Unlimited Love - Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
Setelah kepergian Andrew Ling, Yesi Mo terlihat bengong, bahkan dia tidak tahu sejak kapan Stanley Yan turun dan duduk di sebelahnya, tapi dapat diketahui apa pun yang Andrew Ling katakan kepadanya mengejutkannya.
Merasakan kehangatan yang menjalar dari punggung tangannya, Yesi Mo baru tersadar, dia mengangkat kepalanya dan mendapati sorot mata penuh perhatian Stanley Yan.
"Aku tidak apa-apa. "Yesi Mo memaksakan sebuah senyum, dia ingin membuat Stanley Yan tenang, tapi tak disangka, Stanley Yan menggeleng padanya, meraih tangannya, menengadahkan telapak tangan Yesi Mo, dan menggunakan jarinya menulis beberapa kata di telapak tangannya.
"Dia sedang membohongimu. "
Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan bingung, apa maksudnya?
Tadi ketika dia tidak berada di situ, apa jangan-jangan dia mengetahui pembicaraannya dengan Andrew Ling? Kemampuan apa yang dia miliki? Telepati? Itu terlalu imajinatif.
Stanley Yan tersenyum kecil, tanpa menunggu Yesi Mo bertanya, dia sudah menunjuk ke arah Kenny Song yang hendak berjalan keluar.
Yesi Mo menatap ke arah yang ditunjuk tangannya, baru setelah itu dia mengangguk paham, kecurigaan di wajahnya perlahan sirna, tapi mendadak muncul sebuah kecurigaan baru.
"Bagaimana kamu bisa tahu? "
Stanley Yan tersenyum, dia menggapai tangan Yesi Mo, menuliskan beberapa kata di tangannya—— nanti kamu juga akan mengetahuinya, percayalah, aku tidak salah.
Yesi Mo menatap Stanley Yan seakan berusaha mencari tahu Stanley Yan hanya berkata demikian untuk membuatnya merasa tenang, atau dia sungguh mengetahuinya.
Tapi dengan segera Yesi Mo merasa kecewa, wajah Stanley Yan masih terbalut perban, dia sama sekali tidak mungkin untuk melihat ekspresi wajahnya.
Satu-satunya cara dia bisa mendapatkan jawaban hanyalah melalui tatapan Stanley Yan. Tapi dari tatapannya itu, selain rasa cinta yang mendalam, dia tidak melihat apa-apa lagi.
Dengan begitu, Yesi Mo sekarang hanya bisa menyerah untuk mencari tahu, dia memilih untuk mempercayai Stanley Yan, percaya Andrew Ling sedang berbohong, percaya Sara Xue masih sahabat karibnya.
Stanley Yan meraih tangannya, kemudian bangkit berdiri, dan menggunakan tatapan matanya memintanya untuk menemaninya berjalan-jalan keluar.
Di dalam taman, kedua orang itu bergandengan tangan melenggang bersama.
Walaupun suasana di sekitar sangat tenang, selain kicauan burung dan suara para pembantu yang bercakap-cakap dengan lirih, ditambah suara langkah kaki mereka berdua, tidak ada suara yang lain, namun, seiring berjalannya waktu, pikiran Yesi Mo mulai melayang terbang entah ke mana lagi.
Stanley Yan mendapati Yesi Mo tidak seperti biasanya, menghentikan langkahnya dan menatapnya.
Yesi Mo menyeritkan dahinya dan bertanya, "Ada apa? "
"Tersenyumlah. "
Sambil berkata demikian, Stanley Yan menaikan sudut bibirnya, walaupun ekspresi wajahnya tidak terlihat, tapi Yesi Mo dapat melihat senyum yang dia pancarkan dari tatapan matanya.
Mengingat dia sekarang sedang menemani Stanley Yan bercakap-cakap, dia seketika memperbaiki suasana hatinya, dan meletakan semua pikirannya itu ke belakang kepalanya, lalu tersenyum padanya.
Saat keduanya berjalan kembali ke dalam rumah, sudah setengah jam lebih berlalu.
Stanley Yan menemani Yesi Mo tidur siang, setelah melihat Yesi Mo sudah tertidur pulas, dia baru dengan sangat hati-hati membuka pintu kamar, dan berjalan keluar.
Melihat Stanley Yan menuruni tangga, Kenny Song tergopoh dan menyambutnya, dia kemudian dengan penuh hormat memanggilnya, "Tuan muda. "
Stanley Yan mengangguk, dia melangkah dengan cepat ke arah garasi, Kenny Song mengikutinya sambil bertanya dengan lirih, "Tuan muda, apa anda sekarang ini akan pergi keluar? Saya sekarang akan menyuruh orang untuk mempersiapkan mobil anda. "
Stanley Yan melambaikan tangannya dengan tidak sabar, dia kemudian naik ke dalam mobil sambil menerima kunci yang disodorkan padanya oleh seorang pembantu, lalu menyalakan mesin. Mobil melesat keluar.
Kenny Song berdiri dalam diam di situ, memperhatikan debu yang ditinggalkan oleh mobil teresbut, dia bengong.
"Pengurus rumah, apa ada sesuatu? "
Pembantu yang bertugas mengurus garasi berjalan mendekatinya dan bertanya. Kenny Song menoleh dan menjawab, "Tidak ada apa-apa, pergilah. "
Sepulangnya ke dalam kamarnya, Kenny Song meraih ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan ke sebuah nomor, setelah itu dia menarik nafas dalam-dalam dan melangkah keluar dengan membawa hati yang gundah.
Yesi Mo tidak tahu kepergian Stanley Yan, dia tertidur dengan sangat lelap, kalau bukan karena ketukan di pintu yang terdengar gugup itu, dia akan tertidur sampai petang.
Begitu pintu dibuka, Kenny Song berkata dengan tegang padanya, "Nyonya muda, tuan muda...... "
"Ada apa dengan Stanley? "Yesi Mo seketika ikut gugup dan dengan segera bertanya.
"Tuan muda mengalami kecelakaan, sekarang beliau sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. "
"Rumah sakit apa? "
"Rumah sakit pusat kota. "
Yesi Mo sudah pernah kehilangan Stanley Yan sekali, dia tidak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya, begitu mendengar kabar itu, dia langsung bergegas menuju ke rumah sakit.
Saat Yesi Mo dan Kenny Song tiba di rumah sakit, proses pertolongan pertama sudah selesai, dokter dengan penuh rasa menyesal berkata padanya, "Nona Mo, turut berbela sungkawa. "
Yesi Mo tercengang, dia tidak berani percaya Stanley Yan secepat itu meninggalkan dirinya, secepat itu pergi ke dunia lain. Itu terlalu mengejutkan.
Dua jam sebelumnya, mereka masih berjalan bersama bergandengan tangan di taman, Stanley Yan bahkan masih menemaninya tidur.
Bagaimana mungkin begitu dia bangun, Stanley Yan sudah meninggalkannya untuk selamanya?
Sebelum melihat jasad Stanley Yan, Yesi Mo tidak percaya, dia tidak berani untuk percaya.
Seiring dengan dibukanya kain putih yang menutupi jasad itu, energi Yesi Mo perlahan seakan pergi meninggalkannya, dia terkulai lemas.
Benar, itu adalah Stanley Yan, pasti adalah Stanley Yan, dia mengenali bentuk tubuh Stanlye Yan, mengenali baju yang dipakainya, dia mengenali tangannya, mengenali cicin perkawinan mereka yang terpasang di jari manisnya.
Air mata tak terbendung mengalir dari kedua matanya, hatinya dipenuhi kesedihan mendalam, dia dengan tidak mudah mendapatkan Stanley Yan kembali hanya untuk kehilangan dirinya lagi, bahkan kali ini Stanley Yan tidak akan bisa kembali lagi, tidak akan kembali pulang ke sisinya, untuk selamanya.
Yesi Mo tidak bisa menerima itu semua, dia sama sekali tidak bisa menerimanya.
Mengingat suka duka yang dia lalui bersama dengan Stanley Yan, mengingat mereka dengan susah payah menemukan masing-masing kembali, dia mengira mereka selamanya tidak akan lagi terpisahkan, namun kenyataan yang dia hadapi sekarang membelah jantungnya bagai sebilah pisau.
Di detik itu, hati Yesi Mo seakan mati.
Melihat jasadnya didorong pergi, Yesi Mo mendadak tersadar, dia menarik tangan Stanley Yan dan enggan melepaskannya, meskipun orang lain mengatakan itu tidak ada gunanya.
Dokter merasa tidak enak, juga Kenny Song, tapi jasad itu harus dimasukan ke dalam kamar jenasah, dan tidak mungkin untuk terus diletakan di situ, tidak mungkin terus berada di koridor.
Yesi Mo mengikutinya dari belakang, satu langkah, dua langkah, tiga langkah......
Langkah Yesi Mo terasa makin lama makin berat, semakin mereka berjalan mendekati kamar jenasah, Yesi Mo semakin bersedih, tapi ini semua tidak merubah apa pun.
Ketika semua orang datang ke kamar jenasah, Andrew Ling muncul entah dari mana, dari kejauhan mengamati Stanley Yan yang sedang didorong masuk, wajahnya tenang, dia bertanya, "Apa sudah dipastikan?"
Pengawal Andrew Ling yang mendorong kursi rodanya mengangguk, "Sudah dipastikan. "
Andrew Ling mengangguk, sudut mulutnya terangkat sedikit, dia menyuruh pengawalnya itu untuk mendorongnya mendekat.
"Turut berbela sungkawa. "
Menanggapi pernyataan Andrew Ling tersebut, Yesi Mo menolak untuk mendengarnya, dia hanya menatap kosong jasad Stanley Yan yang dimasukan ke dalam ruang pendingin, enggan melepaskan tangannya. Dia masih ingin memandangi Stanley Yan lebih lama lagi, walau hanya memandangnya saja.
Dalam kondisi seperti itu, dokter yang bertugas juga tidak mengusirnya pergi, dia menunggu di situ dnegan sabar. Pemandangan seperti itu dia sudah banyak melihat, maka dia tentu juga bisa merasakan apa yang dirasakan sanak saudara yang ditinggalkan.
Yesi Mo tidak ingin pergi, tapi dia akhirnya tetap harus pergi, dia dibawa 2 orang polisi pergi dari situ, dengan tujuan penjara.
"Yesi Mo, tenang saja, aku akan mencari cara untuk mengeluarkan kamu. "
Dari belakangnya dapat terdengar suara Andrew Ling yang tegas, Yesi Mo menoleh dan menatapnya dengan kosong, dia tidak berkomentar.
Setelah Yesi Mo dibawa pergi, Kenny Song mengejarnya, dia menyaksikan Yesi Mo dimasukan ke dalam mobil polisi. Melihat mobil itu pergi, dia tidak mengucapkan apa-apa, ekspresi di wajahnya menunjukan ketidaktegaan.
Saat Andrew Ling berjalan melewatinya, dia menyuruh pengawalnya untuk berhenti sejenak, dia tersenyum pada Kenny Song dan berkata, "Bagus bagus. Aku berjanji akan memberimu bonus, aku akan menyuruh orangku untuk segera mengirimkannya padamu. "
"KAMU! ....... "Tatapan Kenny Song terlihat kacau menyaksikan Andrew Ling yang tertawa sambil perlahan menjauh. Setelah bayangan Andrew Ling tidak terlihat lagi, Kenny Song juga berjalan ke arah tempat parkir, kemudian dengan wajah tanpa ekspresi memacu mobilnya keluar dari situ.
Seperginya dari rumah sakit, Kenny Song mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sebuah nomor.
"Tuan muda, ikan sudah menggigit umpannya. "
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinHis Soft Side
RiseMenunggumu Kembali
NovanHanya Kamu Hidupku
RenataRahasia Istriku
MahardikaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)