Unlimited Love - Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)

"Ini adalah kediaman keluarga Yan. Sudah belasan tahun usianya, dulu ini masih tempat yang tidak terjamah, sekarang merupakan jantung kota R. "Stanley Yan menjelaskan, "Kalau Nona Yesi Mo menyukai tempat ini, bagaimana jika beberapa hari ini nona tinggal di sini? Masih banyak kamar kosong di rumah ini! "

Menghadapi undangan Stanley Yan seperti itu, Yesi Mo bengong, dia menggelengkan kepalanya, menolak.

Stanley Yan juga tidak peduli, dia tersenyum mempersilahkannya masuk.

Keduanya berjalan masuk, yang satu berjalan di depan yang lain, dari kejauhan, Yesi Mo sudah dapat mendengarkan suara gelak tawa Sandy cilik, dia berteriak, "Ibuu, gelii! Jangan gelitik aku lagi! "

Dilihatnya Sandy yang tengah bergurau dengan seorang wanita yang sangat mirip dengannya, Bella Lan, hatinya seketika merasa tidak senang.

Seakan ada sesuatu yang amat sangat disayanginya direbut orang lain.

"Stanley, kamu sudah pulang rupanya! "Bella Lan bangkit berdiri dan menyambutnya dengan senyum.

Stanley Yan mengangguk tanpa ekspresi, lalu mengenalkan. "Angie Qin, aku perkenalkan! Ini adalah Nona Yesi Mo, kamu sudah pernah berjumpa dengannya! "

"Nona Yesi Mo, halo! " Bella Lan tersenyum menyapa Yesi Mo, Sandy kecil yang berada di sampingnya, kali ini melihatnya dengan bingung, dia menatap Bella Lan, lalu menatap Yesi Mo lagi, dia dengan bingung menatap dua orang itu secara bergantian.

Stanley Yan berjalan mendekatinya dan bertanya sambil tersenyum, "Ada apa Sandy? "

Sandy kecil menarik tangannya dan bertanya dengan bingung, "Ayah, kenapa ada dua ibu? "

"Jangan berbicara sembarangan! Itu adalah tante Yesi Mo, kamu sudah pernah bertemu dengannya! Dia yang hari itu juga menghadiri acara lelang amal, kamu bahkan memberinya sepasang anting mutiara! "Stanley Yan menunjuk Yesi Mo sambil tersenyum, "Cepat panggil orang ke sini! "

"Hei bocah, beberapa hati tidak bertemu, kamu sudah tidak mengenaliku? "Yesi Mo tersenyum sembari berjalan mendekati Sandy untuk menyapanya.

"Sandy pasti mengenali ibu! Ibu, ibu ke mana saja? Kenapa setelah selama ini ibu baru datang menemui Sandy? "Sandy Yan menarik tangan Yesi Mo dengan girang.

Bella Lan yang berdiri di samping, menyeritkan dahi, dia berjalan mendekati Sandy Yan dan mencubit hidungnya, "Sandy, panggil dia Bibi Yesi Mo! Kenapa kamu panggil dia ibu? "

"Tapi dia adalah ibu! "Jawaban Sandy cilik membuat hati Bella Lan merasa tidak nyaman, tapi dia tidak bereaksi terhadapnya, dia hanya berkata pada Yesi Mo dengan nada meminta maaf, "Maafkan dia, Nona Yesi Mo! Perkataan anak kecil memang sering kali sembarangan, mohon jangan dimasukan ke hati! "

"Tidak apa-apa! "Yesi Mo menggeleng, dia membelai kepala Sandy cilik dan berkata sembari tersenyum, "Sandy, jangan memanggil orang lain sembarangan! Ibumu di sini! "

"Mana ada, kamulah ibu! "Sandy cilik ngotot berkata demikian pada Yesi Mo, lalu tersenyum menatap Bella Lan, "Ini juga ibu! Aku punya dua orang ibu! HAHAHA! "

Yesi Mo juga ikut tertawa dibuatnya, hatinya tiba-tiba juga merasa senang.

Tidak demikian dengan hati Bella Lan, tapi dia juga tidak tahu harus bagaimana menanggapinya, maka dia dengan segera mengalihkan pembicaraan dengan mempersilahkan Yesi Mo masuk ke dalam ruang makan.

"Ayo! "Stanley Yan memimpin mereka berjalan ke ruang makan. Sesampainya di mulut pintu, dia dengan sengaja berhenti sejenak dan berkata pada Bella Lan. "Angie Qin, naiklah dan panggil nenek turun! Katakan padanya, Nona Yesi Mo sudah datang! "

Bella Lan melepas tangan Sandy cilik dengan berat hati, dia kemudian mengangguk, berbalik, dan naik.

Sandy cilik tidak memperdulikannya sama sekali, dia meremas tangan Yesi Mo dengan erat lalu tersenyum kepadanya dan berkata, "Ibu, ayo kita pergi makan! "

Stanley Yan melihat bayangan dua orang itu, satu besar dan satu kecil itu, perlahan mengangkat alisnya.

Makan malam kali ini berjalan cukup lama, selama perjamuan makan, Sandy cilik terus mengitari Yesi Mo dan Bella Lan secara bergantian, dia terus memanggil keduanya ibu, senang bukan kepalang.

Nenek Yan tersenyum melihat pemandangan ini, dari matanya terpancar sebuah cahaya yang berbeda.

Seusai makan malam, Stanley Yan mengajak Yesi Mo duduk di ruang bacanya, keduanya berbincang mengenai urusan pekerjaan, sampai topik pembicaraan mereka tiba-tiba sampai ke Sandy cilik.

Begitu menyinggung soal Sandy, mata Stanley Yan penuh dengan kegembiraan, dia terus tersenyum sambil menceritakan semua kejadian menarik yang terjadi pada Sandy, yang membuat Yesi Mo ikut tertawa.

"Oh iya, Tuan Yan! Sudah berlalu cukup lama, aku belum sempat mengucapkan selamat kamu akhirnya menemukan istrimu! Kali ini Sandy, dia tidak perlu lagi menganggapku ibunya! "

"Tidak ada yang perlu di selamati! Bella Lan bukan ibu Sandy cilik!" Stanley Yan menggelengkan kepalanya, menjawab.

"Bella Lan? Bukan Angie Qin? "Yesi Mo menyeritkan dahi.

"Sebenarnya, aku sampai sekarang masih tidak yakin dia itu siapa!" Stanley Yan tertawa pahit sambil menggeleng.

"Kalau begitu, baru saja... "

"Ibu Sandy sudah menghilang selama 3 tahun lamanya, dalam kurun waktu ini aku terus mencarinya, tapi tidak juga mendapatkan hasil! Beberapa hari yang lalu Bella Lan datang melamar pekerjaan di perusahaanku, melihat parasnya dengan istriku mirip, aku mengajaknya pulang ke sini! Sementara ini biarkan dia menjadi ibunya Sandy cilik, lagi pula Sandy cilik kurang mendapatkan kasih sayang seorang ibu! Kalau bukan karena itu, dia juga tidak akan salah mengenalimu! "

Mendengar penjelasan Stanley Yan, Yesi Mo mengangguk, "Ternyata begitu! Sandy cilik ini benar-benar kasihan! "

Teringat Sandy cilik pernah salah mengiranya sebagai ibunya, dalam hati, Yesi Mo merasa sedih.

"Baiklah, tidak perlu membahasnya lagi! Sekarang juga sudah larut, aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu pulang ke hotel! "

"Maaf merepotkan! "Yesi Mo mengangguk kemudian bangkit berdiri, saat dia sudah berjalan sampai ke mulut pintu, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan bertanya dengan ragu, "Tuan Yan, sebelum aku pergi, bolehkah aku menemui Sandy? "

"Boleh! "Stanley Yan mengangguk, dia kemudian berdiri dan mengantarnya ke kamar Sandy. Yesi Mo mengetuk pintu, tidak mendengar balasan, dia membuka pintunya dan berjalan masuk.

Hari memang sudah malam, Sandy sudah tertidur, lampu kamarnya redup.

Yesi Mo berjalan mendekat untuk lebih dekat memandang wajah tidur Sandy Yan, hatinya mendadak dibanjiri perasaan hangat, dia perlahan berjongkok, dan menjulurkan tangannya untuk membelai wajah Sandy.

Bagi Sandy, bocah ini, belaian lembut tangan Yesi Mo terasa akrab, terutama saat dia menyentuh dengan lembut dahinya. Hati Yesi Mo bergetar, seakan suatu hal yang sudah lama hilang, tiba-tiba dia temukan kembali.

Ini membuatnya terhenyak, tidak tahu kenapa bisa dia tiba-tiba bisa meerasa seperti itu.

Mengamati Sandy cilik yang tertidur di tempat tidurnya dalam diam membuat Yesi Mo enggan untuk beranjak pergi dari situ.

Bella Lan berdiri di ujung koridor sambil mengawasi semua itu dari sebuah jendela di kamar tamu, melihat Stanley Yan mengantar Yesi Mo masuk ke dalam mobil, dan melihat mobilnya pergi, tanpa membuang waktu, dia meraih ponselnya dan melakukan sebuah panggilan.

"Ada masalah? "Sebuah suara sinis terdenger dari dalam telepon.

Bella Lan menggigit bibirnya sambil menyeritkan dahi, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata, "Dia seakan telah kembali! "

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu