Unlimited Love - Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)

Setelah kepergian Andrew Ling, Yesi Mo terlihat bengong, bahkan dia tidak tahu sejak kapan Stanley Yan turun dan duduk di sebelahnya, tapi dapat diketahui apa pun yang Andrew Ling katakan kepadanya mengejutkannya.

Merasakan kehangatan yang menjalar dari punggung tangannya, Yesi Mo baru tersadar, dia mengangkat kepalanya dan mendapati sorot mata penuh perhatian Stanley Yan.

"Aku tidak apa-apa. "Yesi Mo memaksakan sebuah senyum, dia ingin membuat Stanley Yan tenang, tapi tak disangka, Stanley Yan menggeleng padanya, meraih tangannya, menengadahkan telapak tangan Yesi Mo, dan menggunakan jarinya menulis beberapa kata di telapak tangannya.

"Dia sedang membohongimu. "

Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan bingung, apa maksudnya?

Tadi ketika dia tidak berada di situ, apa jangan-jangan dia mengetahui pembicaraannya dengan Andrew Ling? Kemampuan apa yang dia miliki? Telepati? Itu terlalu imajinatif.

Stanley Yan tersenyum kecil, tanpa menunggu Yesi Mo bertanya, dia sudah menunjuk ke arah Kenny Song yang hendak berjalan keluar.

Yesi Mo menatap ke arah yang ditunjuk tangannya, baru setelah itu dia mengangguk paham, kecurigaan di wajahnya perlahan sirna, tapi mendadak muncul sebuah kecurigaan baru.

"Bagaimana kamu bisa tahu? "

Stanley Yan tersenyum, dia menggapai tangan Yesi Mo, menuliskan beberapa kata di tangannya—— nanti kamu juga akan mengetahuinya, percayalah, aku tidak salah.

Yesi Mo menatap Stanley Yan seakan berusaha mencari tahu Stanley Yan hanya berkata demikian untuk membuatnya merasa tenang, atau dia sungguh mengetahuinya.

Tapi dengan segera Yesi Mo merasa kecewa, wajah Stanley Yan masih terbalut perban, dia sama sekali tidak mungkin untuk melihat ekspresi wajahnya.

Satu-satunya cara dia bisa mendapatkan jawaban hanyalah melalui tatapan Stanley Yan. Tapi dari tatapannya itu, selain rasa cinta yang mendalam, dia tidak melihat apa-apa lagi.

Dengan begitu, Yesi Mo sekarang hanya bisa menyerah untuk mencari tahu, dia memilih untuk mempercayai Stanley Yan, percaya Andrew Ling sedang berbohong, percaya Sara Xue masih sahabat karibnya.

Stanley Yan meraih tangannya, kemudian bangkit berdiri, dan menggunakan tatapan matanya memintanya untuk menemaninya berjalan-jalan keluar.

Di dalam taman, kedua orang itu bergandengan tangan melenggang bersama.

Walaupun suasana di sekitar sangat tenang, selain kicauan burung dan suara para pembantu yang bercakap-cakap dengan lirih, ditambah suara langkah kaki mereka berdua, tidak ada suara yang lain, namun, seiring berjalannya waktu, pikiran Yesi Mo mulai melayang terbang entah ke mana lagi.

Stanley Yan mendapati Yesi Mo tidak seperti biasanya, menghentikan langkahnya dan menatapnya.

Yesi Mo menyeritkan dahinya dan bertanya, "Ada apa? "

"Tersenyumlah. "

Sambil berkata demikian, Stanley Yan menaikan sudut bibirnya, walaupun ekspresi wajahnya tidak terlihat, tapi Yesi Mo dapat melihat senyum yang dia pancarkan dari tatapan matanya.

Mengingat dia sekarang sedang menemani Stanley Yan bercakap-cakap, dia seketika memperbaiki suasana hatinya, dan meletakan semua pikirannya itu ke belakang kepalanya, lalu tersenyum padanya.

