Unlimited Love - Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)

Bella Lan sedikit merasa murung, tapi dia tidak berani menunjukannya di wajahnya, dia melihat ada secercah kebencian terpancar dari mata Yesi Mo.

Tak terasa mereka sudah menanti lebih dari setengah jam. Rico Mu melihat Stanley Yan tidak juga pergi dari situ, tidak senang hati, tapi dia juga tidak berani untuk mengusirnya pergi, dia hanya sesekali melirik ke arah Stanley Yan.

Stanley Yan seakan tidak merasakannya, sorot matanya terpaku ke pintu luar ruang gawat darurat, terpaku pada Yesi Mo yang wajahnya dipenuhi kecemasan sambil terus menggenggam tangan Levy Song.

Ini adalah alasan mengapa dia masih berdiam di situ dan belum pergi, yang pertama adalah mengkhawatirkan kondisi Wirawan Mo, yang kedua adalah karena Yesi Mo.

Tadi saat berada di hotel melihat Wirawan Mo terjatuh, melihat air mata Yesi Mo yang bercucuran, hati Stanley Yan terasa sangat sakit, seakan dia melihat wanita yang dia sayangi terluka.

Dia tahu Yesi Mo bukan Angie Qin, tapi dia masih tidak bisa menahan diri untuk tidak mencemaskannya.

Ditambah lagi sekarang Yan Business Group dan Liancheng Group baru memulai kerjasamanya, saat ini kalau sampai terjadi apa-apa dengan presedir Liancheng Group, kerjasama antara kedua perusahaan itu bisa-bisa dibatalkan. Stanley Yan tidak berharap itu terjadi, maka dia ingin memastikan Wirawan Mo tidak apa-apa terlebih dahulu, baru pergi.

Penantian yang cukup lama membuat orang-orang itu mulai bertambah cemas, pintu ruang gawat darurat terbuka setelah setengah jam lagi berlalu.

Kabarnya, Wirawan Mo sudah berhasil lolos dari masa kritis. Berita itu membuat mereka yang menunggu di luar ruang gawat darurat menghela nafas lega.

"Ayo kita pergi! "Stanley Yan mengangguk pada Bella Lan, dan untuk terakhir kalinya mencuri pandang ke arah Yesi Mo dan pergi.

Tidak ada orang yang menyadari kepergian mereka, saat ini perhatian mereka tertuju pada Wirawan Mo, mereka sama sekali tidak memperdulikan kedua orang itu.

"Baiklah! "Bella Lan mengangguk sambil menggerak-gerakan kedua kakinya yang pegal, setengah dari badannya dia sandarkan ke Stanley Yan, Stanley Yan mengerutkan alisnya dan bertanya dengan cemas, "Ada apa? "

"Tidak ada apa-apa! Berdiri terlalu lama membuat kakiku mati rasa! Dibiarkan sebentar, nanti akan baik dengan sendirinya! "

"Hmph! "Stanley Yan mengangguk sambil merangkul Bella Lan berjalan keluar rumah sakit.

Tidak jauh di belakang mereka, Yesi Mo melihat pemandangan itu, hatinya merasa tidak senang.

Setelah Wirawan Mo dipindahkan ke ruang rawat, Levy Song, Yesi Mo dan Rico Mu masuk dan menemaninya sebentar. Levy Song berkata: "Rico, segera pulang ke hotel! Terjadi masalah seperti ini, kamu harus mejelaskan baik-baik ke tamu hadirin, jangan sampai orang-orang menganggap kita tidak tahu sopan santun! "

"Ibu, tidak akan ada masalah! Di sana ada ibu dan ayahku! "Rico Mu tidak ingin pergi dari situ sama sekali, tapi Levy Song menggeleng dan berkata, "Itu beda! Kamulah pengantin prianya, hari ini kamu adalah tuan rumahnya. Bagaimanapun juga kamu lebih baik ke sana! "

"Baiklah kalau begitu! "Rico Mu menatap Yesi Mo lalu mengangguk, "Yesi, apa kamu akan pergi ke sana bersamaku? "

"Aku ingin tinggal di sini untuk merawat ayah! "Yesi Mo menggeleng dengan pelan.

