Unlimited Love - Bab 153 Semua Lancar (2)
Setelah mengatakan demikian, saat Yesi Mo sedang akan berjalan naik, Mason Luo di belakangnya bertanya dengan tidak yakin, "Nyonya muda, apa anda sungguh akan pergi ke sana? "
"Aku ingin melihatnya. "
"Kalau begitu aku akan menemani anda. "
"Tidak usah. Kamu segera pulang dan beristirahat. Malam ini kita masih akan menghadapi perang. Aku tidak ingin kamu tidak 100% kondisinya malam ini, nanti bisa-bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan...... "
Mendengarnya, Mason Luo tidak membantah lagi, dia hanya mengangguk, dan dengan pandangannya mengantar Yesi Mo naik ke lantai atas. Dalam hati dia sudah membuat sebuah keputusan bulat, dia tidak akan pulang, hari ini sepanjang hari dia akan terus mengikuti Yesi Mo untuk menjamin keamanannya.
Selesai memoles diri secara sederhana dan makan, Yesi Mo menggunakan mobil yang umum keluar. Dia tidak membawa siapa-siapa kecuali seorang sopir pocokan.
Begitu keluar dari rumah, Mason Luo menguntitnya.
Ketika Yesi Mo sampai di dekat kediaman keluarga Luo, Stanley Yan baru sampai di sana untuk menjemput mempelai wanita.
Walaupun jaraknya cukup jauh, dan segala sesuatunya tidak dapat terlihat dengan jelas, tapi suara yang berkumandang dari dalam kediaman keluarga Luo masih dapat terdengar sayup-sayup olehnya.
Hari ini, rumah keluarga Luo dihias dengan sangat meriah, dengan lampu-lampu warna-warni, dapat terlihat dengan jelas dari luar, pemandangan itu sangatlah menawan, saking megahnya, sampai terlihat sedikit mengintimidasi.
Yesi Mo duduk dalam diam di jok belakang mobil, dia menggigit bibirnya sambil memandangi rumah keluarga Luo dari kejauhan, entah apa yang sedang terlintas di benaknya.
Setengah jam kemudian, bersamaan dengan sebuah limousine keluar dari rumah keluarga Luo, sebuah mobil dengan stiker merah bertuliskan "Happiness" ikut sertanya. Di antaranya, Maxim Luo maju ke depan mempersiapkan sebuah pernikahan yang meriah untuk Stanley Yan dan Vivian Luo.
Saat mobil itu lewat di dekat mobil yang ditumpangi Yesi Mo, dia akhirnya bisa melihat Stanley Yan, Stanley Yan yang wajahnya datar tanpa ekspresi. Hati Yesi Mo sakit, dia tahu dengan jelas, Stanley Yan tidak menginginkan ini semua ini, dia mengerti dengan jelas, suasana hati Stanley Yan saat ini tentu sedang tidak baik.
Siapa juga yang pernah melihat raut wajah dingin mempelai pria di hari pernikahannya?
Vivian Luo yang duduk di sebelah Stanley Yan sebaliknya terlihat sangat bahagia, senyumnya mengembang dari bibirnya. Di waktu mobil limousine yang mereka tumpangi berpapasan dengan mobil Yesi Mo, sekejap, Stanley Yan seakan merasakan sesuatu, dia menoleh dengan cepat ke arah mobil itu.
Dari dalam matanya dapat terpancar suatu sorotan yang berkecamuk.
Vivian Luo yang merasa Stanley Yan menoleh, ingin mencari tahu sebenarnya apa yang sedang dia lihat.
Kemudian dilihatnya Stanley Yan menggumamkan sesuatu, tidak tahu apa, yang membuat perhatian Vivian Luo tersita seluruhnya.
Saat dia menoleh, dia melihat sebuah mobil biasa dengan lampu sein menyala yang terparkir di pinggir jalan
Vivian Luo kemudian menatap Stanley Yan yang baru saja kembali dari lamunannya, yang duduk di dalam mobil itu tentulah Yesi Mo. Tapi dia tidak terlalu peduli, malahan dari sudut bibirnya timbul senyum kemenangan.
“Nyonya muda, selanjutnya ke mana kita akan pergi? “Pengawal yang juga bertugas sebagai sopir itu melihat iring-iringan mobil berangkat, bertanya dengan lembut.
“Ikuti mereka. “
Sepanjang hari itu Yesi Mo mengikuti Stanley Yan dan Vivian Luo dari kejauhan.
Melihat iring-iringan pengantin diarak di jalan utama kota R dengan meriah, menyaksikan belahan jiwanya duduk Bersama seorang wanita lain di dalam mobil pengantin, menyaksikan mereka masuk ke dalam kamar pengantin, melihat mereka bersama dengan sanak saudara keluarga besar Luo berpesta.
Acara makan-makan siang itu, selain kerabat dekat keluarga Luo, tidak ada orang luar yang ikut.
Dari awal hingga akhir, pandangan Yesi Mo sama sekali tidak meninggalkan vila berwarna putih di kejauhan itu.
Mengikuti mereka sepanjang hari, Yesi Mo tidak mendapatkan satu kali kesempatan pun untuk mendekati Stanley Yan, apalagi kesempatan untuk membawa lari Stanley Yan tanpa sepengetahuan Vivian Luo.
Mendekati acara resepsi malam itu, Stanley Yan dan Vivian Luo sudah berada di hotel untuk bersiap-siap acara malam itu. Kali ini Yesi Mo baru menyuruh sopirnya untuk mengantarkannya pulang ke rumah keluarga Yan.
Setelah mandi dengan cepat, mengenakan gaun berwarna biru yang paling disukai Stanley Yan, merapikan rambutnya, dan mengenakan perhiasan yang cocok, Yesi Mo turun ke lantai dasar.
Mason Luo sudah bersiap di ruang tamu menunggu. Melihat Yesi Mo berjalan turun dan tersenyum padanya, dia mengangguk kecil.
“Nyonya muda, apa kita akan berangkat sekarang? Waktunya sudah hampir tiba. “
“Hmph. “Yesi Mo mengangguk, dia tertegun menatap mata Mason Luo, “Siang ini kamu tidak tidur? “
“Tidur. “
“Kalau begitu, mengapa matamu merah? “Yesi Mo menyeritkan dahinya. Mason Luo tertawa, “Mungkin karena posisi tidurku tidak benar. Oh iya, nyonya muda, apa anda sungguh akan pergi? “
“Kenapa? Kamu tidak ingin aku pergi? “
Mason Luo langsung mengangguk, “Aku rasa lebih baik anda tidak perlu muncul di acara itu untuk menghindari Vivian Luo merasa lebih waspada. “
“Apa dengan aku tidak pergi, dia juga tidak akan was-was? “Yesi Mo balik bertanya. Mason Luo terdiam.
Dia paham, tidak peduli dengan kehadiran Yesi Mo di acara resepsi malam ini, petugas keamanan hotel juga tidak akan mengendurkan keamanan mereka.
Tapi dia masih tidak menginginkan Yesi Mo untuk tidak dating, dia tidak ingin melihat Yesi Mo terlihat canggung dalam acara itu, dia tidak ingin Yesi Mo berada dalam bahaya.
Resepsi pernikahan, Yesi Mo akhirnya datang, dan juga dengan kepala yang diangkat tinggi.
Keluarga Luo mengatur Yesi Mo supaya duduk di meja yang berdekatan dengan meja utama, dapat terlihat Maxim Luo masih sangat menghormatinya, apalagi perusahaan mereka berdua sekarang sudah menjalin hubungan kerja yang sangat erat.
Melihat pengaturan tempat duduk seperti itu, intuisi Yesi Mo berkata Maxim Luo masih belum mengetahui identitas asli Stanley Yan, kalau tidak mana mungkin dia berbuat demikian?
Tentu ada kemungkinan yang lain, Vivian Luo sengaja mengaturnya untuk duduk di tempat paling dekat dengan panggung, dengan tujuan untuk menyombongkan kemegahan acara resepsi pernikahannya.
Sebelum acara dimulai, Maxim Luo berjalanmenghampiri satu per satu tamunya — bertegur sapa.
Yang bisa duduk di dekat meja utama, semuanya merupakan rekan bisnis keluarga Luo, rekan bisnis yang punya hubungan erat, semua orang yang dihormati Maxim Luo.
Perlu diketahui, bahkan kerabat terdekat keluarga Luo pun tidak mendapat perlakuan seperti itu.
Tepat sebelum acara dimulai, seseorang yang membuat Yesi Mo terkejut, datang dengan kasual. Melihait Andrew Ling yang duduk di atas kursi rodanya didorong masuk, Yesi Mo tanpa sadar menyeritkan dahinya.
Operasi Sonson baru selesai beberapa hari yang lalu, bukankah seharusnya di waktu-waktu ini Andrew Ling berada di Amerika membantu Jennie Bai mengurus Sonson? Bagaimana dia bisa datang ke sini untuk menghadiri sebuah pernikahan yang sama sekali tidak ada hubungan dengannya?
Kehadiran Andrew Ling di situ tidak hanya mengejutkan Yesi Mo, bahkan Maxim Luo selaku penyelenggara acara pun juga terkejut bukan main.
Dia dulu pernah menggunakan segala macam cara untuk mengundang Andrew Ling, tapi dia tidak berhasil menghubunginya, selalu ditolak oleh bawahan dia.
Andrew Ling sekarang adalah kepala manajer Perusahaan Mu, sebuah perusahaan multinasional. Kalau dibandingkan dengan Perusahaan Mu, keluarga Luo tidak lebih dari seekor semut, bagi mereka untuk menghadiri acara seperti ini adalah sesuatu yang memalukan.
Namun Andrew Ling di detik-detik menjelang acara dimulai, datang tanpa diundang. Memikirkan adanya kemungkinan melalui pernikahan Stanley Yan dan Vivian Luo ini, perusahaannya bisa menggandeng Perusahaan Mu, wajah Maxim Luo memerah kegirangan.
Tanpa sadar dia bangkit berdiri dan berlari kecil menghampiri Andrew Ling, kemudian dari kejauhan dia sudah menjulurkan tangannya dengan ramah untuk berjabat tangan dengan Andrew Ling.
Dibandingkan dengan keramahan Maxim Luo, Andrew Ling terlihat jauh lebih tenang, dia bahkan tidak menjulurkan tangannya, dia hanya mengangguk dengan penuh hormat padanya, lalu berkata, "Aku belum terlambat bukan? "
Setelah bertegur sapa dengan singkat, Andrew Ling kemudian tidak membuka mulutnya lagi, dia dihadapan kehadiran demikian banyak orang tidak memberi muka pada Maxim Luo, namun Maxim Luo sedikitpun tidak terlihat kecewa, dia malah mengira itu memang sudah seharusnya.
Saat dia dengan ramah mengajak Andrew Ling duduk di meja utama, Andrew Ling berkata dengan sangat datar, "Di sini baik, aku akan duduk di sini. "
Meja itu dari awal sudah penuh, tidak ada tempat kosong, Maxim Luo sedikit putus asa, dan di saat yang bersamaan juga merasa kesulitan. Untuk menyuruh seseorang dari meja itu pindah ke meja lain tidak akan terlihat baik. Di waktu dia tidak tahu harus berbuat apa, semua orang yang duduk di situ, kecuali Yesi Mo bangkit berdiri, dan dengan berebut untuk memberikan tempat duduknya pada Andrew Ling.
Melihat pemandangan itu, Yesi Mo memonyongkan bibirnya sambil berkata dalam hati: Masyarakat jaman sekarang sungguh realita. Status sosial Andrew Ling dan kedudukannya, membuat orang-orang yang biasanya enggan menatap ke bawah, tanpa malu bertekuk lutut.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaCinta Di Balik Awan
KellyThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensLove Is A War Zone
Qing QingMy Greget Husband
Dio ZhengDon't say goodbye
Dessy PutriMy Perfect Lady
AliciaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)