Unlimited Love - Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
Sekarang sudah lebih dari setengah tahun, kemampuan Stanley Yan juga tidak menurun, namun ia sudah lama tidak berhubungan dengan banyak orang, khawatir jika orang lain perlahan sudah mulai melupakannya.
Bukankah ada pepatah mengatakan.
Teh akan dingin jika pemiliknya pergi, Yan Business Group kini sudah tidak ada, perusahaan yang menjadi mata tombak di Kota R kini juga jatuh bersama Stanley Yan.
Seluruh pengusaha mengejar keuntungan, masih ada berapa orang yang mau berhubungan dengannya seperti saat ia masih bisa berbisnis seperti dulu?
Bisa dibilang, tidak ada, kecuali orang itu pernah berhutang budi pada Stanley Yan, selain itu, orang-orang yang pernah mendapatkan bantuan dan kebaikan dari Stanley Yan atau Keluarga Yan, tidak perlu dibicarakan lagi.
Moral manusia telah menurun, semua orang hanya memandang uang dan harta, melihat dari sisi ini, semua hal akan terlihat tidak menentu.
Namun dalam keadaan seperti ini, Yesi Mo sangat tersentuh, ia tidak peduli apakah pada akhirnya Stanley Yan bisa melakukannya atau tidak, yang ia pedulikan adalah keadaan Stanley Yan dan perasaan Stanley Yan padanya.
“Aku percaya padamu.”
Tiga kata sederhana ini, menunjukkan kepercayaan Yesi Mo pada Stanley Yan, menunjukkan bahwa Yesi Mo bergantung padanya.
Stanley Yan sangat senang, terlihat dari matanya yang berbinar-binar.
Wajah yang tertutup kain tipis itu tersenyum, setelah melewati banyak hal, Yesi Mo tidak berubah sedikitpun.
Dari kejauhan, mereka melihat Didi membawa boneka berbulu domba yang aneh, Stanley Yan dan Yesi Mo saling bertukar pandang, dan tidak membicarakan hal ini lagi.
Namun Stanley Yan merasa sangat kepanasan, mereka bertiga hanya satu jam lebih berada di arena bermain dan langsung kembali ke Mansion Keluarga Mo.
Lama sekali ia tidak bertemu dengan Stanley Yan, Yesi Mo selalu menempel dengannya, satu langkahpun tidak pernah lepas dengannya.
Yesi Mo membawa Stanley Yan pergi ke ruangan kosong di kamar mandi. Yesi Mo memberi tahu rencananya kepada Stanley Yan.
“Kamu sekarang ingin kembali ke Kota R?” Stanley Yan mengerutkan kening, tidak yakin dengan apa yang ia dengar.
“Iya, akan sangat merepotkan jika masalah di Kota R tidak diselesaikan secara baik-baik.” Saat ia mengatakan ini, Yesi Mo mengambil tangan Stanley Yan dan meletakkannya di pipinya, dengan tidak rela berkata: “Aku baru saja bertemu denganmu, aku tidak ingin secepat itu berpisah denganmu.”
“Aku akan menemanimu.”
Stanley Yan mengatakannya tanpa berpikir panjang, Yesi Mo sangat tersentuh karenanya, namun ia tidak menyetujuinya, ia menggelengkan kepalanya, “Tidak bisa, kamu tidak boleh pergi.”
“Kamu takut aku akan melakukan sesuatu yang buruk?”
Dalam kalimat Stanley Yan sebenarnya ada makna tersirat, “Apakah kamu tidak mempercayaiku?”
Dengan cepat Yesi Mo menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin ada salah paham, “Stanley, jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku tidak mengizinkanmu pergi sebenarnya karena Didi… kamu dan dia baru saja bertemu, ia pasti tidak menginginkanmu pergi, apakah kamu tega meninggalkannya sendirian disini?”
“Ini…” Stanley Yan terlihat lesu.
Ia pernah memikirkan untuk membawa Didi ke Kota R, namun setelah dipikirkan kembali, ia mengurungkan niatnya.
Namun ia khawatir membiarkan Yesi Mo pergi untuk menghadapi semua ini sendirian, ingatannya masih tertinggal pada Yesi Mo setengah tahun yang lalu, ia sama sekali tidak memikirkan perubahan apa yang terjadi pada Yesi Mo setelah lebih dari setengah tahun berlalu.
“Sudahlah, kamu akan tetap berada disini menemani Didi. Aku bisa mengurus urusan di Kota R dengan baik. Tidak ada yang tidak bisa kulakukan, aku berjanji, jika aku menemukan masalah, aku akan segera menghubungimu.”
Stanley Yan tidak memaksakan kehendaknya, ia mengangguk, “Begini, aku akan menuliskan beberapa nomor telepon dan kontak beberapa orang, setelah kamu kembali kesana kamu bisa menghubungi mereka, mungkin kamu bisa mendapat bantuan dari mereka. Selain itu, jika kamu memiliki rencana apapun, serahkan saja pada Marson Luo, ia bisa dipercaya.”
Yesi Mo menatapnya dengan heran, “Maksudmu dengan mengorbankannya? Bukankah ini sangat tidak adil untuk Marson Luo?”
“Di dunia ini, tidak ada keadilan yang pasti. Hanya jika bisa melindungimu, jangankan mengorbankan Marson Luo, aku pun juga tidak akan ragu untuk mengorbankan diri untukmu.”
Tatapan Stanley Yan penuh dengan keyakinan, Yesi Mo tahu ia tidak mungkin sedang bercanda, namun ada satu masalah yang terlintas di pikirannya.
Mengorbankan Marson Luo? Jangan pikir pada akhirnya ini akan benar-benar terjadi, jika memang bisa, apakah Marson Luo akan melakukannya?
Ia bukanlah lagi karyawan di Keluarga Yan, bukan lagi pengawal Stanley Yan, ia sekarang adalah seorang pengusaha, seberapa banyak kesetiaan yang ia miliki untuk Stanley Yan dan keluarganya?
Setiap orang pasti memiliki sifat egois, tak terkecuali pikiran Yesi Mo terhadap Marson Luo.
Tatapan mata Stanley Yan sangat waspada, ia menerka-nerka kegundahan di hati Yesi Mo.
“Tenang saja, bahkan jika seluruh orang di dunia ini mengkhianatiku, mengkhianati Keluarga Yan, Marson Luo tidak akan melakukannya. Ia berbeda dari orang lain.”
Sebenarnya Yesi Mo ingin menanyakan perihal apa perbedaan Marson Luo dengan orang lain, namun sepertinya Stanley Yan tidak ingin membicarakannya lebih lanjut, ia juga tidak enak untuk terus menanyakannya.
Lagi pula Stanley Yan sudah mengatakan hal ini, Yesi Mo menjadi sedikit tenang.
Di bandara Kota R, Marson Luo pergi menjemput Yesi Mo, ia melambaikan tangan dari kejauhan.
Melihat Yesi Mo berjalan mendekat, ia tersenyum dan mengamati sekeliling Yesi Mo, lalu ia bertanya: “Nyonya, dimana Tuan dan tuan muda?” mengapa aku tidak melihat mereka?”
“Mereka ada di Negara M,” Yesi Mo menjelaskan dengan tersenyum.
“Saat-saat seperti ini, memang bagus jika tuan dan tuan muda tidak datang kemari.” Marson Luo mengangguk, ia mengambil koper yang dibawa Yesi Mo dan menyerahkan kepada asisten di belakangnya, dan membawa Yesi Mo keluar dari bandara.
Di perjalanan, Yesi Mo terus-menerus menatap keluar jendela, entah apa yang ada dalam pikirannya.
Marson Luo tidak bicara, bukannya ia tidak ingin bicara, hanya saja saat-saat seperti ini, bukanlah saat yang tepat untuk bicara.
Lagi pula di mobil masih ada asistennya, masalah yang ingin ia bahas dengan Yesi Mo, semakin sedikit orang yang tahu, akan semakin bagus.
Setelah kembali ke rumah Keluarga Yan, Yesi Mo mengajak Marson Luo pergi ke ruang baca, ia menutup pintu dengan rapat dan mulai menanyakan perihal masalah yang terjadi.
Mereka belum membahas lagi tentang penipu ulung yang ditunjuk oleh Marson Luo saat itu, Yesi Mo menghembuskan napas panjang dan mulai menanyakan perihal rencana Marson Luo.
“Sebenarnya masalah ini sangat sederhana, menjanjikan.”
Mendengar kata ‘menjanjikan’, Yesi Mo mengangguk, “Kamu yakin tidak ada masalah?”
“Seharusnya tidak ada masalah, aku telah menyuruh orang untuk menyelidikinya, ia sangat membutuhkan uang, jika tidak, ia tidak mungkin berani mengambil risiko sebesar ini untuk melakukannya. Setelah ditangkap dalam kurun waktu ini. Uang itu telah dikembalikan oleh polisi. Tidak mungkin masuk ke kantongnya, di saat-saat seperti ini, jika harganya seimbang, ia tidak mungkin punya alasan untuk menolak.”
“Kamu pernah berkata di telepon, jika ia termasuk dalam geng? Bagaimana dengan yang lain?”
“Orang lain tidak mengetahui kerja samaku dengannya, hanya dengan bekerja sama dengannya, kita bisa mengurus ini dengan tenang.”
“Baiklah, kita urus ini sesuai dengan rencanamu. Hanya saja, risiko dari masalah ini tidaklah kecil, sekarang ia pasti sedang diinvesigasi oleh polisi kan? Apakah ada cara untuk menghubunginya?”
“Ini sudah kuurus, sebelum aku pergi untuk menjemputmu, aku telah mengutus orang untuk menghubunginya.” Marson Luo menjawab sambil tersenyum. “Jika dilihat-lihat waktu sekarang, kurang lebih pasti sudah ada hasilnya.”
“Selalu waspada dan berhati-hati, jangan sampai hal ini diketahui oleh orang lain. Jika tidak, masalahnya akan sangat besar.”
Marson Luo telah pergi, Yesi Mo tetap merasa khawatir, ia tetap tidak bisa tenang begitu saja.
Walaupun Marson Luo mengatakannya dengan penuh keyakinan, namun Yesi Mo selalu menglhawatirkan hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi.
Setelah makan malam, ia mengira-ngira waktu di Washington, sekarang kurang lebih sudah pagi, Stanley Yan dan Didi pasti sudah bangun, kemudian Yesi Mo menelepon Stanley Yan.
Setelah memastikan bahwa Didi tidak di dekat Stanley Yan, Yesi Mo memberitahukan kondisi saat ini kepada Stanley Yan, kemudian ia juga berbicara beberapa patah kata pada Didi, kemudian ia menutup teleponnya dengan berat.
Beberapa waktu ini, Yesi Mo telah terbiasa tidur di samping Stanley Yan, terbiasa berbaring di lengan Stanley Yan, dan tidur dalam pelukannya, setelah berpisah dengan Stanley Yan, ia tidur sendiri, ia tidak terbiasa akan hal itu.
Malam ini ia terjaga, sampai pada malam sudah sangat larut, ia baru tertidur, saat ia bangun, matahari sudah tinggi.
Setelah sarapan, ia mandi dan berganti pakaian, Yesi Mo pargi ke kantor.
Sebagai pemilik perusahaan, tidak ada orang yang berani untuk peduli apakah ia terlambat atau tidak, Ia mendorong pintu ruang kerja dan melihat Asisten Feby yang sedang membersihkan ruangan, melihat Yesi Mo datang, Feby terkejut dan bertanya, “Presdir Mo, kamu tidak sedang berada di Negara M?”
“Kemarin malam baru saja kembali.” Yesi Mo sembarang menjawab, lalu ia berjalan ke meja kerja dan duduk di kursinya, ia memberi isyarat pada Feby untuk berhenti bersih-bersih, mendekat dan mengobrol dengannya.
“Ia menanyakan dengan singkat, kondisi perusahaan ketika ia pergi ke Negara M, mendengar bahwa semuanya berjalan normal, Yesi Mo mengangguk dan tidak bertanya lagi.
Sebenarnya, dengan kondisi seperti ini, saat ia tidak ada dan pergi ke Negara M selama setengah tahun, tidak ada masalah yang muncul di perusahaan, bahkan di bawah komando Marson Luo, perusahaan memiliki kemajuan yang besar, dan memiliki banyak proyek.
Setelah ia kembali selama beberapa bulan, Marson Luo lah yang menggantikannya mengurus perusahaan.
Kebanyakan, Yesi Mo sebagai pemilik perusahaan hanya mengambil keputusan saja, perihal pekerjaan lain ia tidak menyentuhnya sama sekali.
Ia juga menanyakan tentang keadaan Feby selama bekerja, kemudian Yesi Mo menyuruh Feby untuk memanggil Marson Luo.
Saat itu juga, Yesi Mo baru menyadari bahwa hari ini adalah hari dimana rapat mingguan bersama petinggi perusahaan berlangsung, ada kemungkinan bahwa saat ini Marson Luo sedang rapat di ruang rapat.
Yesi Mo berpikir apakah ia harus muncul di depan mereka, lagi pula ia adalah pemilik perusahaan, jika ia tidak terlihat untuk mengurus perusahaan, ini juga bukanlah hal yang baik.
Namun baru saja ia berjalan beberapa langkah, Yesi Mo menghentikan langkahnya, ia berbalik dan berjalan ke tempatnya tadi.
“Presdir Mo, apakah kamu tidak pergi ke ruang rapat?” Feby menatapnya dengan heran.
“Tidak, kamu pergi saja dulu. Tunggu sampai Marson Luo selesai rapat, lalu panggil ia kemari.”
Yesi Mo tidak ingin muncul dan menganggu jalannya rapat, itu hanya akan membuat waktu rapat menjadi lebih lama.
Memang biasanya ia sangat jarang muncul dalam rapat petinggi perusahaan, ia membiarkannya, hanya Tuhan yang tahu petinggi perusahaan itu memikirkan apa tentangnya.
Menambah masalah tidak lebih baik dari mengurangi masalah, ia memberikan seluruh hak kepada Marson Luo.
Beberapa hari berlalu, di meja Yesi Mo hanya ada dua dokumen yang harus ia urus, kemudian ia hanya melihatnya sekilas dan langsung menandatangani dua dokumen itu.
Isi dari dua dokumen ini sebenarnya sudah tidak baru, mungkin saja Marson Luo sudah pernah membahas isi dokumen ini dengannya, alasan mengapa dokumen ini ada di atas mejanya hanya karena formalitas saja.
Saat Marson Luo membuka pintu dan masuk ke ruang kerja, Yesi Mo sedang bersandar di kursi kerjanya dan menikmati secangkir cappuccino yang telah dibuatkan Feby untuknya.
“Presdir Mo, kamu mencariku?”
“Kemari dan duduklah.” Yesi Mo tersenyum, ia menaruh cangkirnya dan berjalan menuju sofa di ujung ruangan, melambai ke arah Marson Luo.
Marson Luo mengangguk dan berjalan mendekat, ia duduk berseberangan dengan Yesi Mo, Yesi Mo menatap ke arah Feby sekilas dan menyuruhnya: “Pergi dan buatkan teh untuk direktur Luo.”
Feby menaruh teh ke dalam cangkir, lalu ia baru menyadari bahwa dalam dispenser sudah tidak ada air, ia menoleh dan tersenyum, “Presdir Mo, Direkur Luo, silakan mengobrol dulu. Aku akan pergi ke lantai bawah dan mengambil air. Aku akan segera kembali.”
Yesi Mo melirik ke arah Feby yang berjalan keluar, ia mendongak dan berkata, “Febi, tidak perlu tergesa-gesa, pelan-pelan saja.”
Feby terdiam menatap Presdir Mo dan Direktur Luo di hadapannya, kemudian ia mengangguk dan mengiyakan, kemudian ia menutup pintu ruangan dengan perlahan.
“Bagaimana tentang kondisi di ruang penyelidikan polisi?”
Melihat tidak ada orang lain selain mereka di ruangan itu, Yesi Mo berbicara dengan to the point.
“Apa yang aku katakan sebelumnya itu benar, ia tidak memilki uang, namun…” Marson Luo berhenti bicara, raut wajahnya terlihat ia sedang dalam kesusahan.
“Apakah ia meminta jumlah yang sangat banyak?” Yesi Mo mengerutkan keningnya.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickUnperfect Wedding
Agnes YuPejuang Hati
Marry SuTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelPrecious Moment
Louise LeeBehind The Lie
Fiona LeeLove at First Sight
Laura VanessaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)