"Ada ibu, kamu tidak perlu khawatir! Pergilah bersama Rico Mu, dengan begini baru terlihat pantas! Jangan sampai orang-orang mengira keluarga Mo tidak punya sopan santun! "

Mendengar Levy Song berkata demikian, Rico Mu menyeritkan dahi, dia menatapnya dengan ragu, tapi tidak mengatakan apa-apa.

Setelah kedua orang itu pergi, dan di dalam ruang rawat hanya tersisa Wirawan Mo yang terbaring di atas tempat tidur dan Levy Song yang menunggunya di situ.

Kali ini, Levy Song baru menghela nafas panjang, dia membelai lembut tangan Wirawan Mo dan berkata, "Kak Wir, baru saja aku sungguh ketakutan! Aku takut akan kehilangan dirimu. Lain kali, lain kali jangan pernah melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini lagi, paham? "

Wirawan Mo yang sedari tadi menutup matanya rapat-rapat, membuka matanya dan tersenyum pahit pada Levy Song, "Anak bodoh, aku berbuat demikian demi anak perempuan kita! "

"Aku tahu kamu sangat menyayanginya, tapi... "Levy Song seakan dari awal sudah tahu Wirawan Mo sudah sadar, dan tidak terkejut, dia tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak ada tapi! Apa pernikahan Yesi sudah selesai? "Wajah Wirawan Mo menengang, dia bertanya dengan hati-hati.

Melihat Levy Song menggelengkan kepalanya, dia baru sungguh-sungguh menghela nafas, "Baguslah kalau begitu! "

"Mana Yesi? "

"Pergi ke hotel berasama dengan Rico Mu! "

"Pergi ke hotel? Kenapa kau membiarkannya pulang ke hotel bersama dengannya? Kalau sampai... "

"Kak Wir, kamu sudah sekitar satu jam lebih berada di sini! "

Perkataan Levy Song membuat Wirawan Mo tenang kembali, dia kemudian tertawa mengejek, "Tampaknya aku sudah terlalu mengkhawatirkannya! "

"Kak Wir, menurutmu apa Rico Mu, dia sudah menebak semua yang kamu lakukan ini hanya akal-akalanmu saja? "

"Kalau dia sudah tahu, dia bisa apa? Aku tidak takut padanya, takut pada seorang anak ingusan seperti dia? "Wirawan Mo berkata dengan datar, seakan tidak terdengar cemas sama sekali.

Sesampainya di hotel, para tamu undangan semua sudah bubar, melihat ballroom hotel sepi, Rico Mu terlihat tidak senang.

"Rico, maafkan aku! Aku tidak menduga semua ini bisa terjadi! "

"Tidak apa-apa! Kesehatan Paman Mo sangat penting. Karena orang-orang sudah pergi semua, ayo kita pulang! "Rico Mu menatap Yesi Mo, "Kamu mau kemana? Apa kamu mau pulang ke rumah sakit? Aku akan mengantarmu! "

"Tidak usah, aku sendiri tidak apa-apa! "

Rico Mu juga tidak memaksanya, dia hanya mengantar kepergian Yesi Mo dengan sorot matanya, dan setelah mobil yang ditumpangi Yesi Mo pergi, dia baru menarik pandangannya kembali. Saat dia baru naik mobil, dari belakang, terdengar sebuah suara, "Sungguh sangat disayangkan! Kamu kali ini masih juga belum berhasil! "

"Kamu ini sedang mengejeku? "Rico Mu menoleh, dilihatnya dengan tatapan dingin Andrew Ling di kursi rodanya, "Andrew Ling, kamu tidak pantas berkata demikian! "

"Aku tidak punya maksud itu! Tapi tampaknya Wirawan Mo si tua itu licik juga, demi menghentikan pernikahanmu dan Yesi Mo, dia mempertaruhkan nyawanya. Menikahi Yesi Mo tidak mudah ternyata bagimu! "

"Ini bukan urusanmu! Urus saja urusanmu sendiri! "Rico Mu berkata sambil tersenyum, lalu memanjat naik ke mobil.

Melihat mobil itu berjalan menjauh, saat Andrew Ling baru akan beranjak, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depannya.

Setelah kaca jendela mobil dibuka, dia mendapati dirinya berhadapan dengan Stanley Yan yang wajahnya tidak berekspresi sama sekali. Andrew Ling tertawa, "Selalu ada pertemuan di setiap perpisahan! Tidak kusangka kita bertemu lagi! Stanley Yan, bagaimana keadaanmu belakangan ini? "

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu