu.

Di waktu yang bersamaan, di Amerika, Rico Mu baru saja mendapat laporan, Yesi Mo di hari pertamanya di kota R, bertamu ke rumah kediaman keluarga Yan. Mendengarnya, raut wajahnya menjadi muram.

Saat ditanya oleh bawahannya apakah mereka perlu melakukan sesuatu, Rico Mu mengayunkan tangannya dan berkata, "Tidak usah, amati saja! "

Yesi Mo tidak tahu setiap gerakannya dipantau terus oleh Rico Mu. Keesokan paginya, Yesi Mo bersama dengan beberapa pegawai Liancheng Group memulai peninjauan terhadap Yan Business Group dan kota R.

Sebagai CEO Yan Business Group, Stanley Yan turut serta, seharian berkeliling ke banyak tempat, hubungan antara mereka berdua semakin akrab, hangat.

Saat hari mulai gelap, Stanley Yan mengungangnya lagi, kali ini Yesi Mo langsung menggeleng, menolaknya, dengan alasan terlalu lelah dan ingin segera beristirahat.

Stanley Yan mengangguk, "Kalau begitu aku juga tidak akan mengganggu istirahat Nona Yesi Mo! Sampai jumpa besok! "

"Baiklah! "Yesi Mo mengantar Stanley Yan masuk ke dalam mobilnya dan pergi.

Yesi Mo lantas berdiri memandang keluar jendela, memandang ke langit yang perlahan kehilangan sinarnya, sebuah keraguan muncul di matanya.

Semakin dekat dengan Stanley Yan, dia semakin merasa ada suatu perasaan yang aneh, seakan Stanley Yan memiliki sebuah kharisma, yang baginya sangat menarik, menggoda.

Ini adalah sebuah perasaan yang tidak pernah dia rasakan selama dia bersama dengan Rico Mu.

Yesi Mo menarik kembali pandangannya, dia kemudian berbalik dan duduk di pinggir tempat tidurnya, dia bergumam tidak jelas, "Apa maksud dari semua ini? "

"Nona, apa yang anda katakan? "

Riley Luo, sekertaris yang sudah disiapkan Wirawan Mo untuknya, mendadak bertanya dengan bingung.

"Tidak ada apa-apa! Aku sudah lelah! "Yesi Mo menggelengkan kepalanya, dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

"Baiklah, nona! Aku akan berada di luar, kalau anda butuh sesuatu, panggil saja! "

Setelah Riley Luo berjalan keluar, Yesi Mo tenggelam dalam pikirannya begitu lama, tapi dia tidak juga mengerti, maka dia berhenti memikirkannya.

3 hari berturut pikiran itu bersarang di dalam kepala Yesi Mo, membuatnya lelah hati dan pikiran.

Hari keempat pagi itu, Stanley Yan membawanya bersama dengan bawahannya untuk berkeliling kota meninjau. Stanley Yan melihat wajah Yesi Mo yang terlihat lelah, langsung bertanya.

"Nona Yesi Mo, kalau kamu kelelahan, bagaimana jika hari ini kita beristirahat terlebih dahulu? "

Menghadapi saran Stanley Yan, Yesi Mo menyeritkan dahi, dia berkata dengan sungkan, "Tapi... "

Melihat gelagatnya, Stanley Yan tersenyum dan berkata, "Begini saja, biarkan mereka yang pergi meninjau! Nona Yesi Mo juga sudah ikut beberapa hari, hari ini aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membawa Nona Yesi Mo berjalan-jalan, melihat-lihat sekitar! "

"Itu akan sangat merepotkan Direktur Yan! "Setelah memikirkannya dengan serius, Yesi Mo akhirnya menyetujui, dia lantas menyuruh Riley Luo dan yang lainnya untuk meneruskan peninjauan.

Seperginya segerombol orang itu, Yesi Mo tersenyum menatap Stanley Yan, "Direktur Yan berencana membawaku berjalan-jalan ke mana? "

"Bagaimana kalau kita ke Kuil Chenghuang? Kabarnya, dalam kesempatan yang lalu Nona Yesi Mo datang ke kota R, belum sempat bersenang-senang, hari ini aku akan mengajakmu berjalan-jalan! "

"Baiklah! "Yesi Mo menyetujuinya, kedua orang itu lantas naik mobil dan langsung menuju ke Kuil Chenghuang.

Seharian, Stanley Yan dan Yesi Mo berduaan, keduanya mengelilingi seluruh Kuil Chenghuang. Menjelang pulang, Yesi Mo tiba-tiba bertanya dengan penasaran pada Stanley Yan, "Direktur Yan, apa sebelum ini semua kita pernah saling kenal? "

Stanley Yan menatapnya dengan bingung, lalu bertanya, "Kenapa Nona Yesi Mo bisa bertanya demikian? "

"Aku memiliki sebuah perasaan yang aneh. Seakan kita berdua sudah saling kenal sejak dulu! "Sebuah cahaya curiga terpancar dari mata Yesi Mo, "Tapi aku tidak memiliki kesan sama sekali! Direktur Yan sendiri juga tahu, aku dulu pernah kehilangan ingatan, semua kejadian di masa laluku, aku tidak bisa mengingatnya! Maka aku ingin bertanya pada Direktur Yan! "

"Seharusnya tidak pernah! Pertama kalinya aku bertemu dengan Nona Yesi Mo adalah di saat acara lelang amal, waktu itu aku hampir saja mengira kamu adalah istriku yang hilang lebih dari 3 tahun yang lalu, bahkan sampai menyebabkan keramaian! "

Ini bukan kali pertamanya Yesi Mo mendengar Stanley Yan menyinggung masalah 3 tahun yang lalu. Dia mendadak menatap Stanley Yan dengan bingung, "Direktur Yan, aku bukan pertama kalinya mendengarmu mengatakan aku sangat mirip dengan istrimu, apa kami berdua sungguh sangat mirip? "

Stanley Yan mengangguk, "Sangat mirip, kalau bukan karena kharisma kalian yang tidak sama, aku mungkin akan sungguh menganggapmu menjadi dia! Sudah 3 tahun lebih, aku juga tidak tahu dia sekarang ada di mana, tidak tahu apakah dia masih hidup! Aish.... "

"Sepertinya Direktur Yan sungguh sayang dengannya! Apa kamu bisa menceritakan padaku ceritamu dengannya? "Mata Yesi Mo berkilat menatap Stanley Yan.

"Ini... "Stanley Yan sedikit ragu, Yesi Mo buru-buru berkata, "Aku terlalu sembarangan! Tidak seharusnya menanyakan hal seperti itu! "

Stanley Yan menggeleng. "Apa maksud nona Yesi Mo berkata demikian! Tidak ada yang keterlaluan dari perkataanmu! Tapi cerita mengenaiku dan istriku, kalau diceritakan akan sangat panjang, tidak akan selesai diceritakan sekaligus! "

Yesi Mo memandang ke langit di luar kemudian tersenyum, "Masih sore, kita masih punya banyak waktu! "

Stanley Yan mengangguk, pikirannya terbang sampai ke sebuah momen beberapa tahun silam....

Yesi Mo sepanjang jalan hanya terdiam menyumak, dan terkadang hanya berkata, "lalu? "

Yesi Mo benar-benar adalah seorang pendengar yang setia, dia mendengarkan dengan seksama cerita Stanley Yan.

Semua cerita ini belum pernah Stanley Yan ceritakan kepada orang lain, tapi entah kenapa dia menceritakan seluruhnya pada Yesi Mo.

"Benar-benar... "

Setelah mendengar kisah antara Stanley Yan dan Angie Qin, Yesi Mo terdiam sejenak.

Ini adalah kisah cinta yang amat tragis, Yesi Mo tidak pernah membayangkan ada seorang pria yang bisa berkorban sebanyak itu demi seorang wanita, yang lebih tidak bisa dia bayangkan lagi adalah lelaki yang dari luar terlihat kuat itu, juga memiliki sisi lemah lembut.

"Direktur Yan. Maafkan aku! "Setelah terdiam beberapa lama, Yesi Mo akhirnya mengambil inisiatif untuk meminta maaf pada Stanley Yan, "Aku sudah mengingatkanmu pada kenangan pahitmu! "

Stanley Yan mendongak dan sambil memaksakan senyum berkata, "Nona Yesi Mo, kamu tidak perlu meminta maaf! Malah aku yang harus berterima kasih pada Nona Yesi Mo, semua hal ini selama ini selalu menjadi sebuah batu yang menekanku dalam hati, hari ini setelah aku ceritakan keluar, hatiku terasa lega! "

Yesi Mo mengangguk, saat dia mau mengatakan sesuatu, mobil mereka tiba-tiba berhenti.

Yesi Mo berpamitan turun, Stanley Yan terus bersikeras untuk mengantarnya sampai ke mulut pintu kamarnya, dia sebelum meninggalkannya tersenyum kemudian berkata, "Nona Yesi Mo, istirahatlah baik-baik! Aku pergi dulu! "

"Direktur Yan, tunggu! "

Stanley Yan berbalik perlahan, dan menatapnya dengan bingung, "Apa ada masalah Nona Yesi Mo? "

"Begini, aku rasa kita ini termasuk teman! Nanti, kamu tidak perlu memanggilku nona Yesi Mo lagi, langsung panggil namaku saja! "Yesi Mo menatap Stanley Yan sambil tersenyum kecil.

"Kalau begitu kamu juga tidak perlu memanggilku Direktur Yan lagi, panggil aku Stanley Yan atau Stanley saja! "

"Baiklah. Selamat tinggal Stanley! "Yesi Mo tersenyum dan Stanley Yan mengangguk, lalu menutup pintunya dan berjalan masuk.

Melihat pintu kamar hotel itu perlahan tertutup, Stanley Yan masih berdiri tak bergeming mengkhayal.

Yesi Mo memanggilnya "Stanley" tepat di momen itu, dia merasa dirinya seakan sedang melihat Angie Qin, menatap Yesi Mo dan bayangan Angie Qin dari memorinya bersatu.

"Tuan muda. Apa anda baik-baik saja? "Marson Luo berdiri di sebelahnya bertanya dengan hati-hati.

Stanley Yan terhenyak kembali ke dunia nyata, dia tersenyum pahit dan menggeleng, "Tidak ada apa-apa, ayo kita pergi! "

Sepanjang perjalanan pulang, Stanley Yan terus menyeritkan dahinya, Marson Luo bertanya dengan penasaran apa yang sedang dia pikirkan. Stanley Yan perlahan mendongak lalu bertanya pada Marson Luo, "Kamu rasa, siapa yang lebih mirip dengan Angie Qin, Yesi Mo atau Bella Lan? "

"Ha? "

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu