Unlimited Love - Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
Yesi Mo terbangun dari mimpinya, bernafas dengan terengah-engah.
Sekujur tubuhnya basah oleh keringat, terasa lengket sangat tidak nyaman, namun dia tidak berniat untuk memperdulikan hal itu, mengerutkan alisnya memikirkan wanita yang ada di dalam mimpinya, namun bagaimanapun dia berpikir dia tidak bisa mengingat wajah wanita itu, satu-satunya yang dia ingat adalah sepasang mata wanita itu.
Siapa wanita itu? Kenapa tiba-tiba dia bisa bermimpi seaneh ini?
Yesi Mo melipat kakinya duduk di atas ranjang, berpikir sejenak, namun tidak menemukan titik cerah apapun.
Di malam yang tenang, samar-samar Yesi Mo mendengar suara batuk, yang berasal dari kamar Wirawan Mo, melalui jendela yang terbuka dia bisa melihat cahaya lampu. Yesi Mo merasa sangat khawatir.
Sepertinya penyakit Wirawan Mo semakin parah, beruntung suara batuknya tidak lama, cahaya lampu yang keluar telah meredup, Yesi Mo kembali berbaring di atas ranjangnya dan tertidur.
Malam ini, tidak hanya satu kali dia memimpikan hal yang sama, tidak hanya satu kali memimpikan dirinya didorong oleh seorang wanita dari atas kapal pesiar, tidak hanya satu kali melihat seringaian di wajah kejam wanita itu.
Namun setiap kali dia membuka matanya, wajah wanita yang ada di dalam mimpinya itu dengan cepat menjadi tidak jelas, dia tidak bisa mengingat semua kedetailannya.
Saat Levy Song melihat wajah lelah Yesi Mo yang sedang berjalan turun ke bawah, dia segera berjalan dengan khawatir menghampirinya menarik tangannya, “Yesi, wajahmu kenapa semurung ini? Apa kamu baik-baik saja?”
Yesi Mo memaksakan tersenyum padanya, bertanya dengan khawatir, “Ibu, aku tidak apa-apa! Ayah, apa ayah baik-baik saja? Kemarin malam aku mendengar ayah batuk lagi!”
“Penyakit lama ayahmu! Bukan masalah besar, cukup lebih diperhatikan maka akan membaik!” Levy Song tersenyum menenangkan, menyuruh Yesi Mo untuk segera sarapan.
Saat melihat Wirawan Mo, wajahnya terlihat sedikit pucat, tatapannya juga sangat redup, namun walaupun begitu di hadapan Yesi Mo, wajahnya tetap menampilkan sebuah senyuman.
“Yesi, cepat sarapan!”
“Hmm!” Yesi Mo mengerutkan alisnya melihatnya sekilas, duduk di samping Wirawan Mo, menolehkan kepalanya bertanya, “Ayah, kenapa wajahmu pucat sekali? Apa perlu nanti periksa ke rumah sakit?”
“Tidak perlu!” Wirawan Mo menggelengkan kepalanya, mengerutkan alisnya menatap Yesi Mo, “Bagaimana denganmu, kenapa matamu merah? Apa kemarin malam aku berisik hingga mengganggumu?”
“Tidak!” Yesi Mo menipiskan bibirnya. “Aku hanya bermimpi semalaman! Jadi tidur dengan tidak nyenyak!”
“Kalau begitu nanti selesai makan, kamu tidurlah lagi!”
Selesai berucap, Wirawan Mo menyuruh Yesi Mo dan Levy Song untuk sarapan, setengah jam kemudian, Wirawan Mo bangkit berdiri berjalan keluar, pengurus rumah berlari kecil mengenakan mantel ke tubuh Wirawan Mo.
Yesi Mo mengerutkan alisnya, “Ayah, kamu akan pergi keluar?”
“Hari ini perusahaan mengadakan rapat dewan direksi, aku harus pergi ke sana sebentar, aku akan segera pulang!”
Wirawan Mo menjelaskan, kemudian berjalan keluar pintu.
Levy Song mengantarkannya hingga naik ke mobil, melihat mobil yang sudah pergi membalikkan tubuhnya masuk ke dalam, melihat wajah Yesi Mo yang menatap pintu dengan khawatir dia tersenyum bertanya, “Yesi, apa yang kamu lihat?”
“Bukan apa-apa! Aku sedang berpikir kenapa ayah harus serajin itu! Urusan perusahaan apa tidak bisa ditunda dulu?” Yesi Mo mengerutkan alisnya mengingat wajah Wirawan Mo yang pucat tadi, “Bagaimanapun kondisi ayah”
“Perusahaan adalah hasil kerja keras ayahmu, tidak semudah itu dia membiarkannya!” Levy Song menghela nafas, “Jika kamu dan Rico”
Membicarakan ini Levy Song segera menghentikan ucapannya, merangkul bahu Yesi Mo berucap, “Sudahlah, tidurlah lagi! Aku akan pergi sebentar!”
Yesi Mo sangat mengerti ucapan apa yang belum diselesaikan Levy Song.
Jika dia dan Rico Mu menikah, Wirawan Mo pasti bisa dengan tenang menyerahkan perusahaan pada Rico Mu, sehingga tidak perlu sesulit ini.
Namun Levy Song juga mengetahui jika Yesi Mo belum siap menikah dengan Rico Mu, maka dari itu dia baru mengucapkannya setengah, dia langsung menarik kembali ucapannya.
Melihat punggung Levy Song. Yesi Mo menipiskan bibirnya, menghirup nafas dalam berucap pelan, “Ibu, maaf! Semua ini salahku!”
Levy Song membalikkan tubuhnya mengusap wajah Yesi Mo dengan lembut lalu menggeleng, “Anak bodoh, ini tidak ada hubungannya denganmu! Kamu tidak perlu merasa terbebani. Mengenai kesulitan ini, ayahmu dan aku lebih berharap kamu bisa bahagia! Bagi kami hal inilah yang terpenting!”
“Hmm!” Yesi Mo menatap Levy Song dengan terharu, tatapannya terlihat berkaca-kaca.
Levy Song sudah pergi karena ada urusan, Yesi Mo menguap lalu kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya, saat terbangun hari sudah siang, lalu memakan sesuatu. Saat akan berjalan keluar, Rico Mu telah datang.
“Rico, kenapa tiba-tiba datang kesini?” tanya Yesi Mo menatap Rico Mu penasaran, “Apa kamu tidak bekerja?”
“Tadi pergi menemui client, jadi sekalian mampir kemari, aku tidak tenang jadi mengunjungimu sejenak!” Rico Mu tersenyum. “Bagaimana tidurmu tadi malam?”
“Lumayan! Hanya saja aku selalu bermimpi!”
“Mimpi? Mimpi apa? Coba ceritakan!” tanya Rico Mu menatap Yesi Mo penuh minat.
“Sebenarnya bukan apa-apa, hanya bermimpi aku berada di atas kapal pesiar, lalu di dorong oleh seorang wanita ke dalam laut! Wanita itu sepertinya sangat membenciku!” Yesi Mo mengerutkan alisnya, “Rico, menurutu apa ini ada hubungannya dengan masa laluku?”
“Masa lalumu aku sangat mengetahuinya, kamu tidak pernah tenggelam dari atas kapal pesiar, dan tidak ada yang akan berani mendorongmu ke dalam laut. Jika memang tenggelam, itu juga tiga tahun yang lalu demi menolongku, tapi saat itu kita berada di kapal feri, selain kita dan pengawal tidak ada wanita lain!”
“Benarkah?” Yesi Mo menatap ragu Rico Mu sekilas, “Mungkin aku yang berpikir terlalu jauh, ini pasti hanya mimpi biasa!”
“Iya!” Rico Mu tersneyum mengangguk. “Oh iya, nanti malam ada jamuan makan malam, bisakah kamu menemaniku?”
“Rico, kamu tahu aku. Aku”
“Lupakan, aku tidak akan memaksamu!” Rico Mu menggelengkan kepalanya tersenyum pahit, “Lagipula kamu juga tidak suka”
“Tidak, aku akan pergi bersamamu!”
Tiba-tiba Yesi Mo mengangkat kepalanya menatap Rico Mu, jawabannya membuat Rico Mu terkejut, namun yang lebih dominan adalah rasa senang.
“Benarkah? Baiklah kalau begitu, nanti aku akan datang menjemputmu!”
Sejak awal Yesi Mo sangat tidak menyukai perjamuan makan malam, acara lelang, pesta dansa, dia tidak suka lingkungan yang berisik, selama dua tahun lebih, Rico Mu bukannya tidak pernah mengajaknya untuk menjadi pendampingnya, setiap kali selalu ditolak oleh Yesi Mo.
Namun kali ini ternyata Yesi Mo menyetujuinya, walaupun Rico Mu melihat sedikit ketidak bersediaan Yesi Mo, namun ini baginya adalah sebuah kabar yang sangat baik.
Setidaknya ini membuktikan jika Yesi Mo sedang berusaha menerimanya. Berkompromi untuknya.
Melihat Rico Mu yang terlihat senang, Yesi Mo menggeleng pelan, dia tahu apa yang dipikirkan Rico Mu, namun dia tidak mengatakannya.
Memang dia melakukan ini karena sedang mencoba menerima Rico Mu, namun alasan utamanya bukan karena Rico Mu, tapi karena Wirawan Mo.
Hari itu Wirawan Mo kembali ke rumah setelah bekerja. Melihat Yesi Mo mengenakan gaun berwarna hitam, seketika mengerutkan alisnya, “Yesi, kamu ini”
“Nanti aku dan Rico akan pergi menghadiri sebuah perjamuan!”
“Benarkah? Bagus, baguslah! Kalian bersenang-senanglah!” Wirawan Mo tersenyum senang, raut wajahnya penuh dengan kelegaan.
“Hmm!” saat Yesi Mo mengangguk, Rico Mu telah berjalan masuk, menyapa Wirawan Mo dan Levy Song dengan sopan, “Paman Mo, Bibi Song!”
“Rico sudah datang! Apa menjemput Yesi?” tanya Wirawan Mo tersenyum.
“Hmm, nanti aku akan membawa Yesi menghadiri acara perjamuan! Mungkin akan pulang sedikit terlambat!”
“Tidak masalah, sebaiknya kalian segera pergi!” selesai berucap Wirawan Mo berhenti sejenak. Mengulurkan tangannya menepuk bahu Rico Mu, berucap dengan tulus, “Rico, malam ini aku menyerahkan Yesi padamu! Bantu aku menjaganya!”
“Paman Mo kamu tenang saja, aku akan menjaga Yesi!”
Wirawan Mo menepuknya dengan kuat, hingga Rico Mu merasa sedikit sakit pada bahunya. Namun dia tidak kesal sedikitpun, malah dia merasa sangat senang.
Tempat diadakannya perjamuan adalah sebuah aula hotel berbintang tujuh, dari jauh Yesi Mo sudah melihat banyak orang yang tidak dikenalinya.
Jika mengatakan kenal sebenarnya Yesi Mo tidak terlalu mengenal mereka, sedangkan orang-orang itu, bahkan kebanyakan orang mengenali wajah Yesi Mo.
“Rico, hari ini ada perjamuan apa? Kenapa banyak artis?” tanya Yesi Mo menolehkan kepalanya dengan penasaran.
“Acara ulang tahun anak gubernur Georgia!” Rico Mu tersenyum menjelaskan.
Yesi Mo mengangguk. Tidak bertanya kembali.
Seperti yang diketahui semua orang bahwa putri gubernur itu terjun dalam dunia perfilman, banyak artis yang hadir dalam acara ulang tahunnya bukanlah hal yang aneh.
“Ayo kita jalan!”
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaDiamond Lover
LenaThe Great Guy
Vivi HuangCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoHidden Son-in-Law
Andy LeePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCutie Mom
AlexiaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)