Saat keduanya berjalan kembali ke dalam rumah, sudah setengah jam lebih berlalu.

Stanley Yan menemani Yesi Mo tidur siang, setelah melihat Yesi Mo sudah tertidur pulas, dia baru dengan sangat hati-hati membuka pintu kamar, dan berjalan keluar.

Melihat Stanley Yan menuruni tangga, Kenny Song tergopoh dan menyambutnya, dia kemudian dengan penuh hormat memanggilnya, "Tuan muda. "

Stanley Yan mengangguk, dia melangkah dengan cepat ke arah garasi, Kenny Song mengikutinya sambil bertanya dengan lirih, "Tuan muda, apa anda sekarang ini akan pergi keluar? Saya sekarang akan menyuruh orang untuk mempersiapkan mobil anda. "

Stanley Yan melambaikan tangannya dengan tidak sabar, dia kemudian naik ke dalam mobil sambil menerima kunci yang disodorkan padanya oleh seorang pembantu, lalu menyalakan mesin. Mobil melesat keluar.

Kenny Song berdiri dalam diam di situ, memperhatikan debu yang ditinggalkan oleh mobil teresbut, dia bengong.

"Pengurus rumah, apa ada sesuatu? "

Pembantu yang bertugas mengurus garasi berjalan mendekatinya dan bertanya. Kenny Song menoleh dan menjawab, "Tidak ada apa-apa, pergilah. "

Sepulangnya ke dalam kamarnya, Kenny Song meraih ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan ke sebuah nomor, setelah itu dia menarik nafas dalam-dalam dan melangkah keluar dengan membawa hati yang gundah.

Yesi Mo tidak tahu kepergian Stanley Yan, dia tertidur dengan sangat lelap, kalau bukan karena ketukan di pintu yang terdengar gugup itu, dia akan tertidur sampai petang.

Begitu pintu dibuka, Kenny Song berkata dengan tegang padanya, "Nyonya muda, tuan muda...... "

"Ada apa dengan Stanley? "Yesi Mo seketika ikut gugup dan dengan segera bertanya.

"Tuan muda mengalami kecelakaan, sekarang beliau sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. "

"Rumah sakit apa? "

"Rumah sakit pusat kota. "

Yesi Mo sudah pernah kehilangan Stanley Yan sekali, dia tidak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya, begitu mendengar kabar itu, dia langsung bergegas menuju ke rumah sakit.

Saat Yesi Mo dan Kenny Song tiba di rumah sakit, proses pertolongan pertama sudah selesai, dokter dengan penuh rasa menyesal berkata padanya, "Nona Mo, turut berbela sungkawa. "

Yesi Mo tercengang, dia tidak berani percaya Stanley Yan secepat itu meninggalkan dirinya, secepat itu pergi ke dunia lain. Itu terlalu mengejutkan.

Dua jam sebelumnya, mereka masih berjalan bersama bergandengan tangan di taman, Stanley Yan bahkan masih menemaninya tidur.

Bagaimana mungkin begitu dia bangun, Stanley Yan sudah meninggalkannya untuk selamanya?

Sebelum melihat jasad Stanley Yan, Yesi Mo tidak percaya, dia tidak berani untuk percaya.

Seiring dengan dibukanya kain putih yang menutupi jasad itu, energi Yesi Mo perlahan seakan pergi meninggalkannya, dia terkulai lemas.

Benar, itu adalah Stanley Yan, pasti adalah Stanley Yan, dia mengenali bentuk tubuh Stanlye Yan, mengenali baju yang dipakainya, dia mengenali tangannya, mengenali cicin perkawinan mereka yang terpasang di jari manisnya.

Air mata tak terbendung mengalir dari kedua matanya, hatinya dipenuhi kesedihan mendalam, dia dengan tidak mudah mendapatkan Stanley Yan kembali hanya untuk kehilangan dirinya lagi, bahkan kali ini Stanley Yan tidak akan bisa kembali lagi, tidak akan kembali pulang ke sisinya, untuk selamanya.

Yesi Mo tidak bisa menerima itu semua, dia sama sekali tidak bisa menerimanya.

Mengingat suka duka yang dia lalui bersama dengan Stanley Yan, mengingat mereka dengan susah payah menemukan masing-masing kembali, dia mengira mereka selamanya tidak akan lagi terpisahkan, namun kenyataan yang dia hadapi sekarang membelah jantungnya bagai sebilah pisau.

Di detik itu, hati Yesi Mo seakan mati.

Melihat jasadnya didorong pergi, Yesi Mo mendadak tersadar, dia menarik tangan Stanley Yan dan enggan melepaskannya, meskipun orang lain mengatakan itu tidak ada gunanya.

Dokter merasa tidak enak, juga Kenny Song, tapi jasad itu harus dimasukan ke dalam kamar jenasah, dan tidak mungkin untuk terus diletakan di situ, tidak mungkin terus berada di koridor.

Yesi Mo mengikutinya dari belakang, satu langkah, dua langkah, tiga langkah......

Langkah Yesi Mo terasa makin lama makin berat, semakin mereka berjalan mendekati kamar jenasah, Yesi Mo semakin bersedih, tapi ini semua tidak merubah apa pun.

Ketika semua orang datang ke kamar jenasah, Andrew Ling muncul entah dari mana, dari kejauhan mengamati Stanley Yan yang sedang didorong masuk, wajahnya tenang, dia bertanya, "Apa sudah dipastikan?"

Pengawal Andrew Ling yang mendorong kursi rodanya mengangguk, "Sudah dipastikan. "

Andrew Ling mengangguk, sudut mulutnya terangkat sedikit, dia menyuruh pengawalnya itu untuk mendorongnya mendekat.

"Turut berbela sungkawa. "

Menanggapi pernyataan Andrew Ling tersebut, Yesi Mo menolak untuk mendengarnya, dia hanya menatap kosong jasad Stanley Yan yang dimasukan ke dalam ruang pendingin, enggan melepaskan tangannya. Dia masih ingin memandangi Stanley Yan lebih lama lagi, walau hanya memandangnya saja.

Dalam kondisi seperti itu, dokter yang bertugas juga tidak mengusirnya pergi, dia menunggu di situ dnegan sabar. Pemandangan seperti itu dia sudah banyak melihat, maka dia tentu juga bisa merasakan apa yang dirasakan sanak saudara yang ditinggalkan.

Yesi Mo tidak ingin pergi, tapi dia akhirnya tetap harus pergi, dia dibawa 2 orang polisi pergi dari situ, dengan tujuan penjara.

"Yesi Mo, tenang saja, aku akan mencari cara untuk mengeluarkan kamu. "

Dari belakangnya dapat terdengar suara Andrew Ling yang tegas, Yesi Mo menoleh dan menatapnya dengan kosong, dia tidak berkomentar.

Setelah Yesi Mo dibawa pergi, Kenny Song mengejarnya, dia menyaksikan Yesi Mo dimasukan ke dalam mobil polisi. Melihat mobil itu pergi, dia tidak mengucapkan apa-apa, ekspresi di wajahnya menunjukan ketidaktegaan.

Saat Andrew Ling berjalan melewatinya, dia menyuruh pengawalnya untuk berhenti sejenak, dia tersenyum pada Kenny Song dan berkata, "Bagus bagus. Aku berjanji akan memberimu bonus, aku akan menyuruh orangku untuk segera mengirimkannya padamu. "

"KAMU! ....... "Tatapan Kenny Song terlihat kacau menyaksikan Andrew Ling yang tertawa sambil perlahan menjauh. Setelah bayangan Andrew Ling tidak terlihat lagi, Kenny Song juga berjalan ke arah tempat parkir, kemudian dengan wajah tanpa ekspresi memacu mobilnya keluar dari situ.

Seperginya dari rumah sakit, Kenny Song mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sebuah nomor.

"Tuan muda, ikan sudah menggigit umpannya. "

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu