Unlimited Love - Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)

“Benar juga yang kamu katakan. Tapi, apakah baik Vivian membohongi dirinya sendiri dan orang lain seperti ini? Walaupun rupa pemuda itu sama persis dengan Felix, tapi ia bukanlah Felix. Bukankah hal ini terlalu tidak adil baginya?”

“Untuk apa kamu ikut campur terlalu banyak begitu? Karena ia sudah memberikan kita uang, kita cukup menggantinya dengan berakting yang baik agar pria itu percaya kalau ia adalah Felix Lu. Pria yang selalu mencintai Vivian Luo sedalam-dalamnya, begini saja sudah cukup.”

...

Percakapan di luar masih berlanjut, namun topiknya sudah berganti.

Yesi MO yang duduk diatas kloset membelalakkan matanya, kata-kata yang dikatakan kedua wanita di luar tadi terus terngiang di telinganya.

Ternyata kecurigaan Felix Lu benar, ia benar-benar bukanlah Felix Lu. Felix Lu yang asli sudah mati, sedangkan ia hanyalah barang palsu yang menggantikan saja.

Jika memungkinkan, Yesi Mo sangat ingin membuat Stanley Yan dapat mendengar kata-kata mereka tadi sendiri. Tapi, Yesi Mo juga menyadari bahwa hal ini tidak mungkin.

Tadi ia terlalu serius mendengarkan dan lupa merekamnya. Tanpa bukti, Stanley Yan tidak akan percaya dengan omong kosongnya.

Kalau begitu, apakah ia harus diam saja? Seketika itu juga, Yesi Mo seperti masuk dalam kondisi buah simalakama.

Saat Yesi Mo keluar, kedua wanita di luar tadi sudah pergi.

Saat Jennie Bai melihat Yesi Mo membuka pintu dan masuk, ia pun dengan penasaran bertanya, “Kakak ipar, kenapa kamu begitu lama di toilet? Apakah kamu salah makan dan sakit perut? Mau pergi periksa ke rumah sakit?”

“Tidak perlu, aku tidak apa-apa.”

“Benar tidak apa-apa?” Jennie Bai dengan khawatir mengernyitkan dahinya.

“Aku benar-benar tidak apa-apa.” Yesi Mo memaksakan seulas senyum dan menyuruh Jennie Bai untuk melanjutkan makan.

Sepanjang sore, pikiran Yesi Mo seperti melayang. Jam yang tergantung di dinding menunjukkan waktu pukul lima sore.

Stanley Yan mengetuk pintu dan masuk ke ruangannya, “Presdir Mo, tugas yang presdir suruh aku lakukan sudah aku kerjakan. Kalau tidak ada hal yang lain, apakah aku boleh pulang?”

Yesi Mo melirik sekilas waktu dan mengangguk.

“Kalau begitu, aku pergi dulu. Presidr Mo juga jangan pulang terlalu larut.”

Stanley Yan lalu membalikkan tubuhnya untuk beranjak keluar, namun Yesi Mo malah mendapatkan kesadarannya kembali saat itu. Ia tiba-tiba bangkit berdiri.

“Tunggu.”

“Presdir Mo, apakah masih ada urusan lain?” Stanley Yan menatap Yesi Mo dengan penasaran.

Yesi Mo mengatupkan bibirnya dan ragu sejenak, namun akhirnya memutuskan untuk tetap mengatakannya.

“Begini, siang tadi saat aku ke toilet di restoran makanan laut, secara tidak sengaja aku mendengar dua orang wanita yang sedang membicarakan tentang Felix Lu. Aku rasa aku harus memberitahumu.”

“Dua orang wanita?” Stanley Yan mengingat-ingat kembali. Saat makan siang tadi, memang ada dua orang wanita yang bersama dirinya. Katanya, mereka adalah teman kuliah Felix Lu dan juga pernah menjadi rekan kerjanya.

“Apa yang mereka katakan?”

“Mereka bilang... Saat aku mendengar hal ini, aku juga sangat terkejut. Aku juga terus berpikir apakah aku harus memberitahumu atau tidak. Aku tidak ingin membohongimu, jadi aku baru saja memutuskan untuk mengatakannya padamu.”

Yesi Mo mengulang pembicaraan yang ia dengar sedetail dan sepersis mungkin. Mungkin ada beberapa perbedaan, namun intinya tetaplah sama.

“Presdir Mo, terima kasih. Aku akan membuktikan hal ini.” Stanley Yan mengangguk. Tatapannya terlihat kabur untuk waktu yang cukup lama, kemudian barulah ia berkata, “Presdir Mo, apakah aku bisa meminta bantuanmu?”

“Bantuan apa?”

“Aku membutuhkan bantuanmu untuk mencari Jolie Ran ini.”

“Kamu percaya semua omonganku ini? Kamu tidak takut aku membohongimu?” Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan tidak yakin.

Stanley Yan melepaskan tawanya, “Presdir tidak memiliki alasan untuk membohongiku, bukan begitu?”

“Belum tentu juga.”

Yesi Mo mengucapkannya dengan setengah serius dan setengah bercanda.

“Kalau presdir membohongiku, aku juga akan mengakuinya. Yang pasti aku tidak akan rugi dalam hal apapun, bukan begitu?”

“Dengan kata-katamu ini aku jadi tenang. Aku akan menyuruh orang untuk mencari wanita bernama Jolie Ran ini. Kalau sudah ada kabar, aku akan memberitahumu.”

Tatapan Yesi Mo mengantar kepergian Stanley Yan yang berjalan keluar. Ia merapikan barang-barangnya sejenak, lalu pergi ke tempat parkir. Ia baru saja bersiap untuk naik ke mobil, ketika sebuah mobil Maserati berwarna biru tiba-tiba saja berhenti di sampingnya. Pintu mobil itu terbuka dan yang keluar dari mobil itu adalah Vivian Luo. Wajahnya penuh dengan senyum bahagia.

“Presdir Mo, apakah kamu memiliki waktu luang? Bagaimana kalau kita membicarakan tentang Felix?”

Yesi Mo mengernyitkan dahinya, sebuah firasat buruk tiba-tiba muncul dalam hatinya.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu