Unlimited Love - Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)

Di bawah siraman cahaya lampu, ekspresi wajah Wirawan Mo terlihat diperjelas beberapa kali. Rico Mu yang berdiri di tengah panggung begitu melihatnya, mengerutkan kening, saat dia melihat ke arah Levy Song yang tidak bergeming, secercah curiga terbesit di sorot matanya.

Dia tiba-tiba tidak paham dengan apa yang akan dilakukan Wirawan Mo.

Stanley Yan yang berada tidak jauh dari situ juga mengerutkan alis, tiba-tiba muncul sebuah perasaan aneh di dalam hatinya, seakan ada sesuatu yang akan terjadi.

"Stanley, ada apa? "Bella Lan bertanya dengan cemas melihat gelagat Stanley Yan.

Stanley menatap Wirawan Mo sekilas, lalu melihat ke arah Levy Song yang dengan sorot matanya yang tidak berubah, dia menggeleng dan mengatakan, "Tidak apa-apa! "

"Sungguh? "Bella Lan masih tidak merasa tenang, tapi Stanley Yan sudah tidak lagi menggubrisnya, sekarang seluruh perhatiannya tertuju pada Wirawan Mo dan Yesi Mo yang sedang berjalan dibawah siraman cahaya lampu.

Bella Lan menyipitkan matanya, tidak bertanya lagi, hanya saja hatinya merasa cemas yang tidak menentu.

Di hadapan seluruh hadirin, Wirawan Mo meraih tangan Yesi Mo dan meletakannya ke atas telapak tangan Rico Mu, kemudian dengan berat hati berkata, "Rico Mu, mulai dari ini, aku akan menyerahkan Yesi Mo padamu! Kamu harus baik-baik terhadapnya, jangan membuatku kecewa!"

"Ayah, jangan khawatir! Aku akan memperlakukan Yesi Mo seperti harta yang sangat berharga bagiku! "Rico Mu menatap Yesi Mo yang berdiri di sebelahnya, lalu mengangguk dengan mantap pada Wirawan Mo.

"Baiklah! Mendengar perkataanmu ini, aku merasa tenang! "Wirawan Mo mengangguk, sorot matanya kemudian mengantar mereka berdua berjalan di bawah siraman cahaya lampu menuju ke panggung.

Rico Mu dan Yesi Mo pada saat ini menjadi pusat perhatian semua orang, semua mata tertuju pada mereka, sebuah senyum kecil menghiasi wajah Yesi Mo yang melingkarkan tangannya di lengan Rico Mu, tapi pandangan matanya terlihat memancarkan cahaya lain.

Rico Mu yang sangat peka, dapat dengan jelas merasakannya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Ini juga bukan saat yang tepat baginya untuk membuka mulut, hari ini adalah hari yang membahagiakan baginya dan Yesi Mo. Walaupun dia tahu Yesi Mo tidak bersedia menikah dengannya, dia juga berharap resepsi pernikahannya ini dapat berjalan dengan lancar.

Kedua insan itu berjalan sampai ke tengah panggung, melihat banyaknya tamu undangan yang hadir, bermacam-macam perasaan bercampur menjadi satu.

Ini adalah pernikahan kedua Yesi Mo, atau bisa disebut pernikahan ketiganya.

Yang pertama adalah pernikahannya dengan Robin Xiao, yang berakibat Robin Xiao mencampakan sahabat baiknya, Katty Yun, dan anaknya, yang melarikan diri darinya di saat hari pernikahan untuk melindungi kelahiran anak Katty Yun di rumah sakit.

Yang kedua adalah pernikahannya dengan Stanley Yan, yang kali ini dia merasa hatinya menghela nafas lega, tidak terpikirkan sama sekali olehnya apakah pernikahannya ini pantas untuknya.

Kali ini, dia menikah dengan Rico Mu, yang juga pernikahan yang paling tidak dia minati, juga yang paling menyakitkan baginya.

Di tengah para tamu undangan, duduklah suami dan anaknya, mereka sampai sekarang masih belum mengetahui kalau dia adalah Angie Qin. Kalau sampai mereka tahu, semua ini mungkin akan berbeda. Ini adalah tragedi yang dialami Yesi Mo, yang juga dirasakan oleh Stanley Yan, dan juga oleh Didi.

Bisa dibayangkan, setelah Stanley Yan dan Didi mengetahui siapa dia sesungguhnya, mereka akan sesedih apa. Sakit, membayangkan semua itu, Yesi Mo merasa hatinya seakan tertusuk, sakit.

Merasa ada yang tidak beres dengan Yesi Mo, Rico Mu meremas tangannya dengan lembut, seringai di wajahnya membawa sebuah ancaman.

Yesi Mo tersentak, dan dengan cepat mengubur dalam-dalam perasaannya itu.

Resepsi pernikahan itu berjalan dengan sangat formal, sangat rumit, tapi semua berjalan lancar, berjalan lebih lancar daripada yang dibayangkan oleh Rico Mu.

Saat sampai ke acara pengucapan janji nikah, dan pemimpin acara menanyai kedua orang itu, apakah mereka bersedia menjalani hidup rumah tangga dalam suka dan duka, dalam sakit, dan tidak menyerah untuk satu dan yang lain, Rico Mu menjawab dengan cepat dan mantap.

Itu mengundang decak kagum para tamu undangan, saat tiba Yesi Mo, dia tidak secepat itu membuka mulutnya.

Sorot matanya melayang menembus udara, menembus kerumunan orang dan tertuju pada Stanley Yan dan Didi, hatinya terasa pahit seakan habis memakan buah maja.

"Nona Yesi Mo, apa anda bersedia? "Setelah sekian lama tidak mendengar tanggapan dari Yesi Mo, pemimpin acara pernikahan itu menanyainya kembali.

Rico Mu juga saat ini memperhatikan Yesi Mo, walaupun ekspresi wajahnya memberi dia dukungan penuh, tapi ada sebuah tatapan dingin tida luput dari mata Yesi Mo.

Yesi Mo tahu ini adalah saat kapan dia harus memutuskan, dia menarik nafas dalam-dalam, memejamkan matanya dan sebuah suara yang penuh kesedihan berkata dari dalam hatinya pada Stanley Yan dan Didi: Maafkan aku.

Ketika dia membuka mata, sorot mata Yesi Mo terlihat tenang seperti air kolam yang tidak beriak, dia perlahan membuka mulutnya, "Aku berse- "dia!

"Brug! "

Di tengah keheningan ballroom itu, tiba-tiba terdengar suara sesuatu terjatuh, seakan di waktu yang sama, suara Levy Song mneyebrangi ruangan itu dan menusuk telinga para tamu undangan.

"Kak Wir, Kak Wir! Tolong, tolong! Panggilkan ambulans, panggilkan ambulans! "

"Ayah! "Yesi Mo dengan segera menoleh melihat Wirawan Mo yang terjatuh ke lantai, di bawah sadar, dia berteriak sambil mengangkat roknya dan berlari ke arah Wirawan Mo.

Di momen itu dia melupakan segalanya, dalam hati dia hanya memikirkan Wirawan Mo.

Karena dia berlari terlalu terburu-buru dan gaun pengantin yang dikenakan membatasi gerakannya, baru berlari beberapa langkah, Yesi Mo terjatuh di atas karpet. Reaksi Rico Mu juga sangat cepat, dia dengan segera mendatangi Yesi Mo dan memapahnya bangun.

"Yesi, kamu tidak apa-apa? "

Yesi Mo mana ada waktu menanggapinya, dia mendorongnya dan dengant tertatih berlari ke tempat di mana Wirawan Mo terjatuh.

Kejadian yang terjadi secara tiba-tiba itu membuat seluruh orang yang hadir kacau balau. Teriakan-teriakan mulai terdengar bersahut-sahutan.

Stanley Yan yang awalnya sedang duduk juga langsung berlari ke arah Yesi Mo, dan membantunya bangkit berdiri setelah Yesi Mo terjatuh lagi karena terlalu panik.

"Hati-hati! "

Suara Stanley Yang yang penuh perhatian itu menggetarkan hati Yesi Mo, dia menoleh dan dengan pandangan yang kacau menatap Stanley Yan, lalu menatap ke arah Wirawan Mo, melihat kondisinya.

"Ibu, apa yang terjadi pada ayah? "

"Ayahmu mungkin melihatmu mengucapkan janji nikah, mungkin karena terlalu bersemangat, penyakit jantungnya kambuh! Yesi, kamu jangan khawatir, aku sudah memberi ayahmu obat, dia seharusnya tidak akan apa-apa! "

Yesi Mo tidak mengatakan apa-apa, matanya hanya tertuju pada dada Wirawan Mo yang naik turun dengan cepat, air mata mulai berjatuhan, dia merasa kehilangan kesadarannya.

Ambulans datang setelah kurang lebih setengah jam kemudian, kalau sampai datang lebih terlambat dari itu, tidak jelas apakah nyawa Wirawan Mo dalam bahaya.

"Kenapa masih bengong? Cepat periksa ayahku! "Rico Mu melambaikan tangannya, dari lobi, datanglah beberapa orang dokter, yang kemudian memberikan pertolongan pertama pada Wirawan Mo.

Beberapa menit kemudian, salah seorang dari dokter-dokter itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Tuan Rico, untuk sementara ini Tuan Mo sudah keluar dari masa kritisnya. Tapi sebaiknya beliau segera dibawa ke rumah sakit! Karena kalau tidak... "

"Kalian antar ayahku ke ruamh sakit! Segera berangkat! "

Yesi Mo ikut serta, tapi Rico Mu menggenggam tangannya dan berkata, "Sisi, upacara pernikahan kita sudah akan selesai! "

Yesi Mo tertegun, dia benar-benar tidak menyangka di saat seperti ini Rico Mu masih ingin mengurus masalah pernikahan mereka, saat dia baru akan naik pitam, dia melihat mata Rico Mu berkedut, dia pun menghentikan langkahnya.

"Sisi, kenapa kamu masih bengong? Cepat ikut ibu pergi ke rumah sakit! "

"Ibu, upacara pernikahan... "Yesi Mo baru akan membuka mulutnya untuk menjelaskan, Levy Song sudah memotongnya, "Mana yang lebih penting, pernikahanmu ini atau nyawa ayahmu? "

"Ibu, aku... "Yesi Mo menatap Rico Mu yang berada di sebelahnya dan menghentikan kalimatnya, dia juga ingin pergi ke rumah sakit, tapi Rico Mu tidak memberinya ijin.

"Rico, bagaimana menurutmu? "Wajah Levy Song berubah menjadi dingin. dia berpaling pada Rico Mu.

Rico Mu mengerutkan keningnya dalam-dalam dan berkata, "Tentu kesehatan ayah lebih penting, Sisi, ayo, kita bersama pergi ke rumah sakit! "

Rico Mu tidak senang hati, tapi menghadapi situasi seperti itu di hadapan orang banyak, dia tidak punya pilihan lain, kalau dia bersikeras untuk meneruskan acara pernikahannya, nama Rico Mu akan selamanya tercoreng, dan dia bahkan akan dikenal sebagai seseorang yang tak berbelas kasih dan tidak bermoral.

Sebenarnya dia tidak peduli dengan itu semua, tapi karena ini bisa menyalahi Levy Song, Wirawan Mo, dan akan berperngaruh buruk dengan Liancheng group, maka dia tidak bisa karena masalah kecil, rugi banyak.

Acara pernikahan kali ini runyam sudah. Tapi paling buruk yang perlu dia lakukan hanyalah untuk mencari hari dan melaksanakannya sekali lagi.

Dia tidak percaya, setelah ini Wirawan Mo masih bisa melakukan jurus yang sama.

Banyak orang ikut mengantar Wirawan Mo menuju ke rumah sakit.

Tapi rumah sakit tidak bisa menampung orang sebanyak itu, kebanyakan dari mereka hanya tinggal sejenak lalu pergi.

Selain Rico Mu dan keluarga, Levy Song, Yesi Mo, hanya tersisa Bella Lan dan Stanley Yan yang masih menunggu di depan ruang gawat darurat.

Kondisi Wirawan Mo belum stabil, suasana di luar ruang gawat darurat masih sangat tegang, Bella Lan tidak sanggup terus menerus berada di situ, dia juga tidak ingin membuang waktunya di situ, maka dia berkata dengan lembut pada Stanley Yan, "Stanley, sebaiknya kita juga pergi terlebih dahulu! "

Stanley Yan menatap Bella Lan, lalu melihat ketengangan yang sedang dirasakan oleh Levy Song dan Yesi Mo, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Tunggu sebentar lagi! "

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu