Unlimited Love - Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)

“Melihat caramu mengucapkannya, bagaimana mungkin aku bisa salah paham.”

“Sungguh?” Yesi Mo menatap Katty Yun lurus-lurus dan tersenyum.

Wajah Katty Yun memerah dan ia menundukkan kepalanya malu-malu.

Robin Xiao menatap kedua orang itu lalu menggeleng-gelengkan kepala, “Sudah, sudah, sisanya kita bicarakan di perjalanan saja. Sekarang sudah sangat larut.”

Sesampainya di rumah keluarga Mo, Yesi Mo terkejut saat melihat anak Robin Xiao dan Katty Yun yaitu Tony yang belum tidur saat hari sudah selarut ini.

Didi dan Tony tidak merasa asing satu sama lain, sehingga kedua anak itu dengan cepat pergi bermain bersama dan meninggalkan Yesi Mo sendirian.

Melihat Didi yang bisa tertawa gembira, Yesi Mo pun menghela napas lega. Sudah lama ia tidak melihat anaknya sesenang ini.

Setelah Robin Xiao kira-kira memahami tujuan kedatangan Yesi Mo kali ini ke Amerika, ia pun pergi meninggalkannya.

Katty Yun dan Tony tetap tinggal di kediaman Mo dengan dua tujuan. Pertama, ia bisa menemani Yesi Mo agar tidak bosan. Kedua, kalau Yesi Mo butuh keluar karena ada urusan, ia bisa membantu menjaga Didi.

“Katty, tolong jaga mereka sebentar. Aku akan pergi menelepon.”

Katty Yun balas mengangguk dan tersenyum. Yesi Mo pun bangkit berdiri dan pergi keluar pintu untuk menelepon Sara Xue. Mendengar bahwa Yesi Mo sudah sampai, Sara Xue merasa sedikit murung, “Padahal aku awalnya berencana untuk datang menjemputmu, ternyata kamu malah sudah sampai.”

“Aku tidak ingin merepotkanmu.” Yesi Mo kemudian bertanya tentang Rendy Mo dan Sara Xue menjawab sambil tersenyum, “Aku sudah membantumu untuk membuat janji pertemuan dengannya. Besok pagi jam 11 di kantor wakil direktur Perusahaan Mu, besok aku akan menemanimu pergi.”

Keesokan paginya saat Yesi Mo hendak keluar rumah, ia memperhatikan respon Didi terlebih dulu. Setelah melihat bahwa anaknya itu tidak menangis juga tidak bergelayut padanya, Yesi Mo baru bisa menghela napas lega.

Sesampainya di lantai bawah kantor Perusahaan Mu, Yesi Mo pun berjumpa dengan Sara Xue.

Resepsionis di lobi sudah mengetahui tentang jadwal pertemuan Sara Xue dengan Rendy Mu. Setelah memastikannya secara singkat, ia pun hendak mengantarkan mereka ke kantor Rendy Mu.

Sara Xue mengibaskan tangannya, “Tidak perlu, aku hapal tempat ini. Kami akan pergi sendiri.”

Sara Xue lalu menarik Yesi Mo masuk ke dalam lift dan naik ke lantai atas. Setelah lift sampai di lantai tertinggi, kedua orang itupun berjalan keluar secara beriringan.

Ketika Yesi Mo melihat papan nama ‘Kantor Wakil Direktur’, ternyata Sara Xue sama sekali tidak menghentikan langkahnya.

“Sara, kamu mau kemana?” tanya Yesi Mo sambil menariknya.

”Tentu saja melihat pertunjukan. Kamu tidak mau melihat akhir dari seorang Bella Lan?”Sara Xue menolehkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum. Yesi Mo menekuk bibirnya, “Lupakan saja, sekarang saatnya berbicara masalah bisnis.”

“Tenang saja, ini tidak akan menghalangi urusan kita.”

Sara Xue lalu menarik Yesi Mo ke arah sebuah ruang rapat besar yang berada di kejauhan.

Mereka baru saja sampai di depan pintu ketika pintu ruang rapat itu terbuka.

Bella Lan melangkah keluar dengan wajah yang penuh kebencian sambil diiringi dengan penjagaan dua orang pengawal. Begitu melihat Sara Xue yang berjalan di depan sambil menarik Yesi Mo, ia pun menggertakkan giginya dan menatap mereka berdua dengan garang, “Kenapa kesini? Mau menertawakanku?”

“Betul sekali. Aku datang untuk melihat detik-detik Perusahaan Mu menendangmu keluar.”

Sara Xue sengaja membuat Bella Lan kesal. Kulit wajah Bella Lan bergetar kuat dan ia tiba-tiba mengangkat tangannya dengan kasar hendak menampar Sara Xue. Ia tidak menyangka Sara Xue justru dapat menghindarinya, menyebabkannya hanya menampar udara kosong. Bella Lan terhuyung dan maju beberapa langkah ke depan. Ia berhenti tepat di hadapan Yesi Mo.

Melihat raut wajah Bella Lan yang begitu tidak enak dipandang di depan matanya, Yesi Mo pun mengernyitkan alisnya kuat-kuat. Ia tidak berani percaya bahwa ini adalah Bella Lan yang ia kenal.

“Yesi, tidak kusangka kamu masih berani muncul. Ternyata kamu masih memiliki waktu luang? Apa Stanley sudah ketemu?”

Walaupun Bella Lan sudah menyadari bahwa ada seorang wanita di belakang Sara Xue, namun karena Sara Xue menghalangi wajahnya, ia pun awalnya mengira bahwa wanita itu hanyalah asisten atau sekretaris Sara Xue. Bella Lan sama sekali tidak menyangka ternyata wanita itu adalah Yesi Mo. Ia pun spontan teringat akan pengalamannya yang bagaikan neraka setelah bertemu dengan Yesi Mo. Dalam pandangan Bella Lan, semua kejadian ini disebabkan oleh Yesi Mo sehingga rasa bencinya pada wanita itu sampai merasuk ke dalam tulang.

Ekspresi yang dtunjukkan mata Bella Lan benar-benar ganas seperti hendak makan orang. Yesi Mo mengerutkan dahinya sambil menatap Bella Lan lalu dengan ragu bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu?”

“Tentu saja aku tahu. Karena...” Bella Lan tertawa dingin, “Akulah yang menyuruh orang-orang itu untuk menculikmu dan anakmu!”

“Bella, dasar kamu orang jahanam. Mati saja kamu!”

Ketika Yesi Mo mengangkat tangannya hendak menampar Bella Lan, Bella Lan justru hanya diam dan bahkan tidak mengedip sedikitpun. Ia menatap lurus-lurus tangan Yesi Mo yang terangkat.

“Coba saja. Kalau kamu berani menyentuhku, aku jamin kamu tidak akan pernah melihat Stanley lagi. Siap-siap saja menjadi janda.” Bella Lan menatap Yesi Mo tanpa segan-segan, ekspresinya seolah sedang menghukum Yesi Mo.

Yesi Mo secara tidak sadar mencengkeram kerah baju Bella Lan, “Kamu tahu dimana Stanley? Cepat beritahu aku dimana ia!”

“Aku bersedia memberitahumu, asalkan kamu menampar wanita jalang itu sekali untukku lalu berlutut dan bersujud sebanyak tiga kali di hadapanku.” ujar Bella Lan sambil menunjuk Sara Xue dengan dengki.

Yesi Mo menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam. Ia lalu mengangguk perlahan, membuat raut wajah Bella Lan menjadi puas. Ia lalu menatap Sara Xue dengan niat jahat dan berujar, “Wanita brengsek, bukankah barusan kamu mau menamparku? Ini pembalasannya.”

Melihat Yesi Mo yang melangkah maju, raut wajah Sara Xue pun berubah. Ia tidak percaya Yesi Mo akan menyanggupi permintaan semacam itu dari Bella Lan.

Saat Sara Xue baru saja hendak menghentikan Yesi Mo, Yesi Mo yang sudah melangkah maju beberapa langkah pun mendadak berhenti. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan menampar wajah Bella Lan dengan keras, membuat wajah Bella Lan seketika langsung membengkak.

Bella Lan menatap Yesi Mo dengan tercengang. Ia sama sekali tidak berani mempercayai bahwa Yesi Mo ternyata bisa tidak memedulikan nasib hidup dan mati Stanley Yan yang berada dalam tangannya.

Apa ini adalah Yesi Mo yang sama dengan impresi dalam benaknya? Bagaimana mungkin ia bisa melakukan ini? Bagaimana mungkin ia berani melakukan ini?

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu