Unlimited Love - Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)

Stanley Yan pun meletakkan sendok dan garpunya setelah selesai berujar, kemudian bangkit berdiri dan berjalan keluar.

Barulah pada saat itu Vivian Luo menyadari kalau Stanley Yan benar-benar marah. Ia pun menjinjing tasnya dan langsung pergi mengejar.

Saat sampai di depan pintu, ternyata Stanley Yan sudah berjalan cukup jauh. Vivian Luo terus mengejar dan baru bisa terkejar saat sampai di tempat parkir. Ia mengutarakan permintaan maafnya dan dengan sikapnya yang tulus itu, Stanley Yan pun tidak lagi dapat marah padanya.

“Vivian, apa kamu tahu hal apa yang paling tidak aku suka?” Stanley Yan menatap Vivian Luo tanpa ekspresi apapun di wajahnya. Vivian Luo sedikit mengernyitkan alisnya, “Apa?”

” “Aku paling tidak suka orang lain mencampuri urusanku. Tadi...”

Belum juga Stanley Yan selesai melontarkan apa yang ingin ia katakan, Vivian Luo dengan segera menaikkan kepalan tangannya diatas kepala dan bersumpah, “Aku jamin lain kali tidak seperti ini.”

Stanley Yan mengangguk kemudian ia membuka pintu mobil dan mendesak Vivian Luo untuk naik. Sebelum ia menutup pintu mobil, ia berkata, “Kamu tunggu dulu sebentar di mobil, aku ada sedikit perlu jadi harus kembali sebentar.”

“Ada masalah apa?” Vivian Luo bertanya dengan penasaran. Stanley Yan tersenyum kecil, “Barusan aku pergi agak terlalu terburu-buru, ponselku tertinggal.”

“Perlu aku temani?” tanya Vivian Luo karena merasa tidak tenang. Tapi Stanley Yan menggeleng, “Tidak perlu, aku akan segera kembali.”

Stanley Yan kembali masuk ke dalam restoran, berlari ke arah meja yang tadi ia duduki dan mencari ponselnya disana. Tapi walaupun ia sudah mencari dengan seksama untuk waktu yang cukup lama, ia tak juga dapat menemukannya. Ia baru saja bermaksud untuk bertanya pada seorang pelayan apakah ia melihat ponselnya atau tidak, ketika seorang pelayan yang lain berlari menghampirinya.

“Tuan, apakah tuan mencari benda ini?”

Setelah melihat ponsel yang ada di tangan pelayan itu, Stanley Yan pun mengangguk dan mengambilnya. Setelah mengucapkan terima kasih, ia membalikkan tubuhnya untuk berjalan keluar. Saat itulah ia melihat di meja Yesi Mo dan Jennie Bai, hanya ada Yesi Mo yang menyantap makanannya sambil menundukkan kepalanya. Langkah kakinya terhenti seketika dan ia menghampiri wanita itu dengan langkah lebar-lebar.

“Presdir Mo.”

Yesi Mo mengangkat kepalanya dan menatap Stanley Yan dengan alis yang dikerutkan, “Tuan Lu, bukankah kamu barusan sudah pergi dengan Nona Vivian? Kenapa tiba-tiba kembali lagi?”

“Barusan ponselku tertinggal karena aku pergi terburu-buru, jadi aku kembali untuk mencarinya. Karena aku melihat Presdir Mo masih disini, aku sengaja datang untuk meminta maaf. Tadi Vivian agak tidak sopan, tolong jangan presdir masukkan dalam hati. Ia bersikap seperti itu juga untuk kebaikanku.”

Sikap Stanley Yan sangat tulus, ia bahkan membungkuk dengan sangat rendah.

Yesi Mo tersenyum dan menggeleng. “Apa yang Tuan Lu bicarakan, aku sangat mengerti perasaan Nona Vivian. Kalau aku berada di posisinya, aku juga akan melakukan hal yang sama demi pria yang aku cintai. Kamu sama sekali tidak perlu khawatir, aku tidak marah.”

“Terima kasih, Presdir Mo. Kalau tidak ada hal lainnya, aku...” Stanley Yan baru saja akan mengucapkan salam perpisahan ketika tiba-tiba terdengar suara pertengkaran sepasang pria dan wanita dari meja sebelah, diikuti dengan tumpahan semangkuk sup panas yang menuju tepat ke arah wajah Yesi Mo.

Yesi Mo ingin menghindar, namun sudah tidak keburu. Ia secara otomatis menjulurkan tangannya untuk menutup wajahnya dan bersiap menerima tumpahan sup panas.

Siapa sangka, ia malah tidak merasakan tersiram sesuatu yang panas setelah berlangsung cukup lama. Sebaliknya, Yesi Mo merasakan ada sesuatu yang seperti menekan bahunya. Dengan ragu Yesi Mo membuka matanya dan melihat Stanley Yan menggunakan kedua tangannya untuk mencengkeram bahunya. Sepertinya, setengah badannya ke atas menempel di kepala Yesi Mo.

Yesi Mo pun menengadah. Melihat Stanley Yan sedang sedikit menggerakkan kulit wajahnya, hati Yesi Mo pun tercekat, “Kamu... Barusan...”

“Presdir Mo, kamu baik-baik saja, bukan? Apakah ada yang tersiram kuah panas?” Stanley Yan mengernyit dan memperhatikan dengan seksama wajah serta tangan Yesi Mo. Rautnya saat menatap Yesi Mo terlihat sangat khawatir, membuat hati wanita itu tiba-tiba melompat tak karuan.

“Tidak... Aku tidak apa-apa...” Yesi Mo berusaha menggerakkan bahunya setelah berujar dan barulah kali ini Stanley Yan segera melepaskan cengkeraman tangannya. Ia pun berujar, “Maaf. Barusan keadaannya terlalu genting, jadi...”

“Tidak apa, terima kasih untuk barusan. Apakah kamu baik-baik saja?” Yesi Mo spontan bertanya.

“Tidak ada luka, tidak masalah. Kalau begitu, aku pamit dulu. Sampai jumpa.”

Selesai bicara, Stanley Yan mengangguk pada Yesi Mo. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi. Melihat kepulan uap yang masih mengebul dari sekujur tubuh pria itu membuat hati Yesi Mo merasa sedikit tidak nyaman. Ia ingin membuka mulut untuk menahannya dan membawanya ke rumah sakit untuk melihat apakah ada luka bakar atau tidak, namun kata-kata itu hanya sampai di ujung bibirnya dan kembali tertelan lagi.

Saat Stanley Yan keluar restoran, ia melihat mobilnya sudah terparkir di depan pintu restoran. Ia pun membuka daun pintu dan naik ke mobil.

Saat ini, Vivian Luo sedang duduk dengan kesal dan tidak senang hati. Stanley Yan seketika itu juga mengernyitkan alisnya dan bertanya, “Kamu kenapa? Apa terjadi masalah?”

“Felix, kalau bertemu dengan keadaan seperti yang barusan, apakah kamu juga akan melindungiku tanpa mempedulikan segalanya sama seperti kamu melindungi Yesi?”

Vivian Luo menatap lekat-lekat mata Stanley Yan, ia terlihat luar biasa serius.

“Tentu saja.” Stanley Yan mengangguk, lalu mengernyit, “Kamu melihat kejadian barusan?”

“Ya. Karena kamu tidak kunjung kembali, aku jadi sedikit khawatir dan menyuruh supir untuk menyetirkan mobilnya kesini. Kebetulan aku melihat kejadian saat kamu melindungi Yesi.” Saat berkata hal ini, tubuh Vivian Luo menguarkan aura cemburu, “Felix, kamu tahu tidak? Saat aku melihat kamu melindungi Yesi, aku sangat iri padanya. Aku sungguh berharap orang yang kamu lindungi itu adalah aku.”

“Hal bodoh apa yang kamu katakan ini?”

“Aku tidak mengatakan hal bodoh. Tadi dalam sesaat, aku merasakan sesuatu. Sebuah perasaan yang sangat kuat.” Vivian Luo mengatupkan bibirnya erat-erat, matanya tidak berhenti mengerjap.

“Perasaan apa?” tanya Stanley Yan penasaran sambil menanggalkan jasnya.

“Kamu bisa tidak mempedulikan segalanya demi melindungi Yesi supaya ia tidak sampai terluka sedikitpun. Bahkan walaupun kamu sampai harus mempertaruhkan nyawamu sendiri, kamu tidak akan menyesal. Felix, bukankah menurutmu perasaanku ini sangat aneh?”

“Tentu saja sangat aneh. Aku tidak pernah mengenalnya sebelumnya, jadi bagaimana mungkin aku tidak mempedulikan segalanya demi dirinya?”

Walaupun bibirnya berkata seperti itu, namun hati Stanley Yan malah setuju dengan kata-kata Vivian Luo.

Dalam kondisi yang barusan, ia seperti kerasukan setan dan langsung melindungi Yesi Mo dibawah tubuhnya. Bahkan walaupun ia tahu dengan jelas bahwa semangkuk sup itu sangat teramat panas, ia bahkan tidak ragu sedikitpun untuk bergerak maju. Bahkan sampai sekarang, punggungnya yang tersiram kuah panas masih terasa sakit menyelekit dan serasa terbakar.

“Sungguh?” Vivian Luo menatap Stanley Yan dengan tidak yakin lalu menghela pelan, “Felix, aku menyesal. Bagaimana kalau kamu tidak usah menjadi asistennya Yesi? Aku takut suatu hari nanti ia akan merebutmu dari sisiku, aku tidak bisa kehilanganmu.”

Selesai bicara, Vivian Luo pun langsung menghambur masuk ke dalam pelukan Stanley Yan dan mulai menangis tanpa suara...

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu