Unlimited Love - Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
Di bawah siraman cahaya lampu, ekspresi wajah Wirawan Mo terlihat diperjelas beberapa kali. Rico Mu yang berdiri di tengah panggung begitu melihatnya, mengerutkan kening, saat dia melihat ke arah Levy Song yang tidak bergeming, secercah curiga terbesit di sorot matanya.
Dia tiba-tiba tidak paham dengan apa yang akan dilakukan Wirawan Mo.
Stanley Yan yang berada tidak jauh dari situ juga mengerutkan alis, tiba-tiba muncul sebuah perasaan aneh di dalam hatinya, seakan ada sesuatu yang akan terjadi.
"Stanley, ada apa? "Bella Lan bertanya dengan cemas melihat gelagat Stanley Yan.
Stanley menatap Wirawan Mo sekilas, lalu melihat ke arah Levy Song yang dengan sorot matanya yang tidak berubah, dia menggeleng dan mengatakan, "Tidak apa-apa! "
"Sungguh? "Bella Lan masih tidak merasa tenang, tapi Stanley Yan sudah tidak lagi menggubrisnya, sekarang seluruh perhatiannya tertuju pada Wirawan Mo dan Yesi Mo yang sedang berjalan dibawah siraman cahaya lampu.
Bella Lan menyipitkan matanya, tidak bertanya lagi, hanya saja hatinya merasa cemas yang tidak menentu.
Di hadapan seluruh hadirin, Wirawan Mo meraih tangan Yesi Mo dan meletakannya ke atas telapak tangan Rico Mu, kemudian dengan berat hati berkata, "Rico Mu, mulai dari ini, aku akan menyerahkan Yesi Mo padamu! Kamu harus baik-baik terhadapnya, jangan membuatku kecewa!"
"Ayah, jangan khawatir! Aku akan memperlakukan Yesi Mo seperti harta yang sangat berharga bagiku! "Rico Mu menatap Yesi Mo yang berdiri di sebelahnya, lalu mengangguk dengan mantap pada Wirawan Mo.
"Baiklah! Mendengar perkataanmu ini, aku merasa tenang! "Wirawan Mo mengangguk, sorot matanya kemudian mengantar mereka berdua berjalan di bawah siraman cahaya lampu menuju ke panggung.
Rico Mu dan Yesi Mo pada saat ini menjadi pusat perhatian semua orang, semua mata tertuju pada mereka, sebuah senyum kecil menghiasi wajah Yesi Mo yang melingkarkan tangannya di lengan Rico Mu, tapi pandangan matanya terlihat memancarkan cahaya lain.
Rico Mu yang sangat peka, dapat dengan jelas merasakannya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Ini juga bukan saat yang tepat baginya untuk membuka mulut, hari ini adalah hari yang membahagiakan baginya dan Yesi Mo. Walaupun dia tahu Yesi Mo tidak bersedia menikah dengannya, dia juga berharap resepsi pernikahannya ini dapat berjalan dengan lancar.
Kedua insan itu berjalan sampai ke tengah panggung, melihat banyaknya tamu undangan yang hadir, bermacam-macam perasaan bercampur menjadi satu.
Ini adalah pernikahan kedua Yesi Mo, atau bisa disebut pernikahan ketiganya.
Yang pertama adalah pernikahannya dengan Robin Xiao, yang berakibat Robin Xiao mencampakan sahabat baiknya, Katty Yun, dan anaknya, yang melarikan diri darinya di saat hari pernikahan untuk melindungi kelahiran anak Katty Yun di rumah sakit.
Yang kedua adalah pernikahannya dengan Stanley Yan, yang kali ini dia merasa hatinya menghela nafas lega, tidak terpikirkan sama sekali olehnya apakah pernikahannya ini pantas untuknya.
Kali ini, dia menikah dengan Rico Mu, yang juga pernikahan yang paling tidak dia minati, juga yang paling menyakitkan baginya.
Di tengah para tamu undangan, duduklah suami dan anaknya, mereka sampai sekarang masih belum mengetahui kalau dia adalah Angie Qin. Kalau sampai mereka tahu, semua ini mungkin akan berbeda. Ini adalah tragedi yang dialami Yesi Mo, yang juga dirasakan oleh Stanley Yan, dan juga oleh Didi.
Bisa dibayangkan, setelah Stanley Yan dan Didi mengetahui siapa dia sesungguhnya, mereka akan sesedih apa. Sakit, membayangkan semua itu, Yesi Mo merasa hatinya seakan tertusuk, sakit.
Merasa ada yang tidak beres dengan Yesi Mo, Rico Mu meremas tangannya dengan lembut, seringai di wajahnya membawa sebuah ancaman.
Yesi Mo tersentak, dan dengan cepat mengubur dalam-dalam perasaannya itu.
Resepsi pernikahan itu berjalan dengan sangat formal, sangat rumit, tapi semua berjalan lancar, berjalan lebih lancar daripada yang dibayangkan oleh Rico Mu.
Saat sampai ke acara pengucapan janji nikah, dan pemimpin acara menanyai kedua orang itu, apakah mereka bersedia menjalani hidup rumah tangga dalam suka dan duka, dalam sakit, dan tidak menyerah untuk satu dan yang lain, Rico Mu menjawab dengan cepat dan mantap.
Itu mengundang decak kagum para tamu undangan, saat tiba Yesi Mo, dia tidak secepat itu membuka mulutnya.
Sorot matanya melayang menembus udara, menembus kerumunan orang dan tertuju pada Stanley Yan dan Didi, hatinya terasa pahit seakan habis memakan buah maja.
"Nona Yesi Mo, apa anda bersedia? "Setelah sekian lama tidak mendengar tanggapan dari Yesi Mo, pemimpin acara pernikahan itu menanyainya kembali.
Rico Mu juga saat ini memperhatikan Yesi Mo, walaupun ekspresi wajahnya memberi dia dukungan penuh, tapi ada sebuah tatapan dingin tida luput dari mata Yesi Mo.
Yesi Mo tahu ini adalah saat kapan dia harus memutuskan, dia menarik nafas dalam-dalam, memejamkan matanya dan sebuah suara yang penuh kesedihan berkata dari dalam hatinya pada Stanley Yan dan Didi: Maafkan aku.
Ketika dia membuka mata, sorot mata Yesi Mo terlihat tenang seperti air kolam yang tidak beriak, dia perlahan membuka mulutnya, "Aku berse- "dia!
"Brug! "
Di tengah keheningan ballroom itu, tiba-tiba terdengar suara sesuatu terjatuh, seakan di waktu yang sama, suara Levy Song mneyebrangi ruangan itu dan menusuk telinga para tamu undangan.
"Kak Wir, Kak Wir! Tolong, tolong! Panggilkan ambulans, panggilkan ambulans! "
"Ayah! "Yesi Mo dengan segera menoleh melihat Wirawan Mo yang terjatuh ke lantai, di bawah sadar, dia berteriak sambil mengangkat roknya dan berlari ke arah Wirawan Mo.
Di momen itu dia melupakan segalanya, dalam hati dia hanya memikirkan Wirawan Mo.
Karena dia berlari terlalu terburu-buru dan gaun pengantin yang dikenakan membatasi gerakannya, baru berlari beberapa langkah, Yesi Mo terjatuh di atas karpet. Reaksi Rico Mu juga sangat cepat, dia dengan segera mendatangi Yesi Mo dan memapahnya bangun.
"Yesi, kamu tidak apa-apa? "
Yesi Mo mana ada waktu menanggapinya, dia mendorongnya dan dengant tertatih berlari ke tempat di mana Wirawan Mo terjatuh.
Kejadian yang terjadi secara tiba-tiba itu membuat seluruh orang yang hadir kacau balau. Teriakan-teriakan mulai terdengar bersahut-sahutan.
Stanley Yan yang awalnya sedang duduk juga langsung berlari ke arah Yesi Mo, dan membantunya bangkit berdiri setelah Yesi Mo terjatuh lagi karena terlalu panik.
"Hati-hati! "
Suara Stanley Yang yang penuh perhatian itu menggetarkan hati Yesi Mo, dia menoleh dan dengan pandangan yang kacau menatap Stanley Yan, lalu menatap ke arah Wirawan Mo, melihat kondisinya.
"Ibu, apa yang terjadi pada ayah? "
"Ayahmu mungkin melihatmu mengucapkan janji nikah, mungkin karena terlalu bersemangat, penyakit jantungnya kambuh! Yesi, kamu jangan khawatir, aku sudah memberi ayahmu obat, dia seharusnya tidak akan apa-apa! "
Yesi Mo tidak mengatakan apa-apa, matanya hanya tertuju pada dada Wirawan Mo yang naik turun dengan cepat, air mata mulai berjatuhan, dia merasa kehilangan kesadarannya.
Ambulans datang setelah kurang lebih setengah jam kemudian, kalau sampai datang lebih terlambat dari itu, tidak jelas apakah nyawa Wirawan Mo dalam bahaya.
"Kenapa masih bengong? Cepat periksa ayahku! "Rico Mu melambaikan tangannya, dari lobi, datanglah beberapa orang dokter, yang kemudian memberikan pertolongan pertama pada Wirawan Mo.
Beberapa menit kemudian, salah seorang dari dokter-dokter itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Tuan Rico, untuk sementara ini Tuan Mo sudah keluar dari masa kritisnya. Tapi sebaiknya beliau segera dibawa ke rumah sakit! Karena kalau tidak... "
"Kalian antar ayahku ke ruamh sakit! Segera berangkat! "
Yesi Mo ikut serta, tapi Rico Mu menggenggam tangannya dan berkata, "Sisi, upacara pernikahan kita sudah akan selesai! "
Yesi Mo tertegun, dia benar-benar tidak menyangka di saat seperti ini Rico Mu masih ingin mengurus masalah pernikahan mereka, saat dia baru akan naik pitam, dia melihat mata Rico Mu berkedut, dia pun menghentikan langkahnya.
"Sisi, kenapa kamu masih bengong? Cepat ikut ibu pergi ke rumah sakit! "
"Ibu, upacara pernikahan... "Yesi Mo baru akan membuka mulutnya untuk menjelaskan, Levy Song sudah memotongnya, "Mana yang lebih penting, pernikahanmu ini atau nyawa ayahmu? "
"Ibu, aku... "Yesi Mo menatap Rico Mu yang berada di sebelahnya dan menghentikan kalimatnya, dia juga ingin pergi ke rumah sakit, tapi Rico Mu tidak memberinya ijin.
"Rico, bagaimana menurutmu? "Wajah Levy Song berubah menjadi dingin. dia berpaling pada Rico Mu.
Rico Mu mengerutkan keningnya dalam-dalam dan berkata, "Tentu kesehatan ayah lebih penting, Sisi, ayo, kita bersama pergi ke rumah sakit! "
Rico Mu tidak senang hati, tapi menghadapi situasi seperti itu di hadapan orang banyak, dia tidak punya pilihan lain, kalau dia bersikeras untuk meneruskan acara pernikahannya, nama Rico Mu akan selamanya tercoreng, dan dia bahkan akan dikenal sebagai seseorang yang tak berbelas kasih dan tidak bermoral.
Sebenarnya dia tidak peduli dengan itu semua, tapi karena ini bisa menyalahi Levy Song, Wirawan Mo, dan akan berperngaruh buruk dengan Liancheng group, maka dia tidak bisa karena masalah kecil, rugi banyak.
Acara pernikahan kali ini runyam sudah. Tapi paling buruk yang perlu dia lakukan hanyalah untuk mencari hari dan melaksanakannya sekali lagi.
Dia tidak percaya, setelah ini Wirawan Mo masih bisa melakukan jurus yang sama.
Banyak orang ikut mengantar Wirawan Mo menuju ke rumah sakit.
Tapi rumah sakit tidak bisa menampung orang sebanyak itu, kebanyakan dari mereka hanya tinggal sejenak lalu pergi.
Selain Rico Mu dan keluarga, Levy Song, Yesi Mo, hanya tersisa Bella Lan dan Stanley Yan yang masih menunggu di depan ruang gawat darurat.
Kondisi Wirawan Mo belum stabil, suasana di luar ruang gawat darurat masih sangat tegang, Bella Lan tidak sanggup terus menerus berada di situ, dia juga tidak ingin membuang waktunya di situ, maka dia berkata dengan lembut pada Stanley Yan, "Stanley, sebaiknya kita juga pergi terlebih dahulu! "
Stanley Yan menatap Bella Lan, lalu melihat ketengangan yang sedang dirasakan oleh Levy Song dan Yesi Mo, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Tunggu sebentar lagi! "
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiRahasia Istriku
MahardikaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Charming Lady Boss
AndikaCinta Tapi Diam-Diam
RossieYour Ignorance
YayaMy Charming Wife
Diana AndrikaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)