Unlimited Love - Bab 126 Tertangkap Basah (2)

"Ada masalah yang sedang terjadi di perusahaan, banyak masalah... "Yesi Mo menjelaskan dengan lengkap semua yang terjadi di Yan Business Group dalam kurun waktu dekat ini, akhirnya dia berkata dengan bersalah, "Maafkan aku Stanley, ini semua terjadi karena aku tidak berguna, sehingga kondisi perusahan ini sekarang jadi demikian. "

"Anak bodoh, semua yang kamu lakukan sudah sangat bagus. Selanjutnya serahkan saja padaku. Kamu beristirahatlah beberapa hari." Stanley Yan membelai rambut Yesi Mo dengan lembut dan menghiburnya.

Kali ini hati Yesi Mo baru merasa baikan, di dalam perjalanan, Yesi Mo bertanya pada Stanley Yan apakah dia ingin melihat keadaan perusahaannya sekarang.

Stanley Yan menggeleng, dia berkata itu tidak penting, toh hari juga mulai malam, besok dia baru akan pergi ke kantor, sekarang yang paling utama baginya adalah menjemput Didi ke sekolahnya.

Didi melihat Yesi Mo dan Stanley Yan bersama datang menjemputnya, girang bukan main.

Ini adalah pertama kalinya Yesi Mo melihat Didi begitu girangnya setelah Stanley Yan dibebaskan dari kantor polisi.

Stanley Yan memutuskan ingin mengajak Didi makan besar. Yesi Mo bertanya apakah Jennie Bai perlu dia panggil, karena tanpa informasi darinya, Stanley Yan sekarang tidak akan semudah itu dilepaskan dari kantor polisi.

Stanley Yan menyetujuinya, Yesi Mo langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Jennie Bai.

Suara dering telepon yang memekakan telinga di ruang baca Nenek Yan

berdering, Jennie Bai kelabakan mencarinya, wajahnya pun berubah karena terkejut mendengar deringnya.

Baru ketika dia akan mematikan suara telepon, terdengar suara pintu diketuk, "Siapa yang sedang berada di dalam? "

Suara kepala pelayan membuat Jennie Bai kaget dan panik, sesaat kemudian dia dapat mendengar suara gemerincing kunci. Dia dengan segera melempar ponsel itu ke atas sofa, dan dnegan cepat bersembunyi di balik tirai, menahan nafasnya, dan dengan hati-hati berusaha mendengarkan suara-suara di ruangan itu.

Dering telepon itu masih berlangsung, kepala pelayan sudah membuka pintu dan berjalan masuk, begitu dilihatnya nama Yesi Mo di layar ponsel di atas sofa itu, dia mengangkatnya.

"Nyonya muda. "

"Kepala pelayan, kenapa bisa kamu yang mengangkat telepon? Di mana Jennie? "

"Tidak tahu. "

"Tidak tahu? Kalau begitu bagaimana bisa ponselnya berada di tanganmu? "

"Aku tadi sedang berjalan di koridor, ketika mendengar suara alunan musik dari ruang baca Nyonya besar, saat aku membuka pintu, aku menemukan ponsel Nona Bai yang berada di atas sofa sedang berdering. "

"Begitu rupanya, kalau begitu suruhlah orang untuk mencarinya, suruh dia segera datang ke restoran Yuexiang untuk makan, aku dan Stanley menunggunya di sini. "

"Baiklah, nyonya muda, aku sekarang juga akan menyuruh orang untuk mencarinya. "

Setelah menutup telepon, kepala pelayan lantas memasukan ponsel itu ke dalam sakunya, lalu menyapukan pandangannya ke sekeliling ruang baca. Akhirnya sorot matanya berhenti di tempat Jennie Bai bersembunyi. Dia dapat melihat dengan jelas ujung sepatu berhak tinggi Jennie Bai di bawah tirai.

Kepala pelayan memicingkan matanya, dia berjalan pelan dan menyibakan tirai itu.

Jennie Bai gelagapan menatap kepala pelayan, matanya berusaha menghindar bertatapan langsung.

"Nona Bai, apa yang kamu lakukan di sini? "

"Aku sedang mencari... "Jennie Bai memutar matanya, "Aku sedang mencari ponselku, semalam aku tanpa sengaja menjatuhkannya di sini. "

"Anda yakin anda hanya mencari ponsel anda? "

"Ten-tentu... "Jennie Bai menundukan kepalanya tidak berani menatap kepala pelayan. Mata kepala pelayan berkilat dengan cahaya kebajikan, dia mengangguk, kemudian merogoh ponsel Jennie Bai dan mengembalikannya padanya, "Nona Bai, ini ponselmu. Tadi nyonya muda menelepon, dia berkata dia sedang menunggumu di restoran Yuexiang untuk makan bersama, beres-bereslah dan segera berangkat."

"Te-terima kasih. Kalau begitu aku pamit dulu. "

Setelah menerima ponselnya dan berterima kasih, Jennie Bai langsung berlari keluar, dan dengan segera di ruang baca hanya tertinggal kepala pelayan seorang diri.

Dia berjalan pelan lalu menutup pintu, seusai meneliti dengan seksama apakah ada yang hilang dari dalam ruang baca, dia menyeritkan dahinya sambil berpikir, dan mengunci pintu.

Sebelum berangkat ke restoran Yuexiang, Jennie Bai menelepon Andrew Ling.

"Apa kamu sudah menemukannya? "

"Belum. "

"Kalau belum mengapa kamu meneleponku? Apa kuncinya tidak bisa untuk membuka pintunya? "

"Bukan, aku sudah masuk. Aku meneleponmu untuk memberitahumu sesuatu, baru saja saat sedang mencari barang itu di ruang baca nyonya besar, kepala pelayan datang dan menemukanku. Aku khawatir dia akan memberitahu kakakku. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku sebaiknya nanti pulang saja? "

"Tidak boleh, kamu tidak boleh pulang ke rumah sebelum menemukannya. "

Jawaban Andrew Ling sangat lugas, Jennie Bai ragu sejenak, "Tapi aku sudah tertangkap basah oleh kepala pelayan, kalau dia sampai memberitahu kakakku, lantas bagaimana? Aku takut...... "

"Tenang saja, urusan ini serahkan padaku. "

"Kamu.....apa yang akan kamu lakukan? "Jennie Bai bertanya dengan cemas.

"Buat dia tutup mulut. "

"Kamu sudah gila? Membunuh orang adalah sebuah tindakan kriminal." Jennie Bai berteriak.

"Siapa bilang aku mau membunuh orang? "

"Lantas apa yang akan kamu lakukan untuk membuat kepala pelayan tutup mulut? "Jennie Bai bertanya dengan tidak tenang.

"Kamu tidak perlu tahu, yang sekarang perlu kamu lakukan hanyalah segera membantuku menemukan barang itu. Aku sangat sibuk, sudah dulu. "

"Tunggu."

"Ada apa lagi? " Andrew Ling bertanya dengan tidak sabar.

"Apa aku boleh menemui Sonson? Aku rindu padanya. "

"Akhir pekan aku akan mengajaknya datang ke rumah kediaman keluarga Yan. "

Tidak ada suara lagi dari dalam telepon, Jennie Bai menengok layar ponselnya, dia menggigit bibir, lalu bertukar pakaian dan pergi keluar.

Saat dia tiba di restoran Yuexiang, Stanley Yan, Yesi Mo dan Didi sudah menunggu beberapa saat. Semua makanan yang dipesan juga sudah terhidang di atas meja.

Ketika makan, Yesi Mo mendapati Jennie Bai terus tidak fokus, dia pun bertanya dengan penasaran padanya.

Jennie Bai membuat alasan dia sedang tidak enak badan, kepalanya sedikit pusing.

Yesi Mo mengangguk, "Kalau begitu kita akan makan cepat-cepat, lalu pulang dan beristirahat lebih awal. "

"Tidak apa-apa, kakak sudah susah-susah keluar dari penjara, nanti setelah ini kita ajak Didi bermain dulu, tidak usah terburu-buru pulang, aku pulang sendiri, tidak apa-apa. "

"Baiklah kalau begitu. "Yesi Mo tidak memaksanya.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu