Unlimited Love - Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)

Rico Mu melihat sekilas tangan Yesi Mo, raut wajahnya terlihat terkejut: Sejak kapan Yesi menjadi seagresif ini?

“Nona Yesi, tunggu sebentar!” Stanley Yan turun dari mobil, melihat raut wajah Yesi Mo yang kebingungan, dia tersenyum, “Jika kamu tidak keberatan, aku ingin meminjam waktumu beberapa menit, untuk membicarakan sesuatu denganmu!”

“Maaf, aku sangat sibuk!” Yesi Mo menatapnya sekilas dengan datar. Menarik Rico Mu dan langsung pergi.

Saat naik ke dalam mobil, Rico Mu menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Stanley Yan kemudian tersenyum sejenak, raut wajahnya sarat akan mengejek.

Stanley Yan mengerutkan alisnya, melihat mobilnya yang semakin menjauh, kemudian menyuruh Bella Lan untuk menaiki mobil yang ada di belakang.

Sepanjang perjalanan Yesi Mo mengerutkan alisnya berucap pada Rico Mu, “Rico, tadi kamu sudah keterlaluan!”

“Maaf, Yesi! Aku tidak bisa mengendalikan diriku, kamu tidak tahu betapa menyebalkan pria bermarga Yan itu, yang terus berusaha mendekatimu dengan berbagai cara. Sekarang bahkan membawa wanita yang mirip denganmu, sepertinya pria itu terus memikirkanmu! Jika aku setenangi itu, maka aku bukan seorang pria!”

Rico Mu berucap dengan kesal, Yesi Mo tertawa kecil, “Kamu ini! Membuatku tidak tahu harus mengatakan apa! Jelas-jelas wanita itu istrinya, kamu tidak lupakan jika istrinya itu mirip denganku?”

“Istri? Kamu juga percaya hal ini?” Rico Mu tersenyum meremehkan, “Kamu pikirkan dengan lebih teliti pakaian yang wanita tadi kenakan, memakai pakaian dengan motif seperti macan tutul, dari atas hingga bawah memakai pakaian murahan. Tuhan pun tahu jika pria itu berasal dari keluarga kaya.”

Mendengarnya mengatakan hal ini, Yesi Mo juga mengerutkan alisnya, “Kamu mengatakan ini, sepertinya memang benar! Jika wanita itu bukan istrinya, kenapa bisa ada di dalam mobilnya?”

“Apa perlu dijelaskan lagi? Sebagai pengganti?” wajah Rico Mu mendingin, “Tidak disangka pria itu memiliki kebiasaan buruk seperti ini, ternyata bukan orang yang baik! Yesi, lain kali sebaiknya kamu menjauh darinya!”

“Rico, apa yang kamu katakan? Mana ada kata lain kali, dua hari lagi. Kita akan pulang, apa kamu lupa?” Yesi Mo memutar bola matanya malas, berucap mengingatkannya.

“Sepertinya iya, aku bahkan hampir lupa jika kamu tidak mengatakannya! Sudahlah, jangan membahas masalah yang tidak menyenangkan ini! Kemarin lusa karena ada masalah membuatku tidak jadi menemanimu berkeliling ke Kuil Chenghuang, malam ini aku akan menemanimu! Kita akan bersenang-senang hingga puas!”

Setelah mobil tiba di rumah keluarga Yan, pengurus rumah segera berlari membuka pintu mobil, belum Stanley Yan menjelaskan apa yang terjadi, pengurus rumah sudah tersenyum lebar berucap, “Tuan muda, Nyonya muda, kalian sudah kembali! Nyonya besar dan Tuan muda kecil sudah tidak sabar menunggu kalian!”

Nyonya muda? Stanley Yan langsung mengerutkan alisnya, apa maksud pengurus rumah ini, seharusnya dia mengatakan Nenek Yan apa maksudnya ini?

Apa penjelasan Marson Luo tadi siang belum cukup jelas?

Merasakan tatapan Stanley Yan. Raut wajah Marson Luo juga penuh dengan kebingungan.

Bella Lan terkejut hingga terdiam, melihat senyuman pengurus rumah dirinya bahkan tidak tahu harus melakukan apa.

“Presdir, apa yang terjadi ini?” tanya Bella Lan dengan menatap Stanley Yan khawatir, sekujur tubuhnya terasa sangat tegang.

“Nanti baru kita bicarakan lagi, kamu duduk dulu di dalam mobil, tanpa perintahku, kamu tidak boleh pergi kemana pun!” selesai berucap Stanley Yan menatap sekilas Marson Luo kemudian berucap. “Awasi dia!”

Selesai berucap Stanley Yan turun dari mobil menatap pengurus rumah dengan mengerutkan alisya, “Ikuti aku!”

“Tuan muda, kamu” tanya pengurus rumah dengan mengerutkan alisnya.

“Pengurus rumah, kamu ikut campur terlalu banyak!”

Dibawah tatapan dingin Stanley Yan, pengurus rumah menundukkan kepalanya, tidak bersuara.

Saat melewati pot bunga yang ada di dekat pintu, Stanley Yan mengulurkan jarinya mengusapnya sejenak. Kemudian berjalan masuk dengan langkah besar.

“Ayah, Nenek buyut mengatakan Ibu sudah kembali! Ibu ada dimana, cepat bawa aku menemui Ibu!” Sandy Yan mendengar suara langkah kaki segera berlari menghampiri, menarik Stanley Yan ingin berlari keluar.

“Tunggu!” Stanley Yan berhenti sejenak, mengulurkan tangannya mengusap wajahnya, kemudian mengerutkan alisnya bertanya, “Sandy, ada apa dengan wajahmu? Lumpur dari mana ini? Cepat suruh pelayan untuk memandikanmu di lantai atas, tidak baik jika dilihat oleh Ibu!”

“Kalau begitu, Ayah tolong suruh Ibu untuk menungguku sebentar! Aku akan cepat turun!” selesai berucap Sandy Yan menarik tangan seorang pelayan kemudain berlari naik ke atas.

Melihatnya yang menghilang di persimpangan tangga, Stanley Yan segera mengerutkan alisnya menatap Nenek Yan yang berada di sofa ruang tengah kemudian bertanya, “Nenek, apa maksudmu ini?”

“Aku juga demi kebaikan Sandy! Stanley, kamu tidak akan menyalahkan nenek karena membuat tindakan sendiri kan?”

Nenek Yan tersenyum bertanya, masalahnya telah menjadi seperti ini, apa berguna jika menyalahkannya? Stanley Yan menghirup nafas dalam, “Sudahlah, Sandy memang membutuhkan seorang Ibu! Untuk sementara ini biarkan dia menggantikan Angie untuk menjaga Sandy!”

Sandy Yan sudah mengetahui jika ibunya telah kembali, sekarang tiba-tiba memberitahunya jika dia adalah Bella Lan bukan Angie Qin, bukan ibunya, Sandy Yan pasti tidak bisa menerimanya, saat itu tiba hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi.

Stanley Yan sangat menyayangi Sandy Yan, tidak tahan melihatnya sedih, situasi seperti ini untuk sementara ini dia hanya bisa memilih untuk mengalah.

“Bagus jika kamu berpikir seperti ini! Stanley, kamu tenang saja, asalkan menemukan Angie, aku akan menyuruh orang untuk mengusir Bella, aku tidak akan membiarkan dia mempengaruhi kalian!”

Nenek Yan tahu jika Stanley Yan merasa tidak tenang, sehingga dia berucap menenangkan.

Stanley Yan menyahuti tanpa menolak, kemudian membalikkan tubuhnya berjalan keluar.

Bella Lan yang berada di dalam mobil terus menatap ke sekitar dengan khawatir, kedua tangannya terus saling meremas karena tegang, melihat Stanley Yan yang berjalan menghampirinya, dia semakin merasa tidak tenang.

Naik ke mobil kemudian menguncinya, Stanley Yan menatap Bella Lan dengan alis yang berkerut kemudian berucap, “Bella, ingat, mulai sekarang kamu bernama Angie! Nyonya muda keluarga Yan, memiliki seorang putra bernama Sandy Yan, kamu harus memanggilnya Sandy, jangan mempersulitku!”

“Presdir, se... sepertinya ini tidak pantas?” Bella Lan terus meremas tangannya, menatap Stanley Yan dengan waspada kemudian berucap. “Tidak, aku tidak akan melakukannya! Biarkan aku pergi!”

“Kamu tidak memiliki kesempatan untuk memilih!” tatapan Stanley Yan mendingin, “Kuingatkan satu hal, di hadapan Sandy, jangan memanggilku Presdir, kamu harus memanggilku Stanley. Jika dia menanyakan kenapa kamu tidak kembali selama ini, maka kamu katakan saja jika kamu hilang ingatan dan tidak mengingat apapun. Hanya mengingat jika dirimu bernama Angie, mengerti?”

Bella Lan ingin menolak, namun dibawah tatapan dingin Stanley Yan akhirnya dia hanya bisa menerimanya.

“Baik, Presdir, aku mengerti!”

“Hmm!” raut wajah Stanley Yan melunak perlahan, “Kamu tenang saja, mengenai bayarannya kamu pasti akan puas! Baiklah. Turun dari mobil!”

Stanley Yan turun lebih dulu dari mobil, Bella Lan meragu sejenak, akhirnya meyakinkan diri untuk ikut turun, saat hampir tiba di depan pintu tiba-tiba dia mengulurkan tangannya menggandeng tangan Stanley Yan.

Detik dimana tangannya menyentuh tangan Stanley Yan, seketika Stanley Yan langsung menarik tangannya, menatapnya dengan dingin, dengan raut wajah penuh peringatan.

“Aku aku hanya merasa, seperti ini akan terlihat sungguhan!” Bella Lan berucap menjelaskan dengan terbata-bata.

“Tanpa seijinku, tidak boleh menyentuhku!” selesai berucap Stanley Yan langsung mengeluarkan sebuah sapu tangan putih, kemudian mengusap tangannya beberapa kali dengan kuat, dan membuangnya dengan asal ke atas lantai.

Bella Lan segera membungkukkan tubuhnya mengambil sapu tangan itu, dengan hati-hati memasukkannya ke dalam kantung.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Sapu tangannya tidak kotor, sayang jika dibuang!” Bella Lan menundukan kepalanya berucap menjelaskan.

Seketika Stanley Yan tertegun, menatap Bella Lan yang terus menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang melakukan kesalahan. Teringat dengan Angie Qin yang juga pernah mengatakan hal yang sama, melihat tatapannya seketika membuatnya terkejut.

“Presdir Yan, ada apa denganmu?” Bella Lan menatap Stanley Yan dengan khawatir.

“Tidak apa-apa! Ayo jalan!” Stanley Yan menarik kembali tatapannya, bergumam di dalam hatinya: Apa ini juga sebuah kebetulan?”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu