Unlimited Love - Bab 81 Tanda Lahir (1)
"Apa kamu yakin? "
"Apa kamu rasa di dunia ini ada 2 orang yang benar-benar identik satu sama lainnya? Menanggapi keraguan orang di telepon itu, Bella Lan menolak untuk menjawabnya, "atau mungkin ada, tapi aku tidak percaya kebetulan seperti itu! "
"Aku paham! "
"Apa kamu tidak berencana melakukan apa pun? "Bella Lan bertanya setelah beberapa saat.
"Itu urusanmu, bukan urusanku! "Selesai berkata demikian, orang itu menutup telepon.
Bella Lan meremas ponselnya begitu kuat sampai jari tanganya berubah putih, dia menatap layar ponselnya dengan kesal, "Bajingan! "
Sesampainya di hotel, Yesi Mo duduk di atas tempat tidur, melamun, dia mengingat kembali semua yang terjadi di rumah kediaman keluarga Yan, dirinya perlahan memasuki alam semu.
Di waktu yang bersamaan, di Amerika, Rico Mu baru saja mendapat laporan, Yesi Mo di hari pertamanya di kota R, bertamu ke rumah kediaman keluarga Yan. Mendengarnya, raut wajahnya menjadi muram.
Saat ditanya oleh bawahannya apakah mereka perlu melakukan sesuatu, Rico Mu mengayunkan tangannya dan berkata, "Tidak usah, amati saja! "
Yesi Mo tidak tahu setiap gerakannya dipantau terus oleh Rico Mu. Keesokan paginya, Yesi Mo bersama dengan beberapa pegawai Liancheng Group memulai peninjauan terhadap Yan Business Group dan kota R.
Sebagai CEO Yan Business Group, Stanley Yan turut serta, seharian berkeliling ke banyak tempat, hubungan antara mereka berdua semakin akrab, hangat.
Saat hari mulai gelap, Stanley Yan mengungangnya lagi, kali ini Yesi Mo langsung menggeleng, menolaknya, dengan alasan terlalu lelah dan ingin segera beristirahat.
Stanley Yan mengangguk, "Kalau begitu aku juga tidak akan mengganggu istirahat Nona Yesi Mo! Sampai jumpa besok! "
"Baiklah! "Yesi Mo mengantar Stanley Yan masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
Yesi Mo lantas berdiri memandang keluar jendela, memandang ke langit yang perlahan kehilangan sinarnya, sebuah keraguan muncul di matanya.
Semakin dekat dengan Stanley Yan, dia semakin merasa ada suatu perasaan yang aneh, seakan Stanley Yan memiliki sebuah kharisma, yang baginya sangat menarik, menggoda.
Ini adalah sebuah perasaan yang tidak pernah dia rasakan selama dia bersama dengan Rico Mu.
Yesi Mo menarik kembali pandangannya, dia kemudian berbalik dan duduk di pinggir tempat tidurnya, dia bergumam tidak jelas, "Apa maksud dari semua ini? "
"Nona, apa yang anda katakan? "
Riley Luo, sekertaris yang sudah disiapkan Wirawan Mo untuknya, mendadak bertanya dengan bingung.
"Tidak ada apa-apa! Aku sudah lelah! "Yesi Mo menggelengkan kepalanya, dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
"Baiklah, nona! Aku akan berada di luar, kalau anda butuh sesuatu, panggil saja! "
Setelah Riley Luo berjalan keluar, Yesi Mo tenggelam dalam pikirannya begitu lama, tapi dia tidak juga mengerti, maka dia berhenti memikirkannya.
3 hari berturut pikiran itu bersarang di dalam kepala Yesi Mo, membuatnya lelah hati dan pikiran.
Hari keempat pagi itu, Stanley Yan membawanya bersama dengan bawahannya untuk berkeliling kota meninjau. Stanley Yan melihat wajah Yesi Mo yang terlihat lelah, langsung bertanya.
"Nona Yesi Mo, kalau kamu kelelahan, bagaimana jika hari ini kita beristirahat terlebih dahulu? "
Menghadapi saran Stanley Yan, Yesi Mo menyeritkan dahi, dia berkata dengan sungkan, "Tapi... "
Melihat gelagatnya, Stanley Yan tersenyum dan berkata, "Begini saja, biarkan mereka yang pergi meninjau! Nona Yesi Mo juga sudah ikut beberapa hari, hari ini aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membawa Nona Yesi Mo berjalan-jalan, melihat-lihat sekitar! "
"Itu akan sangat merepotkan Direktur Yan! "Setelah memikirkannya dengan serius, Yesi Mo akhirnya menyetujui, dia lantas menyuruh Riley Luo dan yang lainnya untuk meneruskan peninjauan.
Seperginya segerombol orang itu, Yesi Mo tersenyum menatap Stanley Yan, "Direktur Yan berencana membawaku berjalan-jalan ke mana? "
"Bagaimana kalau kita ke Kuil Chenghuang? Kabarnya, dalam kesempatan yang lalu Nona Yesi Mo datang ke kota R, belum sempat bersenang-senang, hari ini aku akan mengajakmu berjalan-jalan! "
"Baiklah! "Yesi Mo menyetujuinya, kedua orang itu lantas naik mobil dan langsung menuju ke Kuil Chenghuang.
Seharian, Stanley Yan dan Yesi Mo berduaan, keduanya mengelilingi seluruh Kuil Chenghuang. Menjelang pulang, Yesi Mo tiba-tiba bertanya dengan penasaran pada Stanley Yan, "Direktur Yan, apa sebelum ini semua kita pernah saling kenal? "
Stanley Yan menatapnya dengan bingung, lalu bertanya, "Kenapa Nona Yesi Mo bisa bertanya demikian? "
"Aku memiliki sebuah perasaan yang aneh. Seakan kita berdua sudah saling kenal sejak dulu! "Sebuah cahaya curiga terpancar dari mata Yesi Mo, "Tapi aku tidak memiliki kesan sama sekali! Direktur Yan sendiri juga tahu, aku dulu pernah kehilangan ingatan, semua kejadian di masa laluku, aku tidak bisa mengingatnya! Maka aku ingin bertanya pada Direktur Yan! "
"Seharusnya tidak pernah! Pertama kalinya aku bertemu dengan Nona Yesi Mo adalah di saat acara lelang amal, waktu itu aku hampir saja mengira kamu adalah istriku yang hilang lebih dari 3 tahun yang lalu, bahkan sampai menyebabkan keramaian! "
Ini bukan kali pertamanya Yesi Mo mendengar Stanley Yan menyinggung masalah 3 tahun yang lalu. Dia mendadak menatap Stanley Yan dengan bingung, "Direktur Yan, aku bukan pertama kalinya mendengarmu mengatakan aku sangat mirip dengan istrimu, apa kami berdua sungguh sangat mirip? "
Stanley Yan mengangguk, "Sangat mirip, kalau bukan karena kharisma kalian yang tidak sama, aku mungkin akan sungguh menganggapmu menjadi dia! Sudah 3 tahun lebih, aku juga tidak tahu dia sekarang ada di mana, tidak tahu apakah dia masih hidup! Aish.... "
"Sepertinya Direktur Yan sungguh sayang dengannya! Apa kamu bisa menceritakan padaku ceritamu dengannya? "Mata Yesi Mo berkilat menatap Stanley Yan.
"Ini... "Stanley Yan sedikit ragu, Yesi Mo buru-buru berkata, "Aku terlalu sembarangan! Tidak seharusnya menanyakan hal seperti itu! "
Stanley Yan menggeleng. "Apa maksud nona Yesi Mo berkata demikian! Tidak ada yang keterlaluan dari perkataanmu! Tapi cerita mengenaiku dan istriku, kalau diceritakan akan sangat panjang, tidak akan selesai diceritakan sekaligus! "
Yesi Mo memandang ke langit di luar kemudian tersenyum, "Masih sore, kita masih punya banyak waktu! "
Stanley Yan mengangguk, pikirannya terbang sampai ke sebuah momen beberapa tahun silam....
Yesi Mo sepanjang jalan hanya terdiam menyumak, dan terkadang hanya berkata, "lalu? "
Yesi Mo benar-benar adalah seorang pendengar yang setia, dia mendengarkan dengan seksama cerita Stanley Yan.
Semua cerita ini belum pernah Stanley Yan ceritakan kepada orang lain, tapi entah kenapa dia menceritakan seluruhnya pada Yesi Mo.
"Benar-benar... "
Setelah mendengar kisah antara Stanley Yan dan Angie Qin, Yesi Mo terdiam sejenak.
Ini adalah kisah cinta yang amat tragis, Yesi Mo tidak pernah membayangkan ada seorang pria yang bisa berkorban sebanyak itu demi seorang wanita, yang lebih tidak bisa dia bayangkan lagi adalah lelaki yang dari luar terlihat kuat itu, juga memiliki sisi lemah lembut.
"Direktur Yan. Maafkan aku! "Setelah terdiam beberapa lama, Yesi Mo akhirnya mengambil inisiatif untuk meminta maaf pada Stanley Yan, "Aku sudah mengingatkanmu pada kenangan pahitmu! "
Stanley Yan mendongak dan sambil memaksakan senyum berkata, "Nona Yesi Mo, kamu tidak perlu meminta maaf! Malah aku yang harus berterima kasih pada Nona Yesi Mo, semua hal ini selama ini selalu menjadi sebuah batu yang menekanku dalam hati, hari ini setelah aku ceritakan keluar, hatiku terasa lega! "
Yesi Mo mengangguk, saat dia mau mengatakan sesuatu, mobil mereka tiba-tiba berhenti.
Yesi Mo berpamitan turun, Stanley Yan terus bersikeras untuk mengantarnya sampai ke mulut pintu kamarnya, dia sebelum meninggalkannya tersenyum kemudian berkata, "Nona Yesi Mo, istirahatlah baik-baik! Aku pergi dulu! "
"Direktur Yan, tunggu! "
Stanley Yan berbalik perlahan, dan menatapnya dengan bingung, "Apa ada masalah Nona Yesi Mo? "
"Begini, aku rasa kita ini termasuk teman! Nanti, kamu tidak perlu memanggilku nona Yesi Mo lagi, langsung panggil namaku saja! "Yesi Mo menatap Stanley Yan sambil tersenyum kecil.
"Kalau begitu kamu juga tidak perlu memanggilku Direktur Yan lagi, panggil aku Stanley Yan atau Stanley saja! "
"Baiklah. Selamat tinggal Stanley! "Yesi Mo tersenyum dan Stanley Yan mengangguk, lalu menutup pintunya dan berjalan masuk.
Melihat pintu kamar hotel itu perlahan tertutup, Stanley Yan masih berdiri tak bergeming mengkhayal.
Yesi Mo memanggilnya "Stanley" tepat di momen itu, dia merasa dirinya seakan sedang melihat Angie Qin, menatap Yesi Mo dan bayangan Angie Qin dari memorinya bersatu.
"Tuan muda. Apa anda baik-baik saja? "Marson Luo berdiri di sebelahnya bertanya dengan hati-hati.
Stanley Yan terhenyak kembali ke dunia nyata, dia tersenyum pahit dan menggeleng, "Tidak ada apa-apa, ayo kita pergi! "
Sepanjang perjalanan pulang, Stanley Yan terus menyeritkan dahinya, Marson Luo bertanya dengan penasaran apa yang sedang dia pikirkan. Stanley Yan perlahan mendongak lalu bertanya pada Marson Luo, "Kamu rasa, siapa yang lebih mirip dengan Angie Qin, Yesi Mo atau Bella Lan? "
"Ha? "
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiInventing A Millionaire
EdisonYou're My Savior
Shella NaviKisah Si Dewa Perang
Daron JayCinta Di Balik Awan
KellyCintaku Pada Presdir
NingsiUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)