Unlimited Love - Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
" Nyonya muda. "
Kepala pelayan bangkit berdiri dan memberi salam pada Yesi Mo dengan hormat, Yesi Mo mengangguk sambil memberi sinyal pada kepala pelayan untuk pergi dari situ.
"Baiklah nyonya muda, silahkan berbincang. "
Jennie Bai kelabakan menggenggam lengan baju kepala pelayan, memohon padanya untuk tidak meninggalkannya.
"Nona Bai, tolong lepaskan lengan baju saya, terima kasih. "
Kepala pelayan mengibaskan tangan Jennie Bai tanpa ekspresi, berbalik, lalu melangkah keluar.
Jennie Bai seketika merasa putus asa, wajahnya pucat pasi, hatinya kacau, dia sama sekali tidak berani untuk mengangkat kepalanya menatap Yesi Mo.
"Duduk. "
Yesi Mo menyuruhnya duduk, melihatnya terus tertunduk, Yesi Mo lantas duduk di hadapan Jennie Bai sambil menyeritkan dahinya.
Melihatnya masih juga berdiri tak bergeming, dia memicingkan mata, dan menunjuk lukisan di dinding itu, "Tidak ingin duduk? Kalau begitu, bantu aku mengambilkan brankas di balik lukisan itu dan membawanya ke sini. "
"Kakak ipar, a-aku...... "Jennie Bai terbata, wajahnya dipenuhi ekspresi memohon pada Yesi Mo.
"Kamu kalau tidak ingin masalah hari ini diketahui kakakmu, patuhi kata-kataku. "Ekspresi wajah Yesi Mo tenang, nada bicaranya juga tidak terdengar ada perubahan.
Jennie Bai mengangkat kepalanya dengan tidak percaya, menatap Yesi Mo sambil memicingkan matanya dengan bingung.
"Kak, kamu ini.... "
Yesi Mo tersenyum kecil, "Turuti perkataanku, katakan apa yang ingin kamu katakan setelah itu. "
Keadaan juga sudah sampai ke jenjang itu, Jennie Bai sudah tidak ada jalan untuk mundur lagi, dia menggigit bibirnya, berjalan menuju ke lukisan itu, saat dia baru akan mengambil brankas itu, Yesi Mo dari belakang berkata, "Hati-hati, jangan sampai merusak lukisan itu. "
"Hmph. "Jennie Bai menoleh menatap Yesi Mo, mengangguk, lalu mengambil kursi, berdiri dengan hati-hati di atasnya, menurunkan lukisan itu, baru mengeluarkan brankas itu.
Kebetulan brankas itu tidak begitu besar, juga tidak begitu berat, meskipun Jennie Bai sedikit kesusahan, tapi dia juga bisa memindahkannya.
Yesi Mo menyuruhnya untuk meletakannya di atas meja, dia kemudian menunjuk brankas itu sambil bertanya, "Barang yang sedang kamu cari berada di dalam sini? "
"Kak, a-aku.... aku... "
"Jangan gugup, aku tidak punya maksud lain, aku hanya ingin memastikan. "Setelah berkata demikian Yesi Mo bangkit berdiri dan berjalan ke depan Jennie Bai, lalu menyuruhnya untuk minggir, kemudian dengan sangat terlatih dia membuka pintu brankas itu, dan memberikan isyarat pada Jennie Bai untuk melihat isinya.
"Kak, aku sudah bersalah. Aku tidak akan berani lagi untuk berbuat demikian, aku sudah tidak mau, aku tidak mau apa-apa lagi. "
Jennie Bai terkejut sampai kakinya terasa lemas. Dia tidak tahu barang yang diinginkan oleh Andrew Ling itu berarti apa bagi Yesi Mo dan bagi seisi rumah kediaman keluarga Yan, tapi dari cara bicaranya, yang Andrew Ling inginkan pastilah sangat penting baginya.
Namun sekarang Yesi Mo dengan mudahnya membuka brankas yang tidak bisa dia buka itu di depan mukanya dan menyuruhnya untuk menengok ke dalam. Itu hanya berarti satu hal, Jennie Bai sangat ketakutan, sangat menyesal.
Jennie Bai terus berjalan mundur, sampai kakinya terantuk sofa dan badannya terjatuh ke belakang, dia berteriak kaget.
Yesi Mo dengan sigap menarik tangannye, mencegahnya supaya tidak terjatuh, "Hati-hati. "
"Te-terima ka-kasih... "
Jennie Bai menepuk dadanya masih dalam keadaan kaget, dia berterima kasih pada Yesi Mo, sampai sekarang, jantungnya masih sama seperti genderang yang ditepuk dengan kencang, bum bum bum bum.
"Cepatlah, aku masih ada urusan. "Yesi Mo menyuruhnya untuk meneruskan mencari, tapi Jennie Bai terus melambaikan tangannya.
"Cepat. Cari apakah yang kamu cari ada di dalam. "Wajah Yesi Mo datar seperti papan, yang membuat Jennie Bai semakin ketakutan. Di depan sorot mata Yesi Mo yang menakutkan itu, dia baru dengan hati-hati berlari mendekat ke brankas itu, dan berpura-pura mencari-cari sesuatu, lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Ti-tidak ada. "
"Kamu yakin tidak ada? Kamu sebaiknya mencarinya dengan teliti. "
"Sungguh tidak ada. "Jennie Bai menggeleng, dia sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya.
Yesi Mo tersenyum sambil menggeleng, dia berjalan mendekat, lalu mengeluarkan seisi brankas itu dan menjajakannya di atas meja, sambil menyuruhnya melihat-lihat.
"Ini adalah sertifikat kepemilikan rumah ini, ini adalah buku bukti kepemilikan saham perusahaan Stanley, ini adalah akte kelahiran Didi, ini adalah...... "
Yesi Mo mengeluarkan isi brankas itu satu per satu sambil menjelaskannya pada Jennie Bai, setelah selesai mengeluarkan semuanya, dia berkata pada Jennie Bai, , "Lihatlah apa di dalamnya ada barang yang sedang kamu cari. "
Jennie Bai melongok dengan hati-hati, tidak ada apa pun yang tersisa di dalamnya, semua barang di dalamnya sudah di letakan ke atas meja, dari semua itu tidak ada kotak yang Andrew Ling cari, seketika dia menjadi putus asa.
"Kak, maafkan aku. "
"Duduk. "Yesi Mo mengangguk sambil menarik sebuah kursi untuk dia duduk, setelah itu dia bertanya, "Apa kamu bisa memberitahuku apa yang sedang kamu cari? "
"Sebuah kotak. "
"Kotak? Andrew Ling yang menyuruhmu mencarinya? "Yesi Mo mengangkat alis. Jennie Bai bertanya dengan bingung, "Bagaimana kakak ipar bisa mengetahuinya? "
"Dulu sekali, dia pernah menyuruh orang untuk mencarinya, dia bahkan pernah memintaku untuk membantunya mencari. "Yesi Mo tertawa, "Tapi sayang sekali setelah aku mencarinya di seluruh rumah ini, aku tidak bisa menemukan kotak yang dia maksud itu. Aku sendiri sudah pernah menanyakannya pada Stanley dia juga tidak tahu mengenai kotak itu. "
"Kak, kenapa kamu memberitahuku semua ini? "
"Sebenarnya bukan begitu, aku hanya ingin tidur nyenyak setiap malamnya. "Yesi Mo mengatakan rahasia hatinya, seketika Jennie Bai merasa tidak enak hati, dia menundukan kepalanya, "Maafkan aku, ini semua salahku. Aku khawatir kamu dan kakak akan mengetahuinya, maka aku...... "
"Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Kita sudahi perbincangan kita ini, walaupun aku tidak tahu mengapa kamu mau membantu Andrew Ling, tapi ada satu hal yang ingin aku sampaikan padamu, jangan berterimakasih pada orang yang menjual dan menipumu. "
"Baiklah. "
Maksud Yesi Mo berkata demikian adalah agar dia berhati-hati pada Andrew Ling. Tapi apa gunanya? Semua permintaan yang Andrew Ling ajukan padanya, dia tidak bisa menolak, kecuali dia ingin......
"Baiklah, kalau kamu rasa barang itu ada di tempat lain, kamu boleh terus mencarinya. Tapi lain kali kamu tidak usah mencarinya tengah malam. Kalau sampai orang lain salah menyangka kamu sebagai maling, akan kacau. "Yesi Mo baru saja selesai berkata demikian, seorang pembantu tiba-tiba membuka pintu dan berlari mendekat, "Nyonya muda, nyonya muda, gawat, gawat. "
"Ada apa? Jangan gugup. "Yesi Mo mengangkat kepalanya sambil bertanya dengan tenang.
"Kepala pelayan, dia baru saja terjatuh di anak tangga dari lantai atas ke bawah, kepalanya berdarah-darah. "
"Apa? "Raut wajah Yesi Mo langsung berubah tiba-tiba, dia lantas bangkit berdiri dengan cepat dan berjalan keluar.
Jennie Bai yang masih berada di dalam ruang baca itu tercengang, wajahnya pucat, darah di wajahnya seakan semua meninggalkan kulitnya, dia kemudian juga ikut keluar.
Sesampainya di anak tangga, Yesi Mo dari kejauhan melihat kepala pelayan terkapar di lantai satu dekat ruang tamu, darah menggenang dari kepalanya, seorang pembantu wanita menggunakan handuk menekan luka di kepalanya.
Seorang pengawal yang berdiri di sebelah, menelepon ambulans, seorang yang lain berjongkok di dekat kepala pelayan untuk memeriksa keadaannya.
Melihat pengawal yang berjongkok memeriksa keadaan kepala pelayan bangkit berdiri, Yesi Mo bertanya padanya dengan cemas, "Bagaimana keadaannya? "
"Sementara ini sepertinya tidak membahayakan nyawanya, tapi untuk lebih jelasnya harus menunggu dokter. "
"Kenapa kamu masih diam di situ? Segera antar dia ke rumah sakit!" Setelah berkata demikian, Yesi Mo menyuruh pembantu yang berada di situ untuk memindahkan kepala pelayan, lalu tiba-tiba seorang pengawal mencegatnya.
"Nyonya muda, anda sebaiknya jangan sembarangan menanganinya. Sekarang kita tidak tahu dengan jelas kondisi kepala pelayan, kalau kita sembarangan menanganinya, bisa-bisa membuat kondisi dia semakin parah, menurut saya, sebaiknya kita menunggu kedatangan ambulans saja. Asalkan bisa menghentikan pendarahannya, nyawa kepala pelayan seharusnya tidak dalam bahaya. "
Mendengar peringatan dari pengawal itu, Yesi Mo baru sadar, dia lalu mengangguk, "Baiklah, ambilkan kotak P3K. "
Yesi Mo berjongkok di depan kepala pelayan, dia dengan cemas menatap kepala pelayan yang tidak sadarkan diri, dan berusaha sebisa mungkin untuk tenang.
Setelah menerima kotak P3K, mengambil perban dan obat penghenti pendarahan, Yesi Mo baru menyuruh seorang pembantu untuk menyingkirkan handuk yang digunakan untuk menekan luka di kepala kepala pelayan. Begitu dibersihkan secara simpel, dapat terlihat lukanya tidak terlalu besar, dan pendarahan yang terjadi juga sudah hampir berhenti. Yesi Mo menghela nafas lega, kemudian perlahan membungkus kepala kepala pelayan dengan perban. Lantas menyuruh orang untuk mengambilkan selimut untuk kepala pelayan, baru dia bangkit berdiri perlahan.
"Kak, kepala pelayan, di-dia...dia tidak akan kenapa-kenapa bukan? "
"Kalau dilihat dari keadaannya sekarang, seharusnya tidak akan apa-apa. Tapi jelasnya kita masih harus menunggu dokter. "Saat Yesi Mo menoleh untuk menatap Jennie Bai, dia melihat ekspresi wajahnya sedikit tidak beres, dia mengira dia ketakutan, maka dia mencubit tangannya lalu berkata, "Naiklah terlebih dahulu, jangan berdiam di sini. "
Jennie Bai menggeleng, dan tetap berdiri tak bergeming, maka Yesi Mo juga tidak memaksanya.
Ambulans datang dengan sangat cepat, begitu ambulans sampai, seorang dokter langsung dengan sigap memeriksa kondisi kepala pelayan. Baru setelah itu, kepala pelayan dipindahkan dan dimasukan ke dalam ambulans lalu dilarikan ke rumah sakit.
Awalnya Jennie Bai juga ingin ikut dengannya, tapi Yesi Mo mencegahnya, dan menyuruhnya untuk tetap tinggal di rumah.
"Tapi kak, aku... "
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniPergilah Suamiku
DanisMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMr. Ceo's Woman
Rebecca WangBeautiful Love
Stefen LeePenyucian Pernikahan
Glen ValoraPria Misteriusku
LylyUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)