Unlimited Love - Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)

"Tuan Ling, kamu sedang lihat apa? "Stanley Yan menutup pintu, dan ketika dia berbalik, dilihatnya Andrew Ling sedang tertegun menatapnya. Dia menyeritkan dahi lalu bertanya. ziom

"Tidak ada apa-apa. Hanya saja kamu tampak tidak asing bagiku." Andrew Ling menjawabnya sambil tersenyum.

"Tuan Ling mengenalku? Apa dengan begitu kamu ini juga adalah teman lamaku dulu? "Stanley Yan menatapnya dengan terkejut. Melihat waktu masih pagi, Andrew Ling duduk di sofa di hadapannya.

"Tentu tidak ada masalah, bisa dikatakan kita adalah kawan lama. Ingatkah kamu saat kita bertemu untuk pertama kali, Angie Qin mabuk karena minum alkohol dan oleh orang di-..... "

Andrew Ling belum menyelesaikan kalimatnya, ketika Stanley Yan memotongnya dengan berkata, "Maafkan aku, apa kamu bisa menjelaskan siapa Angie Qin? "

"Kamu bahkan tidak mengingatnya? "Andrew Ling menyeritkan dahinya, "Dia adalah istrimu. Stanley Yan, apa kamu lupa segalanya? "

"Tuan Ling, tampaknya kamu salah mengenal orang. Aku Felix Lu, bukan Stanley Yan. Dan aku sampai sekarang hanya punya satu calon istri, sama sekali belum menikah. Lagipula, setelah menikah nanti, nama istriku adalah Vivian Luo, tidak mungkin bernama Angie Qin seperti katamu. "

Keseriusan Stanley Yan membingungkan Andrew Ling, ini semua membuatnya ragu. Dia mengamati Stanley Yan cukup lama, lalu perlahan tertawa dengan sinis, "Stanley Yan, kenapa kamu harus berpura-pura di hadapanku? Apa setelah hanya setengah tahun berlalu, bahkan kamu yang sesombong itu sudah tidak punya keberanian untuk mengakui diri sendii lagi? Kalau benar begitu, kamu tidak pantas lagi menjadi musuhku. "

Stanley Yan menatapnya tidak senang, "Aku tekankan sekali lagi, Aku adalah Felix Lu, bukan Stanley Yan yang kamu kenal. Kamu pasti sudah salah mengenal orang. "

"Identitasmu mungkin berubah, juga wajahmu, tapi suaramu, posturmu tidak berubah. Dan sebagai musuhmu, aku tidak mungkin salah mengenalimu. Kamu adalah Stanley Yan. "Andrew Ling tertawa dingin.

"Aku menyadari, keputusan untuk mempersilahkanmu masuk adalah sebuah kesalahan. "Wajah Stanley Yan berubah garang, "Aku belum pernah bertemu dengan megalomania seperti dirimu. TIdak peduli apa yang kamu pikirkan, aku ini Felix Lu, bukan Stanley Yan. "

"Oh? Begitu? "Andrew Ling tertawa, dan tidak membantahnya lagi.

Stanley Yan sangat sebal dengannya, dia ingin kembali ke kamarnya, tapi setelah dia piki-pikir, dia memutuskan untuk tetap tinggal di ruang tamu, paling tidak sampai Jennie Bai datang.

Kedua orang itu menunggu dalam diam. Sebuah kesunyiaan yang menegangkan itu diakhiri dengan suara pintu yang terbuka, dan diikuti dengan Jennie Bai yang berjalan masuk.

"Manajer Bai, ternyata kamu sudah pulang. Kalau begitu aku akan pergi beristirahat. "

Stanley Yan bangkit berdiri dan berpamitan pada Jennie Bai. Lalu tanpa memandang Andrew Ling lagi, dia berbalik dan kembali ke kamarnya.

Jennie Bai mengangguk, setelah dilihatnya pintu kamar Stanley Yan tertutup, dia menatap Andrew Ling dengan dingin lalu bertanya, "Ada urusan apa kamu datang ke sini? "

Sorot mata Andrew Ling terus terpaku pada pintu kamar Stanley Yan, sampai ketika Jennie Bai bertanya padanya, dia baru menoleh dan menatapnya, "Selamat. "

Jennie Bai menatapnya dengan bingung dan curiga, "Apa maksudmu? Kenapa aku tidak paham? "

"Kalian sudah menemukan Stanley Yan, apa ini tidak pantas mendapatkan ucapan selamat? "Andrew Ling berkata dengan lengkungan tipis terbentuk di suddut bibirnya, "Apa sekarang Yesi Mo sudah merasa senang? "

"Apa yang sebenarnya sedang kamu katakan? "Jennie Bai menyeritkan keningnya semakin dalam, "Menemukan kakakku? Di mana dia? "

"Masih berpura-pura tidak tahu rupanya. "Andrew Ling berkata sambil melirik ke arah kamar Stanley Yan.

Jennie Bai seketika tertawa terbahak-bahak, "Andrew Ling, apa kamu mengatakan Felix Lu adalah kakakku? Otak kamu ini kemasukan air atau sedang mengalami paranoia? "

"Jangan berpura-pura denganku, aku Andrew Ling, tidak bisa diremehkan seperti itu. Jangan kira dengan merubah identitasnya, merubah wajahnya itu bisa menyembunyiannya dariku. Aku beri tahu, tidak peduli Stanley Yan merubah tampilannya seperti apa pun, aku juga bisa mengenalinya. "

Andrew Ling tertawa dingin. Wajahnya dipenuhi kepercayaan diri yang meledak-ledak.

"Oh? Begitu? "Jennie Bai sengaja memberinya jempol, "Kamu sungguh luar biasa, kamu sudah salah mengenalinya. Benar sekali, Felix Lu adalah kakakku, selanjutnya apa yang ingin kau perbuay? Mencelakainya? "

Andrew Ling tertegun menatap Jennie Bai, dengan dia terus menyangkalnya, Andrew Ling dapat memastikan Felix Lu benar adalah Stanley Yan.

Tapi Jennie Bai dengan mantapnya mengakuinya, ini membuat Andrew Ling mulai ragu.

Dia tidak mengira Jennie Bai memiliki pemikiran yang luas, tampaknya, Felix Lu memang bukan Stanley Yan, paling tidak bukan begitu menurut Jennie Bai dan Yesi Mo.

"Kenapa diam? Sekarang kamu meragukannya? Baru saja bukankah kamu dengan percaya dirinya mengatakan Felix Lu adalah kakakku, dan menyuruhku untuk mengakuinya? Kenapa setelah aku mengakuinya, kamu sendiri malah jadi tidak yakin? "

Jennie Bai tertawa lalu bertanya pada Andrew Ling.

Dalam waktu setengah tahun lebih, tidak hanya Yesi Mo yang sudah bertumbuh, Jennie Bai juga tampaknya bertumbuh juga, dia bukan lagi anak perempuan yang terus bersembunyi dengan polosnya itu.

Andew Ling semakin curiga, dia berhasil dibuat Jennie Bai bingung, seketika dia melambaikan tangannya, "Sudahlah, aku mencarimu bukan untuk membicarakan ini. "

"Kalau begitu untuk apa? "Jennie Bai memberinya tatapan hina, kemudian duduk dengan terpaksa di sofa di depannya, "Tolong segera katakan apa yang ingin kamu katakan, aku tidak punya waktu sebanyak itu untukmu. "

"Aku datang untuk mengambil sebuah barang. "

"Omong kosong, mana mungkin aku bisa membawa barang milikmu? Andrew Ling, apa kamu ini belum terbangun? Ini belum pagi. "

Perkataan yang muncul dari wajah datar Andrew Ling itu membuat Jennie Bai tegang seketika, dia tahu apa tujuan kedatangan Andrew Ling ke situ, tapi dia harus berpura-pura bodoh, dia tidak ingin mengembalikan barang-barang itu padanya.

"Kamu berencana untuk tidak memberikannya? Begitu rupanya..... "Andrew Ling mengangguk, dia memberi isyarat pada pengawal di belakangnya, lalu berkata dengan datar, "Pergilah, dan ambilkan foto berikut surat tuan kecil untukku. "

Pengawal itu mengangguk, berjalan melewati kamar Stanley Yan, lalu masuk ke kamar satunya, Jennie Bai dengan segera menghalanginya, lalu berteriak pada Andrew Ling, "Andrew Ling, kamu jangan bertindak sembarangan, hati-hati, aku bisa melapor polisi untuk menangkapmu. "

Andrew Ling tidak meresponsnya, melihatnya, pengawalnya tidak menanggapi Jennie Bai, dia mendorongnya ke tepi, membuka kamarnya, dan menerobos masuk. Dengan mudah dia temukan foto Sonson dan surat yang dia tulis untuk Jennie Bai di bawah bantal.

"Apa yang kamu lakukan, kembalikan. "

Jennie Bai berusaha menghentikan pengawal itu keluar dari kamarnya dan meneriakinya.

Tatapan mata pengawal itu berubah menjadi dingin, dan terus menerobos keluar. Jennie Bai tidak berhasil menghentikannya, dia malah secara kasar jatuh ke lantai karena dia dorong. Dilihatnya pengawal itu membawa barang-barangnya dan berdiri di sebelah Andrew Ling. Pintu kamar di sebelahnya mendadak terbuka, Stanley Yan berjalan dengan cepat dan menghadang pengawal itu.

"Berhenti. "Stanelye Yan dengan dingin menatap pengawal itu, sambil kemudian melirik barang yang ada di tangannya. Dia berkata, "Kembaikan barang-barang itu. "

Jennie Bai mengangkat kepalanya, tercengang, dia tidak percaya, Felix Lu yang dirinya Yesi Mo cap sebagai orang jahat, tegak berdiri di situ membelanya. Bukankah dia seharusnya terus berpura-pura tidak tahu apa-apa, dan bersembunyi sampai Andrew Ling dan pengawalnya pergi?

Bagaimana bisa ini terjadi tidak seperti yang dia bayangakan?

Pengawal itu melirik ke arah Andrew Ling, menunggu perintahnya. Melihatnya tidak memberikan perintah apa-apa, dia mengedipkan matanya, wajahnya kosong, dia mengangkat kepalnya dan melemparkannya ke arah Stanley Yan.

Stanley Yan bereaksi dengan mundur beberapa langkah, menghindari pukulan itu. Pemandangan ini membuat raut wajah Andrew Ling berubah.

Pukulan pengawalnya itu berhasil dihindari Stanley Yan, dan ini membuatnya marah, dia kemudian memukulnya lagi, dan membuatnya terjatuh ke lantai. Dia lantas kembali menenangkan diri.

2-3 pukulan membuat Stanley Yan tergeletak di lantai, dia bukan lawan yang sepadan.

Melihatnya belum juga berhenti memukulinya, Andrew Ling yang berada di kejauhan berkata, "Waktu kita tidak banyak. "

Pengawal itu memandangi Stanley Yan, kemudian berjalan ke arah Andrew Ling.

"Ayo. "

Andrew Ling memeriksa sejenak, foto dan sepucuk surat. Suratnya terlihat masih rapi. Kemudian dia mengangguk, memberi isyarat pada pengawalnya untuk membawanya pergi.

Suasana perlahan menjadi tenang. Jennie Bai melihat Stanley Yan yang hidung dan wajahnya babak belur, merasa tidak enak hari. Dia dengan segera memapahnya berdiri, lalu menanyakan padanya mana yang sakit.

Dia bukan tidak menginginkan foto dan surat itu lagi, tapi dia tahu dia tidak bisa, dan lagi sekarang yang paling penting bukanlah barang-barang itu, melainkan luka yang dialami Stanley Yan.

Stanley Yan bersusah payah berdiri, dan menggeleng pada Jennie Bai. Walaupun dia tidak tahu apa yang diambil pengawal Andrew Ling dari kamarnya, tapi dia tanpa sadar tahu, barang itu sangat berharga bagi Jennie Bai.

Setelah dilihatnya Andrew Ling dan pengawalnya hendak berjalan keluar, Stanley Yan sambil menahan sakit berteriak, "BERHENTI! Apa aku sudah menyuruh kalian pergi? "

Pengawal Andrew Ling secara tidak sadar menatapnya dengan tatapan kejam, Stanley Yan tidak bergeming, dia tertawa sinis, "Mau melawanku? Ayo, kita lihat apakah hari ini aku akan berhasil menghajarmu. "

Jennie Bai sama sekali tidak menyangka, bahkan dalam keadaannya yang seperti itu, Stanley Yan masih juga menantang pengawal Andrew Ling. Dia ini sedang cari mati, apa dia sudah gila?

Melihat tatapan khawatir Jennie Bai, Stanley Yan menggelengkan kepalanya. Dia tidak mejelaskan apa-apa, dia juga tidak punya waktu untuk menjelaskan.

"Bos... "

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu