Unlimited Love - Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
“Bagaimana kondisi Stanley sekarang? Antarkan aku bertemu dengannya.”
Yesi Mo sangat mengkhawatirkan Stanley Yan sehingga ia ingin secepatnya bertemu dengan pria itu. Ia ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Stanley Yan baik-baik saja.”
“Sekarang tuan muda sedang berusaha berhenti dari benda itu, kudengar....” Marson Luo sedikit tidak bisa menahan diri, wajahnya terlihat tertekuk.
“Ayo, sekarang juga bawa aku bertemu dengannya.”
Melihat Yesi Mo yang berjalan terburu-buru, Marson Luo tetap bergeming.
Yesi Mo yang sudah berjalan sampai di depan pintu lift pun menolehkan kepalanya, hendak mengatakan sesuatu pada Marson Luo. Tapi karena ia tidak melihat sosoknya, ia pun segera membalikkan tubuhnya dan berujar dengan marah, “Kenapa diam saja? Ayo cepat pergi!”
“Nyonya muda, kita tidak mungkin pergi.” Marson Luo berujar ragu dan menatap Yesi Mo dengan murung.
“Tidak mungkin pergi? Kenapa tidak mungkin pergi?”
“Tuan muda tidak ingin orang lain melihat rupanya sekarang yang tidak seperti manusia."
“Aku bisa mati khawatir kalau tidak melihatnya. Pergi, ayo cepat pergi. Kita pergi menjemputnya pulang.”
Yesi Mo tidak mempedulikan banyak hal, sekarang ia hanya ingin bertemu dengan Stanley Yan. Hanya ingin secepatnya membawa pria itu pulang ke rumah kediaman keluarga Yan.
Kalau memang ingin berhenti dari benda itu, maka kediaman keluarga Yan jauh lebih baik daripada tempat ia bersembunyi sekarang. Yesi Mo juga bisa mengurus segalanya.
Lagipula, alasan mengapa sebelumnya ia tidak pergi melihat Stanley Yan dan tidak pergi menjemputnya untuk membawanya pulang adalah karena ia mengkhawatirkan Vivian Luo dan Maxim Luo. Tapi sekarang, ia tidak perlu khawatir lagi.
Setidaknya dalam kurun waktu singkat ini, fokus dan tenaga utama keluarga Luo dikerahkan untuk menyelamatkan Maxim Luo. Jadi Stanley Yan benar-benar diabaikan.
Selama Stanley Yan sampai di kediaman keluarga Yan dengan selamat, meskipun Vivian Luo tahu dengan jelas keberadaan pria itu dan ingin merebutnya, ia tetap tidak akan bisa berkutik bila berhadapan dengan Yesi Mo.
Marson Luo menarik Yesi Mo dalam sekali gerakan, mengerutkan bibirnya dan menggeleng pada Yesi Mo, “Nyonya muda, tolong tenang dulu. Untuk sementara jangan pergi dulu, juga jangan menjemput tuan muda pulang. Lebih baik kita mengurus masalah ini lagi setelah tuan muda bisa berhenti. Prioritas utama kita adalah membiarkan Maxim, Vivian, dan seluruh keluarga Luo membayar harganya.”
“Aku sangat tenang. Dengan kondisi Stanley yang sekarang, aku tidak bisa tenang kalau ia berada di luar. Aku mau berada di sisinya dan menemaninya menghadapi ini.”
Yesi Mo sangat keras kepala sampai-sampai ia tidak mendengarkan ucapan Marson Luo sama sekali.
Yesi Mo adalah atasan sedangkan Marson Luo adalah bawahan. Ia adalah pengawalnya. Meskipun sekarang Marson Luo sudah meninggalkan identitas lamanya dan memiliki identitas baru yang cerah nan gemilang di hadapannya, tapi hatinya sama sekali tidak melupakan asal-usulnya.
Ia tidak bisa menghadapi Yesi Mo dengan keras, ia hanya bisa membujuknya. Kalau bujukannya tidak berhasil, maka ia hanya bisa menuruti ucapan Yesi Mo. Tapi ketika ia teringat ucapan Stanley Yan malam seminggu yang lalu saat ia meninggalkan tempat itu, Marson Luo pun menggertakkan giginya. Ia memutuskan untuk memberikan Yesi Mo sebuah alasan kenapa tidak sebaiknya ia tetap bersikeras untuk melanjutkan rencananya.
“Nyonya muda, lebih baik kamu memberikan harga diri pada tuan muda.”
Harga diri?
Ucapan Marson Luo itupun menyadarkan Yesi Mo. Walaupun dalam hati ia masih tergoda, namun akhirnya Yesi Mo bisa kembali tenang.
Ia menghela sebuah napas dalam, “Baiklah.”
Sekujur tubuh Yesi Mo terduduk diatas kursi kantornya yang besar dengan kekecewaan, hampir seluruh tubuhnya tenggelam dalam kursi itu. Raut yang agak rumit pun menghiasi wajahnya.
Marson Luo akhirnya perlahan ikut menghela napas lega dan duduk di hadapan Yesi Mo, “Nyonya muda, kamu tidak perlu terlalu gelisah. Sekarang sudah hampir satu minggu dan dengan ketekunan tuan muda, aku yakin kamu tidak perlu menunggu terlalu lama lagi. Ia pasti bisa menyingkirkan pengaruh dari benda itu. Saat itu tiba, kamu dan tuan muda, serta tuan muda kecil bisa berkumpul menjadi satu keluarga lagi.”
“Terima kasih, Marson.”
Yesi Mo mengangkat kepalanya dan mengucapkan terima kasih pada Marson Luo, lalu mengubah topik pembicaraan setelah pria itu balas mengangguk, “Barusan kamu bilang lebih baik membiarkan Maxim, Vivian, dan seluruh keluarga Luo membayar harganya?”
“Benar, malah sebenarnya aku sudah melakukannya. Kalau tidak, tidak mungkin Vivian tiba-tiba datang kesini untuk mencarimu.”
Marson Luo merespon dengan santai.
“Berbicara tentang hal ini, aku ingin memastikan bahwa apa yang telah kamu tuduhkan pada Maxim tidak akan terbongkar? Kamu tahu bukan, bahwa masalah semacam ini entah besar ataupun kecil, jika...”
Yesi Mo sebenarnya merasa khawatir saat membicarakan hal ini. Ia membenci Maxim Luo, membenci Vivian Luo, membenci semua orang di keluarga Luo. Ia ingin membalaskan dendamnya pada mereka, ingin membuat mereka menderita atas apa yang telah mereka lakukan pada Stanley Yan. Tapi ia tidak ingin Marson Luo yang setia padanya dan Stanley Yan serta seluruh orang di keluarga Yan harus ikut menanggung imbasnya karena masalah ini.
Dalam hati Yesi Mo, kedudukan Marson Luo lebih berharga dibandingkan dengan orang-orang lain di keluarga Luo.
“Nyonya muda, jangan khawatir. Maxim sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memutarbalikkan kondisi.”
“Bagaimana kamu bisa begitu yakin?” Yesi Mo menaikkan alisnya dan bertanya penasaran.
“Sebetulnya tidak sulit.” tawa Marson Luo, “Sedari awal aku sama sekali tidak menuduh Maxim. Kamu harus tahu bahwa 20 tahun lalu, Maxim hanyalah seorang pekerja konstruksi bangunan. Ia tidak memiliki latar belakang apapun dan tidak memiliki kerabat satupun di sisinya, jadi bagaimana mungkin ia bisa menjadi seperti sekarang ini? Sejujurnya, ia tidak mungkin bersih. Pasti tidak sedikit orang yang ia bunuh secara langsung maupun tidak langsung dan ada begitu banyak orang yang hancur karena keluarganya.”
“Kalau kamu bicara begitu aku jadi tenang.” Yesi Mo mengangguk pelan.
Yesi Mo yang sekarang bukan lagi wanita yang polos seperti dulu. Ia tahu bahwa untuk mengumpulkan dan mendapatkan kekayaan serta kekuasaan yang begitu besar, seseorang tidak mungkin melakukan pekerjaan bersih.
Banyak orang melakukan hal-hal yang tidak terlihat, sama halnya dengan keluarga Yan.
Hanya saja mereka bisa berhasil dan dengan mengandalkan sumber dana yang besar, mereka membangun sendiri jaringan yang besar dan rumit sehingga mendapatkan dukungan yang kuat. Bahkan orang lain tidak ada bisa melawan mereka meskipun mengetahui tindakan yang mereka lakukan yang tidak diperlihatkan kepada publik, dan terlebih lagi tidak ada yang berani melawan mereka. Pada akhirnya, hanya ada satu pilihan yang bisa dilakukan yaitu berpura-pura tuli dan diam saja.
Menurut pepatah, bukankah ada ucapan yang mengatakan bahwa: Rakyat tidak bisa melawan penguasa, orang miskin tidak bisa melawan orang kaya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan Vivian?”
Karena polisi ternyata berani menangkap Maxim Luo, itu berarti orang-orang di belakangnya tidak bisa lagi mendukungnya. Atau bisa dikatakan Maxim Luo diperlakukan sebagai putra yang sengaja dibuang. Dengan kondisi yang seperti ini, Maxim Luo tidak mungkin memiliki kesempatan untuk bangkit dan memutarbalikkan keadaan.
Tapi Yesi Mo tidak merasa puas dengan ini. Walaupun Maxim Luo mendapatkan ganjaran yang setimpal, namun Vivian Luo tetap baik-baik saja.
Skenario terkejam adalah dengan membuat posisi Vivian Luo berubah dari seorang nona kaya raya yang berkuasa menjadi rakyat jelata yang berjuang keras di lingkungan sosial kelas bawah. Setiap hari ia harus membuka mata dan bekerja keras agar bisa tetap bertahan hidup.
Ini bukanlah apa yang Yesi Mo inginkan. Ia ingin Vivian Luo membayar harganya. Ia ingin Vivian Luo merasakan kesakitan yang begitu parah hingga membuatnya tidak ingin hidup lagi.
Kalau tidak, ia tidak bisa bernapas dengan lega.
“Untuk sementara waktu, sepertinya tidak ada yang bisa kita lakukan kepada Vivian. Maxim sangat memanjakannya, ia tidak membiarkan putrinya mengambil bagian dalam apapun juga. Ia bahkan tidak membiarkan Vivian tahu apapun.” Mengatakan hal ini membuat Marson Luo tidak berdaya, matanya dipenuhi ketidakrelaan.
“Begitu?” erang Yesi Mo dan akhirnya mengangguk setelah waktu berlalu cukup lama, “Kalau begitu, tidak perlu mengacuhkannya untuk sementara waktu. Tapi Maxim harus diawasi dengan ketat, jangan sampai ia memiliki kesempatan untuk memutarbalikkan kondisi. Bagaimanapun juga, Maxim juga merupakan orang kaya yang berkuasa selama beberapa tahun ini dan kenalannya tidak sedikit. Bisa saja seseorang akan mengeluarkannya karena hubungannya dengan Maxim.”
“Nyonya muda, tenang saja. Maxim tidak mungkin bisa memutarbalikkan kondisi. Kalau ada seseorang yang berani mengulurkan tangannya, aku akan memotong kedua tangannya yang terulur hingga tidak bersisa.”
Raut wajah Marson Luo sangat dingin dan tatapan matanya sangat tajam menusuk. Tapi Yesi Mo tidak merasa takut, malah sebaliknya merasa sangat terharu.
“Kalau begitu, masalah itu kuserahkan padamu.” Yesi Mo mengangguk, tidak ingin melanjutkan pembahasan topik ini.
“Nyonya muda, kamu jangan sungkan. Ini adalah tugasku. Kalau tidak ada hal lainnya lagi, aku pergi dulu.”
Melihat Marson Luo hendak pergi, Yesi Mo pun memanggilnya dan berkata, “Stanley tidak perlu bersembunyi lagi, berikan ia lingkungan yang lebih baik.”
“Barusan aku sudah mengaturnya.”
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaDiamond Lover
LenaCinta Di Balik Awan
KellyDark Love
Angel VeronicaIstri Pengkhianat
SubardiBeautiful Love
Stefen LeeMy Superhero
JessiUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)