Unlimited Love - Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
“Tuan muda, tuan muda.”
Pagi-pagi benar, Stanley Yan yang sedang tidur dengan lelapnya dibangunkan oleh serentetan seruan diikuti oleh ketukan berirama di pintu.
Stanley Yan pun menopang tubuhnya untuk bangun dan secara otomatis menatap Yesi Mo yang tertidur di sebelahnya. Melihat wanita itu masih tertidur pulas, ia pun merasa lega. Stanley Yan menyibakkan selimutnya dan dengan cepat berlari untuk membuka pintu. Dengan nanar ia menatap Marson Luo yang sedang mengangkat tangannya di udara, hendak mengetuk pintu lagi, “Sudah cukup belum mengetuknya?”
“Mohon maaf, tuan muda. Situasinya darurat, jadi aku...”
Stanley Yan mengangkat tangannya, menghentikan Marson Luo melanjutkan ucapannya. Ia menolehkan kepalanya ke dalam kamar untuk menatap Yesi Mo yang masih berbaring diatas ranjang. Setelah memastikan bahwa wanita itu tidak bergerak terbangun, Stanley Yan pun berjalan keluar dan menutup pintu dengan hati-hati. Ia lalu membawa Marson Luo masuk ke ruang baca yang ada di sebelah.
“Katakan, ada masalah apa.”
Begitu melihat Marson Luo yang sudah menutup pintu, Stanley Yan yang sudah duduk diatas sofa pun bertanya dengan tidak sabar dan penuh nada mengantuk.
“Setengah jam yang lalu, Bella terjatuh dan dibawa ke ruang gawat darurat. Sekarang ia sudah tidak berada dalam bahaya dan sudah dipindahkan ke kamar rawat.”
“Jatuh? Bagaimana dengan anaknya?”
“Tidak tahu.” ujar Marson Luo sambil mengangkat tangannya tidak berdaya.
“Tidak tahu?” Gerakan tangan Stanley Yan yang sedang memijat kepalanya terhenti seketika, ia menatap Marson Luo dengan kernyitan di alisnya dan wajahnya yang murung.
“Lebih tepatnya, mustahil untuk mengetahuinya secara pasti.Pihak hotel memberi kabar bahwa ada bercak darah pada lantai tempat Bella terjatuh, jadi seharusnya kandungannya gugur. Tapi, orang-orang kita di rumah sakit sana masih melihat perut Bella yang menonjol.”
“Sudah tanya pada dokter disana?” Stanley Yan sudah benar-benar terbangun pun bertanya dengan tatapan yang tajam.
“Sudah, dokter bilang tidak ada masalah dengan anaknya. Aku juga sudah menyuruh orang untuk memeriksa riwayat kesehatan Bella dan tidak ada masalah.”
“Begitu?” Stanley Yan sedikit mengernyit, akhirnya mengangguk setelah mengerang selama beberapa lama. “Baiklah, biarkan orang-orang kita mengawasi Bella disana dengan lebih ketat. Kalau ada sesuatu yang aneh, langsung laporkan padaku.”
“Baik, tuan muda.”
Stanley Yan perlahan berdiri dan berjalan keluar. Setelah masuk ke dalam kamar, Stanley Yan baru hendak menutup pintu ketika ia mendengar suara Yesi Mo yang dipenuhi nada kebingungan dari belakangnya, “Stanley, kenapa kamu belum tidur saat sudah tengah malam begini?”
“Ada sedikit masalah.”
“Ada masalah di kantor?” Mata Yesi Mo yang semula meredup langsung terbuka lebar, raut wajahnya penasaran.
“Bukan kantor.” Stanley Yan menggeleng pelan, “Tapi Bella. Ia baru saja jatuh sekitar psatu jam yang lalu dan katanya ia mengalami pendarahan.”
“Apa ia keguguran?”
Ini adalah pikiran alam bawah sadar Yesi Mo dan Stanley Yan langsung menggeleng, “Tidak tahu.”
“Tidak tahu? Bagaimana bisa tidak tahu?”
“Walaupun ia jatuh dan mengalami pendarahan, tapi orang-orang kita disana melihat perutnya masih tetap sama. Mungkin anaknya baik-baik saja.” Stanley Yan tersenyum getir.
Yesi Mo memicingkan matanya perlahan, lalu dengan ragu-ragu menatap dan bertanya pada Stanley Yan, “Stanley, apa kamu benar-benar berharap ia keguguran?”
“Ia keguguran atau tidak itu tidak ada hubungannya denganku.” Stanley Yan menggeleng, lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Yesi Mo dan berujar. “Sudah larut, ayo cepat tidur. Tidak usah memikirkan masalah ini lagi.”
“Oh.” Yesi Mo mengangguk dan menatap Stanley Yan sejenak, sebelum akhirnya kembali berbaring memunggunginya.
Stanley Yan dengan lembut meletakkan tangannya diatas pundak Yesi Mo. Sambil menepuk-nepuk Yesi Mo, benak Stanley Yan sambil memikirkan entah hal apa.
Awalnya Yesi Mo sudah tidak merasa mengantuk lagi, namun ia akhirnya dengan cepat terlelap dibawah tepukan Stanley Yan.
Di perjalanan menuju kantor, Stanley Yan menelepon Andrew Ling menggunakan ponsel cadangan dan mereka berdua saling bertukar informasi yang mereka miliki.
Mengetahui bahwa informasi yang mereka miliki kurang lebih sama sehingga mereka tidak tahu dengan pasti apakah Bella Lan keguguran atau tidak, Stanley Yan pun meminta Andrew Ling untuk segera menghubunginya dan langsung menutup telepon.
“Tuan muda, mungkinkah Andrew sedang berbohong?” Marson Luo bertanya pada Stanley Yan sambil menatapnya ragu.
“Kenapa?”
“Begini, saat orang-orang kita sampai di rumah sakit kemarin, mereka secara kebetulan melihat Andrew keluar dari dalam. Aku bertanya pada satpam rumah sakit dan ternyata tidak lama setelah Bella dibawa ke kamar inap, Andrew sudah sampai di rumah sakit...”
Marson Luo tidak melanjutkan ucapannya. Terkadang, ada beberapa hal yang tidak perlu dikatakan dengan begitu terang-terangan.
“Maksudmu, kemungkinan Bella mengalami keguguran namun Andrew sedang membantunya menutupi hal itu?” Stanley Yan mengernyitkan alisnya, matanya berkilat. Ia lalu menggeleng pelan, “Tidak mungkin, ia tidak memiliki motif untuk melakukan itu.”
“Ada sesuatu yang ingin aku katakan, tapi mohon tuan muda jangan murka...” Marson Luo menatap Stanley Yan dengan hati-hati, “Ada kemungkinan Andrew tidak benar-benar ingin bekerja sama dengan tuan muda. Sekarang, ia ingin mengadu domba kubumu dan kubu Bella. Ia seperti pemancing tua yang menunggu keuntungan dari kekalahan kedua belah pihak, jadi kita sebaiknya tidak terlalu mempercayainya.”
“Perkataanmu tidak salah.” Stanley Yan mengangguk paham..
“Kalau begitu... Tuan muda, apa kita perlu melakukan sesuatu?”
“Tidak. Awasi saja perubahannya.”
Beberapa jam kemudian, setelah Andrew Ling sudah selesai mengurus urusannya, ia mengangkat kepalanya dan menatap asisten yang berada di sampingnya, “Ada pergerakan apa dari pihak Stanley?”
“Tidak ada. Ia terus berada di Yan Business Group selama beberapa jam terakhir, siang tadi juga makan siang di kantor.”
“Oh? Begitu? Setenang itukah dirinya ?” Andrew Ling mengangkat alisnya dan menyunggingkan sedikit senyum dengan mata yang terpicing. “Sepertinya ia sedang menungguku untuk bergerak. Kelihatannya orang ini sudah memastikan dalam hitungannya bahwa aku yang tidak dapat tahan untuk bergerak. Baiklah, kalau begitu aku saja.”
“Direktur Ling, sekarang juga aku akan menyuruh orang untuk menyampaikan berita ini pada wakil direktur Perusahaan Mu.”
Asisten itu menganggukkan kepala dan membalikkan tubuhnya untuk menelepon, namun Andrew Ling menggelengkan kepalanya dan mengibaskan tangannya, “Tunggu.”
“Direktur Ling, apa direktur berubah pikiran?”
“Berubah pikiran? Memangnya mungkin?” Andrew Ling tersenyum dingin.
“Kalau begitu, apa maksud direktur...” Asisten itu menatap Andrew Ling dengan bingung. Pria itu menjulurkan dua jari perlahan dan mengelus cincin berlian yang melingkari jari manis tangan kanannya dan berujar penuh makna, “Kalau aku tidak salah ingat, akhir-akhir ini Sara sepertinya membeli sebuah perusahaan media. Coba cari orang yang masih bersih disana dan berikan berita ini pada mereka.”
Asisten itu termangu sejenak, lalu sebuah senyum cerah tersungging. “Direktur Ling, tindakan ini benar-benar hebat. Tidak hanya meliputi Bella, namun juga menyeret Stanley. Tidak peduli apakah Bella keguguran atau tidak, ini hanya akan memperburuk hubungan diantara mereka berdua. Terlebih lagi direktur sama sekali tidak akan terlibat, ini merupakan pedang bermata dua yang benar-benar baik.”
“Jangan sok memuji, cepat lakukan saja.”
Hati Andrew Ling benar-benar merasa puas. Ia lalu tersenyum, mengibaskan tangannya dan menyuruh asistennya keluar.
Setelah asistennya berjalan pergi, Andrew Ling memutar kursi rodanya dan mendorongnya menuju depan jendela. Ia menatap matahari yang terik di langit dengan mata yang menyipit dan sebuah senyum dingin.
Bella Lan tidak dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama. Siang harinya, ia meminta Jico Li untuk mengurus ijin keluarnya. Walaupun kondisi tubuhnya saat ini belum memungkinkan untuk keluar dari rumah sakit, namun Bella Lan tidak berani untuk berlama-lama disini. Ia takut beritanya akan tersebar ke Amerika dan menimbulkan kecurigaan pada kakak sepupu Rico Mu.
Di perjalanan pulang, Bella Lan pun tertidur.
Tubuhnya sangat lemah setelah keguguran, dan ia menghabiskan seluruh tenaga fisiknya setelah kejadian semacam itu.
Begitu sampai di hotel, ia makan sedikit lalu pergi tidur.
Bella Lan tertidur sampai pukul tujuh malam. Ia baru terbangun dengan susah payah dan hendak meminta Jico Li untuk memesankan makanan, ketika pria itu mengetuk pintu kamarnya dengan panik dan menerobos masuk.
“Boss, ada masalah, ada masalah besar!”
“Ada apa?” Bella Lan sedikit mengernyit pada Jico Li, matanya memicing.
“Begitu lihat ini boss pasti tahu.”
Setelah berujar, Jico Li menyerahkan ponselnya dengan hormat ke tangan Bella Lan. Bella Lan secara otomatis menunduk, raut wajahnya berubah menjadi kelam, “Jico, kamu berani-beraninya mengkhianatiku?”
“Boss, bukan aku pelakunya.” Jico Li dengan cepat menjelaskan, namun Bella Lan menggertakkan giginya dan mendengus dingin pada pria itu, “Kalau bukan kamu, lalu siapa? Hanya kamu seorang yang tahu soal keguguranku.”
“Benar, memang hanya aku yang tahu soal masalah itu. Tapi aku tidak memberitahu siapapun. Dan aku juga tidak mungkin memberitahu siapapun. Aku adalah asistenmu, bagaimana mungkin bisa mengkhianatimu? Itu sama sekali tidak menguntungkanku.”
“Masuk akal, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kamu tidak disuap? Katakan, berapa banyak mereka membayarmu?”
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlPerjalanan Selingkuh
LindaHis Second Chance
Derick HoAsisten Bos Cantik
Boris DreyTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCantik Terlihat Jelek
SherinUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)