Unlimited Love - Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)

Stanley Yan terlalu banyak mengerahkan tenaga, membuat Jennie Bai merasa tangannya yang sedang dicengkeram Stanley Yan seolah terjepit oleh cakar harimau. Rasa sakitnya membuatnya hampir meneteskan air mata.

Kali ini, Stanley Yan barulah tersadar akan perbuatannya yang tidak terkontrol. Ia segera merenggangkan cengkeraman tangannya lalu dengan nada maaf berujar, “Maaf.”

“Kak, aku tidak menyalahkanmu. Kamu juga terlalu peduli pada kakak ipar dan Didi.” Jennie Bai mengelus tangannya yang merah karena dicengkeram Stanley Yan sambil menggelengkan kepala.

“Oh ya, kamu tadi bilang kamu mungkin punya cara untuk menemukan mereka. Bagaimana caranya?” desak Stanley Yan.

Jennie Bai mengangkat kepalanya dan berujar, “Sebenarnya, bukan aku juga yang memiliki caranya tapi Andrew pasti punya cara. Aku sudah mengerti garis besar perkara ini dari penjelasan Marson dan aku rasa besar kemungkinannya orang-orang Bella-lah yang menculik kakak ipar dan Didi. Andrew sedang terus membantu Bella bertindak, mungkin ia memiliki cara untuk menemukan kakak ipar dan Didi.”

“Berikan ponselnya padaku.”

“Untuk apa?”

“Menelepon.”

Stanley Yan tidak dapat menunggu sedetik lebih lama lagi, ia harus secepatnya memastikan keselamatan Yesi Mo dan Didi. Ia harus secepatnya mengetahui keberadaan mereka, harus secepatnya menolong mereka.

“Kak, tunggu sebentar.”

“Ia punya syarat?” Stanley Yan mengernyitkan dahinya seketika, dengan curiga dan tidak yakin menatap Jennie.

“Ya. Ia bilang kalau kita mau ia membantu, kita harus memberikannya kotak yang ia mau. Kak, apakah di rumah ini benar-benar ada kotak yang ia inginkan?”

Stanley Yan tersenyum getir tidak berdaya, “Mungkin ada mungkin juga tidak, aku juga tidak yakin. Tapi sampai aku sebesar ini, benar-benar belum pernah kulihat kotak yang ia deskripsikan itu di rumah ini. Mungkin ada di kamar nenek atau di ruang baca.”

“Disana tidak ada.” Selesai bicara, Jennie Bai menundukkan kepalanya karena malu dan dengan suara kecil berujar, “Kedua ruangan itu sudah diam-diam aku geledah.”

“Kalau begitu, memang tidak ada. Berikan ponselnya padaku.”

Stanley Yan menghela napas, lalu menjulurkan tangan untuk mengambil ponsel dari tangan Jennie Bai. Jennie Bai kemudian menengadah untuk menatap Stanley Yan dan berkata, “Kak, ia tidak akan setuju untuk membantumu kalau tidak ada kotaknya.”

“Coba saja, siapa yang tahu?”

Setelah mengambil ponsel yang Jennie Bai berikan padanya, Stanley Yan pun menelepon Andrew Ling.

“Untuk apa kamu meneleponku lagi?” Suara Andrew Ling yang tidak sabar terdengar dari ujung sana.

“Ini aku, Stanley.”

“Ternyata kamu. Sudah dipikirkan baik-baik?” Suara Andrew Ling menyiratkan seulas nada bangga.

“Barang yang kamu inginkan tidak ada di rumah keluarga Yan kami. Akan tetapi, aku bisa menggantinya dengan barang lain asalkan kamu mau membantuku menemukan Yesi dan Didi.”

“Selain kotak itu, aku tidak tertarik pada barang lain apapun. Aku sangat sibuk, sudah dulu.”

Andrew Ling menjawab dengan dingin dan selesai berujar, ia bermaksud untuk langsung menutup teleponnya.

“Tunggu, aku bisa memberimu Yan Business Group.”

“Sudah kubilang, aku tidak tertarik.”

“Kalau masih kutambah dengan Liancheng Group?” ujar Stanley Yan sambil mengatupkan bibirnya dan berpikir-pikir.

“Stanley, apakah kamu sedang bercanda denganku? Semua orang tahu bahwa sekarang Liancheng Group berada dalam genggaman Robin. Apakah ia akan menyerahkannya kepadamu begitu saja dengan mudah? Hei, kamu pikir aku bodoh?”

“Liancheng Group memang saat ini berada di bawah Robin, namun tidak benar-benar berada dalam genggamannya. Di tanganku ada surat penyerahan kepemilikan yang ia tandatangani sendiri. Asalkan Yesi dan Didi selamat, aku bisa langsung mengambil alih Liancheng Group dari tangannya.”

Stanley Yan mengatupkan mulutnya dan menarik sebuah napas dalam.

Surat penyerahan kepemilikan ini diberikan secara pribadi oleh Robin Xiao untuk diserahkan pada Yesi Mo di waktu yang tepat.

Stanley Yan tahu Yesi Mo pasti tidak menginginkannya, jadi ia terus mengunci berkas itu di dalam brankasnya. Awalnya ia bermaksud untuk menghancurkannya saat ia ada waktu, tapi dalam kurun waktu itu, terlalu banyak perkara yang terjadi sehingga ia melupakannya. Stanley Yan tidak menyangka ternyata sekarang benda itu ada gunanya.

“Kalau begitu, Liancheng Group juga merupakan milik Yesi dan bukan milikmu.”

Andrew Ling tertawa dingin di telepon dan Stanley Yan menarik sebuah napas dalam. “Yang kamu katakan itu benar, sekarang aku tidak bisa menjadi pemiliknya. Tapi, bagaimana kalau aku bercerai dari Yesi? Paling tidak, aku bisa mendapatkan setengah dari kepemilikan sahamnya. Walaupun aku tidak bisa memberikan Liancheng Group seutuhnya padamu, tapi yang dapat kuberikan juga tidak sedikit.”

“Bercerai? Memangnya kamu rela? Lagipula setelah kalian bercerai, apakah Yan Business Group masih dapat seutuhnya jatuh ke tanganmu? Yan Business Group sudah kamu kelola begitu lama, walaupun kamu hanya memiliki setengah dari keseluruhan saham, namun Yan Business Group akan secara otomatis terkontrol kuat dalam genggamanmu. Paling-paling juga hanya akan mendapatkan setengah saham yang diwariskan Yesi. Itu sama sekali tidak cukup.”

“Begini saja, sekarang aku akan menandatangani kepemilikan saham menjadi perjanjian kepemilikan. Aku akan membuat semua saham atas namaku di Yan Business Group menjadi milikmu. Anggaplah ini sebagai sedikit ketulusanku. Untuk sisanya, kita bisa menandatangani sebuah perjanjian sehingga samapi nanti saatnya tiba, kamu tidak takut aku akan mengingkarinya.”

“Kalau begitu, ini menjadi cukup menarik. Baiklah, setengah jam lagi asistenku akan mengantarkan dokumennya. Asalkan kamu menandatanganinya, aku akan membantumu memikirkan caranya.”

“Bukan memikirkan caranya, namun kamu harus bisa menemukan mereka. Kalau kamu tidak bisa menemukan mereka, maka perjanjian itu batal. Hal ini harus tertulis dalam perjanjian.” ujar Stanley Yan dingin, ia tidak membiarkan hal sekecil apapun luput.

“Kamu benar-benar bisa sangat teliti. Tidak masalah, terserah.”

Setelah menutup telepon, Stanley Yan menghembuskan napas sedangkan Jennie Bai yang ada di sebelahnya malah menjadi tidak tenang.

“Kak, bagaimana kamu bisa menyetujuinya? Kalau benar kamu menyerahkan perusahaan padanya, apa yang akan terjadi ke depannya padamu dan kakak ipar?”

“Dibandingkan dengan keselamatan kakak iparmu dan Didi, uang sama sekali tidak penting. Asalkan mereka bisa kembali dengan selamat, bahkan walaupun aku harus menyerahkan nyawaku, semuanya pantas.”

Stanley Yan berujar dengan sangat tegas sambil menatap Jennie Bai.

Jennie Bai menggerakkan bibirnya dengan tidak jelas untuk waktu yang cukup lama. Akhirnya ia hanya menghela napas dengan emosi yang dalam, “Kak, aku benar-benar iri dengan kakak ipar. Ia bisa bertemu dengan pria sepertimu yang mau membayar apapun demi dirinya.”

Stanley Yan tidak berkata apapun, ia hanya menatap Jennie Bai sekilas sambil tersenyum getir.

Asisten Andrew Ling datang dengan sangat cepat. Stanley Yan menelaah dua buah perjanjian dengan sangat teliti, dahinya pun mulai mengernyit.

“Apa-apaan ini?”

Tiba-tiba, ada tambahan sebuah syarat di dalam perjanjian itu. Mulai sekarang, vila kediaman keluarga Yan menjadi milik Andrew Ling. Semua orang di dalam vila harus meninggalkannya secepat mungkin dan tidak diperbolehkan membawa benda apapun.

“Ini adalah syarat yang Direktur Ling tambahkan. Direktur Ling bilang kalau tidak setuju, silakan tidak menandatanganinya. Ia tidak ingin mengkhianati Bella hanya demi sebuah Yan Business Group dan sedikit saham dari Liancheng Group. Wanita itu adalah orang gila, harga yang harus dibayar karena mengkhianatinya terlalu besar.”

Stanley Yan memejamkan mata dan mengambil napas dalam, “Baik, aku akan tanda tangan. Aku harap ia memegang kata-katanya.”

Melihat Stanley Yan yang tanda tangan, asisten itu tersenyum dan menyerahkan berkas perjanjian kepada pengawal yang ada di belakangnya. Ia lalu membaut gestur mempersilakan yang ditujukan pada Stanley Yan, “Tuan Yan, tempat ini bukan milikmu lagi. Silakan.”

“Hmph. Mau mengusirku sekarang juga? Sepertinya terlalu cepat, tunggu sampai Andrew berhasil menemukan Yesi dan Didi baru kita bicarakan lagi.”

“Tuan Yan, apakah tuan mau mengingkari janji? Jangan lupa, hitam diatas putih dalam kontrak tertulis dengan sangat jelas. Kamu harus...”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu