Unlimited Love - Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja

"Nyonya muda, bagaimana jika......anda pergi ke Amerika terlebih dulu untuk bersembunyi di sana? "Kenny Song melihat Yesi Mo merenung, memberikan saran.

Saran Kenny Song adalah satu-satunya cara, tapi ide itu hanya berlalu di dalam benak Yesi Mo dan langsung melesat pergi.

Bersembunyi untuk beberapa saat mungkin bisa dilakukan, tapi kecuali dia terus tinggal di Amerika, dia tidak akan bisa bersembunyi selamanya, dan malah menimbulkan masalah baru.

Kalau Marson Luo tidak tertangkap, Yesi Mo juga tidak masalah.

Toh dua orang yang paling berharga baginya berada di Amerika, asalkan bisa dengan mereka, di mana pun, hidup seperti apa pun, Yesi Mo tidak keberatan.

Tapi jelas-jelas Marson Luo mendekam dalam penjara, Yesi Mo tidak mungkin meninggalkannya begitu saja, kalau tidak untuk apa dia kali ini pulang ke kota R, meninggalkan Stanley Yan yang tengah dalam proses pemulihan?

Melihat Yesi Mo tidak memberi tanggapan, Kenny Song menghela nafas, "Nyonya muda, sebaiknya anda mendengarkan saran saya. Kota R sekarang sudah menjadi kota yang berbahaya, kalau anda bersikeras untuk tetap tinggal di sini, anda akan terjebak di sini. "

"Terjebak? "Perkataan Kenny Song membuat Yesi Mo menyerit dalam-dalam, matanya menyapu, "Pengurus rumah Song, apa ada yang masih kamu sembunyikan dariku? "

Ditatap dengan dingin oleh Yesi Mo membuat Kenny Song berkeringat dingin, dia dengan tergesa-gesa menggeleng sambil menjelaskan, "Mana mungkin? Nyonya muda sepertinya anda kepikiran yang tidak -tidak. "

"Sudahlah, jangan berpura-pura di hadapanku. Segera katakan apa yang aku masih belum ketahui? "Yesi Mo sengaja menatapnya secara langsung.

"Sungguh tidak ada nyonya muda. "Kenny Song menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit.

"Baiklah kalau begitu, pergilah. "Yesi Mo mengibaskan tangannya, dan dengan tidak sabar mengusirnya pergi.

"Ka-kalau begitu.....Nyonya muda, kapan anda akan berangkat ke Amerika? Bagaimana kalau saya mengantar anda ke sana sekarang? "

"Oh, nanti kita bicarakan lagi. "

Jawaban Yesi Mo itu mengejutkan Kenny Song, dia tidak henti-hentinya menggosok-gosok tangannya, "I-ini...ini...... "

Setelah berlalu cukup lama, dia tidak juga menemukan cara untuk mengatakan apa pun dengan baik-baik, Yesi Mo sudah bangkit berdiri dan melangkah keluar.

"Nyonya muda. "

Suara Kenny Song memanggilnya dari belakang, sebuah senyum kecil terbentuk dari ujung bibir Yesi Mo, dia menoleh, dan seketika wajahnya kembali tanpa ekspresi, bertanya, "Ada apa lagi? "

"Nyonya muda, aku...... "

Yesi Mo melambaikan tangannya memotong perkataannya, "Cukup, tanpa memberitahuku alasannya, aku tidak akan pergi meninggalkan kota R. "

"Tapi, tuan muda, beliau...... "

Yesi Mo dalam hati berkata ini semua sebenarnya berhubungan dengan Stanley Yan, bahkan dia sendiri yang membantunya.

"Aku tidak peduli, aku hanya menginginkan alasan. "Yesi Mo belum pernah bersikap setegas ini, dari dulu sampai sekarang, ini adalah pertama kalinya Kenny Song melihatnya demikian.

"Nyonya muda, jangan menyusahkan saya. "

"Kamu boleh meminta instruksi pada Stanley. Aku akan memberimu waktu 10 menit. "Setelah berkata demikian, Yesi Mo kembali duduk di sofa, menerima cappuccino yang disodorkan padanya oleh seorang pembantu, dan meminumnya dengan santai.

Kenny Song menatap Yesi Mo, kemudian merogoh ponselnya, dan tanpa bersuara berjalan keluar villa.

Ketika Kenny Song memainkan ponselnya di luar, Yesi Mo mengawasinya. Melihat jemarinya menari di atas layar, dia mengangguk puas.

Dia berani bertaruh, Kenny Song sekarang ini sedang menghubungi Stanley Yan, dan dengan segera jawabannya akan terungkap.

Saat sampai pada batas waktu 10 menit yang diberikan, Kenny Song kembali.

Yesi Mo mengangkat kepalanya, menatapnya sejenak, menunduk dan meneruskan meminum cappuccinonya.

Menghadapi Yesi Mo yang sikapnya masih tidak berubah, Kenny Song berjalan dan berdiri di hadapan Yesi Mo tanpa ekspresi di wajahnya, "Nyonya muda, jadi begini. "

Ternyata setelah dua orang yang makan bersama dengan Yesi Mo itu ditangkap, dari rumah kedua orang itu dapat ditemukan sebuah koper kecil dengan uang runai sebesar 2 miliyar. Menurut orang rumah kedua orang itu, sepulangnya kedua orang itu ke rumah, ada seseorang yang datang untuk mengantarkan koper itu, bahkan dia berkata, itu adalah koper mereka yang tertinggal.

Yesi Mo seketika memahaminya, ini berarti ada orang yang ingin membuatnya terlihat bersalah.

Dia tidak pernah menyuruh orang untuk memberi mereka uang, dan juga tidak butuh.

Kalau sungguh perlu mengirimnya, juga tidak mungkin dia berikan secepat itu, dan juga seterang-terangan seperti itu.

Sekarang, meskipun belum ditemukan bukti, Yesi Mo lah yang memberikan uang itu, tapi orang-orang pada umumnya akan mengaitkannya dengan Yesi Mo.

Pantas saja Stanley Yan menyuruh Kenny Song untuk membujuk Yesi Mo pergi ke Amerika dan untuk sementara ini bersembunyi. Dikhawatirkan tidak lama, pihak kepolisian akan sampai ke depan pintu, dan kalau tidak juga pergi, dia tidak akan bisa meniggalkan kota R.

"Nyonya muda, sekarang anda sudah mengetahui seluruhnya. Apa kita sekarang sudah bisa ke bandara? Saya sudah menyuruh orang untuk memesankan tiket pesawat untuk anda. "

Yesi Mo bangkit berdiri dan tersenyum padanya, senyum itu melegakan hati Kenny Song, tapi sedetik kemudian, ekspresinya berubbah.

"Aku tidak akan pergi, juga tidak bisa pergi. Kalau aku sungguh pergi seperti ini, bukankah itu berarti kita mengakui semua itu adalah perbuatan kita? "

Jawaban yang dilontarkan Yesi Mo bagi Kennye Song sangat polos, terkadang banyak kejadian, orang juga akan mempercayainya meski kamu tidak pernah melakukannya.

"Nyonya muda, itu tidak ada gunanya...... "

"Aku tahu kamu tidak bisa menjelaskannya pada Stanley, tenang saja, masalah ini aku sendiri yang akan mengatakan padanya. Aku percaya, dia bisa mengerti. "

Wajah Yesi Mo dipenuhi senyuman sambil menjelaskan keputusannya pada Stanley Yan lewat telepon.

Stanley Yan di ujung telepon satunya, terus terdiam.

"Stanley, maafkan aku. Aku tahu apa yang aku lakukan ini sangat tidak masuk akal. Tapi aku tidak bisa pergi, aku tidak bisa meninggalkan Marson Luo begitu saja. "

Yesi Mo mengatur suasana hatinya, lalu melanjutkan, "Memang, dulu kamu pernah memberitahuku, kalau perlu, kita bisa mengorbankan Marson Luo, tapi aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa mengorbankan seseorang yang bagimu, bagiku, bagi keluarga Yan sangat loyal seperti dia. "

"Kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan, aku mendukungmu. "

Stanley Yan dari dalam telepon memberikan sebuah jawaban terpaksa.

"Terima kasih. "Yesi Mo menggigit bibirnya, dari matanya muncul setetes air mata.

Dia tahu dengan jelas, susahnya orang seperti Stanley Yan memutuskan hal seperti itu.

Di dalam hati Stanley Yan, di dunia ini, hanya ada 2 orang yang paling berharga baginya, Yesi Mo dan Didi.

Selain mereka, dia tidak peduli, dan tidak ingin memperdulikannya.

Di waktu seperti ini, Stanley Yan ternyata menyetujui permintaan Yesi Mo untuk tingal dan menolong Marson Luo.

Alasan yang paling mendasar adalah karena Yesi Mo, karena peduli dengannya.

Tidak peduli seberapa sulit bagi Stanley Yan hal yang ingin Yesi Mo lakukan, dia akan mendukungnya, mendukung sebisanya, memberi Yesi Mo bantuan yang terbesar, menghindarkannya dari celaka.

Telepon baru ditutup beberapa saat ketika polisi datang.

Yesi Mo dari awal sudah mempersiapkan hati, dia bersikap tenang, dan patuh saat digiring oleh polisi.

Kenny Song menyaksikan semua itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah Yesi Mo dibawa pergi oleh polisi, dia baru mengeluarkan ponselnya dna menelepon Stanley Yan.

"Tuan muda, nyonya muda baru saja dibawa pergi polisi. "

Di dalam telepon, orang itu hanya menjawabnya dengan sebuah 'hmph' lalu menutup telepon.

Kenny Song menundukan kepalanya, terdiam sambil mengamati ponselnya, otaknya tidak mampu menerima semua itu.

Dia tidak mengerti apa maksudnya, dia lebih tidak memahami sikap Stanley Yan.

Setelah terdiam beberapa saat, Kenny Song berjalan keluar villa.

Tidak peduli apa instruksi dari Stanley Yan, dia sekarang harus mencari cara untuk mengeluarkan Yesi Mo dari dalam kantor polisi.

Yesi Mo dengan patuh menjawab semua pertanyaan polisi yang ditujukan padanya, dia juga mengundang seorang pengacara. Kira-kira pukul 10 malam, Yesi Mo baru diijinkan pulang.

Saat dia melihat Stanley Yan yang kepalanya terbalut perban membuka kedua tangannya, dan berdiri di depan pintu, Yesi Mo dengan segera berlari menyambutnya......

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu