Unlimited Love - Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)

Levy Song menutup pintu, kemudian sambil berjalan mendekat sambil berkata pada Wirawan Mo, "Wir, apa sebaiknya kita pergi ke kota R saja? Toh perusahaanmu di sini sudah ada Robin Xiao yang mengurus. Pergi ke kota R seharusnya tidak akan ada masalah.

"Jangan buru-buru, tunggu saja dulu, aku masih punya urusan yang belum selesai. "

Mendengar jawaban Wirawan Mo, Levy Song juga tidak mengatakan apa-apa lagi.

Pihak kepolisian berkata mereka hanya ingin bercakap-cakap, tapi sesungguhnya apa yang mereka lakukan tidak jauh berbeda dengan sebuah interogasi. Namun ini juga bukan pertama kalinya bagi Stanley Yan, berurusan dnegan mereka.

Pihak kepolisian langsung memutuskan Stanley Yan lah yang memimpin serangan di villa Rico Mu. Yang tidak mereka punya hanyalah bukti, ditambah lagi dengan pernyataan Robin Xiao yang memberi mereka bukti Stanley Yan tidak berada di tempat kejadian perkara saat itu semua terjadi. Dan lagi, saat Stanley Yan masuk ke dalam kantor Robin Xiao, juga banyak pengawai yang melihatnya, saat dida pergi juga dia tidak pergi diam-diam.

Pihak kepolisian dibuatnya bingung, dan mereka akhirnya hanya bisa melepaskannya sementara ini.

Sekeluarnya dari kantor polisi, saat akan berpisah, Stanley Yan berkata sambil tersenyum pada Robin Xiao, "Terima kasih. "

Robin Xiao menggeleng, "Tidak perlu, aku bukan sedang menolongmu. "

Setelah berkata demikian, Robin Xiao langsung berbalik dan pergi, meninggalkan Stanley Yan dengan bayangannya yang dingin.

"Robin Xiao sangat tidak sopan. tuan muda dengan tulus berterima kasih dengannya, dia malah... "Mason Luo mengumpat Robin Xiao di belakangnya.

"Kenapa begitu? Yang dia katakan benar. "

Stanley Yan tidak memperdulikannya dan langsung masuk ke dalam mobil.

Mobil itu masuk ke dalam tempat parkir hotel, Stanley Yan ditemani Mason Luo naik ke lantai atas menggunakan lift. Saat dia baru masuk ke dalam kamar, belum sampai 2 menit, terdengar bel pintu berbunnyi, Mason Luo bergegas ke pintu dan berkata dengan bingung, "Tuan muda, ada Rico Mu. "

"Persilahkan dia masuk. "

Ketika Rico Mu masuk, Stanley Yan sedang duduk di sofa ruang tamu sambil minum teh dengan santai.

"Aih, angin apa yang meniup tuan Rico Mu sampai ke sini? "

Stanley Yan mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Rico Mu.

"Angin busuk. "Rico Mu menjawab dengan singkat, sambil duduk di seberang sofa Stanley Yan.

"Aku hanya tahu di Amerika sering ada angin puting beliung, ini pertama kalinya bagiku mendengar ada angin busuk, bagaimana kalau tuan Rico Mu memberi penjelasan padaku apa itu angin busuk? " Stanley Yan tertawa sambil bertanya pada Rico Mu.

Wajah Rico Mu terlihat menyeramkan, mendengar nada bicara Stanley Yan kepadanya, wajahnya bertambah mengerikan.

"Stanley Yan aku tidak punya waktu untuk berbasa-basi denganmu, beritahu aku di mana Sisi? "

"Sisi? Maksudmu Yesi Mo? "Stanley Yan bertanya dengan bingung, "Kamulah suaminya, kenapa kamu datang dan bertanya padaku? Apa dia tidak bersama-sama denganmu ? "

"HEY KAMU, kesabaranku ada batasnya, sebaiknya kamu menjawab pertanyaanku dengan jujur, kalau tidak... "

"Kalau tidak apa? Kamu mengancamku? "Wajah Stanley Yan berubah dingin, dia kemudian tertawa sinis, "Kamu bisa mengancamku? "

"Ini adalah Amerika, teritori kekuasaanku. "

"Tidak usah kamu katakan, aku sudah mengetahuinya. Tapi lantas bagaimana? Apa urusannya denganku? "

Stanley Yan memprovokasi. Dia sama sekali tidak merasa takut dengan ancaman Rico Mu.

"Tampaknya kamu sudah tidak berniat untuk berkooperasi? "Rico Mu perlahan bangkit berdiri, dia memelototi Stanley kemudian berkata dengan sinis, "Pihak kepolisan mungkin tidak bisa menangkapmu, tapi itu buka berarti aku juga tidak punya cara lain. Kalau kamu tahu bagaimana harus menerapkan diri, kamu seahrusnya sekarang memberitahuku di mana Sisiku. "

"Istrimu ada di mana, aku bagaimana bisa tahu? Kamu salah mencari orang. "Stanley mendadak wajahnya berubah sinis. "Kalau tidak ada urusan lain, kamu boleh pergi, aku ingin beristirahat. "

Setelah berkata demikian, Stanley Yan bangkit berdiri dan melangkah masuk ke kamarnya. Dari belakangnya terdengar suara Rico Mu, "Kamu jangan diberi yang enak malah memilih untuk memakan yang tidak enak, sebaiknya kamu jangan memaksaku untuk melenyapkanmu dari muka bumi. "

"Sayang sekali, sangat disayangkan sekali. "Stanley Yan menoleh, dia mengepkan mata sambil tersenyum, kemudian menggeleng.

"Apa maksudmu? "Rico Mu menyeritkan dahinya dalam-dalam. Stanley Yan menjentikan jarinya. Selanjutnya, Mason Luo segera mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman suara barusan, suara Rico Mu yang sedang mengancam Stanley Yan.

"Apa kamu sudah paham sekarang? "Stanley Yan tertawa menatap Rico Mu yang pucat pasi, "Aku selama di Amerika selama tidak mengalami kejadian apa pun, itu bagus. Tapi sampai aku mengalami sesuatu, kamu tahu apa yang akan terjadi. "

"Kamu kira sebuah rekaman suara seperti itu cukup untuk mengancamku? "Rico Mu tertawa sinis.

Stanley Yan bertepuk tangan, wajahnya dihiasi senyuman, "Tidak bisa pastinya, tapi kalau ditambah dengan bukti kalau kamu menyuruh orang untuk membunuh Felix dengan racun? "

Kali ini wajah Rico Mu seketika berubah, dia menatap Stanley Yan dengan tatapan tidak percaya, sorot matanya penuh api kebencian.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu