Unlimited Love - Bab 149 Kejam (3)

Suasana hati Stanle Yan bagus, atmosfir di sekitar juga terasa hangat, setelah berkeliling, Stanley Yan memberi isyarat pada Vivian Luo kalau dirinya lelah dan ingin kembali ke kamar beristirahat.

Sesaat kemudian, Stanley Yan sudah kembali lagi ke kamarnya di lantai atas.

"Felix Lu, istirahatlah dulu, tonton televisi. Aku akan melihat apakah makan siang sudah siap. "

Vivian Luo lantas membantu Stanley Yan menyalakan televisi, tersenyum lalu beranjak pergi.

Stanley Yan melihat bayangan Vivian Luo menghilang, hatinya berkecamuk.

Selesai makan siang, Vivian Luo menemani Stanley Yan menonton televisi sambil berbaring di sebelahnya. Melihatnya memejamkan mata dan mulai tertidur, dia baru bangkit berdiri dan hendak melangkah keluar.

Di waktu yang sama, ponsel Stanley Yan mendadak bergetar, layar ponselnya menyala terang.

Vivian Luo baru akan melihat apa yang terjadi, Stanley Yan sudah membuka matanya, menjulurkan tangannya dan melihat ponselnya.

"Siapa? "Vivian Luo yang berada di sampingnya bertanya dengan penasaran.

"Teman. "Stanley Yan menjawab dengan sembarang, lalu bersiap tidur lagi. Vivian Luo melihat Stanley Yan meletakan ponselnya di sebelah bantanya. Dia memicingkan mata, mengangguk, lalu berjalan keluar.

Begitu menutup pintu, dahi Vivian Luo berkerut.

Dia tidak percaya yang barusan mengirim pesan ke ponsel Stanley Yan adalah temannya.

Stanley Yan lupa ingatan, dia tidak ingat masa lalunya, selama setengah tahun tertakhir, hanya Vivian Luo yang berada di sisinya, dia sama sekali tidak memiliki teman.

Apa jangan-jangan......Yesi Mo?

Mengingat Yesi Mo, Vivian Luo gemetar.

Walaupun Stanley Yan dan Yesi Mo selain kejadian di restoran Prancis yang lalu itu, dia selalu menjaga jarak dengannya, tapi Vivian Luo dalam hati selalu merasa ada sesuatu di antara mereka.

Ada sebuah suara yang terus berbisik padanya, jangan membiarkan Stanley Yan berhubungan dengan Yesi Mo, kalau tidak, Stanley Yan tidak akan lama akan direbutnya.

Suara ini tidak hanya sekali bergaung di benaknya, tidak peduli apa yang dia lakukan, suara itu tak juga hilang.

Di kediaman keluarga Yan, sesampainya di rumah, setelah beristirahat sesaat, Yesi Mo menelepon Jennie Bai.

Walaupun dia berada di kota R, tapi dia tidak lupa, Sonson besok akan menjalani operasi.

Jennie Bai yang terisak di telepon membuat hati Yesi Mo bergetar.

Dari penjelasan Jennie Bai, dia baru mengetahui bukan Sonson yang mengalami sesuatu, melainkan, dokter yang akan mengoperasinya, menemui Jennie Bai dan Andrew Ling untuk memberitahu mereka bahaya yang akan dihadapi ketika menjalani operasi.

Sonson sangat berharga bagi Jennie Bai, dia adalah darah dagingnya. Tapi kekhawatirannya tidak separah Andrew Ling.

Mendengar ada kemungkinan Sonson akan menjadi iditio, dan mungkin selamanya tidak akan lagi bisa turun dari meja operasi......

Jennie Bai seakan runtuh sudah, tapi di hadapan Sonson dia tetap harus tegar.

Sonson masih kecil, dia sangat peka, maka Jennie Bai tidak ingin Sonson mengetahui semua itu, dan berusaha untuk menjaga anaknya gembira sebelum memasuki ruang operasi.

Mendengarnya, hati Yesi Mo terasa sakit, dia menenangkannya dengan hati-hati, "Jennie, kamu juga jangan terlalu banyak pikiran. Yang dokter katakan itu hanya kemungkinan yang mungkin muncul, itu masih tidak pasti. Percayalah padanya, percaya Sonson, dia pasti akan bisa melewatinya.

"Tapi, aku masih sangat khawatir, kakak ipar, menurutmu, Sonson dia akan...... "

"Sudah, sudah, jangan dipikirkan lagi. Sonson akan baik-baik saja, kamu baru saja mengenalnya, hari-harimu bersamanya masih panjang. Ini hanyalah sebuah cobaan, Yang Kuasa sedang memberi pencobaan pada kalian, kamu harus percaya Sonson bisa bertahan. "

Setelah menenangkannya cukup lama, hati Jennie Bai baru perlahan menjadi tenang.

Begitu telepon ditutup, Yesi Mo merasa cemas, dan sama sekali tidak berhasil membuat dirinya sendiri tenang.

Jangan melihat ketegarannya ketika menghibur Jennie Bai, sebenarnya, dia sendiri juga lebih khawatir, tapi dia menyadari itu semua tidak ada gunanya.

Demi sakit yang diderita Sonson, Andrew Ling sudah menacarikan rumah sakit terbaik, dokter paling berpengalaman, dan sudah berusaha semaksimal mungkin.

Mengenai keberhasilan operasi Sonson, atau apakah dia akan seperti yang dikatakan dokter, berubah idiot, tidak ada orang yang berani menjamin.

Semua yang bisa diperbuat, sudah dikerjakan, sisanya tinggal berserah pada Yang Kuasa, apa Beliau bersedia untuk memberikan kesempatan kedua bagi Sonson untuk melanjutkan hidup.

Secara rutin, beberapa waktu sekali, Yesi Mo menelpon Jennie Bai, sambil menghiburnya, dan juga menanyakan kabar Sonson.

Saat hari sudah mulai terang, Sonson yang berjuang di meja operasi selama hampir 7 jam, berhasil menang. Mendengar kabar ini, Yesi Mo merasa sedikit lega.

Ini adalah sebuah kabar baik, selanjutnya tinggal melihat bagaimana proses pemulihan Sonson.

Yesi Mo di sini baru terlelap, ketika Stanley Yan di sana baru menyelesaikan makan paginya, dia sedang duduk menikmati udara pagi bersama dengan Vivian Luo di taman.

Sepulangnya ke kamar, Vivian Luo menyodorkan secangkir teh, dia tersenyum pada Stanley Yan dan berkata, "Felix, minumlah teh ini. "

Stanley Yan menarik matanya dari layar ponsel, meletakan ponselnya di atas pahanya, dan menerima teh yang Vivian Luo sodorkan, tersenyum sambil menggumamkan 'terima kasih'.

"Kenapa sungkan denganku? Segera habiskan, nanti akan aku tambah lagi airnya. "

Stanley Yan baru akan mengatakan 'baik', ketika dia merasa kepalanya berputar, dan tak lama kemudian tertidur.

Vivian Luo yang berjalan ke arah pintu, berhenti lalu memanggilnya beberapa kali, tidak ada respons. Dia lantas meraih ponsel Stanley Yan.

Semakin lama dia melihatnya, wajahnya semakin murung, dan perlahan sorot matanya terlihat kejam......

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu