Unlimited Love - Bab 119 Salah Sendiri (2)

Di sisi lain, mobil yang dinaiki Stanley Yan dan Yesi Mo melesat menuju ke daerah luar kota ke sebuah ruang duka, di sana Rico Mu dan Bella Lan juga sedang dalam perjalanan pulang.

Sejak meninggalkan Liancheng Group, wajah Rico Mu terlihat dingin, walaupun dia tidak mengatakan apa-apa. Tapi dapat terlihat urat-urat kehijauan yang mulai muncul di tangannya saat dia mengepalkan tinju erat-erat. Bella Lan juga dapat melihat dengan jelas kemarahan Rico Mu.

Bella Lan tidak berani mengatakan apa-apa, dia bahkan tidak berani bersuara, dia takut kemarahan Rico Mu akan ditumpahkan kepadanya.

Tapi bagaimanapun juga amarah Rico Mu akan dilampiaskan ke padanya.

Melihat tatapan mata Rico Mu yang penuh kemarahan itu, Bella Lan tanpa disadari menempelkan diri rapat-rapat ke pintu mobil, matanya penuh ketakutan.

Akhirnya Rico Mu juga tidak melakukan apa-apa padanya, melihat mobil yang bergerak menjauh itu, dalam hatinya tiba-tiba muncul perasaan bahagia: Dia sudah melepaskanku. Aku sudah bebas?

Sayang sekali kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, keputusasaan mulai muncul lagi entah dari mana.

Sebuah minivan yang mengikuti Rolls Royce Phantom milik RIco Mu itu mendadak berhenti di sebelahnya, dua orang pengawal melompat turun dan langsung menariknya masuk ke dalam mobil. Tidak peduli sekuat apa dia meronta, mereka seakan tidak memiliki niat untuk melepaskannya.

"Lepaskan aku, lepaskan aku. Kalian mau membawaku pergi ke mana hu hu huu...."

Segumpal kain kotor langsung disumbatkan ke mulutnya, meredam semua perkataan yang hendak dia ucapkan.

Setengah jam kemudian, Bella Lan di bawa ke villa Rico Mu di luar kota, dan dikurung ke dalam sebuah rubanah yang lembab dan berbau tajam yang gelap.

Sekelilingnya senyap, sangat menakutkan, gelap. Bella Lan putus harapan melihat rubanah yang sudah tidak asing baginya ini, bau yang khas mulai tercium oleh hidunya. Dia jatuh terduduk di atas lantai.

Dia kembali lagi, kembali lagi ke tempat yang membuatnya takut ini, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.

Ketika Yesi Mo dan Stanley Yan pergi dari rumah duka, hari sudah malam, keduanya setelah mandi langsung tertidur.

Keesokan harinya, sinar matahari menembus masuk ke dalam kamar tidur mereka melalui jendela, seusai makan pagi, saat akan duduk-duduk di sofa, Mason Luo datang dan berjalan masuk.

"Tuan muda, nyonya muda, aku sudah menyelikinya. Kematian Presedir Mo dan istri dapat dipastikan berhubungan dengan Rico Mu. Kami sudah mendapatkan sebuah bukti yang tak terbantahkan. "

"Ternyata dia. "Yesi Mo menarik nafas panjang, raut wajahnya menjadi kelabu seketika.

"Sudahlah Sisi, jangan emosi. Selanjutnya, serahkan padaku, aku berjanji akan membuatnya membayar semua ini. "Stanley Yan meremas tangan Yesi Mo, dan berkata dengan wajah penuh keseriusan.

"Apa yang akan kamu lakukan? "

"Mudah saja, aku akan menggunakan cara yang dia gunakan padaku." Mata Stanley Yan berkedut, dia menggertakan gigi, memberi Mason Luo instruksi, "Serahkan bukti itu pada pihak kepolisian, selanjutnya biarkan mereka yang mengurusnya. Saat mereka membutuhkan bantuan, bantulah. "

"Baiklah tuan muda. "

Setelah Mason Luo pergi, Stanley Yan bertanya pada Yesi Mo, "Kapan kita akan pulang? "

"Aku masih ingin menunggu. "

"Tapi Didi... "Stanley Yan seakan ingin mengatakan sesuatu tapi mengurungkan niatnya. Yesi Mo menatapnya dalam-dalam, "Maafkan aku, Stanley. Aku tahu dengan berbuat seperti ini aku sudah egois, tapi aku sungguh tidak ingin cepat-cepat pulang. "

"Baiklah kalau begitu, kita akan tinggal di sini beberapa waktu lagi. "

Satu jam kemudian, Mason Luo mengetuk pintu dan berjalan masuk, "Tuan muda, ada sesuatu yang terjadi dengan Rico Mu. "

"Dia melarikan diri? "Stanley Yan bertanya sambil mengangkat alisnya, Mason Luo menggeleng, "Bukan, dia tidak lari. "

"Lantas apa? "

"Rico Mu sudah mati. "

"Mati? Bagaimana bisa? "Stanley Yan bangkit berdiri dengan tiba-tiba, dia bertanya dengan tajam pada Mason Luo.

"Sementara ini kami masih tidak mengetahui kondisi pastinya. "

Stanley Yan menyuruh Mason Luo untuk menyelidikinya dengan jelas, dia kemudian berpaling pada Yesi Mo. Dilihatnya Yesi Mo mengepalkan tinju erat-erat, wajahnya terlihat seram.

"Apa kamu baik-baik saja? "

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa itu terlalu mudah baginya untuk mati seperti itu. "

"Dia toh sudah mati, apa dalam 2 hari ini sebaiknya kita pulang? "

"Baiklah, tunggu setelah proses kremasi atah ibuku selesai, kita pulang. "

Yesi Mo tidak memaksa untuk tinggal lebih lama lagi. Kematian Rico Mu membuat keinginan hatinya terhitung sudah tercapai.

Melihat dengan mata kepalanya jasad Wirawan Mo dan Levy Song di dorong masuk ke pembakaran, Yesi Mo menangis tanpa mengeluarkan suara, hatinya sakit.

Stanley Yan terus memeluknya dengan erat, mendekapnya ke dalam pelukannya yang hangat.

Keesokan paginya, Stanley Yan dan Yesi Mo menggendong tempat abu jasad Wirawan Mo dan Levy Song naik ke dalam pesawat menuju ke kota R.

Robin Xiao sengaja mengantar mereka, dia sekali lagi bersikeras untuk menyerahkan Liancheng Group pada Yesi Mo, tapi Yesi Mo tidak merubah pikirannya.

Melihat kebulatan tekadnya, Robin Xiao akhirnya menyerah.

Dengan cepar seminggu berlalu, dalam kurun waktu ini Stanley Yan dan Yesi Mo belum memberitahu Didi mengenai kematian Wirawan Mo dan Levy Song.

Tapi kertas selamanya tidak akan bisa membungkus api, Didi akhirnya juga mengetahuinya.

Selesai mengamuk selama beberapa hari, Didi akhirnya perlahan mau keluar, Yesi Mo dan Stanley Yan dapat bernafas lega.

Kehidupan mereka berangsur-angsur pulih kembali, hanya saja kedamaian ini dirusak oleh sebuah kabar yang dibawa Sara Xue.

"Sara, apa yang kamu katakan? Katakan sekali lagi? "

Yesi Mo tidak berani percaya dengan apa yang barusan dia dengar, ini sungguh tidak terduga.

Bella Lan yang membunuh Rico Mu dipenjara seumur hidup, tapi juga di waktu yang sama dia sedang mengandung, tidak tahu apakah anak yang dikandungnya itu adalah anak Rico Mu.

Rico Mu adalah anak tunggal. Anak di dalam kandungan Bella Lan itu adalah anak Rico Mu satu-satunya, dan demi anak itu, orang tua Rico Mu tidak bersedia melepaskan Bella Lan, dan malah berusaha untuk melepaskannya dari jeratan hukum dan memboyongnya ke rumah Rico Mu.

Beberapa hari sebelumnya, orang tua Rico Mu meninggal, kabarnya, mobil yang mereka kendarai masuk ke dalam sungai, mereka meninggal karena tenggelam, Bella Lan seketika menjadi pewaris satu-satunya harta keluarga Rico Mu.

Kedatangan Sara Xue kali ini adalah untuk mengingatkan Stanley Yan dan Yesi Mo untuk berhati-hati dengan Bella Lan yang sewaktu-waktu mungkin bisa membalas dendam pada mereka.

Karena sekarang Bella Lan sudah memiliki kuasa, dan dia juga memiliki motif untuk melakukannya.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu